Anda di halaman 1dari 80

PENGANTAR ILMU POLITIK

Konsep Demokrasi
&
Demokrasi Konstitusional
Topik Pembahasan

01 Konsep Demokrasi 02 Demokrasi Konstutisional


01
Konsep Demokrasi
请输入你的题目

PENGERTIAN KONSEP

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti; pengertian, gambaran mental dari objek,
proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan. Agar segala kegiatan berjalan dengan
sistematis dan lancar, dibutuhkan suatu perencanaan yang mudah dipahami dan dimengerti. Perencanaan
yang matang menambah kualitas dari kegiatan tersebut. Di dalam perencanaan kegiatan yang matang
tersebut terdapat suatu gagasan atau ide yang akan dilaksanakan atau dilakukan oleh kelompok maupun
individu tertentu, perencanaan tadi bisa berbentuk ke dalam sebuah peta konsep.

Pada dasarnya konsep merupakan abstraksi dari suatu gambaran ide, atau menurut Kant yang dikutip
oleh Harifudin Cawidu yaitu gambaran yang bersifat umum atau abstrak tentang sesuatu. Fungsi dari
konsep sangat beragam, akan tetapi pada umumnya konsep memiliki fungsi yaitu mempermudah seseorang
dalam memahami suatu hal. Karena sifat konsep sendiri adalah mudah dimengerti, serta mudah dipahami.
01
Konsep Menurut Ahli :
请输入你的题目

1. Soedjadi, mengartikan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang abstrak untuk
melakukan penggolongan yang nantinya akan dinyatakan kedalam suatu istilah
tertentu.

2. Bahri, konsep adalah suatu perwakilan dari banyak objek yang memiliki ciri-ciri
sama serta memiliki gambaran yang abstrak.

3. Singarimbun dan Efendi, konsep adalah suatu generalisasi dari beberapa kelompok
yang memiliki fenomena tertentu sehingga dapat digunakan untuk penggambaran
fenomena lain dalam hal yang sama.
01
Pengertian Demokrasi
请输入你的题目

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratein yang berarti pemerintahan
yang secara literer bermakna pemerintahan rakyat. Adapun secara harfiah, makna demokrasi
adalah pemerintahan negara oleh rakyat atau pemerintah oleh rakyat untuk rakyat. Artinya,
bahwa rakyat memerintah dengan perantara wakil-wakilnya dan kemauan rakyat yang harus
ditaati. Pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan negara yang dilakukan oleh rakyat dan
untuk rakyat. Namun, arti istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern
telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi pada
banyak negara. Demokrasi bertujuan mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara)
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
01

Demokrasi Menurut Ahli :


请输入你的题目

1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai


keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan
cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.

2. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-keputusan pemerintahan


yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang
diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi merupakan suatu system pemerintahan
dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka diwilayah public
oleh warga Negara, yang bertindak secara 3 tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama
dengan para wakil mereka yang telah terpilih.
(Syarif Hidayatullah, 2000:161)

Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.
01
请输入你的题目

Seperti yang kita ketahui, konsep demokrasi sudah berkembang sejak 200 tahun yang lalu.
Konsep ini telah diperkenalkan oleh Plato dan Aristosteles dengan isyarat untuk penuh hati-hati pada saat
hendak menggunakan konsep demokrasi ini. Menurut mereka, demokrasi itu memiliki dua sisi yang sangat
berbeda. Disatu sisi sangat baik, namun disisi lain juga dapat menjadi sangat kejam.
 
Mungkin Indonesia menjadi salah satu penganut sistem demokrasi yang telah merasakan secara
nyata  apa yang di khawatirkan oleh Plato dan Aristosteles. Konsep demokrasi sangat mendewakan
kebebasan, sehingga pada akhirnya nanti tidak mustahil dapat menimbulkan anarki. Oleh sebab itu, yang
diperlukan disini adalah bagaimana mekanisme yang paling tepat untuk mengontrol konsep demokrasi yang
ada pada saat ini.
 
Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat dipandang
sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk mewujudkan suatu kehidupan berkelompok yang sesuai
dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan.
 
    Nilai-nilai filsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan sila-sila
pancasila. Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan. Merupakan konsekuensi
dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.(Gaffar,2012:13)
01
Komponen - Komponen Penegak Demokrasi :
请输入你的题目

1. Negara Hukum 2. Masyarakat Madani


Konsepsi Negara hukum mengandung Masyarakat madani dengan cirinya sebagai
pengertian bahwa Negara memberikan masyarakat terbuka, masyarakat yang bebas dari
perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara, masrakat
pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak yang berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter
memihak serta penjaminan hak asasi manusia. merupakan bagian yang integral dalam menegakkan
Istilah hukum di Indonesia dapat ditemukan demokrasi. Selain itu masyarakat madani merupakan
dalam penjelasan UUD 1945 bahwa “Negara elemen yang signifikan dalam membangun demokrasi
Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo
hukum dan bukan berdasarkan atas kekuasaan wignyosoebroto, Adi Suryadi Culla, Muhammad AS.
belaka”. Hikam, Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris sebagai
Adapun ciri-ciri sebagai berikut: prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat penting
a. Adanya perlindungan HAM. bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi
b. Adannya supremasi hukum dan masyarakat secara aktif dalam proses-proses
penyelenggaraan pemerintah. pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Negara
c. Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara. atau pemerintahan.
d. Adanya lembaga peradilan yang bebas dan
mandiri.
01
3. Infrastruktur politik 4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
请输入你的题目

Infrastruktur politik yang terdiri dari partai Sebagai institusi penegak


politik, kelompok gerakan, dan kelompok
demokrasi, pres mempunyai peran yang
penrkanan. Partai politik adalah struktur
kelembagaan politik yang anggota-anggotanya sangat strategis. Salah satu peranan
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang strategis pres adalah sebagai penyedia
sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan informasi bagi masyarakat yang
merebut kedudukan politik dalam mewujudkan berkaitan dengan kehidupan kenegaraan
kebijakan-kebijakannya. dan pemerintahan maupun masalah yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh
kelompok gerakan dan kelompok penekanan ( Syarif Hidayatullah, 2000:183)
merupakan perwujutan adanya kebebasan
berorganisasi, kebebasan menyampaikan pendapat
dan melakukan oposisi terhadap Negara dan
pemerintahan.
01
Prinsip - Prinsip Demokrasi :
请输入你的题目

Prinsip demokrasi dan prasyarat berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi
Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang
kemudian dikenal dengan “soko guru demokrasi”. Menurut Almadudi, prinsip demokrasi adalah :
 
1. Kedaulatan rakyat.
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
3. Kekuasaan Mayoritas.
4. Hak-hak minoritas.
5. Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM).
6. Pemilihan yang adil, bebas, dan jujur.
7. Persamaan di depan hukum.
8. Proses hukum yang wajar.
9. Pembatasan pemerintah secara kontitusional.
10. Pluralisme ekonomi, politik, dan sosial.
11. Nilai-nilai toleransi, pragtisme, kerja sama, dan mufakat.
01 Menurut Kencana Prinsip-prinsip Demokrasi
sebagai berikut : 5. Adanya peradilan bebas
Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit)
请输入你的题目

dalam peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat harus


bebas dari pengaruh eksekutif , sehingga keluarga pejabat
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power) pemerintah itu sendiri dapat diproses di pengadilan dan dapat
Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan (power) diputuskan hukumannya dengan adil.
dipisahkan atau dibagi-bagi antara pembuatan undang-undang dengan pelaksanaan  
6. Adanya pengakuan hak minoritas
undang-undang, agar terjadi pengawasan atau control ( checking power with
Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada
power)
pengakuan baik terhadap agama yang minoritas penganutnya atau
  terhadap golongan ekonomi lemah seperti pedagang kaki lima.
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )  
Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau anggota- 7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum
anggota perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri diperlukan Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka
pemilihan umum yang jujur adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh lembaga (machtsstaat), maka hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi.
independen. Dengan demikian warga Negara sama kedudukannya di depan
hukum dan lembaga peradilan. (Hendra Nurtjahyo,2006:72)
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka  
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu 8. Adanya pers yang bebas
keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud bila Secara konseptual kebebasan pers akan mememunculkan
manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan , menerapkan akuntabilitas pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin
public. tegaknya demokrasi, per situ sendiri harus bebas menyuarakan hati
nurani rakyat, baik penyampaian kritik terhadap kebijakan dan
 
pelaksanaan pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat public
4. Adanya kebebasan individu
juga dalam penyampaian informasi pembangunan lainnya. Informasi
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap
yang disampaikan pers hendaknya didukung oleh akurasi data.
lapisan masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan kebebasan
(Henry Subiakto,2012:144).
mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Apabila mahasiswa,
wartawan, aktivis partai resmi yang bersuara lantang lalu diciduk , hal ini sama
sekali tidak demokratis.
.
01
9. Adanya multi partai politik 12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat
politik, system demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai absolutism, yaitu kekuasaan yang tidak terbatas, maka
请输入你的题目

politik bebas dan mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan pemerintah harus berdasarkan atas system konstitusi (hukum
masyarakat untuk disampaikan kepada Negara atau pemerintahan. Dalam dasar). Karena konstitusi sebagai aturan dasar dalam
alam demokrasi, partai politik berkompetisi dalam pemilu untuk mendapat
penyelenggaraan Negara.
dukungan mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang mendapat suara dan
 
dukungan mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas Partai
13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
politik yang mendapat dukungan mayoritas berkesempatan memimpin
pemerintahan , sedangkan partai politik yang mendapat dukungan Untuk terciptanya system demokratis dalam
minoritas berada dalam parlemen atau diluar parlemen sebagai kelompok kehidupan kenegaraan, diperlukan adanya ketentuan tentang
oposisi ( penyeimbang ) pemerintah, sehingga akan timbul check and pendemokrasian yaitu UndangUndang Dasar suatu Negara
balance. mesti tercantumkan secara tertulis ,bahwa kedaulatannya berada
  di tangan rakyat.
10. Adanya musyawarah  
Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya 14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan Untuk terciptanya manajemen dan organisasi
dengan musyawarah atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan dan pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan (accountable)
intimidasi apalagi dengan kekerasan senjata. Dengan demikian dalam dalam mencapai tujuan nasional yaitu kesejahteraan masyarakat
system demokrasi konflik baik vertical mupun konflik horizontal bukan seutuhnya dan kemerdekaan secara damai, mutlak dibutuhkan
sesuatu yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan adanya pengawasan terhadap jalannya danpengaturan
dengan damai.
administrasi public itu sendiri.
 
11. Adanya persetujuan parlemen
Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif terutama
pengambilan keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan
orang banyak, dalam Negara demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih
dahulu dari pihak legislative dan refresentasi rakyat. Sehingga segala
kebijakan dan keputusan eksekutif dapat dikontrol oleh pihak legislative.
 
01
Bentuk Demokrasi dalam Pemerintahan Negara
请输入你的题目

Ada dua bentuk demokrasi dalam 2. Pemerintahan Republik


sebuah pemerintahan negara, yaitu : Pemerintahan Republik, berasal dari bahasa latin RES yang artinya
pemerintahan dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan
1. Pemerintahan Monarki sebagai pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.
Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki  
konstitusional, monarki parlementer). Monarki berasal Menurut John Locke, kekuasaan pemerintahan negara dipisahkan menjadi
dari bahasa Yunani. Monos yang artinya Satu dan tiga, yaitu:
Archein artinya Pemerintah, jadi dapat di artikan sebagai  
sejenis pemerintahan dalam suatu negara yang di pimpin 1. Kekuasaan Legislatif (kekuasaan untuk membuat undang-undang yang
oleh satu orang (raja). dijalankan oleh parlemen).
  2. Kekuasaan Eksekutif (kekuasaan untuk menjalankan undang-undang yang
Monarki dibagi ke dalam 3 jenis yaitu : dijalankan oleh pemerintahan).
  3. Kekuasaan Federatif (kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai dan
1. Monarki Mutlak : Monarki yang bentuk tindakan-tindakan lainnya dengan luar negeri).
pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja  
dan bentuk kekuasaannya tidak terbatas.     Sedangkan Kekuasaan Yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari kekuasaan
2. Monarki Konstitusional : Monarki yang bentuk eksekutif.
pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja  
namun kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi. Kemudian menurut Montesque (Trias Politica) menyatakan bahwa kekuasaan
3. Monarki Parlementer : Monarki yang bentuk negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang berbeda-
pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja bedadan terpisah satu sama lainnya (independent/berdiri sendiri) yaitu :
namun kekuasaannya yang tertinggi berada ditangan  
parlemen. 4. Badan Legislatif : Kekuasaan membuat undang-undang.
5. Badan Eksekutif : Kekuasaan menjalankan undang-undang.
6. Badan Yudikatif : Kekuasaan untuk mengawasi jalannya pelaksanaan undang-
undang. (Gaffar,2012:23)
01
Klasifikasi Sistem Pemerintahan
 
请输入你的题目

Dalam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian,


yaitu sistem multi partai (polyparty system), sistem dua partai (biparty
system), dan sistem satu partai (monoparty system). Sistem pengisian
jabatan dilakukaan oleh pemegang kekuasaan negara, hubungan antar
pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekutif dan legislatif.
 
Mengenai model sistem pemerintahan negara, ada empat macam,
yaitu :
 
1. Sistem pemerintahan diktator (borjuis dan proletar).
2. Sistem pemerintahan parlementer.
3. Sistem pemerintahan presidensial, dan
4. Sistem pemerintahan campuran.
01
Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis
请输入你的题目

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan yang demokratis dalam


suatu Negara sebagai berikut :
 
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik secara langsung atau perwakilan.
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam
segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga
negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat.
01
Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia
请输入你的题目

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan yaitu tahapan pra kemerdekaan dan tahapan
pasca kemerdekaan. Seperti dikemukakan oleh Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat dikaitan dengan gagasan
kedaulatan rakyat ( penulis menyebut gagasan demokrasi ) di wilayah nusantara ini terutama yang terjadi di pedesaan. Dengan
demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi sebenarnya telah dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu potensi
tumbuhnya alam demokrasi sangat besar.

Demokrasi periode 1945-1959


Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer. Sistem demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah
kemerdekaan diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat
berjalan secara memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan yang dapat digalang selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor
dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
 
Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system parlementer dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala
Negara konstitusional ( constitutional head ) beserta mentri-mentrinya yang mempunyai tanggung jawab politik.
 
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya perdebatan yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota parlemen
dari partai yang berbeda. Karena seperti diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era multi partai. Era multi partai diikuti oleh adanya alam
kebebasan ( tumbuhnya paham liberalisme) yang tumbuh pada periode ini.
 
Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar
1945. Keluarnya Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi presiden terhadap parlemen. Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa
demokrasi berdasarkan system parlemen berakhir.
 
01 Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden, terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik pemerintahan, pada periode ini telah
请输入你的题目

banyak melakukan distorsi terhadap praktik demokrasi.

Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno, yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai
demokrasi. Demokrasi terpimpin Soekarno sebenarnya bukan system demokrasi yang sebenarnya melainkan sebagai suatu bentuk
otoriterian. Karena itu pada periode ini sebenarnya alam dan iklim demokrasi tidak muncu, karena yang sebenarnya terjadi dalam
praktik pemerintahan adalah rezim pemerintah sentralistik otoriter Soekarno. Demokrasi terpimpin ala Soekarno berakhir dengan
lahirnya Gerakan 30 September 1965 yang didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).

Demokrasi periode 1965-1998


Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30 september yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode
ini adalah Pancasila, Undang Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat 10 yang mendasari kelahiran periode ini adalah
ingin mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
secara murni dan konsekuen.
 
Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada
tatanan praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi
kehidupan berdemokrasi. Seperti dikatakan oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ; dominan peranan ABRI,
Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur tangan
pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan public, Masa mengambang, Monolitisasi idologi Negara, Inkorporasi lembaga
nonpemerintahan. Tujuan cir tersebut menjadikan hubungan Negara versus masyarakat secara berhadap-hadapan dan subordinat,
dimana Negara atau pemerintah sangat mendominasi. Dengan demikian kejadian pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi juga
terjadi dalam demokrasi Pancasila pada masa rezim Soeharto.
01
Demokrasi 1988-sekarang dengan sistem Demokrasi Pancasila (Orde
Reformasi )
请输入你的题目

Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang
berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara. Demokrasi yang
dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi dengan mendasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan
peraturanperaturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran lembagalembaga
tinggi Negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan , dan tata hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif , legislatif, dan yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan
terbentuknya DPR-MPR hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil 11
presiden serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dalam perkembangannya,
pemerintah fokus pada pembagian kekuasaan antar Presiden dan Parpol dalam DPR,
sehingga rakyat diabaikan.

( Maulana Arafat,2018:50 )
01
Demokrasi Konstutisional
请输入你的题目

Secara historis, ide tentang demokrasi konstitusional lahir dari gerakan revolusioner yang
panjang di amerika dalam mempertahankan kemerdekaan masyarakat melawan aristokrasi. Gerakan
tersebut ingin memperjuangkan kesetaraan, baik dilevel personal maupun komunal. Pada manusia
diciptakan setara dan setiap manusia memiliki kemampuan dasar yang sama. Sedangkan pada level
komunal, mereka mengklaim bahwa masyarakat harus menjadi organisasi yang mandiri (self-
governing). Dengan kata lain mereka mempertahankan gagasan agar setiap

Gagasan perihal konsep demokrasi konstitusional muncul sebagai bentuk perkembangan


paradigma negara modern yang menjadikan konstitusi sebagai pengawal sistem demokrasi. Demokrasi
menempatkan prinsip one man, one vote, one value yang pada akhirnya mengarahkan suatu keputusan
dinilai secara kuantitatif dan menjadi lebih berpihak pada kehendak mayoritas. Demokrasi yang ideal
merupakan rasionalisasi dari perwujudan prinsip prinsip umum yangmencakup setiap kehendak umum
seluruh masyarakat. Disinilah peranan konstitusi untuk memberikan jaminan atas perwujudan nilai-nilai
tersebut dengan cara membatasi mekanisme demokrasi secara hukum guna melindungi hak-hak seluruh
warga negaranya. (Gaffar,2012:184)
01
Jimly Asshiddiqie berpendapat perihal demokrasi konstitusional (constitutional democracy)
merupakan suatu sistem dimana pelaksanaan kedaulatan rakyat diselenggarakan menurut prosedur
请输入你的题目

konstitusional yang ditetapkan dalam hukum dan konstitusi. Demokrasi konstitusional menempatkan
bagaimana adanya suatu upaya dalam mewujudkan konsensus di antara kedaulatan rakyat (demokrasi)
dan kedaulatan hukum (nomokrasi), sebagai suatu dua hal yang dianggap disharmoni namun melekat
antara satu dan yang lain dalam pencapaian tujuan negara yang melindungi masyarakat plural (plural
society). (Asshiddidqie,2010:58)

Bart Hassel dan Piotr Hofmanski sebagaimana dikutip oleh I Dewa Gede Atmadja merinci
empat ciri khas yang menjadi dasar dari konsep demokrasi konstitusional sebagai berikut:

1. Undang-undang yang mempengaruhi kedudukan warga Negara dibentuk oleh parlemen yang
dipilih secara demokratis
2. Mencegah perilaku sewenang-wenang dari pemerintah
3. Peradilan yang bebas dalam menerapkan hukum pidana dan menguji peraturan perundang-
undangan dan tindakan pemerintah
4. Unsur material rule of law yakni perlindungan HAM, terutama kebebasan berbicara,
kebebasan pers, dan kebebasan berserikat dan berkumpul. (Atmadja,2012:92)
 
01
  Definisi konstitusionalisme menurut Carl. J. Friedrich sebagaimana dikutip oleh Jimly Asshiddiqie
adalah―an institutionalized system of effective, regularized restraints upon governmental action. Persoalan yang
dianggap terpenting dalam setiap konstitusi adalah pengaturan mengenai pengawasan atau pembatasan terhadap
请输入你的题目

kekuasaan pemerintah. Paham konstitusionalisme menentukan adanya suatu sistem yang melembaga dan mampu
membatasi tindakan-tindakan dari pemerintah secara efektif oleh hukum, dalam hal ini melalui konstitusi Lebih
lanjut Carl. J. Friedrich memberikan dua pandangan konkret yang menjelaskan bagaimana pembatasan
kekuasaan tersebut dapat dilakukan, yakni melalui pembagian kekuasaan (distribution of power) dan adanya
konsensus atau kesepakatan umum di antara masyarakat.Perihal cara yang pertama, bahwa pembatasan kekuasaan
negara di dalam paham konstitusionalisme merupakan kristalisasi dari konsep pemisahan kekuasaan. .
(Atmadja,2012:18)
Baron de Montesquieu memisahkan kekuasaan menjadi tiga (Trias Politica), yaitu:

1. kekuasaan legislatif (membentuk undang-undang);


2. kekuasaan eksekutif (menjalankan undang-undang);
3. kekuasaan yudisial (mengadili atas pelanggaran undang-undang).

Kemudian untuk faktor kedua perihal adanya konsensus dari masyarakat. bahwa terdapat tiga aspek
yang menjamin tegaknya prinsip konstitusionalisme. yaitu :

1. kesepakatan tentang tujuan dan penerimaan tentang falsafah negara;


2. kesepakatan tentang negara hukum sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan;
3. kesepakatan tentang bentuk-bentuk institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan tersebut.
(Atmadja,2012:19)
01

Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa pelaksanaan demokrasi konstitusional erat berkaitan


请输入你的题目

dengan har`monisasi demokrasi dan nomokrasi penyelenggaraan suatu negara. Janedjri M. Gaffar
mengklasifikasikan secara konkret tiga bentuk pelaksanaan demokrasi konstitusional. yaitu :

1. adanya penataan hubungan antar lembaga negara; terkait dengan aspek pencapaian tujuan negara
demokrasi dan hukum serta perihal pembatasan kekuasaan dengan menghindari adanya akumulasi
kekuasaan yang dapat menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan (melalui pemisahan kekuasaan dan
check and balances).
2. adanya proses legislasi; terkait dengan pembuatan hukum secara demokratis yang memperhatikan
aspirasi masyarakat. serta perwujudan dari cita benegara, cita demokrasi, dan cita hukum dalam
konstitusi.
3. adanya judicial review; terkait dengan jaminan perwujudan demokrasi dan nomokrasi guna menegakkan
supremasi konstitusi melalui pengujian konstitusionalitas suatu peraturan perundang-undangan.
(Gaffar,2012:13)

Dari paparan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa demokrasi konstitusional menempatkan paham
konstitusionalisme di dalam kerangka pembentuknya, dimana hak-hak warga negara hanya dapat dijamin apabila
kekuasaan pemerintah dapat dibatasi secara hukum sehingga tidak dapat bertindak secara sewenang-wenang.
Hukum yang dibuat, dalam arti undang-undang, wajib dibentuk oleh lembaga perwakilan yang dipilih secara
demokratis oleh rakyat.
01
Keberadaan konstitusi dan perundang-undangan menjadi esensial dalam rangka memberikan
jaminan tersebut dan masyarakat dapat mempertahankan setiap hakhaknya. Penegakan akan supremasi
请输入你的题目

konstitusi menjadi penting dan adanya sarana hukum untuk menguji perundangan-undangan terhadap
undangundang dasar merupakan langkah yuridis sebagai kesatuan dari proses legislasi yang demokratis.
(Asshiddiqie,2010,:93)

Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga
negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum dalam konstitusi; maka dari itu
sering disebut pemerintah berdasarkan konstitusi (constitutional government). Jadi, constitutional
government sama dengan limited government atau restrained government.

Gagasan bahwa kekuasaan pemerintah perlu dibatasi pernah dirumuskan oleh seorang ahli
sejarah Inggris, Lord Acton, dengan mengingat bahwa pemerintahan selalu diselenggarakan oleh
manusia dan bahwa pada manusia itu tanpa kecuali melekat banyak kelemahan. Dalilnya yang kemudian
menjadi termasyhur berbunyi sebagai berikut: “Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk
menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan tak terbatas pasti akan
menyalahgunakannya secara tak terbatas pula (Power tends corrupt, but absolute power corrupts
absolutely).
01
Pasal 1 ayat (2) UUD 45 mengatakan: ”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”. Prinsip ini sesuai dengan norma dasar dalam Pembukaan UUD
请输入你的题目

1945 alinea keempat, “Maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD
negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat…“, dan juga Pancasila, khususnya sila ke-4.

Prinsip ini berbeda sekali dengan rumusan lama Pasal 1 ayat (2) UUD 45: “Kedaulatan
berada ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.” MPR
dipahami sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, penyandang hati-nurani rakyat. Rumusan
lama itu adalah rumusan paham kedaulatan negara.

Dari penjelasan Prof. Dr. Soepomo, ketua Panitia Kecil yang merumuskan pasal dan ayat
UUD 45 (lama), dapat disimpulkan bahwa paham itu mempunyai kesamaan dengan paham totaliter
Nazi Jerman dan Kokutei Jepang. Dalam pidato dihadapan sidang BPU-PKI tanggal 31 Mei 1945
antara lain mengatakan: “…inilah idee totaliter, idee integralistik dari bangsa Indonesia, yang
berwujud juga dalam susunan tata negaranya yang asli.” Selain itu beliau juga mengatakan: “…aliran
pikiran nasional sosialis ialah prinsip persatuan antara pimpinan dan rakyat dan persatuan dalam
negara seluruhnya cocok dengan aliran pikiran ketimuran”.
01
Pada dasarnya paham itu menghilangkan kedaulatan rakyat dan mensubordinasikan orang-per-orang ke
bawah kepentingan bersama yang diwakili oleh negara. Yang ada dan yang penting adalah kepentingan bersama.
Paham ini kemudian ditegakkan dengan mengorganisasikan negara sebagai sebuah keluarga besar yang
请输入你的题目

mempersatukan pimpinan dengan rakyatnya. Dengan pendekatan itu kedaulatan rakyat telah pupus dan diganti
dengan kedaulatan negara.

Rumusan baru Pasal 1 ayat (2) UUD 45 mengembalikan pesan Pembukaan UUD 45 bahwa negara
Indonesia itu berkedaulatan rakyat. Ia dilaksanakan menurut UUD 45, menurut ketentuan-ketentuan konstitusi.
Karena itu demokrasi kita adalah demokrasi konstitusional dan Indonesia adalah negara hukum. UUD tidak lagi
sekedar simbol, melainkan adalah hukum tertinggi yang harus dipatuhi semua pihak. Setiap peraturan
perundang-undangan harus taat kepada konsitusi.

INGAT
• Pasal 1:2 UUD 1945 setelah amandemen (“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
UUD”) sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 dan mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat
Indonesia.
• Pasal 1:2 UUD 1945 sebelum amandemen (“Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR.”) tidak sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 dan mengarah kepada Kedaulatan
• Demokrasi di Indonesia adalah Demokrasi Konstitusional dimana Demokrasi yang dilaksanakan harus
dikawal oleh konstitusi (UUD).
• Negara Indonesia adalah negara hukum dimana UUD adalah hukum tertinggi sehingga setiap peraturan
perundang-undangan harus menaatinya.
01
Pada waktu demokrasi konstitusional muncul sebagai suatu program dan sistem politik yang konkret, yaitu pada
akhir abad ke-19, dianggap bahwa pembatasan atas kekuasaan negara sebaiknya diselenggarakan dengan suatu konstitusi
tertulis, yang dengan tegas menjamin hak-hak asasi dari warga negara. Di samping itu, kekuasaan dibagi sedemikian rupa
请输入你的题目

sehingga kesempatan penyalahgunaan diperkecil, yaitu dengan cara menyerahkannya kepada beberapa orang ataubadan dan
tidak memusatkan kekuasaan pemerintahan dalam tangan satu orang atau satu badan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini
terkenal dengan istilah Negara Hukum (Rechtsstaat) dan Rule of Law.

Biarpun demokrasi baru pada akhir abad ke-19 mencapai wujud yang konkret, tetapi ia sebenarnya sudah mulai
berkembang di Eropa Barat dalam abad ke-15 dan ke-1. Maka dari itu, wajah demokrasi abad ke-19 menonjolkan beberapa
asas yang dengan susah payah telah dimenangkannya, seperti misalnya kebebasan manusia terhadap segala bentuk kekangan
dan kekuasaan sewenang-wenang baik di bidang agama maupun di bidang pemikiran serta di bidang politik. Jaminan terhadap
hak-hak asasi manusia dianggap paling penting. Dalam rangka ini negara hanya dapat dilihat manfaatnya sebagai Penjaga
Malam (Nachtwachtersstaat) yang hanya dibenarkan campur tangan dalam kehidupan rakyatnya dalam batas-batas yang sangat
sempit. (Miriam Budiardjo,2007:107)

Tetapi demokrasi tidak merupakan sesuatu yang statis, dan dalam abad ke-20, terutama sesudah Perang Dunia II,
negara demokratis telah melepaskan pandangan bahwa peranan negara hanya terbatas pada mengurus kepentingan bersama.
Sekarang dianggap bahwa negara turut bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karena itu harus aktif berusaha untuk
menaikkan taraf kehidupan warga negaranya. Gagasan ini dituang dalam konsep mengenai Negara Kesejahteraan (Welfare
State) atau Social Service State. Demokrasi dalam abad ke-20 tidak lagi membatasi diri pada aspek politik saja seperti dalam
abad ke-19, tetapi meluas mencakup juga segi-segi ekonomi sehingga demokrasi menjadi demokrasi ekonomi. Perkembangan
ini telah terjadi secara pragmatis sebagai hasil dari usaha mengatasi tantangantantangan yang dihadapi dalam abad ke-20. Lagi
pula perkembangan ini telah terlaksana secara evolusioner.
01
Sejarah dan Perkembangan Demokrasi Konstitusional di Indonesia
请输入你的题目

Pada permulaan pertumbuhannya demokrasi telah mencakup beberapa asas dan nilai yang diwariskan kepadanya dari
masa yang lampau, yaitu gagasan mengenai demokrasi dari kebudayaan Yunani Kuno dan gagasan mengenai kebebasan
beragama yang dihasilkan oleh aliran Reformasi serta perang-perang agama yang menyusulnya. Demokrasi Sistem demokrasi
yang terdapat di negara-kota (city­state) Yunani Kuno (abad ke-sampai abad ke-3 S.M.) merupakan demokrasi langsung (direct
democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara
langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung dari demokrasi Yunani
dapat diselenggarakan secara efektif karena berlangsung dalam kondisi yang sederhana, wilayahnya terbatas (negara terdiri
dari kota dan daerah sekitarnya) serta jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam satu negara-kota). Lagi pula,
ketentuan-ketentuan demokrasi hanya berlaku untuk warga negara yang resmi, yang hanya merupakan bagian kecil saja dari
penduduk. Untuk mayoritas yang terdiri atas budak belian dan pedagang asing demokrasi tidak berlaku. Dalam negara modern
demokrasi tidak lagi bersifat langsung, tetapi merupakan demokrasi berdasarkan perwakilan (representative democracy).
Gagasan demokrasi Yunani boleh dikatakan hilang dari muka dunia Barat waktu bangsa Romawi, yang sedikit banyak masih
kenal kebudayaan Yunani, dikalahkan oleh suku bangsa.

Eropa Barat dan benua Eropa memasuki Abad Pertengahan (00-1400). Masyarakat Abad Pertengahan dicirikan oleh
struktur sosial yang feodal (hubungan antara vassal dan lord); yang kehidupan sosial serta spiritualnya dikuasai oleh Paus dan
pejabat-pejabat agama lainnya; yang kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antara para bangsawan satu
sama lain. Dilihat dari sudut perkembangan demokrasi Abad Pertengahan menghasilkan suatu dokumen yang penting, yaitu
Magna Charta (Piagam Besar) (1215). Magna Charta merupakan semi kontrak antara beberapa bangsawan dan Raja John dari
Inggris di mana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan menjamin beberapa hak
dan privileges dari bawahannya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan perang dan sebagainya. Biarpun
piagam ini lahir dalam suasana feodal dan tidak berlaku untuk rakyat jelata, namun dianggap sebagai tonggak dalam
perkembangan gagasan demokrasi. (Miriam Budiardjo,2007:109)
01 Sebelum Abad Pertengahan berakhir dan Magna Charta Dasar-Dasar Ilmu Politik pada permulaan abad ke-1di Eropa
Barat muncul negara-negara nasional (national state) dalam bentuk yang modern. Eropa Barat mengalami beberapa perubahan
sosial dan kultural yang mempersiapkan jalan untuk memasuki zaman yang lebih modern di mana akal dapat memerdekakan diri
dari pembatasan-pembatasannya. Dua kejadian ini ialah Renaissance (1350-1150) yang terutama berpengaruh di Eropa Selatan
请输入你的题目

seperti Italia, dan Reformasi (1500-1150) yang mendapat banyak pengikutnya di Eropa Utara, seperti di Jerman dan Swiss.

Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat kepada kesusastraan dan kebudayaan Yunani Kuno yang
selama Abad Pertengahan telah disisihkan. Aliran ini membelokkan perhatian yang tadinya sematamata diarahkan kepada tulisan-
tulisan keagamaan ke arah soal-soal keduniawian dan mengakibatkan timbulnya pandangan-pandangan baru. Reformasi serta
perang-perang agama yang menyusul akhirnya menyebabkan manusia berhasil melepaskan diri dari penguasaan Gereja, baik di
bidang spiritual dalam bentuk dogma, maupun di bidang sosial dan politik. Hasil dari pergumulan ini ialah timbulnya gagasan
mengenai perlunya ada kebebasan beragama serta ada garis pemisah yang tegas antara soal-soal agama dan soal-soal keduniawian,
khususnya di bidang pemerintahan. Ini dinamakan ‘Pemisahan antara Gereja dan Negara’. Kedua aliran pikiran yang tersebut di
atas mempersiapkan orang Eropa Barat untuk, dalam masa 150-1800, menyelami masa Aufkl rung (Abad Pemikiran) beserta
Rasionalisme, suatu aliran pikiran yang ingin memerdekakan pikiran manusia dari batas-batas yang ditentukan oleh Gereja dan
mendasarkan pemikiran atas akal (ratio) semata-mata. Kebebasan berpikir membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang
politik.

Timbullah gagasan bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak boleh diselewengkan oleh raja dan
mengakibatkan dilontarkannya kecaman-kecaman terhadap raja, yang menurut pola yang sudah lazim pada masa itu mempunyai
kekuasaan tak terbatas.

Monarki-monarki absolut ini telah muncul dalam masa 1500-1700, sesudah berakhirnya Abad Pertengahan. Raja-raja
absolut menganggap dirinya berhak atas takhtanya berdasarkan konsep Hak Suci Raja (Divine Right of Kings). Raja-raja yang
terkenal di Spanyol ialah Isabella dan Ferdinand (1479- 1511 ), di Prancis raja-raja Bourbon dan sebagainya. Kecaman-kecaman
yang dilontarkan terhadap gagasan absolutisme mendapat dukungan kuat dari golongan menengah (middle class) yang mulai
berpengaruh berkat majunya kedudukan ekonomi serta mutu pendidikannya.
01
Pendobrakan terhadap kedudukan raja-raja absolut ini didasarkan atas suatu teori rasionalistis yang
umumnya dikenal sebagai social contract (kontrak sosial). Salah satu asas dari gagasan kontrak sosial ialah bahwa
dunia dikuasai oleh hukum yang timbul dari alam (nature) yang mengandung prinsip-prinsip keadilan yang
请输入你的题目

universal; artinya berlaku untuk semua waktu serta semua manusia, apakah ia raja, bangsawan, atau rakyat jelata.
Hukum ini dinamakan Hukum Alam (Natural Law, ius naturale). Unsur universalisme inilah yang diterapkan pada
masalah-masalah politik. Teori kontrak sosial beranggapan bahwa hubungan antara raja dan rakyat didasari oleh
suatu kontrak yang ketentuan-ketentuannya mengikat kedua belah pihak. Kontrak sosial menentukan di satu pihak
bahwa raja diberi kekuasaan oleh rakyat untuk menyelenggarakan penertiban dan menciptakan suasana di mana
rakyat dapat menikmati hak-hak alamnya (natural rights) dengan aman. (Miriam Budiardjo,2007:108)

Di pihak lain rakyat akan menaati pemerintahan raja asal hak-hak alam itu terjamin. Pada hakikatnya
teori-teori kontrak sosial merupakan usaha untuk mendobrak dasar dari pemerintahan absolut dan menetapkan
hak-hak politik rakyat. Filsuf-ilsuf yang mencetuskan gagasan ini antara lain John Locke dari Inggris (1132-1704)
dan Montesquieu dari Prancis (1189-1755). Menurut John Locke hak-hak politik mencakup hak atas hidup, hak
atas kebebasan, dan hak untuk mempunyai milik (life, liberty and property). Montesquieu mencoba menyusun
suatu sistem yang dapat menjamin hak-hak politik itu, yang kemudian dikenal dengan istilah Trias Politika. Ide-
ide bahwa manusia mempunyai hak-hak politik menimbulkan revolusi Prancis pada akhir abad ke 18, serta
Revolusi Amerika melawan Inggris.

Sebagai akibat dari pergolakan tersebut, maka pada akhir abad ke-19 gagasan mengenai demokrasi
mendapat wujud yang konkret sebagai program dan sistem politik. Demokrasi pada tahap ini semata-mata bersifat
politis dan mendasarkan dirinya atas asas-asas kemerdekaan individu, John Locke Dasar-Dasar Ilmu Politik
kesamaan hak (equal rights), serta hak pilih untuk semua warga negara (universal sufrage).
01 Dalam beberapa tahun terakhir, MPR RI memperingati salah satu hari penting dalam perkembangan sejarah
ketatanegaraan Indonesia, yaitu Hari Konstitusi. Penanggalan yang dipilih untuk memperingati Hari Konstitusi ialah 18 Agustus.
Jika melacak sejarah perkembangan konstitusi, pilihan pada 18 Agustus didasarkan pertimbangan: konstitusi yang berlaku pada saat
ini, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ditetapkan pendiri negara dalam sidang Panitia Persiapan
请输入你的题目

Kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus 1945. Dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan sampai 71 tahun merdeka pula, selain
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), pernah pula berlaku Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (1949-1950) dan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (1950-1959). Bahkan, sekalipun konstitusi yang didesain pendiri
bangsa telah diubah empat kali oleh MPR pada 1999-2002, pilihan 18 Agustus sebagai Hari Konstitusi memiliki akar dan nilai
historis yang kuat karena sekaligus menggambarkan ketersambungan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan konstitusi
yang berlaku sekarang. Karena itu, di tengah suasana memperingati Hari Konstitusi, pada tempatnya direnungkan desain konstitusi
(UUD 1945) membangun praktik 'konstitusionalisme' dan 'demokrasi konstitusional'. Sebagaimana dinukilkan Cass R Sunstein
dalam Designing Democracy, What Constitution Do (2001), tujuan utama membentuk konstitusi ialah untuk menciptakan prakondisi
bernegara yang mampu menjadikan kehidupan berdemokrasi berjalan secara baik (to create the preconditions for a well-functioning
democratic order). Karena itu, salah satu bentuk keberhasilan membentuk konstitusi ialah membangun konstitusionalisme dan
demokrasi konstitusional. Konstitusionalisme dan demokrasi konstitusional Secara sederhana, konstitusionalisme ialah paham
penyelenggaraan negara, yaitu adanya pembatasan kekuasaan di antara cabang-cabang kekuasaan negara. Pembatasan itu kemudian
melahirkan konsep checks and balances di antara lembaga negara. Tak hanya itu, pembatasan juga dibangun dalam desain adanya
jaminan terhadap hak-hak dasar warga negara. Dalam penyelenggaraannya, jaminan terhadap hak dasar warga negara sekaligus
menimbulkan kewajiban melindungi hak-hak dasar tersebut. Ihwal hubungan di antara cabang-cabang kekuasaan negara, konstitusi
harus dapat membuat desain sedemikian rupa agar relasi di antaranya tidak menimbulkan penumpukan kuasa pada salah satu cabang
kekuasaan negara. Desain hubungan yang seimbang akan menjadi kunci dalam membangun relasi di antara lembaga negara. Bila
desain bernegara dibangun dengan wewenang atau kuasa yang lebih besar terhadap lembaga tertentu, relasi yang terbangun tak
mungkin mewujudkan mekanisme checks and balances dalam pengertian yang sesungguhnya. Sementara itu, demokrasi
konstitusional ialah pemerintahan yang kekuasaan politik dan kekuasaan pemerintah dibatasi konstitusi atau undang-undang dasar .
(Miriam Budiardjo,2008)
01 Demokrasi konstitusional merupakan gagasan bahwa pemerintahan demokratis ialah pemerintah yang terbatas kekuasaannya. Pandangan demikian
sejalan dengan tujuan dibentuknya konstitusi sebagai langkah konkret melakukan pembatasan kekuasaan. Bagaimanapun, kekuasaan yang tanpa pembatasan akan
cenderung diselewengkan atau disalahgunakan. Desain konstitusi yang baik harus mampu mencegah penumpukan kuasa di tangan satu lembaga. Dalam batas
penalaran yang wajar, penumpukan kekuasaan pada satu cabang atau lembaga negara tertentu potensial menghadirkan penyalahgunaan kekuasaan. Ihwal ini, Lord
请输入你的题目

Acton mengingatkan kekuasaan cenderung disalahgunakan, semakin memupuk kekuasaan di satu tangan atau lembaga absolut maka penyalahgunaannya akan
makin absolut pula (power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely). Pandangan Lord Acton tersebut menjadi postulat yang meniscayakan
pentingnya pembatasan kekuasaan. Dalam pengertian itu, gagasan pembatasan kuasa bergerak dinamis di tengah putaran demokrasi konstitusional. Terkait dengan
penjelasan di atas, dalam teori hukum tata negara, kehadiran konstitusi tidak hanya membatasi cabang kekuasaan dalam negara, tetapi juga untuk mengatur
bagaimana keseimbangan relasi di antara lembaga-lembaga negara. Desain yang menuju pada keseimbangan itu dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan
kekuasaan di satu lembaga negara saja. Tidak hanya dalam praktik kenegaraan Barat, ide dan demokrasi konstitusional bergerak sejalan dengan perkembangan
sejarah Indonesia. Perdebatan ketika merumuskan UUD 1945, misalnya, merupakan bentuk nyata pencarian dan perumusan ide awal negara demokrasi
konstitusional Indonesia. Hasil perubahan Terlepas dari segala perdebatan di sekitar hasil perubahan UUD 1945, hukum dasar yang berlaku sekarang telah
menghasilkan desain baru dalam relasi antarlembaga negara. Rancang bangun yang paling menonjol antara lain diubahnya kuasa MPR sebagai lembaga tertinggi
negara. Sebelum perubahan, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Sekarang, daulat tetap di tangan rakyat tetapi dilaksanakan
menurut UUD. Dengan perubahan itu, MPR tidak lagi berada di puncak piramida kekuasaan negara sehingga tidak dimungkinkan membuat desain lembaga-
lembaga negara bertanggung jawab ke MPR. Sekalipun bukan lembaga tertinggi negara, MPR masih memiliki kewenangan tertentu yang dilaksanakan untuk
kebutuhan tertentu pula. Berdasarkan UUD 1945 hasil perubahan, hanya MPR-lah yang dapat melakukan perubahan formal terhadap UUD 1945. Selain itu, MPR
dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden sesuai dengan ujung proses yang ditentukan Pasal 7B UUD 1945. Begitu pula dalam hal kekosongan
jabatan wakil presiden, MPR memilih penggantinya. Sama halnya bila presiden dan wakil presiden berhenti, diberhentikan, dan tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatan secara bersamaan, MPR menyelenggarakan sidang untuk mengisi kekosongan tersebut. Karena wewenang MPR lebih pada
kondisi tertentu, desain pembatasan kuasa di antara lembaga negara lebih fokus kepada pemegang kuasa legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam kuasa legislatif,
UUD 1945 menentukan DPR memiliki fungsi-fungsi konstitusional dan menentukan hak-hak konstitusional anggota DPR. Bila fungsi dan hak anggota tersebut
dilaksanakan dengan baik, checks and balances antara DPR dan pemegang kuasa eksekutif (presiden) bisa terlaksana dengan baik. Pasal 20 ayat (2) dan (3) UUD
1945 yang menghendaki pembahasan dan persetujuan bersama presiden dan DPR bagi setiap rancangan undang-undang, misalnya, telah memberikan horizon baru
dalam fungsi legislasi. Sekalipun masih terus berupaya menemukan formula yang tepat penggunaan 'pembahasan dan persetujuan bersama' dalam pembentukan
undang-undang, hingga saat ini ketentuan Pasal 20 ayat (2) dan (3) mampu mewadahi keinginan presiden dan DPR dalam membentuk undang-undang. Ihwal ini,
studi Djayadi Hanan (2014) menunjukkan pengaturan Pasal 20 ayat (2) dan (3) berhasil menjembatani hubungan DPR dan presiden dalam proses legislasi.
Konsekuensi pengaturan tersebut, bilamana dalam penyelenggaraan terdapat kualitas undang-undang yang tidak memadai atau penyelesaian undang-undang
berada di bawah target program legislasi nasional, pihak yang bertanggung jawab ialah presiden dan DPR. Begitu pula dengan hak-hak konstitusional anggota
DPR, penggunaannya pun memberikan ruang bagi semua anggota DPR, misalnya melakukan pengawasan atas penyelengaraan roda pemerintah yang dilakukan
eksekutif. Sampai sejauh ini, hampir tidak pernah ada agenda eksekutif yang lepas dari pengawasan anggota DPR. Karena itu, eksekutif tak bisa 'bergerak' bebas
tanpa pengawasan anggota DPR. (Miriam Budiardjo,2007:111)
01
Pengalaman setelah perubahan UUD 1945 jelas jauh berbeda dengan bentangan empiris pada saat
penyelenggaraan pemerintah, misalnya ketika era Orde Baru. Tidak hanya antara pemegang kuasa eksekutif dan pemegang kuasa
legislatif, pemegang kuasa yudikatif juga dapat melakukan penilaian terhadap kerja legislasi dilakukan pembentuk undang-
请输入你的题目

undang. Ihwal ini, dengan merujuk ketentuan Pasal 24C UUD 1945, konstitusionalitas undang-undang yang dihasilkan presiden
dan DPR (termasuk yang melibatkan DPD) bisa dinilai Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam hal terdapat undang-undang yang
bertentangan dengan konstitusi, MK diberi wewenang untuk menyatakannya tidak memiliki kekuatan mengikat. Dengan
pengaturan kewenangan MK sebagai salah pemegang kekuasaan kehakiman tersebut, pembentuk undang-undang menjadi lebih
berhati-hati. Momentum evaluasi Secara akademik, hampir semua hasil penelitian yang terkait dengan UUD 1945
pascaperubahan menyimpulkan bahwa substansi konstitusi lebih demokratis bila dibandingkan dengan sebelum perubahan.
Namun, sejumlah kajian akademik pun sampai pada kesimpulan bahwa masih terdapat beberapa substansi yang memerlukan
kajian komprehensif. Misalnya di ranah segitiga DPR-DPD-MPR, UUD 1945 hasil perubahan masih menyisakan persoalan. Di
antara persoalan memerlukan 'perhatian' berkaitan dengan posisi DPD yang tidak determinan ihwal relasi pemegang kekuasaan
legislatif. Sekiranya posisi DPD bisa dioptimalkan sehingga bisa terbangun mekanisme checks and balances di internal lembaga
legislatif. Begitu pula dengan MPR, sebagai lembaga yang yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD, posisi dan peran
ideal MPR harus ditempat secara tepat, misalnya dengan substansi hasil perubahan menjadi tidak tepat memosisikan MPR
sebgaimana dalam UUD 1945 sebelum perubahan. Pemikiran yang mengarah atau menghendaki MPR sebagaimana posisi
sebelum perubahan UUD 1945 sulit tertampung dari desain dan pengaturan setelah perubahan. Artinya, menggerakkan MPR
kembali berada di puncak piramida semua lembaga negara jelas tak sejalan dengan keinginan pengubah UUD 1945 dan
demokrasi presidensial yang disepakati. Karena itu, jikalau hendak mulai memikirkan ke arah perubahan, harusnya sejalan
dengan ide konstitusionalisme dan demokrasi konstitusional yang ada dalam konstitusi. Bergerak ke arah yang berbeda sangat
mungkin menghadirkan rangkaian anomali dalam praktik penyelenggaraan negara. Dalam konteks itu, peringatan Hari Konstitusi
yang berlangsung setiap tahun dapat dijadikan sebagai momentum untuk menilai dan mendiskusikan masalah dan praktik
konstitusi setelah perubahan. Kalau akhirnya hasil dari semua proses tersebut akan bermuara para perubahan konstitusi,
prosesnya harus dilakukan secara terencana, matang, hati-hati, dan parstisipatif dari semua komponen bangsa.
01 Demokrasi Konstitusional Abad ke-19

Negara Hukum Klasik Sebagai akibat dari keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak politik itu secara efektif timbullah
请输入你的题目

gagasan bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintah ialah dengan suatu konstitusi, apakah ia bersifat naskah
(written constitution) atau tak bersifat naskah (unwritten constitution).

Konstitusi itu menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga
kekuasaan eksekutif diimbangi oleh kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga hukum. Gagasan ini dinamakan konstitutionalisme
(constitutionalism), sedangkan negara yang menganut gagasan ini dinamakan Constitutional State atau Rechtsstaat.

Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah merupakan Suatu kumpulan aktivitas
yang diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi yang tunduk kepada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk memberi jaminan
bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah
(a set of activities organized and operated on behalf of the people but subject to a series of restraints which attempt to ensure that the
power which is needed for such governance is not abused by those who are called upon to do the governing).

Pembatasan yang dimaksud termaksud dalam undang-undang dasar. Di dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi atau
undangundang dasar tidak hanya merupakan suatu dokumen yang mencerminkan pembagian kekuasaan di antara lembaga-lembaga
kenegaraan (seperti antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif) atau yang hanya merupakan suatu anatomy of a power relationship,
yang dapat diubah atau diganti kalau power relationship itu sudah berubah (Pandangan ini antara lain dianut di Uni Soviet yang
menolak gagasan konstitusionalisme). Tetapi dalam gagasan konsti- tusionalisme undang-undang dasar dipandang sebagai suatu
lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak, dan di pihak lain
menjamin hak-hak asasi warga negaranya. Undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus
dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan dalil: Pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh
manusia (Government by laws, not by men).
01 Pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 gagasan mengenai perlunya pembatasan
mendapat perumusan yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant
(1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon
请输入你的题目

seperti A. V. Dicey memakai istilah Rule of Law. Oleh Stahl disebut empat Unsur Rechtsstaat dalam
arti klasik, yaitu:

1. Hak-hak manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu (di negara-negara Eropa
Kontinental biasanya disebut Trias Politika)
3. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheid van bestuur)
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan. (Miriam Budiardjo,2007:110)

Unsur-unsur Rule of Law dalam arti yang klasik, seperti yang dikemukakan oleh A. V. Dicey
dalam Introduction to the Law of the Constitution mencakup:

a. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang
(absence of arbitrary power), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalau melanggar
hukum.
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law). Dalil ini berlaku baik
untuk orang biasa, maupun untuk pejabat.
c. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang lain oleh undang-undang dasar) serta
01
请输入你的题目

Bahwa perumusan-perumusan ini hanya bersifat yuridis dan hanya menyangkut


bidang hukum saja dan itu pun dalam batas-batas yang agak sempit tidaklah mengherankan.
Sebab kedua perumusan itu dirumuskan dalam suasana yang masih dikuasai oleh gagasan
bahwa negara dan pemerintahan hendaknya tidak campur tangan dalam urusan warga
negaranya, kecuali dalam hal yang menyangkut kepentingan umum, seperti misalnya bencana
alam, hubungan luar negeri, dan pertahanan negara. Aliran pikiran ini disebut Liberalisme dan
dirumuskan dalam dalil: Pemerintahan yang paling sedikit adalah yang paling baik (The least
government is the best government), atau dengan istilah Belanda staatsonthouding. Negara
dalam pandangan ini dianggap sebagai Negara Penjaga Malam (Nachtwachterstaat) yang
sangat sempit ruang geraknya, tidak hanya di bidang politik, tetapi terutama di bidang
ekonomi. Kegiatan di bidang ekonomi dikuasai oleh dalil laissez faire, laissez passez, yang
berarti bahwa kalau manusia dibiarkan mengurus kepentingan ekonominya masing-masing,
maka dengan sendirinya keadaan ekonomi seluruh negara akan sehat. Negara hanya
mempunyai tugas pasif, yakni baru bertindak apabila hak-hak manusia dilanggar atau
ketertiban dan keamanan umum terancam. Konsepsi negara hukum tersebut adalah sempit,
maka dari itu sering disebut ”Negara Hukum Klasik”.
01 Demokrasi Konstitusional Abad ke-20: Rule of Law yang Dinamis
Dalam abad ke-20, terutama sesudah Perang Dunia II, telah terjadi perubahan perubahan sosial dan
请输入你的题目

ekonomi yang sangat besar. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya
kecaman terhadap ekses-ekses dalam industrialisasi dan sistem kapitalis; tersebarnya faham sosialisme yang
menginginkan pembagian kekayaan secara merata serta kemenangan dari beberapa partai sosialis di Eropa, seperti
di Swedia dan Norwegia, dan pengaruh aliran ekonomi yang dipelopori ahli ekonomi Inggris John Maynard
Keynes (1883-194).

Gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga negara baik di bidang sosial
maupun di bidang ekonomi (staatsonthouding dan laissez faire) lambat laun berubah menjadi gagasan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi
dan sosial.

Dewasa ini dianggap bahwa demokrasi harus meluas mencakup dimensi ekonomi dengan suatu sistem
yang menguasai kekuatan-kekuatan ekonomi dan yang berusaha memperkecil perbedaan sosial dan ekonomi,
terutama perbedaan-perbedaan yang timbul dari distribusi kekayaan yang tidak merata. Negara semacam ini
dinamakan negara kesejahteraan (welfare state) atau negara yang memberi pelayanan kepada masyarakat (social
service state).

Pada dewasa ini negara-negara modern mengatur soal-soal pajak, upah minimum, pensiun, pendidikan
umum, asuransi, mencegah atau mengurangi pengangguran dan kemelaratan serta timbulnya perusahaanperusahaan
raksasa (anti­trust), dan mengatur ekonomi sedemikian rupa sehingga tidak diganggu oleh depresi dan krisis
01
Sesuai dengan perubahan dalam jalan pikiran ini, perumusan yuridis mengenai negara hukum klasik
seperti yang diajukan oleh A. V. Dicey dan Immanuel Kant pada abad ke-19 juga ditinjau kembali dan
dirumuskan kembali sesuai dengan tuntutan abad ke-20, terutama sesudah Perang Dunia II. International
请输入你的题目

Commission of Jurists yang merupakan suatu organisasi ahli hukum internasional dalam konferensinya di Bangkok
tahun 1915 memperluas konsep mengenai Rule of Law, dan menekankan apa yang dinamakannya the dynamic
aspects of the Rule of Law in the modern age. Dianggap bahwa, di samping hak-hak politik, hak-hak sosial dan
ekonomi juga harus diakui dan dipelihara, dalam arti bahwa harus dibentuk standar-standar dasar sosial dan
ekonomi. Penyelesaian soal kelaparan, kemiskinan, dan pengangguran merupakan syarat agar supaya Rule of Law
dapat berjalan dengan baik. Pemerintah mempunyai tugas untuk mengadakan pembangunan ekonomi, sedangkan
nasionalisasi dan land reform sering perlu diadakan, dan tidak bertentangan dengan Rule of Law. Untuk bisa
menyelenggarakan ini perlu ada kekuasaan administratif yang cukup kuat. Diakui bahwa terutama di negara-negara
baru untuk dapat mencapai keuntungan-keuntungan ekonomi dan sosial bagi individu, beberapa tindakan campur
tangan dalam hak-hak individu menjadi tak terelakkan lagi. Hanya saja, campur tangan semacam itu tidak boleh
lebih dari yang semestinya diperlukan dan harus tunduk pada jaminan-jaminan yang diberikan oleh Rule of Law.
(Miriam Budiardjo,2007:111)

Dikemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of
Law ialah:
1) Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain menjamin hak-hak individu, harus
menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial tribunals).
3) Pemilihan umum yang bebas.
4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5) Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi
01
Jelas bahwa konsep dinamis mengenai Rule of Law dibanding dengan perumusan abad ke-19 sudah jauh
berbeda. Kecenderungan dari pihak eksekutif untuk menyelenggarakan tugas yang jauh lebih banyak dan intensif
daripada dulu dalam masa Nachtwachterstaat telah diakui keperluannya. Di samping merumuskan gagasan Rule of
请输入你的题目

Law dalam rangka perkembangan baru, timbul juga kecenderungan untuk memberi perumusan mengenai
demokrasi sebagai sistem politik. Menurut International Commission of Jurists dalam konferensinya di Bangkok,
perumusan yang paling umum mengenai sistem politik yang demokratis adalah: ”Suatu bentuk pemerintahan di
mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil
yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas
(a form of government where the citizens exercise the same right (the right to make political decisions), but through
representatives chosen by them and responsible to them through the process of free elections). Ini dinamakan
”demokrasi berdasarkan perwakilan” (representative democracy).

Oleh Commission of Jurists juga disebut suatu variasi dari demokrasi berdasarkan perwakilan yang
mengutamakan terjaminnya hak-hak asasi golongan minoritas terhadap mayoritas ini dinamakan demokrasi dengan
hak-hak asasi yang terlindung (democracy with entrenched fundamental rights). Menurut perumusan Commission
of Jurists dalam sistem ini kekuasaan di tangan mayoritas diselenggarakan di dalam suatu rangka legal pembatasan
konstitusional yang dimaksud untuk menjamin bahwa asas dan hak fundamental tertentu tidak tergantung pada
suatu mayoritas yang tidak tetap atau yang tidak wajar (powers in the hands of the majority are exercised within a
legal framework of constitutional restraints designed to guarantee that certain basic principles and basic rights are
not at the mercy of a transient or erratic but simple majority). Dengan demikian hak-hak asasi golongan minoritas
tetap terjamin.
01
Henry B. Mayo dalam buku Uraian-uraian di samping
Introduction to Democratic Theory memberi
请输入你的题目

menonjolkan asas-asas demokrasi


deinisi sebagai berikut: sebagai sistem politik. Di samping
itu dianggap bahwa demokrasi tidak
“Sistem politik yang demokratis ialah
hanya merupakan suatu sistem
di mana kebijaksanaan umum ditentukan atas
dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi
pemerintahan, tetapi juga suatu
secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan- gaya hidup serta tata masyarakat
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip tertentu, yang karena itu juga
kesamaan politik dan diselenggarakan dalam mengandung unsur-unsur moral.
suasana terjaminnya kebebasan politik (A
democratic political system is one in which
public policies are made on a majority basis, by
representatives subject to efective popular
control at periodic elections which are
conducted on the principle of political equality
and under conditions of political freedom).
(Miriam Budiardjo,2007:112):
01
Dalam rangka itu dapat dikatakan bahwa demokrasi didasari oleh beberapa nilai (values). Henry B. Mayo
telah mencoba untuk merinci nilai-nilai ini, dengan catatan bahwa perincian ini tidak berarti bahwa setiap masyarakat
demokratis menganut semua nilai yang dirinci itu, tetapi tergantung pada perkembangan sejarah serta budaya politik
请输入你的题目

masing-masing. Di bawah ini diutarakan beberapa nilai yang dirumuskan oleh Henry B. Mayo :

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga (institutionalized peaceful settlement of conlict).
Dalam setiap masyarakat terdapat peselisihan pendapat serta kepentingan, yang dalam alam demokrasi dianggap
wajar untuk diperjuangkan. Perselisihanperselisihan ini harus dapat diselesaikan melalui perundingan serta dialog
terbuka dalam usaha untuk mencapai kompromi, konsensus atau mufakat. Kalau golongan-golongan yang
berkepentingan tidak mampu mencapai kompromi, maka ada bahaya bahwa keadaan semacam ini akan
mengundang kekuatan-kekuatan dari luar untuk campur tangan dan memaksakan dengan kekerasan tercapainya
kompromi atau mufakat. Dalam rangka ini dapat dikatakan bahwa setiap pemerintah mempergunakan persuasi
(persuasion) serta paksaan (coercion). Dalam beberapa negara perbedaan antara dukungan yang dipaksakan dan
dukungan yang diberikan secara sukarela hanya terletak dalam intensitas dari pemakaian paksaan dan persuasi tadi.
Intensitas ini dapat diukur dengan misalnya memerhatikan betapa sering kekuasaan dipakai, saluran apa yang
tersedia untuk memengaruhi orang lain atau untuk mengadakan perundingan dan dialog.

2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah (peaceful
change in a changing society). Dalam setiap masyarakat yang memodernisasikan diri terjadi perubahan
sosial, yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti misalnya majunya teknologi, perubahan-perubahan dalam
pola kepadatan penduduk, dalam pola-pola perdagangan, dan sebagainya. Pemerintah harus dapat
menyesuaikan kebijaksanaannya dengan perubahan- perubahan ini, dan sedapat mungkin membinanya
jangan sampai tidak terkendalikan lagi. Sebab kalau hal ini terjadi, ada kemungkinan sistem demokratis
tidak dapat berjalan, sehingga timbul sistem diktator
01
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur (orderly succession of rulers). Pergantian atas dasar
keturunan, atau dengan jalan mengangkat diri sendiri, atau pun melalui coup d’etat, dianggap tidak wajar
dalam suatu demokrasi.
请输入你的题目

4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum (minimum of coercion). Golongan-golongan minoritas


yang sedikit banyak akan kena paksaan akan lebih menerimanya kalau diberi kesempatan untuk turut serta
dalam diskusi-diskusi yang terbuka dan kreatif; mereka akan lebih terdorong untuk memberikan dukungan
sekalipun bersyarat, karena merasa turut bertanggung jawab.
(Miriam Budiardjo,2007:113)

Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman (diversity) dalam masyarakat yang
tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan serta tingkah laku. Untuk hal ini perlu
terselenggaranya suatu masyarakat terbuka (open society) serta kebebasan-kebebasan politik (political
liberties) yang memungkinkan timbulnya leksibilitas dan tersedianya alternatif dalam jumlah yang cukup
banyak. Dalam hubungan ini demokrasi sering disebut suatu gaya hidup (way of life).

Tetapi keanekaragaman perlu dijaga jangan sampai melampaui batas, sebab di samping
keanekaragaman diperlukan juga persatuan serta integrasi. Menjamin tegaknya keadilan. Dalam suatu
demokrasi umumnya pelanggaran terhadap keadilan tidak akan terlalu sering terjadi karena golongan-
golongan terbesar diwakili dalam lembaga-lembaga perwakilan, tetapi tidak dapat dihindarkan bahwa
beberapa golongan akan merasa diperlakukan tidak adil. Maka yang dapat dicapai secara maksimal ialah
suatu keadilan yang relatif (relative justice). Keadilan yang dapat dicapai barangkali lebih bersifat keadilan
dalam jangka panjang.
01

Akhirnya dapat dibentangkan di sini bahwa untuk melaksanakan nilainilai


请输入你的题目

demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga sebagai berikut:

1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.


2. Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan
kepentingan-kepentingan dalam masyarakat dan yang dipilih dengan pemilihan
umum yang bebas dan rahasia dan atas dasar sekurang-kurangnya dua calon untuk
setiap kursi. Dewan perwakilan ini mengadakan pengawasan (kontrol),
memungkinkan oposisi yang konstruktif dan memungkinkan penilaian terhadap
kebijaksanaan pemerintah secara kontinu.
3. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik (sistem dwi-
partai, multi-partai). Partai-partai menyelenggarakan hubungan yang kontinu
antara masyarakat umumnya dan pemimpinpemimpinnya.
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan
keadilan. (Miriam Budiardjo,2007:115)
01 LANJUTAN
PENGERTIAN DEMOKRASI
请输入你的题目

Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani kuno, demon yang berarti rakyat, dan kratos atau kratein yang
berarti kekuasaan/berkuasa. Oleh karena itu, menurut asal katanya demokrasi berarti "rakyat berkuasa" atau
government or rule by the people. Sebagai suatu konsep yang mendasari sistem politik suatu negara,
demokrasi secara formal telah dijadikan dasar bagi kebanyakan negara-negara di dunia. Gejala ini mulai
tampak terutama sesudah Perang Dunia II, seperti yang dinyatakan oleh UNESCO berdasarkan penelitian
yang dilakukan dalam tahun 1949, yaitu demokrasi mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah dinyatakan
sebagai konsep yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang
diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh.
Meskipun begitu, UNESCO juga menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi pun dianggap ambigu atau
mempunyai dua arti, yaitu: "terkait dengan lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan
ide demokrasi, atau dengan keadaan budaya serta sejarah yang mempengaruhi istilah, ide dan praktik
demokrasi'. Dari penelitian dan pernyataan UNESCO di atas tampak bahwa, meskipun demokrasi telah
menjadi umum dan digunakan sebagai dasar bagi kebanyakan sistem politik di negara-negara dunia, tetapi
sebenarnya terdapat aliran-aliran pemikiran dan perbedaan-perbedaan di dalamnya. Sebagai contoh, kita
sering menjumpai istilah-istilah seperti demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi Pancasila,
demokrasi rakyat, demokrasi Soviet, demokrasi nasional dan sebagainya yang semuanya menggunakan istilah
demokrasi meskipun sebagian sebenarnya memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar yang membuatnya
tidak bisa dikategorikan sebagai demokrasi yang sesungguhnya.
01 Kita dengan sederhana dapat mengelompokkan demokrasi Perkembangan kedua kelompok aliran demokrasi
dalam dua aliran yang paling penting yaitu demokrasi di atas bermula di Eropa yang kemudian menyebar ke
konstitusional dan kelompok aliran yang menamakan diri beberapa negara baru di Asia, Amerika Latin dan Atrika
请输入你的题目

komunisme. Secara umum perbedaan fundamental dari kedua setelah Perang Dunia II. Misalnya kelompok aliran
aliran di atas adalah bahwa demokrasi konstitusional mencita- demokrasi konstitusional telah didukung oleh negara-
citakan suatu pemerintahan yang terbatas kekuasaannya, Suat negara seperti India, Filipina dan Indonesia, sementara
Negara Hukum (Rechsstaat) yang tunduk kepada aturan hukum kelompok aliran demokrasi yang mendasarkan diri pada
(rule of low) dan menjamin adanya kebebasan untuk komunisme didukung oleh negara-negara seperti Eropa
mengekspresikan aspirasi bagi warganya. Sementara denmokrasi Timur, Korea Utara, RRC, Vietnam, dan sebagainya
yang mendasarkan diri pada komunism mencita-citakan suatu yang memang menjadi negara satelit atau perpanjangan
pemerintahan yang cenderung totaliter demi menuiu tangan Uni Soviet terutama pada saat Perang Dingin.
kesejahteraan bersama yang merata untuk seluruh masyarakat. Indonesia dapat kita sebut sebagai contoh dari negara
Ada kalanya sebuah negara muncul dengan ciri-ciri fisik pendukung demokrasi konstitusional, sebab ciri-ciri dan
demokrasi konstitusional, dalam hal ini menyelenggarakan nilai-nilai pokok dari demokrasi konstitusional cukup
pemilu secara berkala, memiliki parlemen, konstitusi serta jelas tersirat di dalam UUD 1945. Di samping itu, secara
beberapa partai politik dan organisasi massa. Namun, keberadaan eksplisit UUD kita menyebutkan dua prinsip yang
lembaga-lembaga khas demokrasi ini tidak mencukupi bagi suatu menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan dalam
negara untuk dapat dikategorikan sebagai suatu negara Penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara
demokratis jika pada kenyataannya lembaga-lembaga ini tidak yaitu:
berfungsi sebagaimana seharusnya. Sebaliknya, hal ini justru 1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
menyebabkan terciptanya suatu pseudo-democracy, demokrasi (Rechsstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan
semu atau demokrasi formal. Pada komunisme dan negara- belaka
negara totaliter modern, hal ini muncul sehingga terkadang 2. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi
menimbulkan perdebatan tentang keberadaan negara-negara ini (hukum dasar), tidak bersifat absolut (kekuasaan
sebagai negara-negara non-demokratis karena pada kenyataannya yang tidak terbatas).
lembaga-lembaga khas demokrasi ada walaupun tidak berfungsi
semestinya.
01
Berdasarkan tiga istilah (Rechsstaut, Sistem Konstitusional dan Sistem Konstitusi), maka dapat disimpulkan bahwa
demokrasi yang menjadi dasar dari UUD 1945, ialah demokrasi konstitusional. Di samping itu corak khas demokrasi
Indonesia yaitu "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawa-ratan/perwakilan", dimuat
请输入你的题目

dalam UUD 1945.


Ciri khas dari demokrasi konstitusional ialah adanya gagasan pemerintah yang demokratis, di mana pemerintah
kekuasaannya terbatas dan tidak dibenarkan untuk bertindak secara sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tersebut tercantum dalam konstitusi. Oleh karena itu, pemerintahan
yang demokratis adalah pemerintahan yang berdasarkan konstitusi (Constitutional guvernment). Dengan demikian
Constitutional government mempunyai makna yang sama dengan Limited government atau Restrained government.
Demokrasi konstitusional muncul sebagai suatu sistem politik yang konkret pada akhir abad ke-19. Meskipun
demikian, ia sebenarnya sudah mulai berkembang di Eropa Barat dalam abad ke-15 dan ke-16. Oleh karena itu wajah
demokrasi konstitusional abad ke-19 tersebut ditandai oleh beberapa asas hasil refleksi keberhasilan yang diperolehnya
pada awal perkembangan di abad-abad sebelumnya, misalnya kebebasan imanusia terhadap segala bentuk kekangan, dan
pemagaran atas kekuasaan yang sewenang-wenang. Jaminan terhadap kebebasan manusia serta hak-hak asasi manusia
yang sangat ditekankan itu dilakukan dengan membatasi kekuasaan negara melalui suatu konstitusi tertulis. Di samping
itu kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga kesempatan penyalahgunaan diperkecil, yaitu dengan cara
menyerahkannya kepada beberapa orang atau badan, dan tidak memusatkan pemerintahan di tangan satu orang atau satu
badan saja. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip itu dikenal dengan istilah Rechsstaat (Negara Hukum) dan Rule of Law.
Demokrasi konstitusional ini, dalam abad ke-20 telah mengalami banyak perubahan baik dalam nilai maupun praktik
sebagai hasil dari upaya mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi pada abad ke-20 ini. Sebelum mempelajari ciri-ciri
demokrasi konstitusi-onal abad ke-19 serta perkembangannya, dan ciri-cirinya pada abud ke-20 akan diuraikan secara
lebih rinci pada subbarian berikut mengenai Sejarah Awal Perkembangan Demokrasi.
01
SEJARAH AWAL PERKEMBANGAN DEMOKRASI
请输入你的题目

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam uraian terdahulu, istilah demokrasi berasal, dari bahasa Yunani. Boleh
dikatakan bahwa demokrasi bermula di Yunani, dun merupakan warisan dari kebudayaan Yunani Kuno. Pada abuid ke-6
sampai ke-3 S.M., demakrasi telah digunakan di negara-kota (city-state) Yunani Kun itu adalah demokrasi langsung (direct
demacracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana fak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara
lungsung oleh seluruh warga negara, yang bertindak berdasurkan prosedur mayoritas. Ada beberapa faktor pendukung
sehingga sifat langsung diari demokrusi Yunani dapat diselenggarakan secara efektif, untura lain karena kondisi yang masih
sederhana: luas wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya), dan jumlah penduduknya sangat sedikit
(dalam sutu negara kota terdapat kurang lebih 300.000 penduduk). Terlebih lagi tidak semua warga negara mempunyai hak
untuk ikut menentukan keputusan-keputusan politik tersebut. Dari seluruh penduduk hanya warga negara resıni yang
jumlahnya sangat sedikit yang mempunyai hak politik, sementara lainnya menurut budaya Yunani yang terdiri dari
perempuan, para budak belian yang berjumlah besar dan pedagang asing, tidak memilikinya.
Gagasan mengenai demokrasi Yunani ini dapat dikatakan lenyap kemudian dari muka dunia Barat saat Benua Eropa
memasuki Abad Pertengahan (600 - 1400). Dalam Abad Pertengahan, masyarakat berkembang dalam struktur sosial yang
feodal, yaitu hubungan antara vassal dun lord. Dalam masyarakat seperti ini, karena adanya penyebaran agama Kristen
yang sangat kuat di Eropa, terjadi dualisme kekuasaan yaitu antara negara dan gereja di mana agama Kristen mengenal
sistem hirarki kependetaan yang ketat dengan Paus sebagai pimpinannya dengan kekuasaan negara dengan sistem monarki
suat itu. Oleh karena itu, di dalam praktik bernegara, berlaku dua hukum, masing-masing yaitu hukum duniawi di bawah
kekuasaan kepala negara dan hukum Tuhan di bawah kekuasaan Paus.
01
Meskipun masing-masing hukum di atas mempunyai wilayah sendiri- sendiri dan setiap orang
harus tunduk pada penguasa yang bersangkutan, namun dalam praktiknya sering kali terjadi
pertikaian karena kedua wilayah kekuasaan ini kadang-kadang tidak dapat dipisahkan satu sama
请输入你的题目

lainnya. Bahkan pertikaian ini sering berlanjut dengan perebutan kekuasaan antara kepala negara
dan kepala agama serta penindasan terhadap hak-hak asasi manusia baik oleh pihak raja maupun
oleh pihak Paus. Oleh karena itu abad ini kerap juga disebut sebagai Abad Kegelapan.
Walaupun pada umumnya keadaan di Eropa Barat pada masa Abad Pertengahan ini ditandai
oleh kegelapan, tetapi dilihat dari sudut perkembangan demokrasi telah terjadi suatu peristiwa
penting yaitu awal mula adanya pengakuan dan jaminan terhadap beberapa hak dan perlakuan
khusus dari raja John dari Inggris terhadap para bangsawan bawahannya yang terwujud dalam
sebuah dokumen Magna Charta (Piagam Besar) pada tahun 1215. Meskipun pengakuan dan
jaminan atas beberapa hak tersebut masih terbatas pada kalangan bangsawan dan belum menyebar
ke rakyat jelata, peristiwa tersebut masih dianggap sebagai tonggak penting dalam perkembangan
demokrasi.
Menjelang berakhirnya Abad Pertengahan ini di Eropa, telah terjadi serangkaian perubahan
sosial dan kultural yang melicinkan jalan dan menghantarkan Eropa menuju masa yang lebih
modern dengan pemikiran yang lebih rusional dan memunculkan negara-negara nasional modern.
Serangkaian perubahan sosial dan kultural tersebut merupakan hasil upaya dari beberapa kelompok
dalam masyarakat di Eropa yang menghendaki adanya perubahan. Ada dua kelompok aliran
penting yang perlu dicatat karena berhasil membawa perubahan-perubahan itu. Kedua kelompok
aliran ini ialah Renaissance (1350 - 1600) yang terutama berpengaruh di Eropa Selatan seperti
Italia, dan Reformasi (1500 - 1650) yang banyak mendapatkan pengikut di Eropa Utara, seperti
Jerman, Swiss, dan sebagainya.
01 Aliran Renaissance membangkitkan kembali kejayaan Yunani Dasar dari upaya pendobrakan terhadap
Kuno tidak hanya dalam bidang kebudayaan, tetapi juga ajaran-ajaran kedudukan raja-raja absolut tersebut terletak pada suatu
sosial politik seperti demokrasi dan mengembangkannya. Sementara itu teori rasionalitas yang umumnya dikenal dengan
Reformasi adalah suatu aliran pembaharuan dalam bidang agama sebutan Kontrak Sosial (Social Contract) yang pernah
请输入你的题目

(Kristen) yang bertujuan membersihkan agama dari pengaruh-pengaruh dilontarkan oleh beberapa tokoh pemikir, salah satunya
lain yang menyebabkan kekuasaan gereja begitu korup dalam kehidupan adalah Jean Jacques Rousseau. Konsep kontrak sosial
masyarakat. Aliran ini memunculkan juga gagasan mengenai perlunya ini mengacu pada suatu gagasan bahwa dunia dikuasai
ada kebebasan beragama serta adanya pemisahan yang tegas antara soal- oleh hukum alam (natural law) yang mengandung
soal agama dan soal-soal keduniawian, khususnya di bidang prinsip-prinsip keadilan yang berlaku universal
pemerintahan yang sering disebut "pemisahan antara Gereja dan Negara'. sehingga setiap orang harus tunduk pada hukum alam
Kedua aliran tersebut di atas telah mempersiapkan masyarakat hak- ini tanpa melihat status sosialnya, apakah raja,
hak asasi manusia Eropa Barat pada masa 1650 - 1800 untuk memasuki bangsawan ataukah rakyat jelata. Unsur universal dari
masa Aufklärung (Abad Pencerahan) dan Rasionalisme, suatu aliran hukum alam inilah yang diambil dan diterapkan ke
pikiran yang ingin memerdekakan manusia dari batas-batas idealisme dalam masalah-masalah politik. Konsep kontrak sosial
dan mendasarkan pemikiran atas akal (rasio) semata-mata. Akibatnya menyatakan bahwa hubungan antara raja dan rakyat
muncul banyak penemuan-penemuan ilmiah di hampir semua bidang haruslah didasari oleh semacam kontrak yang
ilmu pengetahuan termasuk dalam disiplin ilmu politik dan gagasan- ketentuan-ketentuannya mengikat kedua belah pihak.
gagasan baru bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak Berdasarkan kontrak sosial ini raja diberi kekuasaan
boleh diselewengkan oleh raja dan mengakibatkan dilontarkannya oleh rakyat untuk menyelenggarakan penertiban dan
kecaman-kecaman terhadap kekuasaan absolut raja yang tak terbatas. menciptakan suasana di mana rakyat dapat menikmati
Raja-raja absolut tersebut menganggap dirinya berhak atas tahtanya hak- hak alamnya dengan rasa aman. Jadi, rakyat
berdasarkan konsep "Hak Suci Raja" (Divine Right of Kings). Kecaman- memberikan sebagian haknya kepada raja untuk
kecaman terhadap gagasan absolutisme ini mendapatkan dukungan yang menyelenggarakan pemerintahan, akan tetapi rakyat
kuat dari golongan menengah (middle class) yang mulai berpengaruh hanya wajib taat dan patuh kepada raja sejauh raja
berkat majunya perdagangan serta meningkatnya mutu pendidikan. mampu menjamin hak-hak alam rakyat tersebut.
01 Pada hakikatnya, teori-teori kontrak sosial tersebut merupakun Sementara itu Montesquieu, dalam upaya menjamin hak-hak
upaya untuk mendobrak dasar pemerintahan absolut melalui politik rakyat tersebut, mencoba memperbaiki pemikiran Locke dengan
penetapan hak-hak politik rakyat. Contoh dari filsuf-filsuf yang menyusun suatu sistem yang disebut sebagai trias politica. Sistem ini
memisahkan kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif atau pembentuk
mencetuskan gagasan ini antara lain adalah John Locke dari
请输入你的题目

undang-undang, kekuasaan eksekutif atau pelaksana undang-undang dan


Inggris (1632 - 1704) dan Montesquieu dari Perancis (1689 - kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili. Berbeda dengan Locke
1755). Menurut John Locke, hak-hak politik mencakup hak atas maka Montesquieu menyebut adanya kekuasaan yudikatif. Sistem yang
hidup, kebebasan, dan kepemilikan (life, liberty and property). serupa juga ditegaskan oleh Jean Jacques Rousseau, seorang Prancis yang
Hak-hak politik rakyat ini harus dijamin, dan untuk menjamin idenya kemudian banyak mengilhami Revolusi Prancis pada tahun 1789.
hak-hak politik ini maka tidak boleh ada penguasa yang berkuasa Berbeda dengan Montesquieu, sistem trias politika Rousseau didasarkan
secara absolut. Kekuasaan tertinggi secara politis tetap terletak pada hubungan check and balance sehingga setiap lembaga memiliki
posisi yang saling mengimbangi satu sama lain untuk mencegah dominasi
pada masyarakat bukan pada raja yang hanya menyelenggarakan salah satu lembaga. Rosseau juga menyerukan bahwa demokrasi yang
kemauan rakyat ini. berlangsungnya mekanisme pemerintahan sesungguhinya adala demokrasi langsung seperti yang berlangsung pada
yang terbatas, harus ada undang- undang atau hukum yang harus zaman Yunani Kuno di mana setiap warga negara tidak perlu memilih
dibuat oleh suatu badan pembuat undang- undang yang wakil-wakilnya yang kemungkinan besar menyalahgunakan mandat
tersendiri, yaitu badan legislatif, yang dipilih dan dibentuk oleh mercka, tetapi dapat memperjuangkan sendiri kepentinganaya.
masyarakat. Di samping itu harus pula dibentuk badan pelaksana Munculnya gagasan-gagasan bahwa manusia mempunyai hak-hak
atau eksekutif yang terpisah tetapi sangat bergantung pada badan politit telah menimbulkan reaksi besar ditandai oleh munculnya revolusi
Amerika melawan Inggris dan revolusi Prancis pada tahun 1789. Sebagai
legislatif. Meskipun begitu, badan eksekutif memiliki hak akibat dari pergolakan-pergolakan tersebut, maku pada akhir abad ke-19
prerogatif yang bukan berdasarkan pada undang-undang namun gagasan- gagasan mengenai demokrasi mulai mendapatkan wujud yang
lebih pada hal-hal kepentingan umum. Di samping kedua badan lebih konkre sebagai program dan sistem politik. Demokrasi pada tahap
itu, juga harus ada kekuasaan federatif, yaitu yang berhubungan ini semata-mata bersifat politis dan mendasarkan dirinya atas asas-asas
dengan masalah perang dan damai, pembuatan perjanjian dan kemerdekaan individu, kesamaan hak (equal rights) serta hak pilih untuk
persekutuan, serta hal-hal lain yang terkait dengan masalah semua warea negara (universal suffrage). Penujaan terhadap kebebasan
hubungan dengan luar negeri. Kekuasaan ini tampaknya tidak dan hak asasi dividu dapat dipahami mengingat pengalaman penindasan
atas hak-hak asasi dan kebebasan itu berlangsung lama pada abad-abad
mempunyai perbedaan yang tegas dengan kekuasaan eksekutif. sebelumnya.
01
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI ABAD KE-19 DAN KE-20
请输入你的题目

Seperti yang telah digambarkan sebelumnya, demokrasi dalam wujud konkret sebagai
program dan sistem politik pada akhir abad ke-19 uerupakan perwujudan dari pemikiran
keberadaan hak-hak politik rakyat. Untuk menjamin agar hak-hak politik rakyat dapat berjalan
lebih efektif, ncul gagasan untuk membatasi kekuasaan negara melalui konstitusi, baik ne bersifat
tertulis (written constitution) ataupun yang tidak tertulis (written constitution). Konstitusi ini
diharapkan dapat menjamin hak-hak politik rakyat dan dapat menyelenggarakan pembagian
kekuasaan sedemikian rupu sehingga kekuasaan eksekutif dapat diimbangi oleh kekuasaan
parlemen lembaga-lembaga S. disebut sebagai hukum. Gagasan ini dan konstitusionalisme,
sedangkan negara yang menganut gagasan ini dinamakan negara konstitusional (constitutional
state) atau Rechsstaat.
Pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, gagasan mengenai perlunya pembatasan
mendapatkan perumusan yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel Kant
(1724 - 1804) dan Friedrich Julius Stahl menggunakan istilah Rechsstaat, sedangkan ahli Anglo
Saxon seperti A.V. Dicey memakai istilah Rule of Law. Menurut Stahl, ada empat unsur klasik
suatu Rechsstaat, yaitu:
1. Hak-hak manusia;
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak tersebut;
3. Pemerintahan berdasarkan hukum; dan
4. Peradilan administratif.
01 Sementara itu menurut A.V. Dicey, unsur-unsur Rule of Law dalam arti klasik mencakup:
1. Kedudukan yang sama di hadapan hukum (equality before the law) baik untuk orang biasa maupun pejabat;
2. Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di negara-negara lain oleh undang-undang dasar) serta
请输入你的题目

keputusan-keputusan pengadilan.

Dari batasan-batasan diatas tampak bahwa perumusannya hanya bersifat yuridis dan hanya menyangkut
bidang-bidang hukum saja, bahkan dalam batasan yang agak sempit dan masih dipengaruhi oleh adanya
pemujaan terhadap kebebasan dan hak-hak asasi individu. Hal ini menyebabkan permusan yang dibuat pada
masa itu sangat dipengaruhi oleh gagasan bahwa Negara dan pemerintah hendaknya tidak turut campur dalam
asas kepentingan warga negaranya kecuali dalam hal yang menyangkut kepentingan umum misalnya bencana
alam, hubungan luar negeri dàn pertahanan Negara.

Aliran pemikiran ini disebut sebagai Liberalisme yang dirumuskan dalam dalil “The least goverament is the
best government” yang berarti pemerintahan yang paling sedikit campur tangan adalah yang paling baik, atau
dengan bahasa Belanda staatsonthouding. Negara dalam pandangan ini yang dianggap hanya sebagai negara
penjaga malam atau Nachtwachterstaar yg sangat sempit ruang geraknya, tidak hanya di bidang politik tetapi
juga di bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi dibiarkan diatur oleh masing-masing anggota masyarakat, sementara
negara hanya turut campur saat terjadi pelanggaran atas ketertiban yang diakibatkannya. Hal ini disebabkan
karena dalam bidang ekonomi berlaku dalil luissez faire, laissez aller yang berarti batwa kalau manusia dibiarkan
mengurus kepentingan ekonominya masing- masing, maka dengan sendirinya ekonomi seluruh negara akan
sehat Pembatasan-pembatasan di atas sangat sempit sehingga sering disebut sebagai Negara Hukum Klasik.
01
Pemikiran dan praktik demokrasi konstitusional abad ke-19 di atas dimana kebebasan individu memiliki
posisi teratas tampaknya justru membuka peluang bagi penindasan atas hak dan kebebasan individu oleh
sesamanya Dalil luisser fatre, laissez aller yang memberikan kesempatan bagi masing- masing orang untuk
请输入你的题目

mengatur kepentingan ekonominya sendiri-sendiri tanpa bunyak campur tangan dari pemerintah tampaknya
justru merintis jalan bagi penindasan ekonomi atas sesamanya. Harapan kalau setiap orang mampu mengatur
ekonominya dengan baik agar perekonomian negara sehat ternyata tidak terwujud; yang ada siapa yang kuat
akan menindas yang lemah.
Dampak praktik demokrasi konstitusional abad ke-19 ini telah merubah pemikiran para ahli politik
untuk memberikan peranan yang lebih besar padi pemerintah yang menandai wajah baru dari demokrasi
konstitusional abad ke-20. Pada abad ke-20 terutama sesudah Perang Dunia II, terjadi perubahan dalam
bidang sosial ekonomi besar-bedaran dalam social ekonomi. Perubahan-perubahan ini merupakan reaksi
terhadap ekses-ekses negatif dalam industrialisasi dan sistem kapitalis serta tersebarnya faham sosialisme
yang menginginkan pembagian kekayaan secara merata. Kemenangan-kemenangan dari beberapa partai
sosial di Eropa, seperti Swedia dan Norwegia dan pengaruh aliran ekonomi yang dipelopori oleh ahli
ekonomi Inggris John Maynard Keynes (1883- 1946) juga memberikan kontribusi dalam perubahan dunia.
Pada masa ini peranan pemerintah diperluas; tidak lagi sekadar menjadi Vetara Penjaga Malam yang
hanya bertugas mengawasi secara pasif lannya perekonomian dalam masyarakat, tetapi berperan aktif untuk
ngatur kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat dan bertanggung jawab stas kesejahteraan rakyut. Oleh
kurena itu pengertian demokrasi harus ieluas, mencakup dimensi ekonomi dengan suatu sistem yang
menguasai ekuitan-kekuatan ekonomi dan yang berusaha memperkecil perbedaan- nerbedaun sosial ekonomi,
terutama perbedaan-perbedaan yang timbul dari istribusi kekayaan yang tidak merata. Konsep negara
semacam ini disebut sebagai welfare state (negara kesejahteraan).
01 Adanya perubahan-perubahan dalam pemikiran demokrasi Untuk itu diperlukan syarat-syarat dasar sebagai batasan
konstitusional abad ke-20 ini diikuti oleh adanya peninjauan kembali minimal bagi terselenggaranya pemerintahan yang demokratis
mengenai negara hukum klasik seperti yang diajukan oleh A.V. Dicey dan yang di bawah Rule of Law.Syarat-syarat itu antara lain
请输入你的题目

Immanuel Kant nada abad ke-19, yang disesuaikan dengan tuntutan abad disebutkan sebagai berikut:
ke-20 terutama setelah PD II. Perubahan-perubahan ini telah 1. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi,
dicobarumuskan oleh International Commission of Jurists, yang selain dari menjamin hak-hak individu, harus pula
menentukan cara prosedural untuk memperoleh
merupakan suatu organisasi ilmu hukum internasiónal, dalam
perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
konferensinya di Bangkok tahun 1965. Badan ini telah mencoba
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
memperluas konsep mengenai Rule of Law dengan menekankan apa yang 3. Pemilihan umum yang bebas;
dinamakan sebagai "aspek-aspek dinamis dari Rule of Law dalam abad 4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
modern' yaitu di samping hak-hak politik, hak-hak sosial dan ekonomi 5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi;
harus pula diakui dan dipelihara. Dalam hal ini artinya bahwa harus dan
dibentuk standar-standar dasar sesial dan ekonomi. Di samping itu 6. Pendidikan kewarganegaraan.
disinggung pula masalah-masalah seperti kelaparan, kemiskinan dan Di samping merumuskan gagasan rule of law dalam
pengangguran yang harus diperhatikan agar Rule of Law dapat berjalan rangka perkembangan baru, timbul juga kecenderungan untuk
dengan baik; bahwa pemerintah mempunyai tugas untuk mengadakan memberi perumusan mengenai demokrasi sebagai sistem
pembangunan ekonomi, mengadakan nasionalisasi dan land reform yang politik. Menurut International Commission of Jurists dalam
tidak bertentangan dengan Rule of Law. Untuk menyelenggarakan ini konferensinya di Bangkok, perumusan yang paling umum
semua perlu adanya kekuasaan administratif yang cukup kuat. Agar dapat mengenai sistem politik yang demokratis adalah ‘Suatu
memberikan keuntungan-keuntungan sosial dan ekonomi bagi individu, bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-
maka beberapa tindakan campur tangan dalam hak-hak individu, terutama keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui
wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggung
di negara-negara baru, menjadi tak terelakkan lagi; hanya saja dikatakan
jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang
bahwa campur tangan ini tidak boleh lebih dari yang seharusnya
bebas’. Inilah yang disebut sebagai ‘demokrasi berdasarkan
diperlukan dan harus tunduk pada jaminan-jaminan yang deiberikan oleh
perwakilan’ (representative democracy).
Rule of Law.
01 Dalam perkembangan demokrasi konstitusional abad ke-20 ini perlu pula dicatat sumbangan pemikiran
dari Henry B. Mayo yang telah memberikan batasannya mengenai sistem politik yang demokratis serta nilai-
nilai yang mendasarinya. Dalam bukunya Introduction to Democratic Theory. Mayo menyatakan bahwa
请输入你的题目

“Sistem politik yang demokratis adalah di mana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil vang diawasi secara efektif oleh rakyat melalui pemilihan-pemilihan berkala vang berdasarkan
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik’, Uralan ini
nampak menonjolkan asas-asas demokrasi sebagai sistem politik, sehingga demokrasi tidak semata- mata
merupakan suatu sistem pemerintahan tetapi juga suatu gaya hidup serta moral.tata masyarakat tertentu, yang
karena itu juga mengandung unsur-unsur moral.
Ada beberapa nilai yang mendasari sistem politik yang demokratis di dan Mayo mencoba merincinya
dengan catatan bahwa tidak setiap masyarakat demokratis menganut semua nilai-nilai yang dirincinya tersebut.
nantung pada perkembangan sejarah serta budaya politik masing-masing. Nilai-nilai tersebut antara lain
adalah:
1. Penyelesaian perselisihan dengan damai dan melembaga melalui nerbandingan serta dialog terbuka dalam
upaya mencapai konsensus atau mufakat.
2. Penyelenggaraan perubahan-perubahan sosial secara damai daiam suatu masyarakat yang sedang berubah,
3. Penyelenggaraan pergantian pimpinan terutama politik secara teratur vesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati bersama melalui suatu pemilihan umum yang bebas.
4. Pembatasan pemakaian kekerasan sampai batas minimum tetapi tetap imembuka kesempatan untuk
berdialog untuk mencapai konsensus atau mufakat
5. Pengakuan adanya keanekaragaman dengan mengakomodasi penciptaan masyarakat yang terbuka dan
fleksibel di mana demokrasi menjadi suatu gaya hidup (way of life). Meski begitu keanekaragaman ini
perlu dijaga jangan sampai melampaui batas, sebab dapat mengancam integrasi mufakat. masyarakat.
6. Penegakan keadilan bagi semua orang.
01 Sementara itu untuk melaksanakan nilai-nilai diatas perlu diselenggarakan beberapa
lembaga, yang antara lain dapat disebut:
1. Pemerintah yang bertanggung jawab (accountable) dalam menyediakan hak-hak rakyat secara
请输入你的题目

seimbang. itu untuk melaksanakan nilai-nilai di Sementara


2. Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan kepentingan-
kepentingan dalam masyarakat dan yang dipilih dengan pemilihan umum yang bebas dan
rahasia atas dasar sekurang-kurangnya dua calon untuk setiap kursi. Oposisi yang konstruktif
dan terhadup kebijakan pemerintah secara teratur dijalankan oleh dewan ini.
3. Suatu sistem organisasi politik yang mencakup lebih dari satu parai politik (sistem dwi atau
multipartai). Partai-partai ini menyelengBgarakan hubungan yang teratur antara masyarakat
dan pimpinan
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan.
 
Uraian yang diberikan di atas lebih bersifat normatif dan mencerminkan cita-cita yang dianut
di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat, Dalam praktik tentu saja sering terjadi
penyimpangan-penyimpangan.
Di belahan dunia lainnya, demokrasi seperti yang digambarkan di ain mendapat banyak
perhatian, termasuk di dunia ketiga. Negara-negara seperti India, Pakistan, Malaysia, Korea Selatan
bercita-cita untuk mendirikan demokrasi di negaranya masing-masing. Akan tetapi mereka
menyadari bahwa asas-asas demokrasi perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi di negaranya
masing-masing. Begitu pula Indonesia dalam membentuk demokrasi mengembangkan ciri-ciri yang
khas Indonesia, di samping adanya ciri-ciri yang universal.
01
Sehubungan dengan maraknya usaha negara-negara di dunia ketiga untuk mengadopsi konsep
demokrasi, perlu dibahas juga peran Samuel Huntington yang menelaah fenomena tersebut pada
karyanya Third Wave of Demacratization (1991). Menurut Huntington, perkembangan demokrasi
请输入你的题目

dunia terjadi dalam beberapa gelombang perkembangan besar di mana sekumpulan negara
mengalami transisi dari pemerintahan nondemokratis menuju demokrasi dalam periode tertentu
secara bersamaan yang meliputi liberalisasi atau demokratisasi parsial (tidak menyeluruh). Di
antara gelombang-gelombang demokratisasi ini selalu diikuti oleh gelombang balik anti-
demokrasi.
Gelombang demokratisasi pertama terjadi dalam periode waktu yang panjang, yaitu sejak
permulaan abad ke-19 sampai tahun 1930-an di mana jumlah pemerintahan demokratis bertambah
secara bertahap. Gelombang balik terjadi pada sekitar 1926n sampai 1942 karena perkembangan
pemerintahan Fasis di benua Eropa, Gelombang kedua terjadi lebíh pendek dibanding yang
pertama yaitu setelah kekalahan negara-negara fasis pada Perang Dunia II. Pada periode ini terjadi
peningkatan jumlah negara wang sangat signitikan terutama negara-negara yang sebelumnya aloni
dari negara-negara Eropa yang kemudian merdeka. temasuki tahun 1960-an dan 1970-an,
perkembangan demokrasi di negara-negara baru ini mengalami hambatan karena perkembangan
pembangunan negara yang kemudian jatuh pada pemerintahan kediktatoran kepartaian ataupun
militer terutama di Amerika Latin, Afrika dan juga beberapa negara negara di Eropa Selatan
(Portugal, Yunani dan Spanyol). Gelombang demokratisasi ketiga muncul ke permukaan pada
tahun 1974 yang diawali oleh tumbangnya pemerintahan rezim militer di Portugal dan diikuti pada
tahun 1980-an di banyak negara Amerika Latin, tahun 1989 di negara-negara Eropa Timur dan
Tengah, bekas Uni Soviet dan sebagian negara Afrika yang Asia nasih berlangsung sampai
sekarang.
01 Dalam analisisnya, teori gelombang Huntington dikritik terlalu iokuskan perhatian pada
perkembangan struktur formal negara seperti daksanaän pemilu, keberadaan parlemen, dan
sebagainya. Akuntabilitas, institusi-institusi formal demokratis dalam negara juga dipertanyakan
请输入你的题目

menyederhanakan proses demokratisasi itu sendiri dengan terlalu adama dalam kasus negara-negara
berkembang yang baru mulai menganut n demokrasi. Dari ketiga institusi demokrasi, sering terjadi
tarik arik kekuasaan antara eksekutif dan legislatif yang sama-sama mengklaim mendapat mandat
dari rakyat untuk menjalankan pemerintahan, vang dengan demikian juga mengklaim akuntabilitas
kekuasaan.
Dalam perkembangannya, konsep demokrasi bergerak meluas tidak hanya pada peran negara
yang harus dibatasi tetapi juga mencakup perilaku demokratis antarkelompok dalam masyarakat.
Demokrasi berkembang dalam konsep-konsep yang luas pada era 1980-an seperti demokrasi pluralis,
demokrasi deliberatif bahkan konsep demokrasi radikal. Demokrasi radikal yang konsepnya dibentuk
oleh Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe, berusaha mengembalikan pentingnya peran langsung setiap
unit masyarakat dalam proses demokrasi melalui mekanisme demokrasi langsung.
Para teoretisi politik seperti Will Kymlicka, Anne Phillips dan Iris Marion Young
mengedepankan demokrasi pluralis dan demokrasi deliberatif sebugai konsep demokrasi kontemporer
yang penting karena kemunculannya bersamaan dengan maraknya gerakan sosial baru yang berhasil
mengemukakan identitas kelompok dalam pertimbangan politik dunia akomodasinya dalan politik
formal melalui perspektif pluralis dan deliberatif sli seperti yang sudah diterapkan dengan suku
Indian asli di Kanada, kuota Ini kemudian diusahat Identitas kelompok-kelompok minoritas
demokrasi, contohnya melalui mekanisme kuota perempuan dan suku-suku perempuan di egara-
negara Skandinavia, dan perwakilan umat Kristen di Yordania Mekanisme ini dirasakan perlu untuk
diterapkan agar tirani mayoritas yang selama ini identik dengan praktik demokrasi bisa dikikis.
01
DEMOKRASI DI NEGARA NON-DEMOKRASI
请输入你的题目

Begitu populernya ide yang ditawarkan demokrasi sebagai sebuah konsep menyebabkan
penyebaran demokrasi yang sangat cepat setelah Perang buhkan oleh rezim pemerintahan yang
sebenarnya tidak demokratis sama sekali untuk mendapatkan dukungan massa. Banyak yang
mengasumsikan palhwa hal ini awalnya terjadi pada pemerintahan Partai Komunis di Uni Soviet
yang bermula setelah revolusi Bolshevik tahun 1917 dan memunculkan konsep vanguard
democracy (sejenis demokrasi terpimpin yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Partai Komunis).
Namun, sebenarnya pemerintahan tiran dengan mobilisasi massa sudah terjadi pada saat
peimerintahan Napoleon Bonaparte di Perancis pada abad ke-18 saat imeaggunakan sebuah
plebisit atau referendum untuk menggalang dukungan massa atas pemerintahan diktatorial
militernya dan mengangkat dirinya sebagai seorang kaisar.
Bentuk pemerintahan non-demokratis menggabungkan pemerintahan diktatorial sebuah
organisasi yang biasanya dijalankan oleh militer atau partai bahkan oleh seorang pemimpin, atau
sering kali bercampur aduk. Terkadang seorang pemimpin politik yang sangat berpengaruh
sebenarnya berdiri di belakang sebuah pemerintahan militer ataupun partai. Pada saat wng lain,
bisa saja pemerintahan militer atau partai digerakkan oleh sekelompok orang yang bekerja sama
sebagai sebuah oligarki. Penggunaan alat-alat demokrasi seperti pemilu dan referendum yang
sebenarnya sudah dimobilisasi untuk menutupi "pencurian atas posisi-posisi publik dan
kekuasuan yang sah (the theft of public office and powers)".
01 Bentuk pemerintahan non-demokratik modern awal mengambil bentuk pemerintahan diktatorial
militer yang menjadi bentuk pemerintahan paling umun terlihat tidak hanya di Amerika Latin pada abad
ke-19 tetapi juga sebagian besar dunia politik abad ke-20. Setelah itu muncul bentuk lain yaitu diklatorial
请输入你的题目

partai politik yang biasanya disertai dengan penerapan ideologi Acpartaian secara luas. Dalam hal ini
partai politik yang sebenarnya sebagai seorang kaisar merupakan salah satu ials demokrasi malah bekerja
sebagai alat n demokratik dengan memantaatkan fungsinya sebagai agen sosialisasi nila mitai politik
dalam masyarakat, rekrutmen posisi-posisi penting dalam pemerintahan dan agregasi kepentingan.
Dibandingkan dengan pemerintahan parnai politik, pemerintahan militer cenderung lebih singkat dan
lebih lebi karena rawan kudera mternal dalam militer sendiri.
Contoh yang paling mengena dari bentuk diktatorial partai politik ini adalah peran Partái Komunis
Uni Soviet (PKUS) saat Uni Soviet masih berdiri dan partai-partai komunis di negara-negara komunis
kecil Cina, Vietnam Utara, Körea Utara dan Kuba serta peran partai-partai fisie Jerman dan ltalia pada
masa Hitler dan Mussolini. Selain kedua contoh klasik tersebut, terdapat juga contoh lain yaitu
pemerintahan partaj-parta nasionalis-sosialis di banyak negara Afrika setelah Perang Dunia II Pada
negara-negara Afirika ini, sistem satu partai yang diterapkan sering kli berlatar belakang kebutuhan untuk
mempertahankan kesatuan negara yang baru saja merdeka Bendera sosialisme sering juga digunakan
berdampingan dengan ideologi nasionatis Afrika sehubungan dengan keberadaan ide sosialisme yang
benentangan dengan ide-ide kapitalisme yang mereka identikan dengan kolonialisme negara-negara barat
yang baru saja ditinggalkan. Penyebaran pemerintahan militer yang memuncak pada tahun 1960-1970
tidak hanya di Atrika tetapi juga di Asia dan Amerika Latin menyebabkan banyak pemerintahan
diktatorial partai dan demokrasi sendiri juga menghilang di banyak negüra baru. Baru pada tahun 1980-
1990-an, arus demokrasi ketiga berhasil mencapai puncaknya yang terlihat dari memuncaknya jumlal
negara yang menganut demokrasi di seluruh dunia, meliputi juga negara-negara bekas Uni Soviet yang
memisahkan diri pada awal dekade 1990-an.
01 Studi tentang pemerintahan-pemerintahan non-demokratis sebenarnya dimulai oleh karya monumental
Hannah Arendt dalam bukunya The Origins of Totaliturianism (1951). Dalam karyanya yang menganalisis dua
pemerintahan totaliter - rezim NAZI Hitler di Jerman dan rezim komunis Stalin di Uni Soviet- Arendt
请输入你的题目

menganggap penting peran ideologi khas totaliter dalam nenyuburkan fondasi pemerintahan totaliter, walaupun
menurutnya perbedaan ideologi ekstrim kanan dan kiri tidak menimbulkan banyak perbedaan substansial dari
kedua pemerintahan tersebut. Ideologi totaliter pada kedua pemerintahan tersebut sama-sama bertujuan untuk
membentuk dan mengubah tujuan hidup masyarakat untuk mengabdi dekeinginan negara Seluruh aspek hidup
rakyat diatur sesuai jengan ideologi tersebut yang pada akhirnya ideologi tersebut mendominasi internal alam
pikiran setiap individu yang menjadi obyek fenomena Sebagai sebuah fenomena politik yang unik,
totaliterianisme berkembang setelah Perang Dunia 1 yang dimungkinkan perkembangannya oleh teknologi
modern saat itu yang mendukung penyebaran ideologi secara luas. Dengan kontrol tunggal atas komunikasi
elektronik modern, rezim bahkan dapat mengendalikan aktivitas personal.
Arendt berpendapat bahwa rezim totaliter dapat muncul dari sebuah gerakan totaliter sekumpulan besar
orang yang terorganisir, yaitu mereka yang mengalami atomisasi sosial (social atomisation) dan individualisasi
secara ekstrim. Pada kedua kasus tersebut, baik Jerman maupun Uni Soviet (saat itu Rusia) memang
mengalami krisis ekonomi dan politik yang berat. Jerman saat itu baru saja mengalami krisis ekonomi dan
politik yang menggoyahkan demokrasi Jerman pada tahun 1930-an. Hitler menunjukkan diri sebagai tfgur
pemimpin yang kuat dan berwibawa, dianggap sebagai penyelamat negara dari keterpurukan ekonomi. Pada
kasus Uni Soviet, krisis terjadi saat gerakan komunis memapankan pemerintahan diktatorial satu partai
dibawah pemerintahan Stalin pada periode yang sama. Stalin kemudian memulai pemerintahan teror dengan
menghancurkan struktur kelas semi kapitalis Rusia. Pada kasus Jerman, Hitler kemudian menimpakan tuduhan
pada kelompok masyarakat Yahudi saat itu dalam tragedi Holocaust genocide tidak hanya di Jerman, tetapi
hampir seluruh bagian Eropa. Masyarakat yang relah teratomisasi tersebut tidak memiliki pilihan lain selain
menawarkan kesetiaannya pada partai NAZI (Jerman) dan PKUS (Uni Soviet) yang saat itu merupakan satu-
satunya pemain politik yang dapat menawarkan kesejahteraan.
01 Friedrich dan Brzezinski beberapa tahun setelah itu ikut memberikan kontribusi melalui karyanya Totalitarian
Dictatorship and Autocracy (1956). Dalain karya ini, Friedrich dan Brzezinski menyusun karakter pemerintahan
Malter yang disebutnya sebagai 6 sindrom yang saling berkaitan dan mendukung, yaitu:
请输入你的题目

1. Adanya sebuah ideologi totatiter yang mencakup tentang perkembangan sejarah, ekonomi, osial dan mase
depan politik negara menurut pandangan rezim berkuasa yang berguna sebg d pmpanbilan berbhagai ketijakan
Contahnys adatah indakiriea Marki Lenis pala kolulrsekolat di seluruh reera kimnis
2. Sebuah partại tunggal, yang biasanya (tetapi tidak selalu) dipiengin serang pemimpin yang membentuk sebuah
kultus individs we mendukung kepestinpinanrya Keanggotaandaam partel tersetiut dianggap sebagai sebuat
ketormatan. Parlai distur e hierarkis dan nemiliki keterkaitan yang erat dengan struktur bite prierintahan,
3. Kesatuan polisi teroristik baik dengan metode fisik maupun psiko untuk menjamin kepatulian total masyarakat.
Teror sistemik ini he berlangsung selama petiode yang terbatas yang kentiudian dilanjur dengan bentuk-bentuk
pengendalian dari intimidasi yang lebih lunak
4. Monopoli komunikasi oleh rezim sebagai sarana indoktrinasi ideol resmi negara
5. Monopoli senjuta oleh rezim untuk menghapuskan perlawanan bersenjata.
6. Pengaturan ekonomi sentralistik sehingga negara menjadi kuat karena memiliki kekuasaan total untuk
mengatur distribusi sumber daya alam, penempatan buruh dan sebayainya. Kebutuhan konsumen menjadi tidak
penting
 
Kepemimpinan tunggal dafam totaliterisme memiliki karakter yang unik juga, yaitu:
7. Memiliki kekuasaan yang hampir absolut daripada tipe pemimpin politik sebelumnya
8. Memiliki tipe kepemimpinan yang melibatkan efek emosional berdasarkan "religius atau karisma maya" dan
adanya identifikasi mistik/legenda pada sang pemimpin yang menghubungkannya dengan mereka yang
dipimpin.
9. Subordinasi partai rezim sehingga tergantung sedemikian rupa pada sang pemimpin daripada menjadi sebuah
01 Pemerintahan totaliter menurut Friedrich dan Brzezinski adalah Selain bentuk pemerintahan totaliterianisme,
sebuah bentuk penyimpangan dari partai-partai demokratis dan terdapat juga bentuk permerintahan non-demokratis lain
platform serta program kerjanya. Sejalan dengan pendapat Arendt, yang disebut sebagai pemerintahan otoritarianisme.
请输入你的题目

kedua tokoh ini sepakat bahwa bentuk pemerintahan totaliter sangat Terkadang kedua jenis pemerintahan non-demokratis ini
kental dengan penggunaan ideologi dan pemerintahan teror untuk menjadi ambigu dalam pemakaiannya walaupun
memelihara kondisi revolusi yang mapan pada negara. Oleh sebab memiliki perbedaan yang cukup jelas. Dibandingkan
itu, pemerintahan totaloter sangat terobsesi pada keseragaman pemerintahan totaliterianisme, pemerintahan
dukungan dan pendapat, berkonsentrasi pada pembentukan ideologi otoritarianisme tidak memiliki ideologi yang kuat untuk
yang sangat kaku untuk memastikan terbentuknya kesempatan diperjuangkan. Masyarakat dianggap sebagai sebuah
masyarakat yang tunggal, tidak hanya melalui eliminasi “musuh- organisasi hirarkis di bawah kepemimpinan seorang atau
musuh” pemerintah totaliter tetapi juga secara kontinu mengawasi sekelompok pemimpin. Walaupun struktur pemerintahan
masyarakat dari segala macam bentuk bahaya laten dan potensial demokratis mungkin dapat ditemui, tetapi fungsi
terhadap kelangsungan totaliterisme. legislatif misalnya hanya lebih sebagai "tukang stempel"
Suatu hal yang membedakan dengan arendt dan teori-teori untuk mensahkan kebijakan yang sudah diambil oleh
serupa pada generasi kedua adalah bahwa pemerintahan teror dan rezim berkuasa. Kabinet berfungsi sebagai pelaksana di
kepemimpinan tunggal tidak berjalan terus menerus. Pada akhirnya bawah pemerintahan penguasa. Kehidupan pers dan juga
pemerintahan teror tidak lagl dipandang perlu, menurun kadarnya Kepartaian mengalami pembatasan agar masyarakat
dan digantikan oleh proses indoktrinasi menyeluruh melalui berbagai secara politis tetap pasif Dan patuh. Menurut Jeane J.
organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan. Hal ini bahkan Kirkpatrick, perbedaan pemerintahan otoriter dan
dianggap efektif dapat lebih menjamin puda generasi kedua adalah totaliter adalah bahwa pemerintahan otoriter dapat
bahwa pemerintahan teror dan kepemimpinan eplisasi dan habituasi bereformasi menjadi demokratis sementara tidak
ideologi terörisme pada generasi-generasi baru in masyarakat karena demikian halnya dengan pemerintahan totaliter.
menurunkan atmosfer dan ketegangan masyarakat wuliter.
Kepemimpinan tunggal juga pada akhirmya akan beralih menjadi
permerintahan oligarki yang terbentuk antara para pemimpin internal
partai.
01
请输入你的题目

Dalam subbab berikut akan dibahas tentang salah satu pemerintahan totaliter
dengan basis kekuatan partai politik, Dalam hal ini pemerintahan komunis Uni Soviet
yang bermula sejak tahun 1917 dapat menjadi suatu contoh toaliteriame partai politik
yang mengena dan menarik di antara semua pemerintah komunis yang ada selama ini.
Sebagai sebuah model pemerintahan, pemerintah komunis Uni Soviet menggunakan
ideologi komunis serta jangkauan kekuasaan Partai Komunis yang menyeluruh untuk
mengendalikan pemerintahan di Uni Soviet. Model ini kemudian banyak ditiru di
negara-negara satelitnya di Eropa Timur dan Asia dengan berbagai Variasi.
Walaupun sebagai suatu ideologi, komunisme terbukti tidak realistis untuk
diterapkan, tetapi sebagai sebuah ide, komunisme tetap hidup dan terus berkembang
sebagai sebuat ide dalam pembahasannya oleh banyak ahli politik, yang terutama
keimudian memunculkan generasi Kiri Baru, Frankfurt Shool, Post-muderniame dan
Demokrasi Rudikal.
01
1. Perkembangan Marxisme-Leninisme di Uni Soviet
Marxisme tampaknya sulit memperoleh banyak penganut selama Perang Dingin
请输入你的题目

talun 1950-1980-an, dan karenanya kurang berkembang di Eropa Barat dan Amerika
Serikar. Di kedua kawasan tersebut tidak terjadi revolusi proletar sebagaimana
diramalkan oleh Marx, meskipun mereka telah mencapai tahap industri maju di mana
terjadi kemiskinan serta pemiskinan yang merupakan bibit-bibit revolusi. Di Jerman,
tempat kelahiran Karl Marx, konsepsi Hegel masih menjadi acuan di mana “negara
merupakan kebenaran objektif” dan bahwa undang-undang seperti halnya dengan
hukum alam, cukup mudah dimengerti dan tidak mudah diubah oleh manusia. Bersama
dengan tradisi liberal yang cukup kuat mengakar, pemikiran-pemikiran seperti itu
mampu meredam keinginan kaum proletar untuk menempuh jalan kekerasan dan
mengembangkan jalan parlementer (membentuk partai dan mengikuti proses pemilu)
seperti yang dikembangkan pertama kali oleh Edward Berstein di Inggris sebagai upaya
meinperbaiki kehidupannya. Aliran Sosial Demokrat inilah yang kemudian lebih
berkembang di Eropa Barat dan Amerika.
Sebaliknya di Rusia yang belum mencapai industri maju ternyata justru terjadi
revolusi Bolshevik. Bulan Maret 1917 di negara itu berlangsung evolusi untuk
menggulingkan Tsar yang dianggap bertanggung jawab atas ketimpangan sosial. Setelah
revolusi itu, pemerintahan yang lebih demokratis taliknya di Rusia yang belum
mencapai industri maju ternyata justru lahir di bawah pimpinan Alexander Kerensky.
Namun, kurangnya laman dalam mengendalikan pemerintahan demokratis dan semakin
kuatnya golongan komunis garis keras, kaum Bolshevik di bawati pimpinan Lenin dan
Trotsky, menumbangkan pemerintahan Kerensky.
01 Pengalaman Rusia memperlihatkan bahwa revolusi dengan jalan Sumbangan Lenin yang paling penting
kekerasan dapat terjadi pada masyarakat yang belum maju industrinya, adalah konsepsinya bahwa kediktatoran kaum
beda dengan anggapan Marx semula, di mana revolusi proletar tidak proletar hanya mungkin terwujud melalui
请输入你的题目

dengan sendirinya identik dengan revolusi buruh, tetapi mungkin juga kediktatoran Partai Komunis, yang hanya
muncul sebagai revolusi yang mengikutsertakan petani. Selain dari itu mungkin terlaksana melalui kediktatoran
pertentangan antarkelas cenderung terjadi jika di dalam masyarakat itu Politbiro Partai. Prinsip itulah yang menjadi
sebagian dari perbedaan antara Marx dan Lenin.
terdapat ketimpangan sosial ekonomi; apalagi jika dalam masyarakat
Lenin beranggapan bahwa kesadaran para
itu mucul pemimpin yang sanggup menafsirkan ide revolusioner
pekerja itu tidak mungkin muncul tanpa
menjadi tindakan, sebagaimana telah dilakukari oleh Lenin. binibingan kaum revolusioner yang berada
Vladimir I. Lenin (1870-1924) bukan hanya sekadar penganut dalam naungan partai Komunis. Lenin menyebut
garis keras Marxisme, tetapi juga telah menafsirkan dan melengkapi hal ini sebagai demokrasi sosialis, karena yang
teori-teori Marx dengan menghasilkan beberapa gagasan yang berkuasa adalah mayoritas rakyat, di mana
dituangkan dalam buku, antara lain "Apa yang harus dilakukan" kediktatoran proletar adalah "demokrasi untuk
(1902), "Negara dan Revolusi" (1917), dan "Imperialisme, Tahap mayoritas dari rakyat, dan penindasan dengan
tertinggi Kapitalisme" (1916). la yang pertama kalinya menggunakan kekerasan terhadap kaum penghisap dan
istilah "sosialisme" sebagai perwujudan "tahap pertama masyarakat penindas". Penafsiran Lenin atas pemikiran Marx
komunis”. Lenin melihat kaum petani berada dalam jajaran kaum dan pemikiran-pemikirannya sendiri itulah yang
proletar bersama dengan kaum buruh sehingga revolusi proletar dapat kemudian sebugai sosialis, dikenal Komunisme.
terjadi juga di Rusia, Lenin berpendapat bahwa salah satu. sebab
mengapa kapitalisme semakin menguat, yang berbeda dengan pendapat
Marx bahwa kapitalisme akan melemah, adalah karena kaum kapitalis
menemukan imperialisme sebagai alat perluasan pasar dan sumber
bahan mentah dari daerah jajahan, sebagai salah satu cara untuk
memperpanjang kelangsungan dan mereproduksi kapitalisme.
01
Setelah Lenin meninggal dunia, kedudukannya digantikan oleh Joseph Stalin yang memerintah Uni
Soviet, nama resmi bekas imperium Rusia setelah revolusi Bolshevik, dengan tangan besi hampir selama
请输入你的题目

tiga dasawarsa (1924 - 1953)., Padu tahun 1928, Stalin mencanangkan Rencana Lima Taa Pertama yang
dinmulai pada tahun itu, menitikberatkan pada industrialis yang cepat dan menjadikan pertanian sebagai
usaha kolektif, Kebijakan Stalin ini ternyata harus ditebus dengan jiwa manusia. Dalam kurun waktu
berlangsungnya kolektivisasi pertanian (1929 diperkirakan 4-5 juta petani meninggal atau dikirim ke
Siberia. Untuk menperkuat gagasannya membentuk masyarakat komunis dunia, Stalin menulis beberapa
buku antara lain: Dasar-dasar Leninisme (1924) dan Masalah-masaluh Leninisme (1926).
Setelah kematian Stalin dan berakhirnya Perang Dunia II, pembangunan. sosial ekonomi di Uni Soviet
semakin sulit, tidak saja karena sebagian pusat kegiatan industrinya dihancurkan pasukan Jerman,
melainkan juga karena ia harus memberi porsi lebih besar untuk anggaran militer dalam rangka
memenangkan Perang Dingin dengan Barat. Para pengganti Stalin mewarisi kondisi pembangunan ekonomi
dan persaingan politik serta perkembangan di dunia internasional yang kurang menguntungkan sehingga
mendorong Khrushchev kemudian melancarkan de-stalinisasi. Gagasan Khrushchev dirumuskan pada
prinsip "hidup berdampingan secara damai" (peaceful co- existence) yang beranggapan bahwa perang antara
masyarakat kapitalis dengan sosialis dapat dihindarkan dengan hidup berdampingan secara damai.
Penyimpangan dari pemikiran pendahulunya itulah yang menyebabkan Khrushchev dianggap telah
melakukan neo-revisionisme dan memunculkan gejala polisentrisme, di mana Moskow bukan lagi satu-
satunya pusat gerakan komunis internasional dan sebaliknya negara-negara komunis yang lain pun dapat
mengembangkan corak komunisme sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Setelah Khrushchev, hampir
tidak terjadi perubahan penting dalam pemikiran Marxis-Leninis.
01
Selama pemerintahan rezim komunis, peran Partai Komunis sangat besar terutama politbironya. Di luar
Partai Komunis, tidak ada partai politik lain yang secara legal boleh hidup. Kalaupun ada ormas di masyarakat,
lembaga-lembaga ini mengafiliasikandiri dengan partai komunis sehingga oposisi yang sehat tidak pernah
请输入你的题目

benar-benar terjadi kecuali dalam hal perebutan kepemimpinan internal partai, Sistem satu partai yang
menciptakan kediktatoran proletar pada hakikatnya adalah kediktatoran Partai Komunis terutama Politbironya.
Dalam kenyataan Partai Komunis tidak hanya memimpin massa yang tergabung di dala tubuhnya, tetapi juga
menguasai lembaga-lembaga kenegaraan seperti kabinet dan Sovier tertinggi, terutama Presidium, baik aturan
personalianya maupun dalam proses pembuatan dan implementasi kebijakan sekalipun para anggota lembaga-
lembaga ini secara formal tidak terikat pada partai. Orang-orang non-partai hanya dapat dicalonkan untuk
jabatan pemerintahan kalau mendapat persetujuan dari Partai Komunis.
Kemerdekaan politik yang sebenarnya tidak ada walaupun pemilu tetap diselenggarakan karena
pencalonan didasarkan atas sistem calon tunggal untuk setiap kursi yang seluruhnya ditetapkan oleh Partai
Komunis. Pemilihan Umum bukan merupakan sarana untuk memilih pimpinan baru seperti di negara
demokratis, tetapi merupakan alat propaganda untuk nenunjukkan luasnya dukungan rakyat pada pemerintah.
Soviet Tertinggi secara formal memegang semua kekuasaan yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif, sebab
Marxisme-Leninisme menolak gagasan trias politica (sering disebut assembly government). Dalam
kenyataannya, badan ini tidak efektif menyelenggarakan kekuasaan, karena semua keputusan diambil secara
"aklamasi" sehingga anggota Soviet Tertinggi terkesan hanya merupakan "yes-men" belaka. Wewenang
pembuatan keputusan yang sebenarnya berada di tangan pimpinan Partai Komunis yang merangkap sebagai
anggota kabinet dan Presidium Soviet Tertinggi. Soviet Tertinggi hanya merupakan forum penyebaran dan
propaganda kebijakan pemerintah.
01
2. Marxisme-Leninisme Diluar Uni Soviet Dan Transisi Menuju Demokrasi
请输入你的题目

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, ajaran-ajaran Murx ti memperoleh pengaruh luas


di Eropa Barat karena tidak ada satu Partai Komunis pun yang berhasil menguasai tampuk
pemerintahan. Partai Komunis di beberapa negara Eropa Barat terutama di Italia, Spanyol dan
Perancis, kemudian mengembangkan orientasi yang berbeda dari Partai Komunis Uni Soviet
yang disebut Eurocommunism atau Komunisme Eropa Dominasi Partai Komunis Uni Soviet
atas negara-negara Eropa Timur yang tergabung dalam Pakta Warsawa sering kali mengarah
pada praktik politik totaliter yang tidak berbeda dengan Fasisme, bertentangan dengan
perasaan nasionalisme partai-partal komunis Eropa yang menginginkan pers kedudukan di
antara partai-partai komunis.
Perbedaan pandangan mengenai kediktatoran proletar itu mengakibatka partai-partai
komunis Eropa mengakui adanya kelompok lain yang tidak kalah revolusionernya dengan
partai komunis. Tidak mengherankan jika mereka menolak prinsip satu partai dalam negara;
sebaliknya mereka mengakui pluralitas politik dalam suasana demokrasi liberal. Tradisi liberal
yang diperjuangkan Edward Bernstein itu pula yang mengakibatkan partai-partai komunis
Eropa menolak prinsip perjuangan kelas melalui jales kekerasan dan lebih menyukai cara
parlementer untuk memperjuangkan tercapainya sosialisme. Sikap seperti ini sangat nyata
dalam kebijakan partai- partai komunis Eropa yang menuntut diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan politik, tanpa perlu mendominasi proses itu. Kelahiran partai komunis
dengan “versi lebih lunak” ini memunculkan juga ideologi sosial demokrat (social democracy)
yang berbeda dengan demokrasi sosialis (socialist democracy) yang sering disuarakan Lenin.
01
Singkatnya, karena perbedaan struktur sosial, tingkat pembangunan ekonomi, tradisi atau budaya liberal,
letak geografis serta nasionalisme Eropa yang relatif ‘jauh’ dari Uni Soviet, menyebabkan partai-partai
komunis Eropa menerima Marxisme-Leninisme secara kritis. Ajaran Marx mampu memberi janji-janji
请输入你的题目

penyelaiatan umat manusia dari lembah kepapaan, kenistaan, dan kemiskinan sehingga tidak mengherankan
jika ajaran Marx banyak diadopsi di negara kurang berkembang. Faktor penting yang diduga semakin
mengembangkan ajaran Marxisme-Leninisme adalah interpretasi-interpretasi baru yg dilakukan oleh
pemimpin-pemimpin Marxis-Leninis yang sering dibungkus dengan istitah ‘demokrasi’ sehingga dengan
demikian sedikit memperlunak alergi terhadap istilah komunisme. Beberapa istilah yang penting seperti
Demokrasi Rakyat,Demokrasi Nasional, dan Demokrasi Revolusioner sering digunakan oleh pemerintahan
komunis pasca Stalin di Uni Soviet di mana pada intinya merupakan pemerintahan yang menganut strategi
pembangunan non-kapitalis.
Dengan beberapa perbedaannya, istilah-istilah demokrasi di atas merupakan bentuk khusus yang
disesuaikan dengan kondisi di dalam negeri dengan anggapan bahwa mereka berada pada tahap peralihan
sebelum mencapai masyarakat komunis. Demokrasi Rakyat yang tumbuh di Eropa Timur, seperti
Cekoslowakia, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Rumania dan Yugoslavia, misalnya, menyepakati bahwa
‘demokrasi rakyat adalah bentuk husus demokrasi yang berfungsi sebagai kediktatoran proletariat’ dan
‘merupakan negara pada masa peralihan yang bertugas mengendalikan perkembangan ke arah sosialisme’.
Tahapan Demokrasi Rakyat itu pada umumnya dilakukan melalui wadah front nasional yang merupakan
wadah kerja sama partai-partai non-komunis dengan partai komunis, di mana yang disebut belakangan ini
tetap memegang dominasi. Para penganjur Demokrasi Rakyat ini pada umumnya meyakini bahwa model
Soviet merupakan pola yang dapat diterapkan, meskipun untuk sementara mereka masih tetap menggunakan
lembaga-lembaga pemerintahan yang ada sebelumnya.
01 Negara-negara Dunia Ketiga memiliki pola yang berbeda dengan pola Eurokomunisme. Pada tahun 1960 (Moskwa,
1960), Khruschev menawarkan rumusan baru yang disebutnya sebagai Demokrasi Nasional yang tampaknya lebih banyak
dialamatkan ke negara-negara dunia ketiga yang baru berhasil melepaskan diri dari kolonialisme dan masih menerapkan
请输入你的题目

Demokrasi Borjuis. Khruschev berpendapat bahwa Demokrasi Nasional merupakan tahap peralihan dari Demokrasi
Borjuis ke Demokrasi Rakyat, di mana pada masyarakat agraris itu kaum buruh sangat sedikit dan belum merupakan
lapisan dominan dalam struktur sosial. Tugas utama Partai Komunis adalah mengendalikan front nasional yang dibentuk
bersama dengan kaum petani, intelektual, dan borjuis. Di satu pihak diharapkan bahwa proses pembangunan ekonomi di
negara-negara dunia ketiga mampu membentuk formasi sosial dan semakin luasnya lapisan kaum buruh, sedangkan di
pihak lain, prasarana ekonomi sendiri belum memadai misalnya membangun industri-industri padat karya dengan bantuan
ekonomi luar negeri yan disertai dengan transformasi suruktur perekonomian. Akibatnya beberapa negara Afrika (Aljazair,
Glana, Guinea, Mali dan Republik Persatuan Arab) yang dianggap cukup matang sebagai Demokrasi Nasional tidak juga
berubah menjadi Demokrasi Rakyat.
Akibatnya dilakukan peninjauan kembali atas konsep Demokrasi Nasional dengan menawarkan Demokrasi
Revolusioner sebagai alternatif, mana “transisi ke arah terbentuknya masyarakat non-kapitalis dapat dicapai di bawah
pimpinan kaum demokrat revolusioner, dan bukan hanya di bawah kepemimpinan kaum buruh”. Tuntutan kaum komunis
semakin longgar, tidak secara tegas menginginkan ‘masyarakat sosialis’ tetapi juga mengakui bahwa menjadi Demokrasi
Rakyat. Aauni buruh menerlukan aliarisi dengan kelompok lain untuk masyarakat non-kapitalis tersebut.
Ada dua hal yang dapat ditimba dari pergeseran-pergeseran konsepi demokrasi menurut terminologi komunis itu.
Yang pertama adalah semakin tajamnya persaingan ideologis Timur-Burat, khususnya antara Uni Soviet dan Amerika
Serikat. Dalam persaingan seperti ini, tidak ada pilihan lain bagi Uni Soviet kecuali menarik kawan sebanyak mungkin
dalam lingkup pengaruhnya. Tetapi karena kesulitannya untuk menciptakan pemerintah yang pro-komunis, maka yang
diinginkan oleh Uni Soviet adalah sekedar pemerintahan yang anti Barat. Ciri dari konsep Demokrasi Revolusioner yang
anti imperialis, tampaknya memperkuat dugaan itu.
01 Untuk negara-negara lain pergeseran terminologi itu dipengaruhi oleh persaingan di antara kubu-kubu
komunisme, khususnya antara Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina. Dalam beberapa hal, misalnya, terlihat
kesejajaran antara konsepsi-konsepsi Demokrasi Rakyat, Demokrasi Nasional maupun Demakrasi Revolusioner,
dengan konsep Demokrasi Baru yang semula dicetuskan oleh Mao Zedong. Meskipun demikian tidak berarti bahwa
请输入你的题目

konsepsi-konsepsi baru itu diterima sepenuhnya oleh Cina; hampir pada setiap perumusan konsep, ia senantiasa
memberikan catatan-catatan akhir, dengan menekankan kesementaraan sifat transisi damai, pentingnya kepeloporan
partai komunis, maupun keinginannya untuk menghancurkan lembaga-lembaga negara yang lama.
Setelah runtuhnya pemerintahan komunis di Uni Soviet pada 1990-an, tren pemerintahan non-demokratis kiri di
banyak belahan dunia lainnya disinyalir juga akan segera runtuh. Pada beberapa kasus seperti di Cina, Vietnam dan
Kuba pemerintahan komunis kemudian mengubah haluan kebijakan ekonominya menjadi condong pada system
kapitalisme sementara tetap menerapkan system politik otoriter dengan perubahan – perubahan berpendapat.
Impelementasi dua system yang berbeda secara paralel yang bertahan sampai saat ini tampaknya menjadi jawaban
bagi pertanyaan-pertanyaan di belakang kesuksesan Cina menjadi raksasa ekonomi sekaligus suksenya rezim
komunis Cina pasca runtuhnya Uni Soviet.
Pada Negara-negara otoriter seperti Chili, Korea Selatan dan Taiwan walaupun mengalami perkembangan
politik otoriter tetapi berhasil membangun perekonomian pasar terbuka sehingga perlahan-lahan menjalani transisi
menuju pemerintahan demokrasi menurut Michael G. Roskin hal ini dapat terjadi karena tiga sebab. Pertama,
perkembangan ekonomi menciptakan pertumbuhan kelas menengah yang cukup besar sebagai dasar perkembangan
demokrasi. Kedua, terkait juga dengan pertumbuhan kelas menengah, maka tingkat pendidikan juga meningkat.
Ketiga, perkembangan kelas menengah dan tingkat pendidikan juga meningkatkan kebutuhan untuk
mengekspresikan kepentingan masyarakat yang berbeda-beda yang merupakan dasar demokrasi. Namun dalam
proses transisi dari pemerintahan non-demokratis menuju demokrasi sering kali tidak sempurna di mana suatu negara
memiliki semua kelengkapan struktural suatu negara demokratis tetapi belum berfungsi sepenuhnya untuk dapat
dikategorikan sebagai negara demokratis. Yang tercipta kemudian adalah negara-negara dengan demokrasi
prosedural tetapi belum mencapai demokrasi substantif.
01
DEMOKRASI DI INDONESIA
请输入你的题目

Sebagaimana yang telah disinggung dalam uraian terdahulu, Indonesia termasuk negara yang
menganut aliran demokrasi konstitusional, yang mendasarkan diri pada UUD 1945 sebagai
landasan konstitusionalnya. Meskipun begitu, dalam perkembangan demokrasi setelah
merdeka selama 39 Tahun, telah terjadi berbagai perubahan baik di dalam landasan
koastitusional maupun praktik penyelenggaraan penmerintahan. Kita telah menggunakan
beberapa UUD sebagai landasan konstitusional, yaitu: UUD 1945, UUD RIS, UUD Senentara
tahun 1950. Perubahan dalam landasan dasar ini membawa perubahan dalam sistem
pemerintahan, demikian pula praktik pemerintahannya tak jarang menyimpang dari landasan
dasarya terutama pada masa Demokrasi Terpimpin. Untuk itu akan dilihat secara terbatas
variasi-variasi di dalam perkembangan demokrasi di Indonesia.
Dalam perkembangan demokrasi, Indonesia menghadapi beberapa masalah pokok yang
bertumpu pada bagaimana masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya meningkatkan
kehidupan ekonominya di samping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang
demokratis. Di samping itu ada juga masalah bagaimana menyusun suatu sistem politik dengan
suatu kepemimpinan yang cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta nation
building dengan partisipasi rakyat seraya menghindarkan timbulnya kediktatoran, baik yang
bersifat perorangan, partai atau militer.
01 Untuk melihat perkembangan demokrasi di Indonesia, maka secara Pemilihan umum, sebagai tonggak demokrasi,
sederhana kita dapat membaginya dalam empat masa yaitu: untuk pertama kalinya berhasil dilaksanakan pada
1. Masa Demokrasi Parlementer, tahun 1945 - 1959 tahun 1955. Meskipun demikian hasil pemilihan umum
2. Masa Demokrasi Terpimpin, tahun 1959 – 1965 ini ternyata tidak juga membawa stabilitas yang
请输入你的题目

3. Masa Demokrasi Pancasila, tahun 1965 1998 diharapkan. Perpecahan yang mewarnai sebelum
4. Masa Reformasi, tahun 1998 – sekarang. pemilu 1955 muncul kembali, bahkan lebih meningkat,
Berdasarkan pembagian di atas marilah kita coba secara terbatas ditandai dengan tajamnya konflik antara pemerintah
untuk menelusurinya dari sudut pandangan perkembangan demokrasinya. pusat dengan pemerintah daerah dan juga antara
Masa Demokrasi Parlementer umumnya ditandai oleh menonjolnya eksekutif dan legislatif yang baru milih, Koalisi antara
peranan parlemen dan partai-partai politik. Oleh karena itulah dinamakan dua partai besar dan beberapa partai kecil lainnya
demokrasi parlementer. Bila dilihat dari landasan konstitusionalnya, dalam pembentukan kabinet tetap rapuh sebagaimana
sebenarnya ada tiga UUD yang digunakan pada masa ini yaitu UUD 1945 halnya sebelum pemilu diadakan. Kurang dewasanya
dari tahun 1945- 1949, UUD RIS dari tahun 1949 - 1950 dan UUDS 1950 partai-partai politik yang tergabung dalam kualisi
dari tahun 1950-1959. Meskipun dalam UUD 1945 dinyatakan sistem dalam menghadapi permasalahan pemerintahan dengan
pemerintahan presidensial, sementara UUD lainnya menggunakan sistem mudah menarik dukungan dari koalisi menyebabkan
parlementer, tetapi pada praktiknya semenjak bulan November 1945- 1959 pendeknya umur kabinet. Akibatnya tidak banyak
digunakan sistem pemerintahan parlementer. program pembangunan yang dapat diselesaikan.
Dalam sistem parlementer ini tanggung jawab politik terletak pada Ketidakstabilan politik ini semakin diperkuat oleh
perdana menteri beserta dengan para menteri sebagai pembantunya, masalah-masalah regionalisme, berupa pergolakan-
sementara presiden sebagai kepala negara lebih berperan secara simbolis pergolakan daerah yang menyatakan ketidakpuasannya
(seremonial). Pelaksanaan sistem parlementer ini ternyata belum dapat terhadap kebijakan-kebijakan pusat dan menuntut
derjalan seperti yang diharapkan, meskipun sistem ini berhasil dengan adanya otonomi daerah.
memuaskan di beberapa negara Asia lainnya. Persatuan yang digalang
selama tenghadapi musuh bersama ternyata kurang solid dan tidak dapat
dibina menjadi kekuatan-kekuatan yang konstruktif sesudah kemerdekaan
dicapai.
01
Faktor-faktor di atas mendorong Ir. Sukarno, sebagai kepala negara yang selumnya hanya berperan sebagai simbol atau
semacam rubberstamp president (presiden yang hanya berperan memberikan cap belaka), untuk mengeluarkan Dekrit Presiden
pada tanggal 5 Juli 1959 yaitu pernyataan untuk kembali ke UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dengan menggunukan
请输入你的题目

sistem presidensial. Dekrit Presiden ini telah mengakhiri masa Demokrasi Parlementer dan menggantikannya dengan Demokrasi
Terpimpin yang kembali menggunakan UUD 1945 sebagai landasan dasarnya dan sistem presidensial
Ciri yang amat menonjol dalam periode demokrasi terpimpin adalah membesarnya peranan Presiden Sukarno, melemahnya
peranan partai politik kecuali PKI, dan meningkatnya peranan militer dalam politik. Oleh karena itu perimbangan kekuasaan
politik pada masa ini sering disebut sebagai ‘segitiga kekuasaan’, yaitu antara Sukarno sebagai pusat kekuasaan, PKI yang
menjadi basis massa pendukung Sukarno, dan Militer yang menjadi kekuat pertahanan keamanan pengimbang kekuatan PKI yang
sudah berseteru sejak awal dengan militer. Meskipun demokrasi pada periode ini menggunaka UUD 1945 sebagai landasan
dasarnya tetapi dalam praktiknya terjadi banyak pengambilan kebijakan presiden yang menyimpang dari UUD 1945 itu sendiri.
Sebagai contoh pada tahun 1960 Presiden Sukarno selaku kepala eksekutif telah membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil
pemilihan umum 1955; padahal menurut sistem presidensial yang diatur dalam UU 1945, meskipun kedudukan presiden sangat
kuat, tetapi ia tidak dapat menbubarkan DPR. Selanjutnya ia membentuk DPRGR dengan banyak anggotanya yang ditunjuk oleh
Sukarno. Ada pula beberapa wewenang presiden lainnya yang membuatnya dapat ikut campur di luar batas kekuasaan eksekutif,
misalnya di bidang yudikatif melalui UU No. 19/1964, dan bidang legisiatif berdasarkan Tata Tertib Peraturan Presiden No.
14/1960 dalam hal para anggota DPR tidak mencapai mufakat. TAP MPRS No.III/1963 hasil DPRGR juga mengangkat Sukarno
sebagai Presiden seumur hidup.
Selain penyelenggaraan di bidang perundang-undangan, juga terjadi penyelewengan-penyelewengan lain berupa
pembentukan badan-badan EkstraVkonstitusional seperti Front Nasional yang ternyata justru dipakai oleh komumis untuk
mengembangkan diri dan mempersiapkan terbentuknya demokrasi rakyat. Penyimpangan lain adalah dipermu-dahnya untuk
memberhentikan izin terbit dari media massa yang dianggap telah ke luar dari ‘rel revolusi’, Politik ‘mercu suar’nya yang
mengakibatkan terlantarnya perekono-mian yang suram dengan inflasi mencapai lebih dari 600% telan mendorong semakin
kuatnya akar-akar komunis dalam masyarakat Indonesia. Akhirnya periode ini diakhiri dengan adanya peristiwa G 30 S pada
tahun 1945.
01
Periode selanjutnya, setelah tahun 1965 ditandai oleh tekad Orde Baru kembali melaksanakan secara murni dan
konsekuen Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu landasan konstitusionalnya diletakkan pada UUD 1945 dengan
请输入你的题目

menggunakan sistem presidensial. Periode ini disebut sebagai ode demokrasi Pancasila sebagai cerminan dari tekad untuk
mewujudkan secara murni dan konsekuen Pancasila dan UUD 1945 tersebut. Ciri yang amat menonjol dalam periode ini
adalah besarnya peranan militer sebagai akibat perjalanan sejarah di bidang politik, dibantu oleh kaum teknokrat dan birokrat.
Tekad untuk kembali pada UUD 1945 dan Pancasila diwujudkan dalam perubahan-perubahan ketetapan yang pernah
dibuat pada masa Demokrasi Terpimpin, misalnya mencabut TAP MPRS No. III/1963 tentang pengangkatan presiden seumur
hidup; membuat TAP MPRS No. XIX/1966 mengenai peninjauan kembali produk-produk legislatif masa Demokrasi
Terpimpin, dan atas dasar itu UU No. 10/1964 telah diganti dengan undang- undang baru No. 14/1970 yang menetapkan
kembali asas ‘kebebasan badan- badan peradilan’. Di samping itu juga ada upaya pengembalian hak kontrol DPR, serta upaya
pemisahan keanggotaan DPR dengan keanggotaan eksekutif yang pada masa Sukarno dilakukan. Upaya lain adalah
meniadakan wewenang presiden untuk ikut campur pada saat DPR tidak mampu mencapai mufakat.
Kalau kita mengamati upaya Orde Baru di atas, tampak bahwa dari segi perundang-undangan telah ada upaya
memperbaiki dan meletakkan landasan hukum bagi pelaksanaan demokrasi. Meskipun demikian tidak dapat langsung
disimpulkan bahwa pelaksanaannya telah sepenuhnya sesuai dengan landasan hukum yang dibuat. Masih terdapat banyak
kasus pelanggaran hukum dan masalah kebebasan badan-badan peradilan yang memperoleh sorotan tajam yang bisa Anda baca
melalui berbagai media massa, baik koran maupun majalah terkemuka yang terbit di ibu kota. Apa yang terlihat pada politik
Indonesia semasa Orde Baru adalah pencapaian demokrasi formal yang belum menyeluruh dan menjadi habitual masyarakat
secara umum. Kebebasan pers dan kesempatan masyarakat luas untuk mengekspresikan tuntutan mereka sering kali mengalami
tekanan dan pengaturan yang berlebihan. Lembaga-lembaga peradilan sering kali mendapat intervensi dari lembaga eksekutif
terutama pada saat menangani kasus-kasus yang dianggap membahayakan eksistensi atau kelangsungan rezim yang berkuasa.
Hanya dalam masalah-masalah yang peka yang dianggap rawan bagi stabilitas nasional, terutama yang menyangkut SARA
(Suku, Agama, Ras, dan antar-Golongan), perlu adanya kehati-hatian dalam pemberitaan.
01
Di samping peninjauan kembali dan koreksi terhadap masalah perundang-undangan di atas, upaya menegakkan
tonggak demokrasi dilakukan dengan melaksanakan pemilihan umum pada tahun 1971, 1977, 1982, dan 1987. Di
samping itu juga dilakukan upaya penataan organisasi politik dan organisasi sosial kemasyarakatan. Wujud dari
请输入你的题目

penataan tersebut dapat kita jumpai dari jumlah partai politik mulai dari sembilan parpol + satu Golkar dalam pemilu
1971 sampai dengan dua parpol + satu Golkar dalan pemilu-pemilu selanjutnya. Penataan organisasi politik dan
kemasyarakatan di atas pada akhirnya berhasil dituangkan melalui UU No. 3 tahun 1985 tentang Parpol dan Golkar,
serta UU No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Di dalam hal penataan partai-partai politik dan organisasi kepentingan tampaknya masih terasa belum mencapai
hasil sebagaimana yang diharapkan Fusi tersebut masih terus terasa sebagai penyederhanaan yang dipaksaka. Lebarnya
perbedaan ideologi dan kepentingan partai-partai politik yang harus menjadi satu seperti dalam PPP dan PDI
menyebabkan partai-partai politik tersebut belum sepenuhnya mampu melaksanakan fungsinya dengan baik antara lain
sebagai akibat langsung dari konflik yang tak kunjung berhenti di dalam tubuh partai-partai politik itu sendiri. Golkar
menjadi mesin perpanjangan tangan rezim Orde Baru untuk terus dapat memenangkan pemilu dan memegang
kekuasaan politik di Indonesia. Pemilu selama Orde Baru sering kali dianggap sebagai kegiatan seremonial untuk
kembali mengukuhkan rezim yang sedang berkuasa.
Dalam pelaksanaan pemilihan umum, meski masih dirasakan adanya kekurangan-kekurangan, namun bila dilihat
dari sisi proses perkembangan, terlihat adanya kemajuan-kemajuan. Beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh para
peserta pemilu dalam rangka menarik dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat, misalnya tindak kekerasan di
beberapa wilayan pemilu 1971 dan 1977, telah banyak berkurang dalam pemilu tahun 1982. Dari segi organisasi
pelaksanaan pemilu sendiri juga terasa adanya kemajuan misalnya dalam pemilu 1987 dengan menempatkan wakil-
wakil kekuatan politik sebagai wakil ketua pengawas pelaksanaan pemilu, sebelumnya mereka hanya duduk sebagai
anggota saja.
01 Perkembangan politik masa Orde Baru tak dapat dilepaskan dari konsep pembangunan yang
dilaksanakan. Pilihan pembangunan ekonomi sebagai titik berat pembangunan jangka panjang (sekitar 25 -
30 tahunan) telah nenempatkan pembangunan politik sebagai upaya meletakkan dasar-dasar sistem politik
请输入你的题目

demokratis yang selalu harus dikaitkan dengan terpeliharanya suatu iklim politik yang stabil, yang kondusif
dalam rangka menopang pembangunan ekonomi. Oleh karena itu dapatlah dipahami bila perkembangan
demokrasi sebagaimana diuraikan di atas masih belum sepenuhnya mencapai hasil sebagaimana yang
diharapkan.
Ada upaya lain yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru dalam rangka perkembangan demokrasi,
yaitu upaya memperkenalkan beberapa nilai demokrasi yang khas dari demokrasi Pancasila. Paling tidak
ada dua nilai dasar yang harus melandasi praktik demokrasi Pancasila, yang diungkapkan sebagai wujud
dari budaya politik masyarakat Indonesia. Dua nilai dasar tersebut adalah nilai tidak dikenalnya oposisi, dan
nilai musyawarah untuk mencapai mufakat. Oposisi dikatakan sebagai wujud dari budaya politik
masyarakat Barat yang tidak dikenal daiam budaya kita. Dalam budaya politik kita hubungan antara sesama
anggota masyarakat dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Dalam cara pandang ini masyarakat dilihat
sebagai suatu keluarga besar di mana setiap anggotanya seperti juga sesama dalam sebuah keluarga. Dan
sebagai konsekuensinya, pola hubungan ini harus dilandasi rasa kasih sayang antarsesama saudara, bukan
curiga mencurigai maupun ‘musuh’ yang menjadi konotasi dari kata oposisi. Demikian pula halnya dengan
nilai musyawarah untuk mencapai mufakat yang merupakan konsekuensi dari pola hubungan di atas, di
mana setiap masalah yang dihadapi harus diselesaikan dengan cara berunding, berembuk atau musyawarah,
sehingga suatu keputusan yang diambil merupakan hasil mufakat dari musyawarah tersebut. Bila cara ini
tidak berhasil, sementara keputusan haruslah dibuat dengan segera, barulah diperkenankan untuk melakukan
pemungutan suara melalui voting (suara terbanyak).
01
Krisis moneter yang melanda Asia dan Indonesia pada khususnya, telah mendesak terjadinya pergantian
penguasa politik di Indonesia. Demi mendapatkan pengakuan dan legitimasi domestik, pemerintahan sementara BJ.
Habibie segera mengadakan pemilihan umum pada tahun 1999, setahun setelah Suharto mengundurkan diri.
请输入你的题目

Pemilihan umum 1999 dianggap sebagai pemilu bebas pertama setelah pemilihan umum 1955, di mana jumlah
partai politik tidak lagi dibatasi secara sewenang-wenang. Dari hasil pemilu 1999 ini terdapat 10 partai politik besar
yang berhasil memasukkan anggotanya dalam parlemen untuk mewakili rakyat dan melakukan checks and balances
terhadap lembaga eksekutif. Pemilu 1999 juga menjadi awal perubahan pemerintahan yang sebelumnya bercorak
executive-heavy meniad legistative-heavy di mana parlemen dianggap melakukan pengawasan aktif yang sering kali
menyulitkan posisi eksekutif di bawah A. Wahid dalam menerapkan kebijakan. Akibatnya, terjadi persengketaan
antara eksekutit dengan legislatifr yang berakhir pada impeachment presiden saat itu yang kemudian diambil alih
oleh Megawati sebagai wakil presiden.
Pada bidang perundangan yang lebih krusial, juga diadakan peninjauan ulang atas UUD 1945 yang dianggap
mudah dan sering kali dimanipulasi untuk melanggengkan kekuasaan pemerintah sebelumnya, memanfaatkan
interpretasi ganda atas pasal-pasalnya. Sampai saat ini telah diadakan empat kali amandemen dengan menambahkan
peraturan penting mengenai keberadaan DPR dan DPD, serta keberadaan HAM pada pasal 28 yang harus dijunjung
tinggi.
Menjelang pemilu 2004, serangkaian perubahan perundangan dibuat untuk memperbaiki akuntabilitas
pemerintah di mata rakyat sebagai pemberi mandat. Sejak pemilu 2004, anggota DPR-DPRD, DPD, presiden Susilo
Bambang Yudoyono dan kepala kabupaten/kotamadya dapat dipilih secara langsung oleh rakyat. Diharapkan dari
mekanisme baru yang diperkenalkan pada tahun 2003 melalui UU Pemilu ini, rakyat dapat secara efektif
mengadakan pengawasan terhadap pemerintah tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga daerah dalam era otonomi
daerah ini.
Referensi
Budiardjo, M, dkk. 2009. PENGANTAR ILMU POLITIK. Jakarta : Universitas Terbuka

Hendra Nurtjahyo, Filsafat Demokrasi, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 72.

Henry Subiakto, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, ( Jakarta : Kencana Prenada media grup , 2012), hlm. 144
I Dewa Gede Atmadja, Hukum Konstitusi (Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD NRI 1945), Setara
Press, Malang, 2012, hlm. 18-19.
I Dewa Gede Atmadja, Ilmu Negara (Sejarah, Konsep Negara, Dan Kajian Kenegaraan), Setara Press, Malang, 2012, hlm. 92-
93.
I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, (Jakarta : Universitas Udayana press, 2017), hlm5
Janedjri M. Gaffar, Demokrasi Konstitusional (Praktik Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan UUD NRI 1945),
Konstitusi Press, Jakarta, 2012, hlm. 13-14,184-185.
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2010,hlm. 58,93
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI), (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 50
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani
(Jakarta :IAIN Jakarta Press, 2000), hlm 161-162,183-188
Prof.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama 2007
SEKIAN DAN TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai