0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang wanprestasi, bentuk-bentuk wanprestasi, pihak yang dirugikan dapat menuntut, overmacht, ganti rugi, resiko, perjanjian, asas hukum perjanjian, syarat sah perjanjian, macam-macam perjanjian, unsur-unsur perjanjian, akibat perjanjian, dan hapusnya perjanjian.
Dokumen tersebut membahas tentang wanprestasi, bentuk-bentuk wanprestasi, pihak yang dirugikan dapat menuntut, overmacht, ganti rugi, resiko, perjanjian, asas hukum perjanjian, syarat sah perjanjian, macam-macam perjanjian, unsur-unsur perjanjian, akibat perjanjian, dan hapusnya perjanjian.
Dokumen tersebut membahas tentang wanprestasi, bentuk-bentuk wanprestasi, pihak yang dirugikan dapat menuntut, overmacht, ganti rugi, resiko, perjanjian, asas hukum perjanjian, syarat sah perjanjian, macam-macam perjanjian, unsur-unsur perjanjian, akibat perjanjian, dan hapusnya perjanjian.
perjanjian tidak mau memenuhi kewajibannya memberikan prestasi yang tidak disebabkan karena keadaan yang memaksa (overmacht) Bentuk Wanprestasi Tidak mau memenuhi prestasi sama sekali Terlambat memenuhi prestasi Memenuhi prestasi secara tidak baik Pihak dirugikan dapat menuntut Pemenuhan perikatan Pemenuhan perikatan dengan gantirugi Ganti rugi Pembatalan perjanjian timbal balik Pembatalan dengan ganti rugi Overmacht (keadaan memaksa) Suatu keadaan yang terjadi setelah dibuat perjanjian yang menghalangi debitur untuk memenuhi prestasinya, akan tetapi debitur tidak dapat dipersalahkannya dan tidak harus menanggung resiko karena dia tidak dapat menduganya pada waktu persetujuan itu di-buat Ganti Rugi Ganti rugi atas biaya segala pengeluaran dan ongkos yg telah dikeluar-kan oleh salah satu pihak, contoh: ongkos pengang- kutan/pengiriman barang Ganti rugi atas kerusakan kerusakan barang milik kreditur yang disebabkan oleh kelalaian debitur Ganti rugi atas bunga keuntungan/bunga yang tidak jadi didapat oleh kreditur karena debitur melakukan ingkar janji Resiko Kewajiban untuk memikul kerugian yang tidak disebabkan oleh kesalahan salah satu pihak. Resiko ini terjadi karena keadaan memaksa Perjanjian sepihak resiko ditanggung kreditur (orang yg tidak berhak atas suatu prestasi – psl. 1237 KUH Perdata) Perjanjian timbal balik resiko berlaku psl. 1545 KUH Perdata (tukar menukar), jika barang yang akan musnah diluar kesalahan pemiliknya maka perjanjian dianggap gugur. Sedangkan pihak yg telah memberikan prestasi berhak menuntut kembali barangnya. Jadi resiko ditanggung oleh pihak yang barangnya musnah Perjanjian Suatu peristiwa yang terjadi bila seseorang berjanji kepada orang lain atau bila dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu prestasi Perjanjian yg membebankan kepada salah satu pihak (seorang berjanji pada orang lain) Perjanjian yang membebankan kewajiban pada kedua belah pihak (dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu prestasi) Asas-asas Hukum Perjanjian Asas kebebasan berkontrak (psl. 1338 KUH Pdt) setiap orang diperboleh mengadakan perjanjian berupa dan berisi apa saja asalkan tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum. Asas konsensualisme dalam hukum perjanjian, perikatan timbul sejak tercapainya kata sepakat Syarat sahnya perjanjian Kata sepakat antara kedua belah pihak Kecakapan untuk melakukan tindakan hukum Hal tertentu Sebab atau kausa yang halal (1320 KUH Pdt.)
Syarat 1 dan 2 syarat subektif
Syarat 3 dan 4 syarat obyektif Macam-macam perjanjian Perjanjian untuk memberikan sesuatu Perjanjian untuk berbuat sesuatu Perjanjian untuk tidak berbuat atau tidak mengerjakan sesuatu Unsur-unsur perjanjian Essentialia Bagian yg mutlak harus ada dalam suatu perjanjian Naturalia Bagian dari perjanjian yg ditentukan oleh UU sebagai peraturan yg bersifat mengatur Accidentalia Bagian dari perjanjian yg ditambahkan oleh para pihak karena tidak ada pengaturannya dalam UU Akibat-akibat perjanjian Perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik Perjanjian hanya berlaku bagi para pihak yang membuatnya Kreditur dapat mengajukan actio pauliana Hapusnya perjanjian Ditentukan dalam perjanjian oleh kedua belah pihak Ditentukan oleh UU Pernyataan penghentian perjanjian Ditentukan oleh putusan hakim Tujuan perjanjian tercapai