AKUNTANSI KEUANGAN
LANJUTAN II
BAB VIII LABA RUGI, LABA DITAHAN DAN LAPORAN KEUANGAN YANG
DIKONSOLIDASIKAN
1. Pembelian Saham Perusahaan Anak Beberapa Kali……………………27
2. Pembelian atau Penjualan Kembali Saham……………………………..27
3. Emisi Saham atau Penarikan Kembali Saham Perusahaan Anak………27
BAB I
PENGGABUNGAN USAHA-PELEBURAN
e. Kartel
Kartel yaitu suatu kerjasama yang berdasarkan atas dasar sukarela dan
beberapa badan usaha sejenis untuk memproduksi maupun menjual barang
hasil produksinya.
g. Push-down accounting
Akuntansi pembelian mensyaratkan asset dan kewajiban perusahaan yang
diakuisisi dimasukkan dalam laporan keuangan knsolidasi perusahaan
pengakuisisi pada nilai pasarnya.
5
BAB II
PENGANTAR LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
2. Neraca Konsolidasi
Neraca konsolidasi adalah sebuah neraca yng menunjukkan kondisi
keuangan gabungan antara induk perusahaan dan perusahaan anak. Secara
umum, prosedur dan proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi diawali
dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama-sama
laporan keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih.
Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang
terjadi didalam satu grup. Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi
6
BAB III
LAPORAN KONSOLIDASI HUBUNGAN PERUSAHAAN INDUK
DAN ANAK
4. Masalah Harga Beli dan Nilai buku Saham dalam Neraca Konsolidasi
Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai factor,
termasuk nilai asset bersih, kemampuan laba (earning power) perusahaan dan
kondisi pasar secara umum. Pada saat perusahaan membeli perusahaan lain,
tidak ada alasan untuk mengharapkan harga beli akan sama dengan nilai buku
saham yang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun neraca
konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli
pada harga yang berbeda dengan nilai bukunya.
10
BAB IV
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
BAB V
Kas XXX
Laba atau Rugi Anak Perusahaan : (Tidak Di Jurnal Atau Dicatat Oleh PT.
Induk) Deviden Kas Anak Perusahaan :
Piutang Deviden / Kas XXX
Pendapatan Deviden XXX
(Perhitungan = % pemilikan x deviden kas anak perusahaan)
Apabila deviden tersebut berasal dari laba ditahan sebelum pemilikan,
maka akan dicatat sebagai pengurang terhadap harga perolehan investasi :
Kas XXX
Investasi Saham PT. Anak XXX
hukum dari transaksi yang terdapat dalam kaitan atau hubungan antara
keduanya.
2. Jika yang digunakan adalah angka yang dilaporkan untuk saham
perusahaan anak dalam perkiraan investasi.
3. Pengumuman dividen oleh perusahaan anak dicatat dalam buku
perusahaan induk dengan mendebet perkiraan piutang dividen dan
mengkredit perkiraan pendapatan dividen. Selanjutnya, penerimaan
dividen yang diumumkan ini dicatat dengan mendebet perkiraan kas dan
mengkredit perkiraan piutang dividen.
Dengan demikian apabila pada perusahaan yang baru dibentuk membagikan
sebagian harta miliknya kepada para pemegang saham berarti harus diakui
sebagai penarikan kembali dari sebagian atas penanaman modalnya. Dengan
anggapan seperti tersebut di atas, maka apabila dalam pembagian deviden
ternyata ada sebagian diantaranya merupakan laba yang diakumulasikan
sebelum terjadinya pemilikan saham (oleh perusahaan induk), harus
dipisahkan secara tegas berhubung masing-masing harus diperlakukan
berbeda satu sama lain.
Alternatif teknik-teknik penyusunan neraca konsolidasi, meskipun didalam
buku-buku perusahaan induk tidak dilakukan pengakuan terhadap bagian laba
perusahaan anak yang belum direalisasikan (dibagikan sebagai deviden),
namun demikian didalam neraca yang dikonsolidasi jumlah tersebut harus
diakui pula sebagai kenaikan atas saldo laba ditahan. Daftar lajur penyusunan
neraca konsolidasi rekening investasi saham-saham perusahaaan anak, dan
saldo laba ditahan perusahaan induk disesuaikan dengan bagian atas kenaikan
saldo laba ditahan perusahaan anak.
3. Deviden Likuidasi
Dividen Likuidasi adalah dividen yang dikeluarkan ketika dewan direksi
melakukan likuidasi bisnis dan mengembalikan semua aset bersih yang tersisa
16
kepada pemegang saham secara tunai. Ada beberapa ahli yang membagikan
teori dividen. Teori-teori berikut didasarkan pada para ahli.
3. Investasikan Dividen
Bisnis juga bisa mempengaruhi penentuan kebijakan distribusi dividen.
Profitabilitas sering dihasilkan dari pemakaian biaya operasi tetap dengan
peningkatan penjualan.
harus disajikan secara terpisah di dalam neraca. Jika sebagian dari perubahan-
perubahan netto itu terjadi dalam periode akuntansi yng sedang berjalan, maka
harus dilaporkan di dalam laporan rugi laba(perusahaan induk).
Di lain pihak jikalau metode equity dipakai, disamping laporan
keuangan harus menyatakan wacana metode pencatatan itu, harus dijelaskan
juga mengenai harga perolehannya, serta penghasilan deviden yang telah
diterima dalam hubungannya dengan pemilikan saham-saham perusaan anak.
Hal ini dibutuhkan biar diketahui besarnya bab keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan anak yang telah direalisasikan melalui pembagian deviden.
Penjelasan tersebut dibutuhkan di dalam laporan keuangan(individual),
mengingat hal tersebut juga memiliki konsekuensi yuridis tersendiri bagi
perusahaan induk sebagai unit perjuangan yang bangun sendiri, khususnya
dalam rangka membatasi jumlah keuntungan yang akan dibagikan sebagai
deviden kepada par pemegang saham.
c. Metode Ekuitas
Metode ini digunakan oleh investor yang memiliki saham perusahaan lain
yang jumlahnya lebih dari 50% dari saham yang beredar. Melalui metode
ini laporan keuangan perusahaan induk (parent company) harus
dikonsolidasikan dengan laporang keuangan anak perusahaan (subsidiary
company).
memiliki 40% saham dan menggunakan kendali atas XYZ. Selain itu, ABC
perlu mencatat kenaikan nilai investasi awal, yang tercatat di neraca, sebesar $
400 juta.
23
BAB VI
NERACA KONSOLIDASI PERUBAHAN HAK KEPEMILIKAN
BAB VII
KEPEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN MUTUAL HOLDING
1. Struktur Afiliasi
A. Pengertian Afiliasi
1. Program Afiliasi Pay Per Sale (PPS), yaitu afiliasi akan dibayar oleh
vendor jika pengungjung yang diarahkan ke websitenya membeli suatu
produk.
2. Pay Per Clik (PPC), yaitu afiliasi akan dibayar oleh vendor setiap klik
iklan yang dihasilkan.
3. Pay Per Performance (PPP), yaitu afiliasi akan dibayar oleh vendor jika
terjadi konversi dalam pemasaran.
4. Pay Per Lead (PPL), yaitu afiliasi akan dibayar oleh vendor jika
pengunjung yang diarahkan ke website mengisi form aplikasi tertentu
yang berhubungan dengan bisnis perusahaan.
B. Struktur Afiliasi
Struktur afiliasi untuk induk perusahaan dan anak perusahaan dapat
juga digunakan pada perusahaan investor dan juga pada perusahaan
investee yang terkait, baik melalui kepemilikan langsung (direct holding)
maupun kepemilikan tidak langsung (indirect holding) sebesar 20% saham
atau lebih berhak mendapatkan suara pada perusahaan investee.
A. Struktur Induk-Anak-Cucu
Struktur Induk-Anak-Cucu pada kepemilikan tidak langsung (indirect
holding), MINORITAS anak secara tidak langsung berhak atas laba bersih
cucu, yaitu sebesar % kepemilikan MINORITAS % kepemilikan anak
terhadap cucu laba bersih cucu. Misalnya, perusahaan A mempunyai saham
pada perusahaan B sebesar 70%, dan Perusahaan B mempunyai saham pada
perusahaan C sebesar 60%, maka secara tidak langsung perusahaan A
mempunyai saham sebesar (70% 60%) = 42% pada perusahaan C. Oleh
karena itu, laporan keuangan perusahaan C harus masuk ke dalam laporan
konsolidasi perusahaan A. Yang dilihat dari struktur ini adalah apakah
perusahaan A mempunyai kendali atas perusahaan B dan apakah perusahaan
B mempunyai kendali atas perusahaan C, meskipun akhirnya kepemilikan
saham perusahaan A pada perusahaan C secara tidak langsung kurang dari
50%.
BAB VIII
LABA RUGI, LABA DITAHAN DAN LAPORAN KEUANGAN YANG
DIKONSOLIDASI
BAB IX DAN X
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG DAN PUSAT
bukan hanya seluruh biaya yang terjadi di kantor cabang, tetapi juga
termasuk biaya yang dialokasikan dari kantor pusat. Atas alokasi
biaya ke kantor cabang, kantor pusat membuat jurnal dengan
mendebit akun Kantor Cabang dan mengkredit akun biaya-biaya
yang dialokasikan ke kantor cabang. Sebaliknya, kantor cabang
mendebit biaya-biaya yang dialokasikan dari kantor pusat dan
mengkredit akun Kantor Pusat. Jurnal tersebut sama analoginya
dengan transaksi kantor pusat mentransfer kas ke kantor cabang,
kemudian kas tersebut oleh kantor cabang digunakan untuk
membayar biaya-biaya.
BAB XI
KONSEP DAN TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN HANGING VALES
penawaran mata uang di pasar uang dunia. Perhitungan Langsung Dan Tak
Langsung Atas Kurs Kurs adalah nisbah antara satu unit mata uang dengan
jumlah mata uang lain yang setara dengan mata uang tersebut pada satu
waktu. Kurs dapat dihitung langsung maupun tidak langsung. Jika
diasumsikan bahwa Rp.1.600 dapat ditukar dengan 1 Dollar Singapura, maka
: Perhitungan langsung (setara Rupiah) : Rp 1.600 = Rp 1.600 1 Perhitungan
tak langsung ( mata uang asing per Rupiah) : 1 = 0.000625 Dollar Singapura
Rp1.600 Pendekatan pertama disebut perhitungan langsung sebab kursnya
dinyatakan dalam rupiah. Artinya Rp1.600 sama nilainya dengan 1 Dollar
Singapura. Pendekatan kedua disebut perhitungan tak langsung sebab kursnya
dinyatakan dalam Dollar Singapura. Artinya, 0,000625 Dollar Singapura sama
nilainya dengan 1 Rupiah. Harian bisnis Indonesia setiap hari melaporkan
perhitungan langsung mata uang asing. Kurs Mengambang, Tetap, Serta
Berganda Kurs mengambang. Secara teoritis, nilai suatu mata uang harus
mencerminkan daya belinya dipasar dunia. Misalnya, peningkatan dalam laju
inflasi suatu Negara menunjukkan melemahnya daya beli mata uang Negara
tersebut. Maka nilai mata uang Negara tersebut melemah relative terhadap
nilai mata uang lain. Surplus perdagangan yang besar menunjukkan
peningkatan permintaan atas mata uang Negara yang bersangkutan dan
menyebabkan menguatnya mata uang tersebut relative terhadap mata uang
lain. Sebaliknya, defisit perdagangan yang besar mengakibatkan melemahnya
nilai mata uang Negara bersangkutan. Meskipun inflasi serta neraca
perdagangan merupakan basis bagi kurs mengambang, beberapa factor lain
seringkali menjadi lebih berpengaruh. Para investor membeli surat-surat
berharga dipasar dunia, tingkat bunga menjadi lebih menentukan dalam
permintaan dan penawaran mata uang ketimbang defisit perdagangan.
4. PSAK 10, 11 dan 52 tentang Mata Uang Asing
a. PSAK 10 tentang Mata Uang Asing
PSAK No. 10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat
translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs
38
Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign
operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari
perusahaan pelapor. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan
dalam menyajikan laporan keuangan.
Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu
perusahaan. Nilai tukar (kurs) adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beda
nilai tukar (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan
jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada nilai
tukar yang berbeda. Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada
tanggal neraca. Investasi veto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share)
perusahaan pelapor dalam aktiva neto suatu entitas asing.
Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang
akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Nilai
wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham
(knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms‟s
length transaction).
ekspor. Dalam hal ini apabila PT "A" sebagian besar produknya diekspor ke
Jepang dan penjualannya dinyatakan dalam mata uang Yen Jepang maka PT
"A" tersebut dapat menggunakan mata uang Yen Jepang sebagai mata uang
pelaporannya. · Indikator Biaya: biaya-biaya perusahaan secara dominan
sangat dipengaruhi oleh pergerakan mata uang tertentu. Untuk perusahaan
yang memiliki lebih dari satu anak perusahaan atau operasi terpisah dan dapat
dibedakan, seperti cabang atau divisi, mungkin digunakan beberapa mata uang
fungsional yang berbeda sehingga masing-masing mata uang tersebut perlu
dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional perusahaan
tersebut. Masalah berikutnya timbul untuk transaksi lainnya yang
menggunakan mata uang selain mata uang fungsional. Transaksi perusahaan
lainnya yang menggunakan mata uang selain mata uang fungsional
diperlakukan sebagai transaksi dalam mata uang asing dan mengikuti PSAK
10, sehingga apabila sebuah perusahaan di Indonesia sudah menentukan mata
uang USD sebagai mata uang fungsional dan pelaporan maka apabila
melakukan transaksi dalam mata uang Rupiah, transaksi tersebut harus dicatat
dan dilaporkan sebagai transaksi dalam mata uang asing dengan mata uang
USD sebagai mata uang dasar.
BAB XII
LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING (HANGING VALES)
1. Mata uang utama yang memengaruhi harga jual barang dan jasa.
2. Mata uang utama yang memengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan
biaya lainnya dalam penjualan barang dan jasa.
43
Jika kedua faktor di atas tumpang tindih, maka PSAK 10 menyatakan bahwa
suatu entitas juga dapat mempertimbangkan bukti pendukung lain berikut
dalam menentukan mata uang fungsional (paragraf 10):
Dalam menentukan mata uang fungsional entitas anak atau entitas asosiasi di luar
negeri (dan operasi di luar negeri lainnya) dan menentukan apakah mata uang
fungsional itu sama dengan mata uang fungsional entitas induk, faktor-faktor
tambahan yang harus dipertimbangkan adalah (paragraf 11):
Oleh karna itu, beberapa transaksi dan saldo akun disajikan kembali menjadi
nilai setara rupiah menggunakan kus historis, yaitu kurs tunai pada saat transaksi
awal terjadi. Proses pengukuran kembali membagi neraca menjadi akun moneter
dan non moneter. Aset dan kewajiban moneter seperti kas, piutang jangka
pendeek dan jangka panjang, dan utang jangka pendek dan jangka panjang,
mempunyai jumlah yang tetap dalam unit mata uang. Akun-akun ini dapat
mengalami keuntungan atau kerugian dari perubahan kurs. Aset non moneter
adalah akun-akun seperti persediaan dan aset tetap, yang nilainya tidak tetap
dalam unit moneter.
1. Pengukuran kembali neraca percobaan anak perusahaan luar negeri untuk setelah
akuisisi, Tiga pos memerlukan perhatian kusus yaitu:
a. Aset tetap diukur kembali menggunakan kurs historis pada tanggal induk
perusahaan mengakuisisi anak perusahaan luar negeri. Jika anak perusahaan
membeli aset tetap tambahan setelah induk perusahaan mengakuisisi saham anak
perusahaan, maka tambahan aset tetap tersebur akan diukur kenbali menggunakan
kurs pada tanggal pembelian.
46
b. Haraga pokok penjualan terdiri dari transaksi yang terjadi pada berbagai kurs.
d. Keuntungan pengukuran kembali diakui dalam laporan aba rugi periode berjalan.
Keuntungan pengukuran kembali adalah sebagai pos penyeimbanguntuk
memebuat total debit sama dengan total kredit, tetapi dapat dibuktikan dengan
menganalisi perubahan pos meneter selama periode berjalan.
investasi asing harus ditranslasikan atau diukur kembali sebelum akuntansi metode
ekuitas diterapkan.
Klasifikasi Hak Minoritas
Dalam praktek, hak minoritas secara variatif :
1. Diungkapkan sebagai kewajiban (liabilities).
2. Disajikan secara terpisah antara kewajiban dengan ekuitas.
3. Diungkapkan sebagai bagian dari ekuitas (stockholders‟ equity)
Pemegang saham minoritas atau minority interest merupakan salah satu istilah yang
dikenal dalam hukum perusahaan. UU Perseroan Terbatas yang saat ini berlaku, UU
Nomor 40 Tahun 2007 tidak mengatur tentang definisi pemegang saham minoritas.
Namun, secara implisit, definisi pemegang saham minoritas dapat ditafsirkan dari
rumusan Pasal 79 ayat (2) yang konteksnya mengatur tentang penyelenggaraan rapat
umum pemegang saham (RUPS).
Pasal 79 ayat (2) menyatakan RUPS dapat diselenggarakan atas permintaan satu
orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 atau lebih dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu
jumlah yang lebih kecil.
Dari rumusan Pasal 79 ayat (2) dan sebagaimana dapat ditafsirkan dari kata
“minoritas”, istilah pemegang saham minoritas pada intinya mengacu pada kuantitas
saham yang dimiliki. Praktiknya, kuantitas saham untuk dapat dikategorikan sebagai
pemegang saham minoritas berbeda-beda. Kamus Bank Indonesia, misalnya
menyebutkan saham minoritas adalah saham yang jumlahnya kurang dari 50 persen
dari seluruh saham bank.
Terlepas dari tidak adanya definisi yang jelas, namun rezim hukum perusahaan di
Indonesia tetap berupaya memberikan perlindungan terhadap pemegang saham
minoritas. Namun begitu, jika rujukannya adalah UU Perseroan Terbatas, pengaturan
seputar perlindungan pemegang saham minoritas masih sangat minim.
49
Kedua, pemegang saham minoritas dapat meminta kepada persero agar sahamnya
dibeli kembali atas dasar pemegang saham minoritas tidak setuju terhadap tindakan
perseroan terkait perubahan anggaran dasar, pengalihan atau penjaminan kekayaan
perseroan yang nilainya lebih dari 50% serta penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan.
Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas juga dapat berpegangan pada
prinsip Majority Rule Minority Protection. Berdasarkan prinsip tersebut, maka setiap
tindakan perseroan tidak boleh merugikan pemegang saham minoritas. Prinsip ini
perlu diterapkan di sebuah perseroan untuk menangkal tindakan sewenang-wenang
pemegang saham mayoritas yang dapat berimplikasi buruk bagi pemegang saham
minoritas.
Selain itu, prinsip Good Corporate Governance (GCG) juga penting untuk diterapkan
di sebuah perseroan yang salah satu tujuannya untuk melindungi kepentingan
pemegang saham minoritas. Dalam GCG setidaknya terdapat empat elemen penting
yakni fairness (keadilan), transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas)
dan responsibility (pertanggung-jawaban). Idealnya, jika empat elemen ini
dilaksanakan secara konsisten, maka kepentingan pemegang saham minoritas
terlindungi.
Sebagai contoh dengan menerapkan elemen fairness, pemegang saham minoritas
seperti halnya pemegang saham lain diberikan sejumlah hak, antara lain hak untuk
meminta keterlibatan pengadilan, hak untuk melakukan pemeriksaan dokumen
50
BAB XIII
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERUSAHAAN ANAK
DI LUAR NEGERI
Contoh kasus :
PT Induk membeli 80% saham biasa PT Anak pada tanggal 31 Desember 2020
sebesar nilai bukunya, yaitu Rp. 240.000.000, Asumsikan pada tanggal 1 Maret 2021,
PT Induk membeli persediaan seharga Rp. 7.000.000 dan menjualnya ke PT Anak
seharga Rp. 10.000.000 pada tanggal 1 April 2021. PT induk mencata ayat jurnal
berikut pembukuannya:
1 Maret 2021
1) Persediaan 7.000
Kas 7.000
52
Pembelian persediaan
1 April 2021
2) Kas 10.000
Penjualan 10.000
Penjualan persediaan ke PT Anak
3) Harga pokok penjualan 7.000
Persediaan 7.000
Harga pokok penjualan yang dijual ke PT Anak
PT Anak mencatat pembelian persediaan dari
PT Induk dengan ayat jurnal berikut :
1 April 2021
4) Persediaan 10.000
Kas 10.000
Pembelian persediaan dari PT Induk Pada tanggal 5 November 2021, PT Anak
menjual persediaan yang dibelidari PT Induk ke PT Non-Afiliasi seharga Rp.
15.000.000 PT Anak menjual persediaan ke PT Non Afiliasi dengan ayat jurnal
berikut:
5) Kas 15.000
Penjualan 15.000
Penjualan persediaan ke PT non-Afiliasi
6) Harga pokok penjualan 10.000
Persediaan 10.000
Harga pokok persediaan yang dijual ke PT Non-Afiliasi
kegiatan usaha diluar negeri, harus dijabarkan dalam rupiah dengan kurs
pertukaran yang sesuai. Kurs pertukaran supaya dicantumkan dalam laporan
keuangan. Adapun ketentuan penjabaran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aktiva lanca kas, piutang jangka pendek dan aktiva lancer lainnya dijabarkan
dalam rupiah dengan kurs pada saat pembuatan neraca, terkecuali ada perjanjian
khusus dalam tukar-mnukar denganuang asing termaksud. Persediaan barang-
barang harus mengikuti ketentuan-ketentuan umum (standard rule) untuk
memilih “harga terendah antara harga pokok dengan harga pasar” (Cost ormarket
whichever is lower). Apabila persediaan barang-barang tidak dijabarkan dengan nilai
kursyang berlaku pada saat penyusunan neraca, maka harus diberikan alasan
mengenai prosedur lainyang diikutinya itu.„
2.Aktiva Tetap Aktiva tetap, investasi yang permanen dan piutang-piutang jangka panjang
harus dijabarkan ke dalam rupiah dengan kurs pada saat aktiva yang bersangkutan
diperoleh.
5. Modal yang disetor (Modal saham) modal yang disetor (modal saham) yang
dinyatakan dalam suatu uang asing harus dijabarkan dalam rupiah, dengan kurs
yang brlaku pada saat (modal) saham yang bersangkutandikeluarkan.
54
Dalam pembahasan ini, setiap transaksi yang dilakukan induk pada anak atau
sebaliknya, atau transaksi yang dilakukan satu anak dengan anak lain dalam
hubungan induk-anak disebut dengan transaksi antarperusahaan. Transaksi ini
menimbulkan keterkaitan akun-akun dalam laporan keuangan induk dan anak.
Transaksi ini tidak dipandang sebagai dalam penyusunan laporan konsolidasi.
Laporan konsolidasi memandang induk dan anak adalah satu sehingga bila induk
melakukan transaksi dengan anak, hal itu berarti transaksi dengan diri sendiri.
Transaksi antarperusahaan merupakan transaksi internal dari sudut pandang
konsolidasi. Apabila induk melakukan penjualan aset pada anak misalnya, dengan
55
sudut pandang konsolidasi hal itu sama artinya dengan induk menjual aset pada diri
sendiri sebab anak dan induk adalah satu dalam laporan konsolidasi. Laporan
keuangan konsolidasi tidak mengakui transaksi-transaksi seperti ini dan menganggap
penjualan tersebut semata-mata sebagai pemindahan aset saja, dan oleh karena itu
dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi transaksi-transaksi seperti ini harus
dieliminasi.
Contoh kasus:
PT Guntur mengakuisisi 80% saham PT Heri pada tanggal 1 Januari 2008 pada harga
5,6 miliar rupiah. Dalam proses akuisisi tersebut, terdapat selisih nilai wajar investasi
sebesar 400 juta rupiah, yaitu sebagai berikut:
Berikut ini adalah kertas kerja untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi PT
Guntur (dalam ribuan rupiah):
Eliminasi Laporan
Keterangan PT Guntur PT Heri
Debit Kredit Konsolidasi
Laporan laba/rugi
Penjualan 1.500.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 30.000.000
Pendapatan dari PT
–
Heri 390,000 390,000
HPP (1.010.000)
(690,000) (600,000) 280,000
Beban Operasi
(300,000) (200,000) 50,000 (550,000)
Laba Hak Minoritas
40,000 (40,000)
Laba bersih
900,000 200,000 900,000
Laba ditahan 1/1/2008 2.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000
Dividen
(400,000) (100,000) 80,000 (400,000)
20,000
Laba ditahan
2.500.000 1.100.000 2.500.000
31/12/2008
Eliminasi Laporan
Keterangan PT Guntur PT Heri
Debit Kredit Konsolidasi
Neraca
Kas
510,000 550,000 1.060.000
Piutang dividen –
80,000 80,000
Piutang Dagang
1.000.000 1.500.000 400,000 2.100.000
Persediaan
1.500.000 2.150.000 280,000 280,000 3.650.000
Investasi dalam PT
5.910.000
Heri 310,000
5.600.000 –
Bangunan 4.000.000 3.150.000 400.000 40.000 7.510.000
58
Tanah
6.000.000 2.000.000 640,000 8.640.000
Goodwill
Total aktiva 19.000.000 9.350.000 23.110.000
Hutang dividen
100,000 80,000 20,000
Hutang pajak
150,000 120,000 270,000
Hutang dagang 1.500.000 2.000.000
500,000
Hutang bank 3.000.000 2.000.000 5.000.000
Modal saham
10.000.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000
(nom1.000)
Agio saham 2.000.000 2.000.000
500,000 500,000
Laba ditahan 2.500.000 1.100.000 2.500.000
Hak minoritas
20,000
1.300.000 1.320.000
Total Passiva 19.000.000 9.350.000 8.540.000 8.540.000 23.110.000
Laporan keuangan konsolidasi dapat disusun sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
1. Laporan Laba Rugi Konsolidasi
PT Guntur dan Anak Perusahaan
Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 2008
Penjualan 30.000.000
Pendapatan dari PT Heri –
HPP (1.010.000)
Beban Operasi (550.000)
Laba Hak Minoritas (40.000)
Laba bersih 900.000
2. Laporan Laba Ditahan Konsolidasi
PT Guntur dan Anak Perusahaan
59