Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN II

PENDAPATAN DAN BEBAN

Ida Ayu Dilla Grachia Putri


1833121280
D6 Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2019/2020
PENDAPATAN

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang
normal seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti ataupun sewa. Dalam
penerapannya, pendapatan merupakan hal yang cukup kompleks untuk diakui
karena suatu transaksi yang memengaruhi pendapatan belum tentu dapat selesai dalam
waktu yang bersamaan dengan terjadinya transaksi. Sebagai contoh, perusahaan yang
menjual telepon genggam, pada saat penjualan, perusahaan memberikan diskon serta
gratis powerbank dengan jumlah pembelian tertentu. Dalam kasus seperti ini, berapa
jumlah pendapatan yang harus diakui perusahaan untuk setiap jenis penjualannya?
Hal seperti ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan bidang teknologi tetapi juga
perusahaan lain dengan transaksi unik lainnya. Sehingga tidak heran bahwa pengakuan
pendapatan seringkali memiliki tingkat kecurangan yang sering terjadi serta tingkat
materialitas yang cukup tinggi dalam laporan keuangan.

Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan

Prinsip Pengakuan Pendapatan


Pada dasarnya, pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan jenis transaksi yang
terjadi. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Suatu pendapatan
muncul karena adanya penjualan persediaan, pemberian jasa, pendapatan akibat
penggunaan suatu aset serta pendapatan atas hasil penjualan aset selain persediaan.
Pada dasarnya, pendapatan diakui jika seluruh kondisi berikut terpenuhi:
1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur secara andal.
6. Pendapatan diakui berdasarkan jenis transaksi yang terjadi. Diagram berikut akan
menggambarkan jenis transaksi dan kapan mengakui pendapatan tersebut.

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Berdasarkan PSAK 68, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Secara umum,
jumlah pendapatan dapat ditentukan langsung dengan mudah dari nilai kontrak atau
kesepakatan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset.

Pendapatan Berdasarkan Transaksi

Secara garis besar, buku ini akan membahas mengenai pengakuan dan pengukuran
untuk tiga jenis pendapatan, yaitu:
1. pendapatan pada saat penjualan;
2. pendapatan atas pemberian jasa; dan
3. pendapatan atas kontrak konstruksi.

1. Pendapatan pada Saat Penjualan


Pendapatan harus diakui sebesar nilai yang diterima atau yang akan diterima
(receivable), jika terdapat diskon atau potongan harga dari suatu penjualan, maka
jumlah potongan harga tersebut mengurangi jumlah uang yang akan diterima.
• Penjualan tagih dan tahan (bill and hold)
Penjualan Bill and Hold merupakan penjualan dengan penundaan pengiriman
barang. Penundaan pengiriman barang ini telah disepakati oleh kedua
belah pihak. Penjualan jenis ini merupakan pengiriman yang ditunda atas
permintaan pembeli tetapi pembeli memperoleh hak milik atas barang dan
menerima tagihan. Pendapatan dapat diakui ketika:
1. Kemungkinan besar pengiriman barang akan dilakukan;
2. Barang yang berada ditangan penjual, dapat diidentifikasi dan siap untuk
dikirim ke pembeli pada saat penjualan diakui;
3. Pembeli secara khusus mengakui adanya instruksi penangguhan
pengiriman; dan
4. syarat-syarat pembayaran lazim tetap berlaku.
 Penjualan barang dengan instalasi
Penjualan jenis ini adalah suatu jenis penjualan dimana saat barang tersebut
sampai ke pembeli masih memerlukan proses instalasi atau pemasangan
lebih lanjut sampai dapat digunakan.
 Penjualan dengan pembayaran di muka
Suatu penjualan seringkali dibayar di muka atau biasa disebut dengan down
payment. Pembayaran yang dibayar di muka tersebut tidak dapat diakui
sebagai pendapatan melainkan harus diakui sebagai liabilitas.
 Penjualan dengan retur
Penjualan dengan pengembalian merupakan suatu jenis penjualan dimana
barang yang diperjualbelikan tersebut memiliki kemungkinan besar untuk
dikembalikan. Ada banyak jenis industri yang memiliki tingkat pengembalian
barang yang tinggi seperti perusahaan retail, perusahaan yang menjual
makanan atau perusahaan penerbit majalah dan buku, dan lain sebagainya.
Penjualan seperti ini biasanya dilakukan melalui kontrak tertentu atau dalam
suatu perjanjian tertentu serta melalui konsinyasi.
• Penjualan dengan perjanjian membeli kembali (buyback agreement)
Penjualan ini merupakan suatu jenis penjualan dimana penjual melakukan
penjualan dengan perjanjian bahwa barang yang dijual tersebut dapat dibeli
kembali pada periode tertentu. Secara substansi, risiko dan kepemilikan
dalam hal ini tetap berada pada penjual.
• Penjualan barang konsinyasi
Penjualan jenis ini adalah suatu penjualan dimana perusahaan memberikan
barangnya kepada perusahaan lain untuk dijual (dititipkan untuk dijual).
Penjualan jenis ini mengenal istilah consignor (manufacturer) dan consignee
(dealer). Dalam hal ini, consignor memberikan barang kepada consignee
untuk dijual dan consignee biasanya menerima komisi atas hasil penjualan
tersebut. Risiko dan kepemilikan masih dimiliki oleh consignor sampai barang
tersebut dijual kepada pihak ketiga.

2. Pendapatan atas Pemberian Jasa


Pengakuan pendapatan atas jasa meliputi pendapatan atas jasa akuntansi, iklan,
arsitektur dan sebagainya. Prinsip pengakuan pendapatan jasa adalah jasa tersebut telah
dilakukan.
• Pendapatan bunga, royalti, dan dividen
Pendapatan atas bunga, royalti dan dividen secara umum memiliki prinsip
pengakuan yang sama. Pendapatan diakui sepanjang aset digunakan.
•Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep akrual. Pendapatan
bunga diakui sepanjang aset dimiliki dan dapat diakui menggunakan
metode bunga efektif.
Pendapatan royalti diterima oleh perusahaan atas suatu paten, hak cipta
yang dimiliki oleh perusahaan. Secara umum, perusahaan menggunakan
metode garis lurus untuk mengakui pendapatan selama periode tertentu.
•Dividen diakui pendapatannya ketika pemegang saham menerima
pembayaran dividen tersebut dan dicatat pada saat tanggal pengumuman
dividen.

3. Pendapatan atas Kontrak Konstruksi


Dalam kasus lain, pendapatan dapat dihasilkan dari kontrak konstruksi yang
melalui tahap penyelesaian tertentu. Kontrak konstruksi meliputi pembangunan
suatu proyek seperti gedung, kontrak pembuatan pesawat militer, dan lainnya.
Pencatatan akuntansi dilakukan ketika bagian tahapan konstruksi telah
dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Pendapatan kontrak terdiri dari:
• Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak.
• Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif
sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan dapat
diukur secara andal.
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage-Completion Method)
Metode ini mengakui pendapatan konstruksi berdasarkan tahap penyelesaian kontrak.
Dengan metode ini, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi
pada periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan serta biaya kontrak biasanya
diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan yang
berhubungan dilakukan.

 Menentukan Tahap Penyelesaian


Permasalahan dalam metode persentase penyelesaian adalah kemampuan untuk
dapat mengestimasi secara akurat persentase penyelesaian dan berapa laba kotor yang
dihasilkan. Perusahaan harus dapat mengukur input dan output yang terjadi dalam suatu
kontrak konstruksi. Input meliputi biaya produksi dan jam kerja pegawai. Sedangkan output
meliputi jumlah lantai yang dihasilkan, banyaknya produk yang dihasilkan dan sebagainya.
Untuk mengukur tahap penyelesaian suatu kontrak, biasanya digunakan cost-to-cost basis
sebagai berikut.
(Biaya yang terjadi)
(Estimasi total biaya) = Persentase penyelesaian

 Kerugian pada Kontrak Konstruksi


Ada dua jenis kerugian yang terjadi pada kontrak konstruksi, yaitu:
1. Rugi yang terjadi pada periode berjalan
Kerugian mungkin terjadi ketika pada periode berjalan terjadi kenaikan biaya yang
signifikan, namun tidak melebihi harga kontrak atau biaya kontrak yang telah
disepakati. Jika hal ini terjadi, maka perusahaan perlu mengakui kerugian tersebut
pada periode berjalan dengan memperhitungkan persentase penyelesaian atas
kontrak tersebut.
2. Rugi atas nilai kontrak secara keseluruhan
Kerugian ini terjadi akibat total biaya kontrak melebihi nilai kontrak secara
keseluruhan. Dalam kasus seperti ini, maka berdasarkan PSAK 34, perusahaan
mengakui taksiran kerugian tersebut sebagai beban.

 Pengungkapan pada Laporan Keuangan


Berdasarkan PSAK 34, perusahaan yang memiliki kontrak konstruksi perlu meng-
ungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode.
2. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada
periode.
3. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
Selain itu, untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian, setiap akhir periode pelaporan
perusahaan perlu untuk mengungkapkan jumlah agregat biaya yang terjadi dan laba
yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal pelaporan, jumlah uang
muka yang diterima serta jumlah retensi. Jumlah retensi adalah jumlah biaya yang
ditahan jika sewaktu-waktu terjadi penambahan komponen pada hasil konstruksi.
Metode Biaya Terpulihkan
Metode biaya terpulihkan digunakan jika suatu kontrak tidak memenuhi kriteria
penggunaan metode persentase penyelesaian.

 Pengungkapan Pendapatan dan Beban


Perusahaan Mengungkapkan dalam Laporan Keuangan informasi sebagai berikut:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa;
2. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:
a. penjualan barang;
b. penjualan jasa;
c. bunga;
d. royalti; dan
e. dividen.

3. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup
dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan;
4. jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode;
5. metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada
periode; dan
6. metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.

 Prinsip Transaksi antara Principle-Agent (Airline Ticket)

Suatu transaksi seringkali melibatkan agen untuk dapat menyalurkan barang atau jasa
untuk dijual. Jumlah yang boleh diakui sebagai pendapatan oleh agen hanya komisi atas
penjualan saja, bukan total nilai penjualan barang atau jasa.

Sekilas Mengenai PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan


Di Indonesia sendiri, IFRS 15 telah diadopsi oleh DSAK-IAI menjadi PSAK 72. PSAK
72 disahkan oleh DSAK-IAI pada rapat pleno DSAK tanggal 26 Juli 2017. Pada rapat
tersebut DSAK-IAI memutuskan untuk tanggal efektif PSAK 72 berlaku mulai 1 Januari
2020, mundur satu tahun dari tanggal rencana ketika exposure draft dikeluarkan tahun
2016 yang merencanakan PSAK 72 sedianya berlaku mulai 1 Januari 2019. Pada tahun
2020, perusahaan di Indonesia akan mulai menerapkan PSAK 72 dan standar lainnya
terkait pendapatan seperti PSAK 23, PSAK 34, dan PSAK 44 akan menjadi tidak berlaku
lagi.
 Beban

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya harus melakukan pengorbanan untuk


mendapatkan hasil. Dalam istilah akuntansi, terdapat dua kata yang hampir serupa
artinya yakni biaya dan beban. Istilah biaya biasanya lebih banyak dipahami masyarakat
awam, sedangkan istilah beban memiliki arti lebih khusus daripada biaya. Tidak semua
biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dapat dibebankan dalam laporan laba
rugi dalam periode pelaporan keuangan. Karena mungkin saja terdapat biaya-biaya
yang hanya bisa diakui sebagai beban pada periode berikutnya.
Definisi Beban
Secara singkat, beban merupakan suatu pengorbanan atau pengeluaran sumber
daya perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dalam aktivitas perusahaan yang
biasa. Dalam pengertian lain, beban merupakan pengurangan aset perusahaan yang
menyebabkan kenaikan liabilitas perusahaan.

 Jenis-Jenis Beban
Pada umumnya, perusahaan memiliki berbagai jenis beban. Perusahaan manufaktur
contohnya, memiliki beban penjualan yang diakui sebagai pengurang penjualan.
Perusahaan yang memberikan imbalan kerja, tentu mengakui beban imbalan kerja
(untuk jangka pendek). Beban secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu
beban operasi dan beban administrasi.

 Perbandingan PSAK 23 dengan IAS 18


PSAK 23 Pendapatan tidak mengadopsi paragraf 38 IAS 18 tentang amandemen biaya
investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas atau entitas asosiasi.
PSAK 23 Pendapatan tidak mengadopsi catatan kaki paragraf 20(d) IAS 18 yang
mengacu SIC 31 Revenue-Barter Transactions Involving Advertising Services, karena
SIC 31 belum diadopsi.
Tanggal efektif PSAK 23 Pendapatan berbeda dengan tanggal efektif IAS 18 Revenue.
Daftar Pustaka

Kartikahadi Hans.2019. AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN SAK BERBASIS


IFRS. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai