OLEH :
KELOMPOK 3
JURUSAN AKUNTANSI
Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Ekuitas pada dasarnya harus dikelompokkan dalam empat golongan secara jelas berdasarkan
sumbernya antara lain : Penyetoran modal dari pemilik atau pesero, Saldo laba yang berasal
dari hasil usaha (retained earning), Modal penilaian kembali aset (appraisal capital); dan
Modal donasi (donated capital).
Konsep Modal Fisik (Physical Capital Concept) : menurut konsep modal fisik atau
kemampuan usaha (operating capability), modal diartikan sebagai kapasitas produktif
suatu entitas berdasarkan, misalnya jumlah unit produk yang dihasilkan per hari.
Konsep modal mana yang dipilih tentunya akan mempengaruhi perhitungan laba rugi.
Pemeliharaan Modal Fisik menurut konsep laba suatu entitas akan diperoleh bila
kapasitas produktif fisik atau kemampuan usaha akhir periode usaha melebihi awal periode
usaha, setelah mengeluarkan semua penyetoran dari dan pendistribusian kepada pemilik
selama periode usaha tersebut. Konsep ini menekankan perbedaan pengertian imbal hasil atas
modal atau ekuitas perusahaan (return on capital) dengan pengembalian modal (return of
capital). Konsep pengembalian modal lebih menekankan pada nilai nominal aset neto atau
modal. Misalkan modal atau ekuitas awal suatu perusahaan adalah Rp10.000.000.000, dan
pada akhir periode usaha, aset neto adalah tetap Rp10.000.000.000, maka dapat dikatakan
bahwa modal perusahaan telah kembali, setiap kelebihan adalah laba dan setiap kekurangan
dari Rp10.000.000.000 adalah rugi. Sedangkan konsep imbal hasil atas modal (return on
capital) menekankan laba riil, yaitu kemampuan atau kapasitas operasi akhir harus melebihi
awal periode. Perusahaan baru dapat dikatakan memperoleh laba bila arus aset masuk
melebihi jumlah aset yang dibutuhkan untuk memelihara modal atau ekuitas perusahaan.
Dengan contoh di atas, kembalinya aset neto Rp10.000.000.000, belum tentu kapasitas
operasi dapat bertahan, terutama dalam keadaan inflasi, mungkin hasil usaha adalah rugi.
Konsep pemeliharaan modal fisik menggunakan dasar pengukuran biaya kini (current cost).
Pemilihan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model
akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, khusunya dalam pengukuran
aset dan liabilitas, serta perhitungan laba rugi yang akhirnya akan menentukan aset neto atau
ekuitas.
Di Indonesia dikenal macam-macam bentuk hukum entitas ekonomi atau bisnis. Yang
dimaksud dengan entitas ekonomi adalah suatu entitas yang dalam pelaksanaan operasinya
tidak terlepas dari masalah ekonomi dan keuangan dalam arti luas, dan tidak terbatas semata-
mata pada perusahaan yang bermotif mancari laba.
Hukum dan Peraturan Perundangan yang Berlaku untuk Masing Masing Bentuk
Hukum Entitas Ekonomi atau Bisnis
Usaha/Perusahaan Perorangan
Persekutuan Perdata
Pasal 1618: Persekutuan adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya.
Pasal 1619: Segala persekutuan harus mengenai suatu usaha yang halal, dan harus
dibuat untuk manfaat bersama para pihak. Masing-masing sekutu diwajibkan
memasukkan uang, barangbarang lain ataupun kerajinannya ke dalam perseroan itu.
Dari kedua pasal tersebut dapat ditarik pengertian bahwa Persekutuan Perdata adalah Suatu
perjanjian antar dua orang atau lebih yang bertujuan membagi keuntungan yang diperoleh
bersama dengan masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang, barang-barang lain,
atau kerajinan (tenaga dan jasa).
Persekutuan Firma (Fa) diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
Persekutuan Firma atau Vennootschap onder firma, adalah tiap-tiap perserikatan yang
didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan di bawah satu nama bersama. Berdasarkan
KUHD Pasal 16, Firma didirikan oleh dua orang atau lebih pesero untuk bersama-sama
melakukan suatu usaha untuk mencari laba. Ekuitas atau permodalan firma tidak diatur secara
khusus dalam KUHD, tergantung persetujuan antar pesero. Setiap pesero atau sekutu dalam
firma masing-ma sing dapat melakukan tindakan hukum atas nama firma, dan semuanya
sama-sama bertanggung-jawab atas seluruh kewajiban firma.
Entitas berbentuk badan hukum adalah entitas yang dapat berlaku sebagai subjek
hukum yang mandiri untuk melakukan tindakan hukum. Terutama dikenal dalam bentuk
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Terbatas Terbuka (PT Tbk), Perusahaan Umum (Perum),
dan Yayasan. Perusahaan Umum hanya untuk beberapa perusahaan negara yang dibentuk
untuk melayani pelayanan umum, misalnya Perum Otorita Jatiluhur, sedangkan Yayasan
lazimnya didirikan tidak untuk mencari laba (nirlaba), perusahaan lazimnya berbentuk badan
hukum Perseroan Terbatas (PT). Untuk per-usahaan/ usaha kecil dan menengah dan tidak
berakuntabilitas publik berlaku Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tidak Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) atau Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah
(SAK EMKM), dan untuk PT besar dan berakuntabilitas publik berlaku Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) berbasis IFRS. Pembahasan selanjutnya akan lebih banyak terfokus pada
penerapan PSAK tentang ekuitas untuk PT.
b) Organ PT
Organ PT terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan
Komisaris. RUPS adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang-undang
tentang PT dan/atau anggaran dasar. Dengan demikian anggaran dasar suatu PT adalah sangat
penting dalam mengelola suatu perseroan yang berbentuk PT. Direksi adalah Organ
Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PT untuk
kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan PT, serta mewakili PT baik di
dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan Komisaris
adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus
sesuai dengan anggaran dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT tidak boleh bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.
Pemegang saham tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat
atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham
yang dimiliki. Kecuali bila: a. persyaratan PT sebagai suatu badan hukum belum atau tidak
dipenuhi; b. pemegang saham yang bersangkutan: • baik langsung atau tidak langsung dengan
iktikad buruk memanfaatkan PT untuk kepentingan pribadi; • terlibat dalam perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh PT; atau • baik langsung maupun tidak langsung
secara melawan hukum menggunakan kekayaan PT sehingga tidak cukup untuk melunasi
utang PT.
f) Jangka Waktu PT
PT didirikan untuk jangka terbatas atau tidak terbatas sebagai mana ditentukan dalam
anggaran dasar.
g) Struktur Modal PT
Modal Saham yang terdiri dari : Modal Dasar dan Modal Ditempatkan dan disetor
penuh
Tambahan Modal Disetor (Additional Paid-in Capital) yang terdiri dari : Agio
Saham ,Selisih Modal dari Transaksi Saham Treasuri, Selisih Kurs atas Modal
Disetor, Selisih Nilai Transaksi dengan Entitas Sepengendali dan Tambahan Modal
Disetor Lainnyaa
Selisih Transaksi dengan pihak Nonpengendali yang terdiri atas : Saham Treasuri,
Saldo Laba dan Pendapatan Komprehensif Lain
2. Kepentingan Nonpengendali
h) Nilai Ekuitas
Dikenal beberapa nilai ekuitas atau nilai aset bersih (net assets) suatu perusahaan
(Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 67):
• Nilai pasar keseluruhan (aggregate market value), yaitu jumlah keseluruhan saham yang
diterbitkan dan ditempatkan dinilai menurut harga pasar saham.
• Nilai likuidasi, yaitu nilai perusahaan saat dilikuidasi, nilai sisa aset yang dijual satu per
satu setelah melunasi liabilitas perusahaan.
• Nilai kelangsungan usaha (going concern value), yaitu nilai perusahaan dalam
kelangsungan usaha. Laporan keuangan yang disusun sesuai SAK, menyajikan nilai
kelangsungan usaha perusahaan.
i) Modal Saham Perseroan Terbatas (PT)
Modal saham suatu perseroan terbatas, secara umum diatur dalam Undang-Undang RI
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab III Modal dan Saham. Beberapa hal yang
relevan dengan topik bab ini dan perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
Koperasi
Koperasi diatur dalam Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,
berikut adalah beberapa pokok peraturan yang perlu dipahami sehubungan dengan
pembahasan ekuitas untuk koperasi. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirsi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.Koperasi primer
adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan paling sedikit 20 orang, sedangkan
koperasi sekunder didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum koperasi. Prinsip koperasi
antara lain : keangotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka, berpartisifasi aktif dalam
kegiatan ekonomi koperasi.
Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukan untuk mencapai tujuanm tertentu dibidan sosial,keagamaan, dan kemanusiaan,
yang tidak mempunyai anggota. Maka yayasan tidak mengenal equitas (modal) dalam
pengertian yang sama dengan suatu PT.
DAFTAR PUSTAKA
Kartikahadi, Hans dkk. 2019. Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia.