Anda di halaman 1dari 36

KUPAS

TUNTAS
PERSOALAN
PERSEROAN
TERBATAS
14 MARET 2021
PERATURAN PEMERINTAH NO. 8 TAHUN 2021
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MODAL DASAR
PERSEROAN SERTA PENDAFTARAN PENDIRIAN,
PERUBAHAN, DAN PEMBUBARAN PERSEROAN YANG
MEMENUHI KRITERIA UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL

PELAKSANAAN KETENTUAN PASAL 109 DAN 185 HURUF B


UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA
KERJA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan:
1.Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
Perseroan adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham atau badan hukum
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro dan
kecil sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan mengenai usaha mikro dan kecil.
2..

3..

4..

5..
KATEGORI USAHA MIKRO KECIL DAN MIKRO TERMUAT DALAM PERATURAN
PEMERINTAH NO. 7 TAHUN 2021
PASAL 1 AYAT 2

USAHA MIKRO ADALAH USAHA PRODUKTIF


MILIK ORANG PERORANGAN DAN/ATAU
BADAN USAHA PERORANGAN YANG
MEMENUHI KRITERIA USAHA MIKRO
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERATURAN
PEMERINTAH INI.
1) Memiliki Modal usaha sampai
KRITERIA dengan maksimal Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar
USAHA Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau;

MIKRO 2) Hasil Penjualan Tahunan sampai


dengan maksimal Rp.
2.000.000.000,- (dua miliar
Rupiah).
Usaha Kecil adalah Usaha Ekonomi
Produktif yang berdiri sendiri, yang
didirikan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha
besar.
1) Memiliki Modal usaha lebih dari Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar Rupiah)
KRITERIA sampai dengan Rp. 5.000.000.000,-
(lima miliar Rupiah) tidak termasuk

USAHA tanah dan bangunan tempat usaha,


atau;

KECIL 2) Hasil Penjualan Tahunan lebih dari


Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar
Rupiah) sampai dengan maksimal Rp.
15.000.000.000,- (lima belas miliar
Rupiah)
Apabila pada perkembangan usaha, PT
dengan kriteria Mikro dan Kecil melebihi
kriteria sebagaimana tersebut diatas, maka
harus berubah menjadi Perseroan Terbatas
sebagaimana diatur dalam UUPT No. 40
Tahun 2007.
Perseroan yang memenuhi Kriteria untuk usaha
Mikro & Kecil terdiri dari :
a. Perseroan yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih, dan;
b. Perseroan Perorangan yang didirikan oleh 1 (satu) orang.

Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar, Pembubaran Perseroan


sebagaimana huruf 8 a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan mengenai Perseroan.
PERSEROAN TERBATAS PERSEROAN PERORANGAN
Modal Dasar minimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta Modal Dasar ditentukan oleh pendiri Perseroan
Rupiah)

Modal ditempatkan dan Modal disetor minimal 25% (dua Modal ditempatkan dan Modal disetor ditentukan oleh pendiri
puluh lima persen) dari Modal Dasar Perseroan

Bukti Setor Modal : Bukti Setor :


Bukti setor dari Bank; Bukti Setor yang sah wajib disampaikan Kepada Menteri
Bank Statement (pernyataan dari Bank); paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak :
Neraca; a)Akta Pendirian Perseroan untuk Perseroan, dan;
Surat Pernyataan setor modal. b)Pengisian Pernyataan Pendirian untuk Perseroan perorangan.

60 (enam puluh) hari diupload ke website


ahu.go.id melalui Notaris setelah SK
Pengesahan

*untuk Perseroan yang melaksanakan kegiatan usaha tertentu, besaran minimum Modal Dasar harus sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Prosedur Pendirian Perseroan Perorangan (Pasal 6
ayat (1) dan (2) PP No. 8 Tahun 2021) :

1) Perseroan perorangan didirikan oleh Warga Negara Indonesia


dengan mengisi Pernyataan Pendirian dalam Bahasa Indonesia.
2) Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi persyaratan :

a. Berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun; dan


b. Cakap hukum.
Perubahan Perseroan Perorangan dengan cara yaitu :

 mengisi format isian perubahan;


 pernyataan pendirian perseroan dalam bahasa Indonesia.
Format isian perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
PP No. 8 Tahun 2021 memuat :
a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan Perorangang;
b. Jangka waktu berdirinya Perseroan Perorangan;
c. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan Perorangan;
d. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. Nilai nominal dan jumlah saham;
f. Alamat Perseroan Perorangan; dan
g. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, Nomor Induk Kependudukan, dan
Nomor Pokok Wajib Pajak dari Pendri sekaligus Direktur dan pemegang Saham Perseroan Perorangan.
Perubahan dalam Pasal 8 ayat 2 dan ayat 3
ditetapkan dengan Keputusan pemegang
Saham Perseorangan yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama dengan RUPS,
dan berlaku sejak terbitnya Sertifikat
Penyataan Perubahan.
1) Perseroan Perorangan harus merubah status badan hukum menjadi
perseroan Jika :
a. Pemegang Saham menjadi lebih dari 1 (satu) orang, dan/atau
b. Tidak memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai usaha
mikro dan kecil.

2) Perseroan Perorangan sebelum menjadi Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 melakukan perubahan status melalui akta
notaris dan didaftarkan secara elektronik kepada Menteri.
3) Perubahan status sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-udangan mengenai Perseroan.
 Perseroan Perorangan wajib membuat Laporan
Keuangan, dan dilaporkan kepada Menteri
dengan melakukan pengisian format isian
oenyampaian Laporan Keuangan secara
elektronik paling lambat 6 (enam) bulan setelah
akhir periode Akuntansi berjalan.

 Format isian penyampaian laporan keuangan


memuat :
a. Laporan posisi keuangan;
b. Laporan laba rugi; dan
c. Catatan atas laporan keuangan tahun berjalan.
PEMBUBARAN
 Pembubaran Perseroan Perorangan ditetapkan dengan keputusan pemegang
saham Perseroan Perorangan yang mempunyai kekuatan hukum sama dengan
RUPS yang dituangan dalam Pernyataan Pembubaran dan diberitahukan secara
elektronik kepada Menteri.
 Pembubaran Perseroan Perorangan terjadi karena :

a. Berdasarkan keputusan pemegang saham Perseroan perorangan yang mempunyai kekuatan hukum
sama dengan RUPS;
b. Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalampernyataan Pendirian atau perubahannya telah
berakhir;
c. Berdasarkan penetapan pengadilan;
d. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, harta pailit Perseroan perorangan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan;
e. Harta pailit Perseroan perorangan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi
sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai kepailitan dan PKPU; atau
f. Dicabutnya perizinan berusaha Perseroan perorangan
sehingga mewajibkan Perseroan perorangan melakukan
likuidasi dengan mengisi pernyataan pembubaran.
 Dalam hal pembubaran terjadi berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada syst 2
huruf a, b, c, dan d, pemegang saham menunjuk likuidator.

 Dalam hal pemegang saham tidak menunjuk likuidator, Direksi bertindak sebagai likuidator
 Format isian pernyataan pembubaran sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 tercantum dalam lampiran IV yang merupaka
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
RUPS

RUPS merupakan organ Perseroan tertinggi

RUPS diatur dalam Pasal 75 sampai dengan 91 UUPT


No. 40 Tahun 2007
 Kewenangan RUPS :
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam UUPT dan/atau Anggaran Dasar
 Mata Acara Rapat harus ditentukan
Para pemegang saham berhak untuk mendapatkan bahan-bahan Rapat segera setelah
panggilan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat 3 dan ayat 4 UUPT.
 Tempat RUPS
-tempat kedudukan Perseroan;
-tempat kegiatan Perseroan;
-tempat kedudukan bursa (PT Tbk);
-diseluruh Indonesia dengan catatan
-dihadiri seluruh pemegang saham.
-diseujui secara bulat.
RUPS elektronik (Pasal 77 UUPT)
Selain
1) penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta
RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan keputusan adalah persyaratan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dan/atau sebagaimana diatur dalam anggaran dasar Perseroan.
2)
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihitung berdasarkan keikutsertaan peserta RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3)
Setiap penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuatkan risalah rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta RUPS.
4)

Penjelasan:
Yang dimaksud dengan "disetujui dan ditandatangani" adalah disetujui
dan ditandatangani secara fisik atau secara elektronik.
MacamRUPS
Tahunan

RUPS

Luar Biasa
Permintaan RUPS
a)1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil;
atau
b)Dewan Komisaris.
Panggilan RUPS oleh Direksi
Jangka waktu 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan,
dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

1 Maret_______(14 hari pemanggilan)_______16 Maret


(Panggilan) (RUPS)
 Panggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat
dan/atau dengan iklan dalam surat panggilan.
Isi Panggilan RUPS
Tanggal, waktu, dan tempat Rapat.
Mata acara rapat disertai;
Pemberitahuan bahwa bahan yang dibicarakan daam RUPS tersedia di Kantor Perseroan.
Quorum Kehadiran.
Lebih dari ½ (satu perdua) Pasal 86 UUPT – RUPS I

tidak tercapai Panggilan II

quorum ⅓ (satu per tiga) dari jumlah saham

tidak tercapai, RUPS III melalui penetapan pengadilan


RUPS agenda tertentu
RUPS perubahan Anggaran Dasar

RUPS I ⅔ dari bagian jumlah seluruh saham

RUPS II ⅗ dari bagian jumlah seluruh saham

RUPS III melalui penetapan pengadilan


RUPS Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihaan atau Pemisahan Perseroan

RUPS I paling sedikit ¾ bagian dari jumlah seluruh saham

RUPS II  ⅔ bagian dari jumlah seluruh saham

RUPS III melalui penetapan pengadilan


Pasal 91 UUPT, Sirkuler Rapat Pengganti RUPS
Syarat :
Semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan
menandatangani usulan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai