Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FEBRIANTY AULIA F

NIM : 2091011001
JURUSAN : AKUNTANSI
MATKUL : ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Apakah ada perubahan – perubahan atas dasar hukum peraturan pendirian Perseroan Terbatas
(PT)?
1. Sebutkan berapa saja pasal undang – undang peraturan pendirian PT yang mengalami
perubahan!
 Setelah terbitnya Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja (UU
Cipta Kerja), terdapat perubahan ketentuan dalam pendirian Perseroan Terbatas (PT)
sebagaimana yang telah digariskan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
(UU PT). Perubahan ketentuan mengenai PT dalam UU Cipta Kerja dianggap sangat
menguntungkan bagi masyarakat. Terdapat konsep baru yang diperkenalkan dan juga
penyempurnaan ketentuan sebelumnya. Berikut ketentuan – ketentuan baru mengenai
PT dalam UU Cipta Kerja yang harus diperhatikan :
1) Pendirian PT untuk Usaha Mikro dan Kecil
Definisi mengenai PT dalam UU Cipta Kerja dimodifikasi menjadi sebagai
berikut;“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham atau Badan Hukum perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dan
Kecil sebagaimana diatur dalam peraturan perundang undangan mengenai
Usaha Mikro dan Kecil.
Berdasarkan definisi diatas, terdapat penambahan kriteria mengenai PT yaitu
badan hukum perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil. Dimana
dalam Pasal 153 A, Perseroan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro dan Kecil
dapat didirikan oleh 1 (satu) orang. Sehingga, kewajiban pendirian PT oleh
minimal 2 (dua) orang sebagaimana diatur dalam UU PT tidak berlaku bagi
Perseroan yang memenuhi kriteria UMK. Ketentuan tersebut memberikan
kemudahan bagi pelaku usaha mikro dan kecil yang ingin mendirikan PT dalam
menjalankan usahanya. Terlebih lagi, hal ini dapat meningkatkan persaingan daya
saing dan tarik usaha mikro dan kecil.
2) Besaran Minimal Modal Dasar dalam Pendirian PT
Berdasarkan Pasal 32 UU PT, Perseroan paling sedikit harus memilik modal
dasar sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Namun, ketentuan
tersebut telah diubah melalui Pasal 109 (3) UU Cipta Kerja. PT wajib memiliki
modal dasar perseroan, dimana besaran modal dasar perseroan tersebut ditentukan
berdasarkan keputusan para pendiri perseroan. Walaupun modal ditentukan
berdasarkan keputusan pendiri perseroan, Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun
2021 Tentang Modal Dasar Perseroan serta Pendaftaran Pendirian, Perubahan,
dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi Kriteria untuk Usaha Mikro dan
Kecil mengatur Modal dasar Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
harus ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit 25% (dua puluh lima persen)
yang dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. Sehingga dalam UU Cipta
Kerja tidak memberikan batasan minimal modal dasar PT sebagaimana diatur
dalam UU PT. Perubahan ketentuan mengenai minimal modal dasar PT dalam
UU Cipta Kerja turut memberikan keuntungan bagi pelaku usaha. Dimana para
pelaku usaha terkadang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban
minimal modal tersebut.
3) Perolehan Status Badan Hukum PT
Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (4) UU PT, Perseroan memperoleh status
badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan menteri mengenai
pengesahan badan hukum perseroan. Dari ketentuan itu status badan hukum PT
baru diperoleh setelah adanya keputusan dari menteri. Ketentuan tersebut dalam
UU Cipta Kerja telah diubah. Berdasarkan Pasal 109 (2) UU Cipta Kerja,
Perseroan memperoleh status badan hukum setelah didaftarkan kepada menteri
dan mendapatkan bukti pendaftaran. Dalam ketentuan UU Cipta Kerja status
badan hukum PT dapat diperoleh setelah melakukan pendaftaran kepada Menteri.
Sehingga tidak perlu menunggu keputusan dari Menteri .
4) Pengesampingan Kewajiban PT Harus Didirikan oleh Dua orang atau Lebih
Menurut Pasal 7 ayat (7) UU PT, menyatakan bahwa ketentuan yang mewajibkan
perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih tidak berlaku bagi :
1. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau
2. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Tentang Pasar Modal.
Ketentuan tersebut diubah dalam Pasal 109 (2) UU Cipta Kerja, menyatakan
bahwa Kewajiban mendirikan PT oleh 2 (dua) orang atau lebih tidak berlaku bagi
:
1. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara;
2. Badan Usaha Milik Daerah;
3. Badan Usaha Milik Desa;
4. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sesuai dengan
Undang – Undang tentang Pasar Modal; atau
5. Perseroan yang memenuhi kriteria untuk usaha mikro dan kecil
5) Perseroan UMK Dapat Didirikan oleh 1 (Satu) Orang
Ketentuan dalam UU PT terkait pendirian PT mensyaratkan pendirian PT wajib
dilakukan oleh 2 orang atau lebih mengingat PT merupakan asosiasi modal.
Dimana nantinya tiap-tiap pendiri PT wajib mengambil bagian saham saat PT
didirikan. Dalam ketentuan Pasal 109 (5) UU Cipta Kerja terdapat pengkhususan
bagi perseroan yang memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil (UMK) dapat
mendirikan PT hanya dengan 1 orang saja. Pendiriannya tidak memerlukan
anggaran dasar, cukup pernyataan pendirian perseroan yang disahkan secara
elektronik oleh Menteri Hukum dan HAM.
2. Jelaskan maksud dari perubahan pasal undang – undang tersebut!
 Dengan adanya perubahan ketentuan mengenai PT yang diatur dalam UU Cipta Kerja,
terdapat beberapa keuntungan yang cukup signifikan bagi Pelaku Usaha Mikro dan
Kecil dan dunia usaha secara umum. Sebelum terbitnya UU Cipta Kerja, pelaku usaha
wajib menyiapkan dana sejumlah Rp 50.000.000, - untuk pendirian PT. Pasca
terbitnya UU Cipta Kerja, kewajiban minimal modal tersebut telah dihapus. Sehingga,
para Pelaku Usaha Mikro dan Kecil kini dapat mengalokasikan dana tersebut untuk
kebutuhan yang lain. Lebih dari itu, pendirian PT kriteria UMK tidak lagi diwajibkan
melalui akta notaris yang membutuhkan biaya cukup tinggi. Hal ini dapat memotivasi
masyarakat Indonesia untuk memulai usaha dan hal tersebut dapat meningkatkan
perekonomian negara. Di sisi lain, perubahan ketentuan mengenai PT ini juga
dianggap dapat mengundang para investor menanamkan modalnya di Indonesia
dengan melihat ketentuan dan prosedur untuk mendirikan sebuah PT kini jauh lebih
mudah. Mengingat perubahan ketentuan yang sedikit banyaknya memberikan
kemudahan dan keuntungan yang bisa didapatkan dalam mendirikan PT, sudah
saatnya para pelaku usaha untuk mengurus legalitas usaha atau perusahaan untuk
menciptakan kepastian bagi berjalannya usaha atau perusahaan di kemudian hari.
Selain itu, prosedur dan syarat terbaru pendirian PT dipermudah untuk memberbaiki
ekosistem investasi, kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMKM, serta
kemudahan berusaha pada umumnya.

3. Menurut Saudara, perubahan pasal undang – undang manakah yang mempersulit


pengembangan dari PT?
 Kendala Saat Menentukan Komposisi Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris
UU PT menyaratkan minimal 1 (satu) orang sebagai pendiri PT. Pendiri ini kemudian
akan menjadi pemegang saham PT karena memang dalam UUPT diatur bahwa
masing – masing pendiri PT harus mengambil bagian saham. Namun bagi pengusaha
pemula kadang sulit untuk menemukan mitra kerja yang dapat dirangkul untuk
mendirikan PT. Teman dekat sekalipun rasanya belum bisa 100% dipercaya. Kalau
nama-nama pemegang saham telah ditentukan, selanjutnya Anda menunjuk siapa
yang akan menjabat sebagai direksi dan komisaris. Direksi berwenang untuk
melakukan pengurusan, sementara komisaris mengawasi jalannya perusahaan. Ini
adalah salah satu kendala dalam pengembangan PT jika pendiri PT hanya terdiri dari
1 (satu orang).

Anda mungkin juga menyukai