Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN II

“AKUNTANSI DAN PELAPORAN EKUITAS”

DOSEN : NI MADE SUINDARI,SE.,M.Si,BKP

OLEH :

KELOMPOK 3

1. I PUTU GDE BISMANTIA ADI PUTRA (1833121267)

2. I KADEK HADY PUTRA (1833121278)

3. PUTU SATIA DEWI (1833121504)

4. PUTU SILVIA PURNAMALENI (1833121189)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN AJARAN 2019/2020
1. Pengertian Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Ekuitas pada dasarnya harus dikelompokkan dalam empat golongan secara jelas berdasarkan
sumbernya antara lain : Penyetoran modal dari pemilik atau pesero, Saldo laba yang berasal
dari hasil usaha (retained earning), Modal penilaian kembali aset (appraisal capital); dan
Modal donasi (donated capital).

2. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal (Concepts of Capital and Capital


Maintenance)

2.1 Konsep Modal

 Konsep Modal Keuangan (Financial Capital Concept) : menurut konsep modal


keuangan, ekuitas suatu entitas adalah aset bersih (net aset) yang diukur berdasarkan
jumlah uang yang diinvestasikan (invested money) atau jumlah daya beli yang
diinvestasikan (invested purchasing power).

 Konsep Modal Fisik (Physical Capital Concept) : menurut konsep modal fisik atau
kemampuan usaha (operating capability), modal diartikan sebagai kapasitas produktif
suatu entitas berdasarkan, misalnya jumlah unit produk yang dihasilkan per hari.
Konsep modal mana yang dipilih tentunya akan mempengaruhi perhitungan laba rugi.

2.2 Konsep Pemeliharaan Modal dan Penentuan Laba Rugi

Pemeliharaan Modal Fisik menurut konsep laba suatu entitas akan diperoleh bila
kapasitas produktif fisik atau kemampuan usaha akhir periode usaha melebihi awal periode
usaha, setelah mengeluarkan semua penyetoran dari dan pendistribusian kepada pemilik
selama periode usaha tersebut. Konsep ini menekankan perbedaan pengertian imbal hasil atas
modal atau ekuitas perusahaan (return on capital) dengan pengembalian modal (return of
capital). Konsep pengembalian modal lebih menekankan pada nilai nominal aset neto atau
modal. Misalkan modal atau ekuitas awal suatu perusahaan adalah Rp10.000.000.000, dan
pada akhir periode usaha, aset neto adalah tetap Rp10.000.000.000, maka dapat dikatakan
bahwa modal perusahaan telah kembali, setiap kelebihan adalah laba dan setiap kekurangan
dari Rp10.000.000.000 adalah rugi. Sedangkan konsep imbal hasil atas modal (return on
capital) menekankan laba riil, yaitu kemampuan atau kapasitas operasi akhir harus melebihi
awal periode. Perusahaan baru dapat dikatakan memperoleh laba bila arus aset masuk
melebihi jumlah aset yang dibutuhkan untuk memelihara modal atau ekuitas perusahaan.
Dengan contoh di atas, kembalinya aset neto Rp10.000.000.000, belum tentu kapasitas
operasi dapat bertahan, terutama dalam keadaan inflasi, mungkin hasil usaha adalah rugi.
Konsep pemeliharaan modal fisik menggunakan dasar pengukuran biaya kini (current cost).
Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, khusunya dalam pengukuran
aset dan liabilitas, serta perhitungan laba rugi yang akhirnya akan menentukan aset neto atau
ekuitas.

3. Pengenalan Bentuk Hukum Entitas Ekonomi dan Bisnis di Indonesia

Di Indonesia dikenal macam-macam bentuk hukum entitas ekonomi atau bisnis. Yang
dimaksud dengan entitas ekonomi adalah suatu entitas yang dalam pelaksanaan operasinya
tidak terlepas dari masalah ekonomi dan keuangan dalam arti luas, dan tidak terbatas semata-
mata pada perusahaan yang bermotif mancari laba.

Hukum dan Peraturan Perundangan yang Berlaku untuk Masing Masing Bentuk
Hukum Entitas Ekonomi atau Bisnis

Hukum dan Peraturan Perundangan yang


Entitas Ekonomi atau Bisnis Mengatur
I. Bukan Badan Hukum  
Perusahaan Perseorangan Hukum lokal/Pemerintah Daerah
Persekutuan Perdata Kitab UU Hukum Pedata (KUHP)
Persekutuan Firma (Fa) Kitab UU Hukum Dagang (KUHD)
Persekutuan Komanditer (CV) Kitab UU Hukum Dagang (KUHD)
II Badan Hukum  
Peseroan Terbatas (PT) UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT
UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT dan
Perseroan Terbatas Tebuka Peaturan (PT Tbk.) Bapepam-LK, OJK
UU No. 19 Tahun 2003 jo UU No. 40 Tahun
Perusahaan Perseroan (Pesero) 2007
Peusahaan Umum (Peum) UU No. 19 Tahun 2003
Koperasi UU No. 25 tahun 1992
Yayasan UU No. 28 tahun 2004
Subjek hukum adalah orang biasa dan badan hukum yang dapat melakukan tindakan
hukum, yaitu melakukan sesuatu perbuatan yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban
hukum, misalnya perikatan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam uang dan lain-lain
(sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku) Badan hukum adalah suatu organisasi atau
entitas yang menurut hukum dianggap sebagai suatu subjek hukum terlepas dari orang,
pendiri, pengurus atau anggotanya yang secara mandiri dapat melakukan tindakan hukum.
Contoh Badan hukum antara lain adalah Perseroan Terbatas (PT), BUMN (Badan Usaha
Milik Negara), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Koperasi, Yayasan, dan Lembaga Dana
Pensiun.
4. Entitas Bukan Badan Hukum

 Usaha/Perusahaan Perorangan

Usaha/Perusahaan Perorangan adalah usaha atau perusahaan yang dimiliki dan


dijalankan oleh seorang dan atau bersama anggota keluarganya. Aset, liabilitas, dan ekuitas
atau modal kegiatan usaha melekat dan menjadi satu dengan pribadi. Dengan perkataan lain
konsep entitas terpisah (separate entity) tidak berlaku untuk usaha/ perusahaan perorangan.

 Persekutuan Perdata

Persekutuan Perdata diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP).


Tertulis dalam KUHP:

Pasal 1618: Persekutuan adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya.

Pasal 1619: Segala persekutuan harus mengenai suatu usaha yang halal, dan harus
dibuat untuk manfaat bersama para pihak. Masing-masing sekutu diwajibkan
memasukkan uang, barangbarang lain ataupun kerajinannya ke dalam perseroan itu.

Dari kedua pasal tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Persekutuan Perdata adalah Suatu
perjanjian antar dua orang atau lebih yang bertujuan membagi keuntungan yang diperoleh
bersama dengan masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang, barang-barang lain,
atau kerajinan (tenaga dan jasa).

 Persekutuan Firma (Fa)

Persekutuan Firma (Fa) diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Persekutuan Firma atau Vennootschap onder firma, adalah tiap-tiap perserikatan yang
didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan di bawah satu nama bersama. Berdasarkan
KUHD Pasal 16, Firma didirikan oleh dua orang atau lebih pesero untuk bersama-sama
melakukan suatu usaha untuk mencari laba. Ekuitas atau permodalan firma tidak diatur secara
khusus dalam KUHD, tergantung persetujuan antar pesero. Setiap pesero atau sekutu dalam
firma masing-ma sing dapat melakukan tindakan hukum atas nama firma, dan semuanya
sama-sama bertanggung-jawab atas seluruh kewajiban firma.

 Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer (CV) atau Commanditaire Vennootschap, juga diatur dalam


KUHD. Persekutuan ini merupakan pengembangan dari persekutuan firma, yaitu selain
sekutu atau anggota firma yang mengurus dan masing-masing sekutu bertanggungjawab
penuh secara renteng atau tanggung menanggung atas kewajiban firma, terdapat sekutu atau
pesero komanditer atau sekutu diam (sleep ing partner). Pesero komanditer hanya menyetor
sejumlah modal, tapi tidak ikut mengurus persekutuan, dan hanya bertanggungjawab sebesar
jumlah modal yang disetor. Status pesero atau sekutu komanditer adalah mirip dengan
pemegang saham yang tidak ikut mengelola suatu PT. Struktur ekuitas suatu CV harus
memperinci modal masing-masing sekutu dan dengan jelas disebutkan bila terdapat sekutu
komanditer.

5. Entitas Berbentuk Badan Hukum

Entitas berbentuk badan hukum adalah entitas yang dapat berlaku sebagai subjek
hukum yang mandiri untuk melakukan tindakan hukum. Terutama dikenal dalam bentuk
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Terbatas Terbuka (PT Tbk), Perusahaan Umum (Perum),
dan Yayasan. Perusahaan Umum hanya untuk beberapa perusahaan negara yang dibentuk
untuk melayani pelayanan umum, misalnya Perum Otorita Jatiluhur, sedangkan Yayasan
lazimnya didirikan tidak untuk mencari laba (nirlaba), perusahaan lazimnya berbentuk badan
hukum Perseroan Terbatas (PT). Untuk per-usahaan/ usaha kecil dan menengah dan tidak
berakuntabilitas publik berlaku Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tidak Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) atau Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah
(SAK EMKM), dan untuk PT besar dan berakuntabilitas publik berlaku Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) berbasis IFRS. Pembahasan selanjutnya akan lebih banyak terfokus pada
penerapan PSAK tentang ekuitas untuk PT.

 Perseroan Terbatas (PT) Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas merupakan landasan hukum untuk badan hukum PT. Dijelaskan dalam Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 beberapa pengertian tentang istilah tertentu:

a) Pengertian Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal;
didirikan berdasarkan perjanjian; melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham; dan memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT serta peraturan pelaksanaannya. Suatu PT diatur oleh
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007, anggaran dasar Perseroan, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.

b) Organ PT

Organ PT terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan
Komisaris. RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang
tentang PT dan/atau anggaran dasar. Dengan demikian anggaran dasar suatu PT adalah sangat
penting dalam mengelola suatu perseroan yang berbentuk PT. Direksi adalah Organ
Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PT untuk
kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan PT, serta mewakili PT baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan Komisaris
adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus
sesuai dengan anggaran dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi.

c) Maksud dan Tujuan PT

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.

d) Tanggung Jawab Pemegang Saham

Pemegang saham tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat
atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham
yang dimiliki. Kecuali bila: a. persyaratan PT sebagai suatu badan hukum belum atau tidak
dipenuhi; b. pemegang saham yang bersangkutan: • baik langsung atau tidak langsung dengan
iktikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi; • terlibat dalam perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh PT; atau • baik langsung maupun tidak langsung
secara melawan hukum menggunakan kekayaan PT sehingga tidak cukup untuk melunasi
utang PT.

e) Nama dan Alamat PT


Nama dan alamat dalam wilayah negara RI ditentukan dalam Anggaran Dasar.

f) Jangka Waktu PT

PT didirikan untuk jangka terbatas atau tidak terbatas sebagai mana ditentukan dalam
anggaran dasar.

g) Struktur Modal PT

Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-347/BL/2012 Tanggal :


25 Juni 2012 tentang penyajian dan pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
perusahaan publik, Ekuitas pada Perseroan Terbatas terdiri atas :

1. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilikentitas induk:

 Modal Saham yang terdiri dari : Modal Dasar dan Modal Ditempatkan dan disetor
penuh

 Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-in Capital) yang terdiri dari : Agio
Saham ,Selisih Modal dari Transaksi Saham Treasuri, Selisih Kurs atas Modal
Disetor, Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali dan Tambahan Modal
Disetor Lainnyaa

 Selisih Transaksi dengan pihak Nonpengendali yang terdiri atas : Saham Treasuri,
Saldo Laba dan Pendapatan Komprehensif Lain

2. Kepentingan Nonpengendali

h) Nilai Ekuitas

Dikenal beberapa nilai ekuitas atau nilai aset bersih (net assets) suatu perusahaan
(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 67):
• Nilai pasar keseluruhan (aggregate market value), yaitu jumlah keseluruhan saham yang
diterbitkan dan ditempatkan dinilai menurut harga pasar saham.
• Nilai likuidasi, yaitu nilai perusahaan saat dilikuidasi, nilai sisa aset yang dijual satu per
satu setelah melunasi liabilitas perusahaan.
• Nilai kelangsungan usaha (going concern value), yaitu nilai perusahaan dalam
kelangsungan usaha. Laporan keuangan yang disusun sesuai SAK, menyajikan nilai
kelangsungan usaha perusahaan.
i) Modal Saham Perseroan Terbatas (PT)
Modal saham suatu perseroan terbatas, secara umum diatur dalam Undang-Undang RI
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab III Modal dan Saham. Beberapa hal yang
relevan dengan topik bab ini dan perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

6. Pelaporan dan Pengungkapan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas
Analisis Posisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan Berdasarkan Ekuitas Ekuitas atau modal
suatu entitas merupakan faktor penting untuk mengadakan analisis posisi keuangan dan
kinerja perusahaan.
a. Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) Rasio liabilitas terhadap ekuitas
digunakan untuk mengukur solvabilitas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh liabilitas seandainya perusahaan dilikuidasi. Total Liabilitas : Total
Ekuitas
b. Tingkat Imbal Hasil Ekuitas Rasio ini mengutamakan kepentingan pemegang saham biasa,
yaitu untuk menghitung berapa persen keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham
biasa dari setiap Rupiah yang diinvestasikan pada saham biasa.
(Tingkat imbal hasil saham biasa = Laba bersih-deviden Saham preferen/Modal saham
biasa rata-rata)
c. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) Rasio yang menunjukkan persentase
dividen tunai (kas) terhadap laba bersih. Pemegang saham juga perlu mengetahui berapa
bagian dari laba yang dihasilkan pada suatu tahun usaha yang dibagikan sebagai dividen.
Terutama investor institusi (dana pensiun, perusahaan asuransi, organisasi nirlaba dan lain-
lain) dan pemegang saham perorangan sangat berkepentingan untuk mengetahui berapa besar
dividen yang mereka dapat peroleh dari investasi yang telah dilakukan pada suatu
perusahaan. Sering kali payout ratio menjadi faktor penentu dalam pilihan investasi yang
akan mereka lakukan.
d. Nilai Buku Per Saham (Book Value Per Share) Setiap investor tentu sangat berkepentingan
untuk mengetahui berapakah nilai setiap saham yang dimilikinya menurut laporan keuangan
yang tersusun pada suatu saat, khususnya bagi perusahaan yang tidak menjual saham di
bursa. Keakuratan nilai buku ini tentunya sangat tergantung pada keandalan penilaian,
perhitungan dan pelaporan asset dan liabilitas yang dilaporkan di laporan posisi keuangan.
Dengan semakin digunakannya nilai wajar (fair value), perhitungan nilai buku per saham
seharusnya semakin mendekati kenyataan.
Ekuitas Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D)
Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara mengatur tentang
perusahaan milik negara. BUMN. Badan hukum perusahaan negara atau BUMN terdiri atas:
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Perseroan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas, yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia. Seperti PT pada umumnya
tujuan utama Persero adalah mencari keuntungan.
Akuntansi ekuitas untuk Persero adalah sesuai dengan suatu PT.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas
saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum, yaitu menyediakan barang atau jasa
kebutuhan publik dan diusahakan mendapatkan keuntungan agar mampu mandiri dengan
mengelola perusahaan berdasarkan prinsip manajemen perusahaan secara efektif dan
efisien atau GCG (good corporate governance)

Koperasi
Koperasi diatur dalam Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,
berikut adalah beberapa pokok peraturan yang perlu dipahami sehubungan dengan
pembahasan ekuitas untuk koperasi. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirsi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.Koperasi primer
adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan paling sedikit 20 orang, sedangkan
koperasi sekunder didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum koperasi. Prinsip koperasi
antara lain : keangotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, berpartisifasi aktif dalam
kegiatan ekonomi koperasi.

Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukan untuk mencapai tujuanm tertentu dibidan sosial,keagamaan, dan kemanusiaan,
yang tidak mempunyai anggota. Maka yayasan tidak mengenal equitas (modal) dalam
pengertian yang sama dengan suatu PT.
DAFTAR PUSTAKA
Kartikahadi, Hans dkk. 2019. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai