PT
PERORANGAN
Konsep dan Definisi UMK-M
Usaha Mikro
• Usaha Produktif milik orang perorangan; dan/atau
• Badan Usaha Perorangan.
Usaha Kecil
• Usaha Ekonomi Produktif
• Berdiri Sendiri
• Dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
• Bukan merupakan anak perusahaan /cabang perusahaan dari usaha
menengah/usaha besar
Usaha Menengah
• Usaha Ekonomi Produktif
• Berdiri Sendiri
• Dilakukan oleh orang peroranagn atau badan usaha
• Bukan merupakan anak perusahaan /cabang perusahaan dari usaha
menengah/usaha besar
Kriteria-Kriteria UMK-M Dalam UU CIPTA KERJA
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengajuan
dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal
Dasar Perseroan Terbatas.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ( Pasal 153A,
153B, 153C, 153D, 153E, 153F, 153G dan 153H)
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Modal Dasar Perseroan Terbatas serta Pendaftaran Pendirian, Perubahan
dan Pembubaran Perseroan Yang Memenuhi Kriteria Untuk Usaha Mikro
dan Kecil.
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Prosedur Pendirian Perseroan
Perseorangan
Pengertian-Pengertian
1.Pengertian
Perseroan Terbatas dengan sebutan Perseroan
Perorangan merupakan badan hukum perorangan yang
memenuhi kriteria untuk usaha mikro dan kecil
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
mengenai usaha mikro dan kecil.
Suatu PT dapat disebut sebagai Perseroan Perorangan
apabila :
a. Didirikan oleh 1 (satu) orang Pendiri;
b. Memenuhi kriteria UMK;
c. Pendiri dan Pemegang Sahamnya merupakan
Perorangan dan hanya 1 (satu) orang;
PERSEROAN PERORANGAN
b. USAHA KECIL Kekayaan Bersih / Aset tidak termasuk Tanah dan Bangunan
tempat Usaha Maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) dan hasil Penjualan (Omset)
Maksimal Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.
2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah);
2. Dasar Hukum
Dasar Hukum Perseroan Perorangan adalah
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Undang-Undang Cipta Kerja yang dilakukan
penyisipan pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu pada Pasal
153A sampai dengan 153J, yang ditempatkan
diantara Pasal 153 dan Pasal 154.
PERSEROAN PERORANGAN
3. Proses Pendirian
Perseroan Perorangan didirikan oleh Warga
Negara Indonesia dengan mengisi
Pernyataan Pendirian dalam Bahasa
Indonesia.
Warga Negara Indonesia termaksud harus
memenuhi persyaratan :
a. Umur/berusia paling rendah 17 (tujuh
belas) tahun; dan
b. Cakap Hukum.
PERSEROAN PERORANGAN
Sebagai bahan perbandingan, Malaysia mengenai adanya
Sendirian Berhad atau disingkat Sdn Bhd. Perusahaan jenis
ini dibatasi oleh saham yang artinya antara investor/pelaku
usaha dan perusahaan adalah 2 (dua) entitas hukum yang
terpisah. Pendaftaran Sdn Bhd diawali dengan prosedur
pemesanan nama seperti di Indonesia.
Persyaratan yang diperlukan untuk pendaftaran badan hukum
perushaaan Sdn Bhd adalah :
1. Modal setor minimum RM 1 (satu ringgit Malaysia);
2. Minimal 1 (satu) orang pemegang saham;
3. Minimal 1 (satu) Direktur yang berusia setidaknya 18 Tahun
dan berdomisili di Malaysia. Direktur tersebut tidak boleh
orang yang pailit dan tidak pernah dihukum dan dipenjara
dalam 5 tahun terakhir;
PERSEROAN PERORANGAN
4. Setidaknya ada 1 (satu) orang Sekretaris Perusahaan
yang harus menjadi anggota salah satu badan
profesional yang ditentukan yang diakui oleh
Suruhanjaya Syarikat Malaysia (SSM) yaitu Komisi
Perusahaan Malaysia atau serupa Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
5. Perusahaan harus berkantor (terdaftar) di Malaysia
sebagai tempat korespondensi dan surat-surat
resmi. Hukum Malaysia mengizinkan penggunaan
kantor kesektariatan sebagai kantor terdaftar.
PERSEROAN PERORANGAN
Di Belanda, dikenal adanya “Besloten Vennootschap” atau disingkat
BV, yaitu suatu bentuk usaha swasta dengan status badan hukum.
Prosedur pendirian BV perorangan secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1. Membuat Anggaran Dasar dengan Akta Notaris (dinamakan
inkorporasi);
2. Melakukan setoran modal awal minimal € 0,01 (tunai atau setara
dengan itu);
3. Melakukan pendaftaran ke KVK Commercial Register atau
Handelsregister (biasanya dilakukan oleh Notaris namun tanggung
jawab berada tetap pada pribadi pelaku usaha sampai pendaftaran
selesai);
4. Pendaftaran di Kantor (Administrasi) Pajak dan Bea Cukai Belanda
atau Belastingdienst juga diurus oleh Notaris.
PERSEROAN PERORANGAN
4. Syarat Pendirian Perseroan Perorangan
antara lain
PERNYATAAN
PENDIRIAN PERSEROAN PERORANGAN
DATA PERSEROAN
1. Nama Perusahaan : PT.....
2. Tempat Kedudukan Perseroan :
Alamat Lengkap :
3. Jangka Waktu Berakhirnya Perseroan :
4. Maksud dan Tujuan :
Kegiatan Usaha :
5. Modal :
Modal Dasar :
Modal Ditempatkan :
Modal Disetor :
Nilai Nominal :
Jumlah Saham :
PERSEROAN PERORANGAN
a. Nama Lengkap:
b. Tempat dan Tanggal Lahir :
c. Pekerjaan :
d. Tempat Tinggal :
e. Kewarganegaraan :
f. Nomor Induk Kependudukan :
g. Nomor Pokok Wajib Pajak :
Catatan :
Setiap perseroan wajib memiliki modal dasar perseroan.
Besaran modal dasar Perseroan tersebut ditentukan
berdasarkan keputusan pendiri Perseroan.
Perlu diperhatikan bahwa syarat modal suatu PT telah
mengalami perubahan rezim sejak tahun 2016.
sebelumnya, syarat Modal Perseroan paling sedikit Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) (lihat UUPT);
berdasarkan PP Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas, di mana
didalam Pasal 1 ayat 3 diatur bahwa :
PERSEROAN PERORANGAN
Pasal 7 UUPT menjelaskan bahwa Perseroan memperoleh Status Badan Hukum pada tanggal
diterbitkannya Surat Keputusan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, namun setelah berlakunya UU Cipta Kerja, pada Pasal 109 angka 2
disebutkan bahwa Perseroan memperoleh status Badan Hukum setelah DIDAFTARKAN
kepada Menteri dan mendapatkan Bukti Pendaftaran.
Perseroan Perorangan memperoleh status Badan Hukum setelah didaftarkan kepada Menteri dan
mendapatkan sertifikat pendaftaran secara elektronik dan akan diumumkan oleh Menteri dalam
laman resmi Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan tugas dan fungsi di bidang Administrasi
Hukum Umum (AHU).
Pernyataan Pendirian didaftarakan dengan mengisi format isian yang dilakukan oleh Pendiri
secara elektronik melalui SABH. Apabila Menteri menerima permohonan tersebut, maka Menteri
akan menerbitkan Sertifikat Pernyataan Pendirian secara elektronik, sertifikat tersebut dapat
dicetak oleh Pemohon secara mandiri dengan menggunakan kertas berwarna putih ukuran
F4/Folio.
PERSEROAN PERORANGAN
Pemegang Saham Perseroan untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil tidak bertanggung
jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
Ketentuan tersebut tidak berlaku apabila :
Persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;
Pemegang Saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung
dengan iktikad buruk memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi;
Pemegang Saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Perseroan; atau
Pemegang Saham yang bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung
secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan
kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup melunasi utang Perseroan.
PERSEROAN PERORANGAN
9. Modal Perseroan Perorangan
Sebagai suatu Perseroan Terbatas, Perseroan Perorangan juga wajib mempunyai Modal
Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor. Besarnya Modal Dasar ditentukan oleh
Keputusan Pendiri Perseroan.
UUPT telah mengatur secara jelas dan tegas bahwa Modal Dasar Perseroan harus Disetor
atau Ditempatkan ke dalam Perseroan minimal 25 % (dua puluh lima persen) yang
dibuktikan dengan “Bukti Setor/Bukti Penyetoran yang sah” dan bukti termaksud
harus/wajib disampaikan secara elektronik kepada Menteri dalam waktu paling lambat 60
(enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengisian Pernyataan Pendirian.
Besarnya Modal Dasar untuk Perseroan Perorangan didasarkan pada Ketentuan UMK
dengan Kriteria :
a. USAHA MIKRO memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) tidak termasuk Tanah dan Bangunan Tempat
Usaha;
b. USAHA KECIL memiliki modal usaha sampai dengan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
5.000.000.000- (lima miliar rupiah) tidak termasuk Tanah dan Bangunan Tempat
Usaha.
PERSEROAN PERORANGAN
10. Kewajiban untuk Menyerahkan Laporan Keuangan
DATA PERSEROAN
1. Nama Perusahaan: PT.....
2. Tempat Kedudukan Perseroan :
Alamat Lengkap :
3. Jangka Waktu Berakhirnya Perseroan :
4. Maksud dan Tujuan :
Kegiatan Usaha :
5. Modal :
Modal Dasar :
Modal Ditempatkan :
Modal Disetor :
Nilai Nominal :
Jumlah Saham :
PERSEROAN PERORANGAN
Dalam hal Pembubaran disebabkan oleh ketentuan angka 1, 2, dan 4 di atas, Pemegang Saham harus
menunjuk Likuidator. Apabila tidak menunjuk Likuidator, maka Direksi bertindak sebagai Likuidator.
Dalam hal Perseroan Perorangan dinyatakan pailit, Penghapusan Perseroan Perorangan dapat dilakukan
setelah kurator melakukan pemberesan atas aset pailit. Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum
Perseroan Perorangan dan menghapus nama Perseroan Perorangan dari daftar perseroan terhitung sejak
Pernyataan Pembubaran Didaftarkan secara elektronik.
PERSEROAN PERORANGAN
Kategori Perseroan Terbatas terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Badan Hukum yang
merupakan Persekutuan Modal dan Badan Hukum Perorangan yang memenuhi kriteria
Usaha Menengah dan Kecil (UMK).
Badan Hukum Persekutuan Modal merupakan bentuk PT dengan klasifikasi UUPT
sebelum diubah dengan UU Cipta Kerja (UUCK) yaitu Badan Hukum yang didirikan
oleh 2 (dua) orang atau lebih, sementara Badan Hukum Perorangan yang memenuhi
kriteria UMK merupakan bentuk baru yang diperkenalkan oleh UUPT sebagaimana
diubah dengan UU CK di mana klasifikasi Badan Hukum Perorangan UMK adalah
Badan Hukum yang didirikan oleh satu orang.
Sebenarnya UUPT sudah mengadopsi model PT Tunggal atau PT Perorangan (vide
Pasal 7 ayat (5) dan ayat (6) serta ayat (7) UUPT)
PT (Persero) yang sahamnya dimiliki 100 % oleh Negara pada hakikatnya PT. Tunggal
dengan 1 (satu) Pemegang Saham.
PT yang kemudian sahamnya dikuasai 1 (satu) orang akan bertanggung jawab pribadi,
apabila tidak mau menjual sahamnya ke pihak lain atau menerbitkan saham baru.
Jadi PT Tunggal bukan sesuatu yang baru sama sekali.
ISSUE BARU
Latar belakang lahirnya PT Perorangan yang memenuhi kriteria UMK
memberi kemudahan terhadap UMK masuk dalam persaingan bisnis
global modern
Star Up, Unicorn, dan sejenisnya menghendaki model PT dengan
Pemegang Saham Tunggal, diberi kemudahan dalam cara dan
persyaratan pendirian serta permodalan.
Apabila berkembang menjadi bisnis yang besar maka harus merubah
dirinya menjadi PT dengan Persekutuan Modal dan sekian banyak
orang sebagai Pemegang Saham.
• Dengan demikian, Pendirian PT dengan lahirnya UU CK akan di bawa
ke kancah bisnis global, modern agar pelaku usaha kita tidak kalah
bersaing dengan Pelaku Usaha Bisnis Global yang sudah sangat
familier dan menyesuaikan dengan perkembangan tehnologi yang
semakin berkembang.
ISSUE BARU
• Kedepannya, Pelaku Usaha tidak lagi menggunakan Fa,
atau CV, tetapi menggunakan badan hukum PT Perorangan
atau PT Persekutuan Modal.
• Hal ini karena diberikan kemudahan berusaha baik dalam
bentuk modal maupun proses serta prosedur pendiriannya.
• Saat ini pada Ditjen AHU sudah tersedia layanan Aplikasi
Perseroan Perorangan yang dapat diunduh pada link URL
• http://ptp.ahu.go.id atau mau melihat atau memonitor PT
Perorangan yang sudah didirikan dapat dilihat pada link
• https://ptp.ahu.go.id/pengumuman/transaksi.