Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR MEBET
Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJUT) Purwokerto
Telepon: 082221231861, Laman: ut-purwokerto@ut.ac.id

LEMBAR JAWAB TUGAS TUWEB 2


Tanggal: 05 Juni 2022

MATA KULIAH: PEMBELAJARAN PKN DI SD


KODE MATAKULIAH: PDGK4201

NO JAWABAN SKOR
1 Jelaskan perjalanan sejarah pengaturan HAM dalam konstitusi di Indonesia!

Jawab:

Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Undang-undang Dasar 1945 sebelum


diamandemen diatur sebagai hak dan kewajiban warga negara Republik Indonesia
yang didalamnya terkandung nilai-nilai Hak Asasi Manusia dan diatur dalam Pasal
27 sampai Pasal 34. Selain itu diatur juga dalam Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Setelah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945, terdapat
penmbahan pasal mengenai Hak Asasi Manusia, dimana Hak Asasi Manusia ini
harus dijamin oleh konstitusi.Penambahan tersebut dalam Undang0Undang Dasar
1945, yakni BAB XA tentang Hak Asasi Manusia dari Pasal 28A sampai Pasal 28J.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah diamandemen terdapat pembatasan
mengenai Hak Asasi Manusia yang terdapat dalam Pasal 28J. Selain itu, Pasal 28I
Undang-undang Dasar 1945 merupakan hambatan konstitusional bagi penegakan
Hak Asasi Manusia di Indonesia. Hal ini ditandai dengan dengan tidak diakuinya
asas berlaku surut bagi pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia yang
digolongkan terhadap kejahatan kemanusiaan.
Namun, ternyata setelah amandemen Undang-Undang Dasar 1945 terdapat
hak-hak asasi yang belum diatur oleh konstitusi, yaitu hak kebebasan pers, hak
perempuan, dan hak pekerja. Hak Asasi Manusia bukanlah hak yang mutlak, dalam
pelaksanaannya dibatasi oleh hak orang lain, moral, keamanan, dan ketertiban.
Dengan demikian, pelaksanaan hak asasi seseorang dan segenap elemen masyarakat
hendaknya dapat menghormati hak asasi orang lain yang diatur oleh Undang-undang
Dasar 1945.
Majelis Permusyawaratan Rakyat hendaknya dapat mengamandemen
kelima Undang-Undang Dasar 1945 dengan menambahkan hak-hak asasi manusia
yang lainnya, yakni hak kebebasan pers, hak perempuan, dan hak pekerja.
2 Jelaskan keterkaitan Hak Asasi Manusia dengan hukum!
Jawab:

Konsep kemanusiaan yang adil dan beradab sudah menjadi konsep


paten yang termuat dalam dasar negara Indonesia, yaitu tercantum dalam sila
ke-2 Pancasila. Pancasila selaku pedoman bagi Bangsa Indonesia harus
menjadi rujukan dalam penegakan hukum di Indonesia. Selain memiliki
relasi dengan Tuhannya, manusia juga memiliki relasi dengan sesama.
sebagai manusia yang hidup dengan berkemanusiaan yang beradab,
seharusnya manusia dipandang sebagai subjek, bukan objek. Beberapa
manusia yang tidak beradab seringkali melihat manusia lain sebagai objek,
padahal manusia bukan hanya sebatas raga, namun juga beserta jiwa telah
melekat pada manusia itu sendiri.
Pemahaman dan pengamalan dari sila kedua Pancasila ini masih
belum optimal di masyarakat. Maka seringkali aksi-aksi kejahatan masih
marak terjadi di Indonesia. Kondisi yang demikian, memerlukan hukum yang
kuat dalam mengadili. Jangan sampai pelanggaran HAM yang menimpa
rakyat sebagai korban, juga terjadi dalam proses berhukum. Untuk
mewujudkan hukum yang berkemanusiaan, maka diperlukan penegak hukum
yang Pancasilais dan mampu memanusiakan manusia. Penegak hukum
hendaknya tidak sebatas menjadi corong undang-undang dan tunduk pada
kekuasaan politik, namun harus memperjuangkan keadilan hukum yang
berkemanusiaan sehingga hukum mampu memperjuangkan kemanusiaan.
3 Jelaskan perkembangan HAM dari aspek ekonomi dalam hukum
internasional!
Jawab:

Pemahaman tentang HAM yang tertuang dalam Covenant on Civil


and Political Rights dan Covenat on Economics, Social, and Cultural Right
(1966) merupakan hasil kompromi antara ideologi Barat (liberalisme) yang
menitikberatkan pada hak-hak politik dengan ideologi Timur (komunisme)
yang menitikberatkan pada hak-hak ekonomi. Dalam HAM generasi kedua
ini terlihat adanya upaya penyelarasan antara hak individu (hak sipil dan
politik) dengan hak kolektif (hak ekonomi dan sosial) seperti hak untuk
kehidupan yang layak dan mendapatkan pendidikan. Juga dicantumkan hak
untuk mengatur kekayaan dan sumber-sumber nasional secara bebas
sebagaimana tercantum dalam kedua kovenan tersebut.
Namun demikian, adanya pembedaan hak sipil dan hak politik dengan
hak ekonomi dan sosial masih tetap menimbulkan persepsi yang berbeda-
beda mengenai apa yang merupakan pelanggaran HAM. Negara-negara Barat
berpendapat bahwa pelanggaran HAM hanya menyangkut pelanggaran hak
sipil dan hak politik saja, khususnya yang berkaitan dengan hak dan
kebebasan individu. Dilain pihak, negara-negara berkembang lebih
memprioritaskan hak pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya.
Pemahaman tentang Deklarasi Vienna 1993 yang merupakan
kompromi antara negara-negara Barat yang sudah maju dengan negara
negara berkembang. Yang baru dari genarasi ketiga ini yakni adanya
diperkenalkannya hak atas pembangunan, hak untuk memelihara suatu
kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu. Dalam konferensi Vienna
ini telah disepakati perlunya pendekatan berimbang dalam upaya pemajuan
dan perlindungan HAM.
Pada hakikatnya semua kategori HAM adalah bersifat universal,
saling tergantung, dan saling terkait. Masyarakat internasional sudah
seyogyanya memberlakukan HAM secara adil dan dengan cara yang sama,
berdasarkan persamaan derajat dan penekanan yang sama. Namun, perlu juga
disadari bahwa HAM yang dituangkan dalam berbagai deklarasi dan kovenan
yang sering dianggap bersifat universal, sebenarnya bukanlah sesuatu yang
bersifat final dan berlaku tanpa memperhatikan aspek ruang, waktu, cita-cita
negara, hukum, dan kepentingan negara yang bersangkutan. Maka itu,
banyak bermunculan deklarasi-deklarasi HAM yang baru mengoreksi
deklarasideklarasi HAM sebelumnya.
4 Jelaskan nilai-nilai HAM yang berkembang di dunia kontemporer sekarang
ini, mencakup bidang apa saja.
Jawab:
Nilai - nilai hak asasi manusia di Dunia KontemporerTerdapat dua
reaksi yang salah arah dalam memandang kontradiksi antara keseriusan usaha
perlindungan hak asasi manusia dengan kondisi nyata penegakan hak – hak
asasi di dunia. Reaksi pertama menyebabkan timbulnya rasa penderitaan
yang pasif dan mencari “ jalan keluar yang gampang”, sedangkan reaksi
kedua menyebakan timbulnya rasa percaya yang berlebihan dan suatu
harapan yang palsu bahwa hak – hak asasi manusia lambat laun akan menang
di sebabkan oleh nilai instriksiknya.Reaksi pertama dipicu oleh anggapan
tentang watak manusia yang memang jahat,saling membunuh (seperti
pertikaian antara Qabil dan Habil). Manusia bukan hanya memiliki watak
berani, tetapi juga rasional. Namun watak manusia yang berani kadang –
kadang mengesampingkan wataknya yang rasional, sehingga tidak jarang
perilakunya lepas kendali.Berbeda dengan reaksi pertama, reaksi kedua
memandang konsepsi hak – hak asasi manusia memiliki kekuatan instrnsik
yang menakjubkan. Hak asasi manusiaadalah sejenis agama baru yang
universal, sebuah agama yang yang nonmetafisik, tidak bersifat ukhrawi,
mengandalkan akidah sekuler, tanpa ibadah, dan diciptakan sesuai dengan
ukuran penduduk metropolis.Hak asai merupakan suatu bentuk dari hukum
alami bagi umat manusia, yakni terdapatnya sejumlah aturan yang dapat
mendisiplinkan dan menilai tingkah laku kita. Konsep nini disarikan dari
berbgai ideologi dan filsafat, ajaran agamadan pandangan dunia, dan
terlambang dengan negara - negara itu dalam suatu kode perilaku
internasional. Dengan demikian, konsep hak asasi tidak lain adalah komitmen
bangsa - bangsa di dunia tentang pentingnya penghormatan terhadap
sesamanya sebagai mana di isyaratkan berbagai ideologi, filsafat, dan agama
sebagai perbuatan luhur dan terpuji.Kendati demikian hak - hak asasi
manusia belum menjadi kriteria yang menentukan dalam pergaulan
internasional. sebuah negara yang dinilai telah melakukan pelanggaran
sistematis tehadap hak - hak asasi manusia masih bisa menandatangani
perjanjian internasional, mengirim sdan menerima duta besar bahkan menjadi
anggota PBB. namun kecaman dan pengecualian akan diarahkan kepada
negara yang melakukan pelanggaran tadi. Dengan demikian,kendati masih
diakui sebagai subjek masyarakat internasional, suatu negara yang
melakukan pelanggaran sistematis terhadap hak asasi manusia tidak lagi
dinilai sebagai subjek masyarakat internasional yang penuh, karena sebagai
subjek masyarakat internasional yang penuh, karena kebanyakan negara akan
menghindarai untuk berhubungan dengan mereka
5 Jelaskan beberapa pengertian di bawah ini:
a. Kejahatan tanpa korban (crimes without victims);
b. Kejahatan terorganisasi (organized crimes);
c. Kejahatan kerah putih (white collar crimes); dan
d. Kejahatan korporat (corporat crime).

Jawab:
Kejahatan ialah suatu bentuk perilaku atau tindakan yang menyimpang dan
mengakibatka timbulnya permasalahan sosial. Hal tersebut disebabkan oleh
perilaku tersebut tidak sesuai serta tidak dapat diterima norma serta nilai pada
masyarakat. Biasanya kejahatan bersifat merugikan serta merusak.
Adapun tipe-tipe kejahatan, antara lain:

a. Kejahatan tanpa korban, ialah suatu tindakan kejahatan dimana tidak


menyebabkan adanya korban namun menurut masyarakat tindakan
tersebut termasuk tindakan tercela. Contohnya adalah pemabuk,
tukang judi, serta pemakai narkoba.

b. Kejahatan terorganisasi, ialah suatu tindakan kejahatan yang memilki


tujuan tertentu, tidak spontan, dan sudah direncanakan atau dirancang
serta memiliki spesialisasi tertentu dalam melakukan tindakan
kejahatan tersebut. Contohnya adalah kasus balas dendam yang
terjadi pada lapas Cebongan yang dilakukan oleh Kopassus.

c. Kejahatan kerah putih, ialah suatu tindak kejahatan yang pelakunya


adalah orang yang terpandang atau orang yang memiliki status sosial
yang tinggi yang berada pada pekerjaan tertentu. Contohnya adalah
korupsi yang dilakukan pejabat negara.

d. Corporate crime, ialah suatu tindakan kejahatan yang memiliki tujuan


yaitu untuk menekan kerugian serta meningkatkan keuntungan,
pelakunya ialah organisasi formal. Contohnya adalah kasus first
travel.

Anda mungkin juga menyukai