Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah Pembangunan Jangka Pendek ,

Menengah , Panjang

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
VEGI VINERIA- 4521060099
ARJUNASAT DARIATNO : 4521060133
MUH RIFKY SYAMSUL RIJAL : 4521060132
MUH FATHUR RAHMAN : 4521060137
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Pembangunan Jangka Pendek , Menengah , dan Jangka Panjang ” Harapan kami
semoga makalah ini menambah pengetahuan maupun pengalaman bagi para pembaca serta
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar dapat menjadi lebih baik lagi ke
depannya. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, kami yakin
masih banyak kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
Bab I
Pendahuluan

RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang
penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan
Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal
sdalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah
yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1
(satu) tahun. Pasal 263 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2014 RPJPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok
pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah. Pasal 263 ayat 3 UU No. 23 Tahun
2014 RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat
tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta
program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka
pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
Tahun 2015, Indonesia memasuki tahap ketiga dalam rencana menengahnya yang tertuang
dalam RPJMN 2015-2019. Bertepatan dengan ini juga, Indonesia memiliki presiden baru dan
kemudian memiliki rumusan kerja untuk masa kerjanya yang tertuang dalam Nawa Cita,
sehingga RPJMN 2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Program Jangka Pendek

Pada awal kelahirannya, Orde Baru memang memfokuskan programnya terhadap


pembangunan ekonomi. Hal ini didasarkan kepada kondisi ekonomi Indonesia diawal Orde
Baru yang cukup memprihatinkan, sehingga fokus ekonomi harus berdasarkan pada amanat
panca sila untuk menciptakan kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam programnya
pemerintahan Orde Baru menetapkan dua kebijakan ekonomi, yakni jangka panjang dan
jangka pendek.
 
 
Presiden Soeharto pada awal pemerintahannya dihadapkan pada masalah yang cukup sulit
dibidang ekonomi. Berbagai permasalahan terjadi seperti inflasi yang mencapai 650%
berakibat melonjaknya harga-harga kebutuhan. Selain itu alat-alat produksi mengalami
kerusakan terutama di sektor pertanian. Permasalah tersebut berakibat pada kurangnya
tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Rehabilitas dan stabilitas ekonomi menjadi
kebijakan awal pemerintahan Orde Baru dalam memulihkan kondisi tersebut. Rehabilitas
maksudnya perbaikan fisik terhadap prasarana-prasarana dan alat produksi. Dan stabilitas
dimaksudkan pengendalian inflasi supaya harga tidak melonjak terus menerus. Untuk lebih
jelas bagaimana kebijakan jangka pendek pemerintahan Orde Baru, perhatikan tabel dibawah
ini!

Program stabilitas dan rehabilitas ekonomi yang dilakukan pemerintahan Orde Baru
menumbuhkan hasil yang cukup baik. Tingkat inflasi semula mencapai 650% berhasil
ditekan menjadi 120 pada tahun 1969. Kerusakan sarana prasaran mulai diperbaiki dan
diremajakan. Pemerintah Orde Baru siap melaksanakan program jangka panjang khususnya
dibidang pertanian.

b. Program Jangka Panjang


 
Pada 1 April 1969, pemerintah menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut
sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Repelita I (1969) tersebut fokus pada
rehabilitasi prasarana penting dan pengembangan iklim usaha dan investasi. Repelita II
(1974-1979) dan Repelita III (1979-1984) fokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi,
stabilitas nasional, dan pemerataan pembangunan dengan penekanan pada sektor pertanian
dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Fokus Repelita IV (1984-
1989) dan Repelita V (1989-1994), selain berusaha mempertahankan kemajuan di sektor
pertanian, juga mulai bergerak menitikberatkan pada sektor industri khususnya industri yang
menghasilkan barang ekspor, industri yang menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil
pertanian, dan industri yang dapat menghasilkan mesinmesin industri.

N Program Ekonomi Hasil


O
1

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam jangka panjang


diarahkan pada:
1. peningkatan kualitas dan kemanfaatan iptek nasional dalam rangka mendukung
peningkatan daya saing secara global melalui peningkatan kualitas dan kuantitas SDM lptek,
2. reformasi kelembagaan penelitian dan pengembangan yang didukung oleh reformasi di
dalam fleksibilitas pembiayaan litbang,
3. penguatan sistem pengakuan atas hasil temuan (royalty system, paten, HKI) dan kualitas
produk (SNI, ISO),
4. penerapan standar mutu yang mengacu pada sistem Measurement Standardization Testing
and Quality (MSTQ), penerapan teknologi yang tepat dalam sistem produksi, serta penerapan
Total Quality Management (TQM), dan
5. pengembangan keterkaitan fungsional sistem inovasi untuk mendorong pelembagaannya
sebagai bagian yang integral di dalam pengembangan kegiatan usahanya.
 Pengembangan iptek untuk ekonomi diarahkan pada peningkatan kualitas dan
kemanfaatan iptek nasional dalam rangka mendukung daya saing secara global. Hal itu
dilakukan melalui: • peningkatan, penguasaan, dan penerapan iptek secara luas dalam
sistem produksi barang/jasa,
 pembangunan pusat-pusat keunggulan iptek,
 pengembangan lembaga penelitian yang handal,
 perwujudan sistem pengakuan terhadap hasil pertemuan dan hak atas kekayaan intelektual,
 pengembangan dan penerapan standar mutu,
 peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek,
 peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana iptek.

Anda mungkin juga menyukai