II
SUARA JUSTITIA
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PIMPINAN KOMISARIAT FAKULTAS HUKUM UMY
MENILIK REALITA :
KEMEROSOTAN KEBEBASAN
SIPIL DI INDONESIA // ASFA NAHARI
Karenanya, isu kebebasan sipil menjadi Penekanan hak sipil adalah bagaimana
masalah bersama yang masih harus negara melindungi kehidupan masyarakat
diperjuangkan secara terus-menerus oleh tanpa diskriminasi dan penindasan.
semua pihak, baik dari segi pemahaman Beberapa hak-hak sipil universal meliputi
teoritis, penajaman gagasan dan konsep, kebebasan berbicara, berpikir, dan
maupun intensifikasi dalam wilayah berekspresi, agama, serta pengadilan yang
advokasi legal dan perundang-undangan. adil dan tidak memihak. Kita bisa melihat
Oleh karena itu sangat diperlukannya upaya bahwa saat ini kita berhadapan dengan
untuk memulihkan dan melindungi lemahnya pelindungan kebebasan dan hak-
kebebasan sipil. Pusat Studi Hukum dan hak sipil di Indonesia. Serangan terhadap
Kebijaksanaan (PSHK) sebagai salah satu individu yang dianggap kritis dengan
lembaga aktif yang menjaga kebebasan sipil perspektif kritisnya dianggap merongrong
merupakan salah satu bentuk upaya dalam dan mencemarkan nama baik. Kritik
menangani dan melindungi kebebasan sipil. kemudian dihadapkan dengan
Selain itu, perlu ditekankan bahwa merawat pembungkaman terhadap suara rakyat. Hal
kebebasan sipil merupakan suatu hal yang ini membuat kita mempertanyakan kembali
sangat penting sebagai upaya dari esensi kritik sebagai bagian dari eksistensi
pemulihan. Perjuangan untuk menegakkan warga negara. Antikritik sudah menyebar di
prinsip kebebasan sipil di Indonesia kalangan pejabat yang seharusnya
sebenarnya tidak berangkat dari nol sama menyemai kewarasan berpikir. Kritik
sekali. Sebab, pada dasarnya, jaminan atas dianggap sebagai tabu dan direspons
kebebasan sipil di negeri ini sudah cukup dengan laporan ke kepolisian. Antikritik
kuat dan dijamin oleh UUD 1945. sudah mengakar kuat di kalangan pejabat.
Kritik harus dihadapi dengan respons
Individu sebagai warga negara dalam ruang dialogis tanpa perlu melaporkan ke
sipil memiliki kebebasan berpendapat dan kepolisian. Kritik konstruktif adalah cermin
kebebasan berekspresi, kebebasan dari menguatnya kebebasan sipil yang
berserikat, dan menyebarkan informasi. harus dihargai dan dikembangkan sebagai
Kebebasan sipil sudah dijamin dan sebagai mekanisme sosial dalam kebijakan publik.
bagian dari hak-hak sipil dan politik warga
negara yang wajib dihormati, dipenuhi, dan Kebebasan sipil di Indonesia mengalami
dilindungi negara. Selain itu, kebebasan banyak hambatan yang mengancam ruang
sipil juga dijamin dalam UU No. 12 tahun gerak publik untuk berserikat, berekspresi,
2005 tentang pengesahan International dan berpendapat. Ancaman dari
Covenant on Civil and Political Rights kriminalisasi, pelanggaran terhadap
(ICCPR) (Kovenan Internasional tentang kebebasan berekspresi, dan tentunya
Hak-hak Sipil dan Politik). Dengan melemahnya demokrasi menjadi tantangan
meratifikasi ICCPR tersebut, Indonesia utama. Upaya untuk memulihkan dan
berarti terikat untuk menjamin: kebebasan melindungi kebebasan sipil terus dilakukan
dan hak-hak sipil warga negara. Program oleh berbagai pihak terutama Lembaga
Kebebasan Sipil dan Kebebasan Politik Lembaga aktif yang menjaga kebebasan
berorientasi pada meningkatnya sipil. Pentingnya menjaga kebebasan sipil
pemahaman dan penghargaan publik pada sebagai bagian dari upaya pemulihan dan
kebebasan-kebebasan fundamental yang perlindungan menjadi kunci dalam menjaga
melekat pada setiap manusia dalam kebebasan sipil di Indonesia
kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
dan karenanya harus djamin oleh negara.
UU ITE disahkan pada tahun 2008 di bawah Masyarakat menjadi takut untuk bersuara
pemerintahan mantan presiden Susilo mengenai ketidakadilan di sekelilingnya dan
Bambang Yudhoyono dan sejak itu menjadi berteriak terhadap pelanggaran yang
ancaman paling signifikan terhadap dilakukan penguasa karena khawatir
kebebasan digital di Indonesia. Ketentuan dianggap penghinaan atau pencemaran
undang-undang yang melarang pencemaran nama baik. Pasal tersebut juga dianggap
nama baik secara online telah dijadikan sebagai pasal yang bertentangan dengan
senjata oleh berbagai aktor—politisi, hakikat kebebasan berpendapat yang
perusahaan, dan organisasi massa yang dijamin dalam pasal 28e ayat 3 UUD 1945
berpengaruh—namun pemerintah sendiri yang berbunyi “setiap orang berhak atas
baru-baru ini mulai menggunakan bagian kebebasan berserikat, berkumpul, dan 5
undang-undang ini sebagai alat politik mengeluarkan pendapat”. Keefektifan opsi
untuk menumbangkan kritik. Pesatnya merevisi substansi UU ITE kemudian harus
ekspansi internet di Indonesia telah dipertimbangkan kembali mengingat
menyebabkan maraknya pelanggaran beberapa pasal dalam UU tersebut sejatinya
online, seperti penipuan dan ujaran sudah berkali-kali diuji ulang melalui
kebencian, serta meningkatnya politisasi judicial review tepatnya tujuh kali dan telah
dalam bentuk protes online. Tantangan pula direvisi oleh DPR dengan UU Nomor 19
yang dihadapi kelompok masyarakat sipil Tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor 11
sangatlah sulit. Selain undang-undang Tahun 2008 tentang Informasi dan
dunia maya yang kejam dan troll pro- Transaksi Elektronik yang disahkan pada
pemerintah, ancaman signifikan lainnya tanggal 27 Oktober 2016 serta diundangkan
terhadap kebebasan online adalah dan ditetapkan pada tanggal 25 November
meningkatnya peretasan yang menargetkan 2016.
para aktivis. Para aktivis telah menyuarakan
kekhawatiran bahwa RUU tersebut akan Menghadapi kurangnya strategi yang tidak
semakin membatasi hak asasi manusia berkelanjutan, masyarakat sipil Indonesia
digital. perlu merancang pendekatan baru yang
efektif dalam menghadapi rezim yang
Dalam UU ITE terdapat pasal yang dianggap berteknologi tinggi dan menggunakan alat-
pasal karet karena digunakan untuk alat masa depan yang mencerminkan dan
mementingkan kepentingan sekelompok memperkuat otoritarianisme di masa lalu.
orang tertentu, hal yang dimaksud adalah Kelompok masyarakat sipil harus bersatu
Pasal 27 ayat 3 Undang Undang No. 11 tahun dan menggalang dukungan publik yang
2008 tentang Informasi dan Transaksi lebih besar, baik online maupun offline,
Elektronik yang dinilai problematik serta untuk melawan segala bentuk kontrol
menuai kontroversi bagi sebagian kalangan. internet (baik institusional maupun
Keluarnya undang-undang ini seharusnya teknologi), mendapatkan kembali kebebasan
menjadi penghalang bagi setiap orang yang mereka, dan mencegah ruang sipil untuk
hendak melakukan tindakan-tindakan di aktivisme digital semakin menyusut.
dunia maya apalagi bersifat penghinaan dan Sementara itu, para akademisi, intelektual,
pencemaran. Namun pada kenyataan, UU dan aktivis yang peduli harus memberikan
ITE telah direvisi ini juga masih tekanan pada pemerintah (termasuk
mengandung kritik yang berkaitan dengan parlemen) untuk memperbaiki catatan hak
pasal penghinaan dan/atau pencemaran asasi manusia di negara tersebut, dan
nama baik yang atur dalam pasal 27 ayat 3 mereka harus meminta penjelasan mengapa
UU ITE. Secara umum, baik sebelum direvisi pendekatan kebijakan garis keras di masa
maupun setelah direvisi, pasal 27 ayat 3 UU lalu harus diberikan peran dalam hal ini
ITE ini tetap dinilai tetap masih membatasi guna menentukan masa depan Indonesia.
kebebasan berpendapat .