B. MERGER
1. Pengertian Merger
Secara sederhana, merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan
melalui sebuah kesepakatan. Dari penggabungan ini terbentuk bisnis baru
dari hasil merger.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merger adalah diartikan dalam tiga
pengertian. Pertama merger adalah penyatuan usaha sehingga tercapai
pemilikan atau pengawasan Bersama. Kedua, merger adalah juga berarti
penggabungan dua atau lebih perusahaan di bawah satu kepemilikan.
Ketiga, merger adalah pengambilalihan seluruh aktiva atau passiva yang
dimiliki suatu perusahaan untuk digabungkan dengan perusahaan yang
mengambil alih atau perusahaan yang baru.
2. Jenis Merger
Ada beberapa jenis merger tergantung dari tujuan perusahaan-perusahaan
yang terlibat melakukan merger, antara lain:
a. Konglomerat
Merger ini dilakukan dua atau lebih perusahaan yang tidak saling
berhubungan secara aktivitas bisnis. Perbedaan tersebut bisa terletak
pada industri yang berbeda atau berada di wilayah geografis yang
berbeda. Merger konglomerat murni melibatkan dua perusahaan yang
sama sekali tidak punya persamaan. Merger konglomerat campuran
berupaya melakukan ekspansi produk atau pasar melalui merger dengan
melakukan operasi bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis aslinya.
Perusahaan-perusahaan dengan faktor-faktor yang tumpang tindih hanya
akan melakukan merger jika dirasa masuk akal dari sisi keuntungan
pemegang saham. Faktor-faktor tersebut antara lain sinergi, nilai
perusahaan, performa, dan pembelanjaan.
Contoh perusahaan hasil merger konglomerat adalah The Walt Disney
Company dengan American Broadcasting Company (ABC) pada 1995.
b. Kongenerik
Merger kongenerik juga dikenal dengan merger perluasan produk. Pada
jenis ini, terjadi proses penggabungan dua perusahaan yang bergerak di
pasar atau sektor yang sama. Kedua perusahaan tersebut memiliki
beberapa faktor yang bersinggungan, seperti teknologi, marketing,
proses produksi, dan research and development (R&D). Perluasan
produk diraih ketika lini produk baru dari sebuah perusahaan
ditambahkan ke lini produk yang sudah ada di perusahaan lainnya.
Ketika dua perusahaan berada di bawah satu perluasan produk yang
sama, mereka memperoleh akses terhadap kelompok konsumen yang
lebih besar, selanjutnya berdampak kepada market share.
Contoh merger kongenerik adalah Citigroup dengan Travelers Insurance
pada 1998.
c. Perluasan Pasar
Merger ini terjadi ketika dua perusahaan yang memproduksi barang atau
jasa yang sama saling bergabung. Walaupun menjual produk yang sama,
mereka berkompetisi di pasar yang berbeda. Perusahaan yang terlibat
perluasan pasar mencari potensi akses ke pasar yang lebih luas dan basis
klien yang lebih besar lagi.
d. Horizontal
Merger horizontal terjadi saat dua perusahaan dalam industri yang sama
bergabung. Keduanya saling berkompetisi dalam menghasilkan produk
yang sama. Merger semacam ini lazim ditemui di industri yang tidak
banyak memiliki perusahaan. Sehingga tujuan merger adalah untuk
menciptakan bisnis yang lebih besar, market share yang lebih tinggi, dan
skala ekonomi yang lebih luas mengingat kompetisi semakin ketat.
Contoh merger horizontal adalah perusahaan mobil Daimler-Benz dan
Chrysler pada 1998.
e. Vertikal
Ketika dua perusahaan yang memproduksi bagian atau jasa untuk
sebuah produk merger, hal itu disebut dengan merger vertikal. Merger
vertikal terjadi ketika dua perusahaan yang beroperasi pada level yang
berbeda dalam satu rantai pasokan yang sama menggabungkan
operasional mereka. Merger semacam ini meningkatkan sinergi melalui
berkurangnya biaya produksi. Salah satu contoh merger vertikal yang
dikenal adalah ketika provider internet America Online (AOL) merger
dengan konglomerat media Time Warner pada 2000.
3. Alasan dilakukannya merger
Setiap langkah bisnis tentu didasari oleh alasan tertentu, apalagi keputusan
besar seperti merger. Umumnya, merger dilakukan karena beberapa alasan
di bawah ini.
a. Mencapai sinergi
Merger adalah salah satu cara untuk mencapai sinergi. Pasalnya, setelah
merger, perusahaan bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar
bagi para pemegang saham. Apabila dapat bekerja dengan kompak,
sinergi akan tercapai sehingga mendorong meningkatnya nilai bisnis
sebuah perusahaan hasil merger. Selain sinergi pendapatan yaitu
bertambahnya revenue karena ekspansi pasar, diversifikasi produk, dan
lain sebagainya, perusahaan merger juga dapat mendorong terbentuknya
sinergi biaya. Entitas perusahaan baru bisa mengeluarkan biaya lebih
rendah berkat proses merger. Mengapa demikian? Karena skala ekonomi
perusahaan mungkin meningkat, perusahaan jadi mempunyai akses
terhadap teknologi tertentu, ataupun kemungkinan eliminasi biaya
tertentu.
b. Menekan risiko dari diversifikasi
Pada titik tertentu, perusahaan perlu melakukan diversifikasi, baik
diversifikasi produk maupun operasional. Sayangnya, langkah
diversifikasi tidak bisa dilaksanakan begitu saja sebab risiko kerugian
yang ditanggung perusahaan umumnya tidak kecil. Misalnya,
perusahaan X sudah lekat dengan citra produk tertentu. Namun,
penjualan produk tersebut sudah mulai stagnan sebab sudah mencapai
titik akhir dalam life cycle produk sehingga perlu melakukan
diversifikasi. Tidak menutup kemungkinan diversifikasi dari produk
tersebut kurang diminati oleh konsumen. Merger menjadi salah satu
strategi manajemen risiko saat perusahaan akan melakukan diversifikasi.
Setelah merger, perusahaan dapat lebih leluasa menjalankan
diversifikasi dengan memasuki pasar baru atau menawarkan produk
baru.
c. Mengakuisisi aset
Dalam perkembangan bisnis, terlebih pada era digital, perusahaan mulai
harus berpacu dengan kemajuan teknologi. Sayangnya, tidak semua
perusahaan bisa memiliki teknologi yang dibutuhkan. Saat sebuah
perusahaan mempunyai teknologi tertentu yang dibutuhkan oleh
perusahaan lainnya, biasanya langkah merger menjadi tawaran yang
berlaku di atas meja. Jika merger tersebut terjadi, kemungkinan
kebutuhannya memang mutual. Perusahaan A ingin mengakuisisi aset
berupa teknologi yang dimiliki perusahaan B, sedangkan perusahaan B
mungkin membutuhkan akses terhadap market yang lebih besar dan
sudah dimiliki oleh perusahaan A. Meskipun aset teknologi sering kali
menjadi alasan dua buah perusahaan melakukan merger, tetapi tentu
teknologi bukanlah satu-satunya aset yang dicari. Sebuah perusahaan
bisa memberikan tawaran merger kepada perusahaan target demi
mengakuisisi aset apa pun yang mungkin sulit dimiliki tanpa proses
merger.
d. Memperbesar kapasitas finansial
Persoalan finansial perusahaan memang kerap menjadi latar belakang
bagi berbagai keputusan penting, tidak terkecuali merger. Untuk
menyelamatkan situasi keuangan yang kurang baik, merger dapat
menjadi solusi. Namun, tidak harus sebuah perusahaan ada di posisi
keuangan yang tidak baik terlebih dahulu untuk melakukan merger.
Sebagai contoh, jika perusahaan ingin memperbesar kapasitas produksi
yang sudah pasti perlu kapasitas finansial lebih besar, merger juga layak
dipertimbangkan.
e. Penyesuaian pajak
Ada perusahaan yang memiliki kewajiban pajak cukup besar. Di sisi
lain, terdapat perusahaan dengan kompensasi atas kerugian pajak yang
juga cukup besar. Nah, bila kedua perusahaan tersebut bergabung akan
dilakukan konsolidasi untuk total kewajiban pajaknya. Biasanya,
perhitungan hasil akhir pajak yang wajib dibayarkan akan lebih kecil
dibandingkan saat masing-masing perusahaan berdiri secara mandiri.
4. Manfaat merger
Kedua perusahaan bersedia bergabung menjadi sebuah entitas baru tentu
karena ada keuntungan yang diperoleh. Jika tidak, masing-masing
perusahaan pasti lebih memilih beroperasi secara independen saja.
a. Meningkatkan market share
Market share adalah persentase penjualan yang diperoleh sebuah
perusahaan pada sektor industri tertentu. Angka market share
didapatkan dengan menghitung penjualan perusahaan dalam periode
waktu tertentu dibandingkan dengan total penjualan sektor industri
tersebut. Dengan demikian, setiap perusahaan memiliki market share
tersendiri. Saat dua perusahaan bergabung, maka perusahaan
gabungannya akan memiliki market share yang lebih besar daripada
masing-masing perusahaan tersebut.
b. Menurunkan biaya operasional
Ada berbagai strategi yang bisa ditempuh perusahaan untuk menekan
biaya operasional. Salah satunya dengan membeli bahan baku dalam
jumlah besar sehingga mendapat potongan harga dari pemasok.
Pembelian bahan baku dalam jumlah besar erat sekali kaitannya dengan
kapasitas produksi serta kapasitas finansial sebuah perusahaan. Sebab
itu, merger adalah salah satu cara untuk menekan biaya operasional
melalui perbesaran kapasitas finansial dan produksi.
c. Mencegah replikasi dan eliminasi kompetitor
Sudah bukan rahasia lagi, dalam sebuah sektor industri, beberapa
perusahaan mungkin memproduksi produk yang serupa atau bahkan
sama dengan produk yang kamu tawarkan. Kamu memang sulit
mengontrol munculnya replikasi atau duplikasi produk, tetapi kamu bisa
mencegahnya dengan merger. Jika kamu bergabung dengan perusahaan
yang memproduksi produk serupa, secara tidak langsung kamu telah
mengeliminasi kompetitor.
d. Ekspansi bisnis ke area baru
Banyak perusahaan ingin memperluas bisnisnya. Jika memungkinkan,
tentu setiap perusahaan ingin bisnisnya tersebar di sebanyak mungkin
daerah. Sayangnya, tidak semua perusahaan mempunyai resource
memadai untuk menjalankan perluasan bisnis. Ketika kamu ingin
ekspansi ke daerah baru, merger dengan perusahaan yang telah
beroperasi di daerah tersebut bisa menjadi pertimbangan. Dengan
begitu, kamu jadi memiliki sumber daya mumpuni untuk mulai
beroperasi di area baru tersebut.
e. Menghindari kebangkrutan
Jika bisnis terus-menerus mengalami kerugian, pailit atau kebangkrutan
merupakan kenyataan pahit yang tidak terhindarkan. Sebelum bisnis
ditutup akibat bangkrut, sebaiknya kamu mempertimbangkan untuk
merger dengan perusahaan yang memiliki kapasitas finansial lebih baik.
5. Risiko Merger
Walaupun menawarkan banyak keuntungan, ada pula risiko merger yang
harus diperhatikan perusahaan.
a. Kewajiban pembayaran dan utang
Setelah dimerger, kewajiban pembayaran dan utang menjadi tanggung
jawab kedua belah pihak. Termasuk di antaranya pembayaran kepada
vendor yang masih terutang.
b. Beban operasional
Beban operasional jangka pendek akan bertambah. Hal ini disebabkan
proses penggabungan usaha.
c. Perbedaan budaya kerja
Corporate culture atau budaya kerja bisa menimbulkan masalah di
kemudian hari. Sistem dan prosedur masing-masing perusahaan akan
membutuhkan adaptasi dalam waktu yang tidak sebentar.
6. Contoh Merger
Baik perusahaan berskala besar maupun usaha kecil dan menengah dapat
melakukan merger bila langkah tersebut diperlukan. Namun, untuk melihat
dampak positif merger, mari kita melihat contoh merger pada perusahaan-
perusahaan yang sudah mapan.
Bank Syariah Indonesia
Keputusan merger yang masih hangat baru saja terjadi pada awal 2021.
Proses merger ini melibatkan tiga bank BUMN besar yaitu BRI Syariah,
Bank Mandiri Syariah, dan BNI Syariah. Ketiga entitas bank milik
pemerintah tersebut bergabung menjadi Bank Syariah Indonesia dengan
total aset lebih dari 240 triliun.
Toyota Astra Motor
Toyota, salah satu importir kendaraan dengan produk unggulannya MPV
yang banyak diminati di Indonesia. Sesungguhnya Toyota yang kamu
kenal saat ini merupakan merger dari empat perusahaan, yakni PT
Toyota Astra Motor, PT Toyota Mobilindo, PT Multi Astra, serta PT
Toyota Engine Indonesia.
PT Lippo Karawaci
Lippo group bisa dikatakan salah satu contoh merger perusahaan yang
sangat sukses. PT Lippo Karawaci merupakan gabungan dari delapan
perusahaan yang beberapa namanya pasti tidak asing di telingamu.
Kedelapan perusahaan tersebut adalah PT Lippo Karawaci, PT Lippo
Land Development, PT Aryaduta Hotels, PT Siloam Healthcare, PT
Sumber Waluyo, PT Kartika Abdi Sejahtera, PT Metropolitan
Tatanugraha, dan PT Anaggadipa Berkat Mulia.
Sumber:
https://majoo.id/solusi/detail/merger
https://www.modalrakyat.id/blog/apa-itu-merger
https://money.kompas.com/read/2021/10/09/074259726/apa-itu-merger-
perusahaan-definisi-manfaat-jenis-dan-contohnya?page=all