Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH INDIVIDU

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN BISNIS


KONSOLIDASI

DISUSUN OLEH :
ANGGI PRATIWI (2005160019)
DARI KELOMPOK : 2

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kepada Allah SWT saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul "konsolidasi" dengan lancar.

Dalam pembuatan makalah ini, saya mendapat bantuan dari berbagai pihak maka dari itu
dikesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah hukum
bisnis atas bimbingan beliau dalam pembuatan makalah ini. Dan semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan saya pada
khususnya. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu
saya menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir
kata penulis sampaikam terimakasih.

Medan, 8 April 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB l
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusahan Masalah
1.3 Tujuan Penulis
BAB II
2.1 Pengertian Konsolidasi
2.2 Ciri-Ciri Konsolidasi
2.3 Syarat-Syarat Konsolidasi
2.4 Langkah-Langkah Membuat Laporan Keuangan
Konsolidasi
2.5 Tujuan Konsolidasi
2.6 Perusahaan Yang Melakukan Konsolidasi
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan ekonomi saat ini. Banyak perusahaan yang melakukam


penggabungan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan mereka.
Penggabungan ini dapat berbentuk merger yang mengekor pada perusahaan pembeli,
konsolidasi yang mendirikan perusahaan baru, atau akuisi saham, yaitu perusahaan yang
bergabung tapi masih melakukan operasi masing-masing. Jika perusahaan bergabung dalam
bentuk marger atau konsolidasi, maka pencatatan akuisimya akan lebih mudah dibandingkan
dengan akuntasinya akan lebih mudah dibandingkan akuis saham, yaitu hanya memindahkan
semua akun aktiva bersih ke perusahaan yang masih berdiri atau perusahaan yang didirikan,
kemudia perusahaan lainnya yang bergabung dibubarkan. konsolidasi adalah berarti
penggabungan dan akuisisi banyak perusahaan kecil menjadi beberapa perusahaan yang jauh
lebih besar. Pengertian konsolidasi adalah dalam bisnis, terjadi ketika dua atau lebih bisnis
bergabung untuk membentuk satu entitas baru, dengan harapan meningkatkan pangsa pasar
dan profitabilitas serta keuntungan menggabungkan bakat, keahlian industri, atau teknologi.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud konsolidasi

2) Apa saja ciri- ciri konsolidasi

3) Bagaimana langkah-langkah pembuatan laporan keuangan komsolidasi

4) Apa tujuan konsolodasi

5) Perusahaan mana saja yang melakukan konsolidasi

1.3 Tujuan Penulis

1) Memahami apa yang dimaksud konsolidasi


2) Mengerti tentang ciri-ciri dari konsolidasi

3) Mampu menjelaskan dan memahami tujuan dari konsolidasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsolidasi

Pengertian Konsolidasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konsolidasi adalah tindak
meleburnya dua perusahaan atau lebih menjadi satu perusahaan serta mempunyai visi yang
sama atau disamakan.

Secara umum konsolidasi adalah penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang
menggabungkan diri saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru.
Oleh karena itu, konsolidasi ini sering kali disebut dengan peleburan.

Adapun contoh konsolidasi yaitu :

PT XL Axiata Tbk dengan PT Axis Telekom

Tak seperti empat proses konsolidasi sebelumnya, yang relative 'adem ayem'. Proses
konsolidasi antaar XL dan Axis menimbulkan hawa yang panas, bahkan bukan hanya di level
industri, tapi juga di pemerintahan.

Bukan rahasia lagi, dukung mendukung di tingkat regulator atau pemerintah sudah biasa
terjadi, itu lah mengapa, hasil kajian Kominfo terkait proses konsolidasi antara XL dan Axis
belum juga keluar, padahal XL sangat membutuhkannya untuk menentukan kelanjutan proses
jual beli bersyarat tersebut.

KPPU pun memberikan 'warning', apabila konsolidasi tersebut menimbulkan dominasi


pelanggan maupun kepemilikan frekuensi yang mengganggu pasar, maka konsolidasi tersebut
tak bisa dilaksanakan, kecuali Kominfo dengan bijak mengurangi jumlah frekuensi perusahaan
gabungan, sehingga XL-Axis tidak mendominasi frekuensi.
Namun, bila proses akuisisi yang dipilih XL, maka seharusnya tak ada pengambilan frekuensi,
karena kedua perusahaan yaitu XL maupun Axis tetap ada. Namun, berarti tujuan konsolidasi
yaitu pengurangan jumlah pemain dan efisiensi sumber daya tidak tercapai.

2.2 Ciri-Ciri Konsolidasi

Adapun ciri-ciri konsolidasi ialah sebagai berikut:

1) Terjadi peleburan atau penggabungan dua perusahaan atau lebih untuk membentuk
perusahaan baru.

2) Perusahaan lama dibubarkan tanpa proses lukuidasi (pembayaran kepada kreditor dan
pemegang saham).

3) Perusahaan hasil penggabungan membuat status badan hukum baru.

4) Seluruh aset dan liabilitas masing-masing perusahaan lama beralih ke perusahaan baru
secara otomatis.

5) Rancangan konsolidasi sudah disetujui oleh RUPS dan akan dituangkan dalam akta
konsolidasi di hadapan notaris.

6) Perusahaan punya status badan hukum pada tanggal diterbitkannya putusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia tentang perusahaan yang bergabung tanpa proses likuidasi.

2.3 Syarat-Syarat Konsolidasi

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka konsolidasi, yaitu :

1) Konsolidasi yang dilakukan atas inisiatif perusahaan yang bersangkutan dan konsolidasi yang
dilakukan atas inisiatif badan khusus penyehatan perusahaan maka sebelum dilakukan
konsolidasi wajib terlebih dahulu.

2) Pelaksanaan konsolidasi harus memerhatikan kepentingan perusahaan, kreditur, pemegang


saham minoritas, dan karyawan perusahaan juga kepentingan rakyat banyak dan persaingan
yang sehat dalam melakukan usaha perusahaan (Pasal 5).

3) Konsolidasi hanya dapat dilakukan dengan persetujuan rapat anggota yang dihadiri oleh
pemegang saham atau anggota koperasi yang mewakili sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
seluruh saham dengan suara yang sah dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ¾ bagian dari
jumlah suara pemegnag saham yang hadir (Pasal 7 ayat (2)).

2.4 Langkah- Langkah membuat laporan keuangan konsolidasi

-Lakukan pemeriksaan secara keseluruhan terhadap laporan keuangan entitas induk dan entitas
anak. Kemudian lakukan koreksi dan penyesuaian apabila teridentifikasi kelalaian atau
kesalahan dalam pencatatan.

1) Lakukan penyesuaian laporan untuk mengeliminasi laba-rugi masing-masing perusahaan

2) Lakukan eliminasi pada dividen dan penghasilan anak perusahaan serta mengembalikan
saldo investasi seperti awal periode.

3) Lakukan penyesuaian untuk membuat catatan dari bagian kepentingan non pengendali atas
laba dan dividen anak perusahaan.

4) Eliminasi saldo resiprokal investment yang sebelumnya dilaporkan pada keuangan entitas
anak.

5) Lakukan alokasi dan amortisasi apabila terdapat selisih yang tidak wajar.

6) Mengeliminasi saldo-saldo resiprokal lainnya (utang piutang, pendapatan, beban, dan


lainnya)

Contoh Kasus

Sebuah perusahaan induk memiliki tiga anak perusahaan dengan struktur:

-90% saham di perusahaan Alfa, dan 10% milik publik.

-40% saham di perusahaan Beta dengan perusahaan induk masih memiliki kendali.

-20% saham di perusahaan Gama dan perusahaan induk tidak memiliki kendali.

Perusahaan induk akan membuat laporan keuangan konsolidasi dengan perusahaan Alfa dan
Beta. Rumusan perhitungannya adalah sebagai berikut:
-Aset: 100% aset Alfa + 100% aset Beta + 20% aset Gama.

-Liabilitas: 100% liabilitas Alfa + 100% liabilitas Beta.

-Ekuitas: 100% ekuitas Alfa + 100% ekuitas Beta.

-Pendapatan: 100% Alfa + 100% Beta.

-Laba kotor: 100% Alfa + 100% Beta.

-Bagian penghasilan (rugi) komprehensif lain dari entitas asosiasi: 20% Gama.

-Laba: 100% Alfa + 100% Beta + 20% Gama.

L-aba pemilik induk perusahaan: 90% Alfa + 40% Beta + 20% Gama.

-KNP (Kepentingan Non Pengendali): 10% Alfa + 60% Beta.

Apabila anak perusahaan memiliki anak perusahaan lainnya atau ‘cucu’ perusahaan induk
dan seterusnya, maka semuanya akan dikonsolidasikan. Tetapi, dengan catatan jika perusahaan
induk masih memiliki kendali. Bila tidak memiliki kendali, cucu perusahaan tersebut tidak perlu
ikut dilaporkan juga dalam laporan konsolidasi.

2.5 Tujuan Konsolidasi

-Memperbesar Perusahaan

Dengan melakukan konsolidasi, skala sebuah perusahaan akan semakin besar, karena adanya
penggabungan tersebut. Hal ini akan menguntungkan kedua belah pihak.

Hal tersebut karena perusahaan mereka akan lebih besar dari sebelumnya dan kesempatan
untuk bersaing di pasar ikut bertambah pula.

-Meningkatkan Efisiensi

Konsolidasi juga akan meningkatkan efisiensi kinerja yang terjadi di dalam sebuah perusahaan.
Lho, bagaimana caranya? kok bisa meningkatkan efisiensi?
Karena dengan melakukan peleburan, dua perusahaan akan bergabung menjadi satu. Jadi,
proses kinerja hanya berasal dari satu sumber, yang dirasa akan lebih efektif, daripada
dijalankan oleh dua perusahaan berbeda dengan satu tujuan.

-Mengurangi Tingkat Risiko Persaingan

Selanjutnya, dengan adanya kegiatan ini jumlah pesaing yang terjun ke dalam pasar akan
berkurang. Secara otomatis akan mengurangi risiko persaingan dan akan meningkatkan profit
yang didapatkan oleh perusahaan.

-Memberikan Jaminan Pasokan, Penjualan, dan Distribusi

Jaminan pasokan, penjualan, dan distribusi juga akan didapatkan oleh perusahaan yang
melakukan konsolidasi. Maksudnya seperti apa sih?

Jaminan yang dimaksud disini adalah perusahaan konsolidasi tidak perlu khawatir akan
kehabisan stok baik barang maupun pihak untuk proses produksi hingga penjualan.

Karena sebelum berkonsolidasi pastinya telah memiliki pemasok, konsumen tetap, hingga
distributornya masing-masing. Sehingga, setelah bergabung tentu akan lebih terjamin kinerja
perusahaannya.

-Diversifikasi Produk atau Jasa

Terakhir, dengan adanya peleburan, produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan akan mudah
terdiversifikasikan. Karena, masing-masing perusahaan akan memiliki ciri khasnya dan sudah
memiliki pangsa pasarnya tersendiri.

Nantinya, yang terjadi justru adanya upaya untuk saling memperkokoh dan memperkuat
perhubungan persatuan antar perusahaan. Sehingga nantinya akan lebih kuat.

2.6 Perusahaan Yang Melakukan Konsolidasi

1) penggabungan dari perusahaan sejenis antara Trans TV dengan Trans 7 dimana keduanya
telah telah menjadi televisi swasta nasional dibawah naungan Trans.corp.
Sebelumnya PT Trans Corporation yang bernama PT Para Inti Investindo merupakan usaha milik
para group pada bidang media, gaya hidup, dan hiburan.

Awalnya, Trans Corp hanya didirikan sebagai penghubung antara stasiun televisi Trans Tv
dengan stasiun televisi yang baru saja diambil alih 49% kepemilikan sahamnya oleh Para Group
dari Kelompok Kompas Gramedia (KKG), Trans 7 (yang dulunya Tv 7). Trans Corp sendiri dimiliki
oleh para group yang dimiliki oleh konglomerat Indonesia Chairul Tanjung.

Selain perusahaan yang bergerak dalam bidang media, terdapat juga perusahaan reasuransi
yang melakukan konsolidasi kapasitas atau joint-capacity (JC) dalam

menjalankan transaksi reasuransi di Indonesia.

Keempat perusahaan yang melakukan konsolidasi tersebut adalah

PT Reasuransi Internasional Indonesia (Reindo),

PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re)

PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re),

PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein).

Alasan keempat perusahaan tersebut melakukan konsolidasi adalah besarnya nilai IPR

setelah keempat perusahaan tersebut melakukan konsolidasi. Setelah konsolidasi kapasitas IPR
mampu menampung 60% treaty.

Selain itu ada tiga hal yang melatarbelakangi konsolidasi tersebut. Pertama, praktik impor jasa
reasuransi yang berlebihan. Kedua, kapasitas reasuransi di Indonesia belum dioptimalkan.
Terakhir, dibutuhkannya kerja sama yang lebih erat dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) dalam jangka panjang.

2.7 Cara Perusahaan Melakukan Konsolidasi


-Direksi perusahaan yang akan meleburkan diri harus menyusun usulan rencana konsolidasi,
usulan rencana ini harus disetujui oleh komisaris dari masing-masing perusahaan.

-Usulan rencana konsolidasi akan dijadikan bahan untuk menyusun rancangan konsolidasi,
rancangan ini disusun bersama oleh direksi perusahaan yang akan melakukan peleburan.

-Ringkasan dari rancangan konsolidasi harus diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian
dan diumumkan kepada para karyawan secara tertulis paling lambat dua minggu sebelum
pemanggilan RUPS.

-Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi harus disetujui oleh RUPS masing-masing
perusahaan. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui akan dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Jika sudah disahkan oleh
notaris, akta konsolidasi bisa digunakan sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT baru.

-Direksi perusahaan harus mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian PT baru


kepada Menkumham paling lambat dua minggu sejak tanggal keputusan RUPS.

-Menkumham memberikan tanda pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan


diterima, perusahaan yang meleburkan diri akan dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta
pendirian PT baru hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.

-Jika telah disahkan Menkumham, akta pendirian PT baru hasil peleburan harus dimasukkan
dalam daftar perusahaan dan diumumkan dalam tambahan berita Negara RI.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pasal 1 angka 10 UU RI Nomor 40 Tahun 2007, peleburan (konsolidasi) adalah


perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan terbatas atau lebih, untuk meleburkan
diri dengan cara mendirikan satu perseroan terbatas yang baru yang karena hukum
memperoleh aktiva dan pasiva dari perseroan terbatas yang meleburkan diri dan status badan
hukum perseroan terbatas yang meleburkan diri berakhir karena hukum.

3.2 Saran

Seharusnya para perusahaan yang melakukan sistem konsolidasi harus memenuhi syarat
dan proses melakukan konsolidasi dengan baik dan benar, dan saat terjadi kebuntuan dalam hal
hak sengketa, seharusnya perusahaan yang bersengketa tetap lada jalurnya atau sesuai hukum
yang telah ditetapkan diawal.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/konsolidasi-adalah/

https://markey.id/blog/bisnis/konsolidasi-adalah

Referensi Buku Zaenu Asyhadie,S.H., M.Hum (Hukum Bisnis)


Revisi 1000 kata :

Apa itu konsolidasi?

Kita mungkin sering mendengar istilah konsolidasi. Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut
tindakan penyatuan korporasi lewat pembubaran atau pembentukan baru. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, disebutkan bahwa konsolidasi adalah peleburan dua perusahaan atau lebih menjadi satu.
Menurut penjelasan di buku “Merger, Konsolidasi, Akuisisi, & Permisahan Perusahaan: Cara Cerdas
Mengembangkan & Memajukan Perusahaan”, disebutkan bahwa konsolidasi atau peleburan bisa
diterapkan pada perusahaan seperti perseroan terbatas, koperasi, UD, PD, CV, dan firma.

Pada dasarnya konsolidasi (peleburan) suatu badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas, hanya
dapat dilakukan apabila rancangan penggabungan/peleburan telah mendapat persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham masing-masing badan usaha yang terkait. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 123 ayat 3 dan 4.

Jadi memang suatu perusahaan yang ingin melakukan konsolidasi banyak yang harus dipertimbangkan
yaitu seperti adanya faktor produksi dan faktor finansial, karena dengan konsolidasi akan terjadi
perpaduan antara dua sumber produksi, baik produksi yang sama, produksi produk satu jalur, ataupun
produksi dua produk yang berbeda, dan karena suatu perusahaan tersebut harus diketahui juga
mengenai keuangannya, salah satunya mengenai pajak ataupun hubungan perusahaan dengan
karyawannya masing-masing.

Konsolidasi dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran strategis dan sasaran
finansial tertentu. Konsolidasi melibatkan penggabungan dua organisasi/perusahaan atau lebih yang
sering kali berbeda dari segi karakter dan nilainya. Sukses dari suatu konsolidasi akan sangat tergantung
dari seberapa baik kedua organisasi/perusahaan diintegrasikan. Ada berbagai macam pihak yang
berkepentingan pada perusahaan yang melakukan konsolidasi, yang kepentingan atas berhasilnya suatu
konsolidasi. Mereka yang berkepentingan adalah para pemegang saham, para karyawan, konsumen,
masyarakat setempat, dan perekonomian secara luas.

Konsolidasi merupakan salah satu cara pengembangan dan pertumbuhan perusahaan. Konsolidasi juga
merupakan salah satu alternatif lain untuk melalui investasi modal pertumbuhan secara internal atau
organis. Dari watu ke waktu, perusahaan-perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal
dibandingkan dengan pertumbuhan internal.

Sebagaimana dijelaskan dalam PP 27/1998 Pasal 1 Angka 2 yang menerangkan bahwa peleburan
merupakan perbuatan hukum yang dilakukan dua perseoran terbatas atau lebih untuk meleburkan diri
dengan cara membentuk satu perseoran terbatas baru dan masing-masing perseoran terbatas yang
meleburkan diri menjadi bubar. Sementara itu dalam buku “Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI”,
diterangkan bahwa konsulidasi berasal dari kata “consolidation” yang artinya penguatan atau
pengukuhan. Secara politis, konsolidasi adalah sebuah usaha untuk menata kembali atau memperkuat
suatu himpunan atau organisasi yang terancam mengalami perpecahan.
Pemahaman tentang konsolidasi tidak hanya bisa dilihat dari pengertiannya saja, namun juga bisa
diketahui dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri konsolidasi seperti Ada dua atau lebih perusahaan yang
menyatukan diri untuk membuat perusahaan baru. Perusahaan yang sudah disatukan akan bubar tanpa
proses likuidasi. Perusahaan baru yang dibentuk dari hasil peleburan harus mendapatkan status badan
hukum yang baru. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi dusetujui oleh RUPS di setiap
perseroan. Konsep akta konsolidasi yang sudah disetujui RUPS akan diterangkan dalam akta konsolidasi
yang dibuat di depan notaris menggunakan Bahasa Indonesia. Perusahaan hasil peleburan akan
mendapatkan status hukum di tanggal diterbitkan keputusan Menhukham tentang perusahaan yang
berkonsolidasi tanpa proses likuidasi.

Syarat Konsolidasi Menurut penjelasan di buku “Merger, Konsolidasi, Akuisisi, & Permisahan
Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan Perusahaan”, disebutkan bahwa
perusahaan yang hendak melakukan konsolidasi harus memenuhi beberapa persyaratan. Berikut ini
syarat konsolidasi yang harus dipertimbangkan.

Konsolidasi melibatkan perusahaan yang sama-sama sehat, sama-sama sakit, atau antara yang sehat
dengan sakit. Analisis kondisi keuangan yang mendalam harus dilakukan terlebih dahulu. Tujuannya
untuk memastikan konsolidasi tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak. Bisa menata manajemen
perusahaan sebelum dan setelah konsolidasi. Analisis di bidang manajemen ini diperlukan untuk
memastikan peralihan sistem bisa berlangsung dengan lancar. Mempertimbangkan jumlah modal yang
dibutuhkan untuk konsolidasi, sumber modal, dan cara mengalokasikan modal tersebut pada proses
peleburan perusahaan. Memperhatikan manfaat konsolidasi bagi perusahaan, karyawaan, pemegang
saham, hingga konsumen pengguna produk perusahaan tersebut.

Alasan Konsolidasi Konsolidasi sebuah perusahaan dilakukan atas beberapa alasan. Mengutip dari buku
“Merger, Konsolidasi, Akuisisi, & Permisahan Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan
Perusahaan”, biasanya alasan peleburan diantaranya: Memperbesar pasar. Memperbesar aset
perusahaan atau aktiva. Memenangkan persaingan usaha. Menghemat biaya operasional perusahaan.
Memperkuat pasokan bahan baku. Meningkatkan kinerja produksi dan pengolahan. Mengalahkan para
pesaing. Meningkatkan efisiensi perusahaan. Memperkuat pondasi bisnis. Memperkuat kualitas
sumberdaya manusia dalam perusahaan. Meningkatkan harga saham perusahaan. Melakukan
diversifikasi produk dan usaha. Meningkatkan kinerja perusahaan. Memperbesar keuntungan.
Meningkatkan gengsi perusahaan.

Cara Perusahaan Melakukan Konsolidasi

-Direksi perusahaan yang akan meleburkan diri harus menyusun usulan rencana konsolidasi,
usulan rencana ini harus disetujui oleh komisaris dari masing-masing perusahaan.

-Usulan rencana konsolidasi akan dijadikan bahan untuk menyusun rancangan konsolidasi,
rancangan ini disusun bersama oleh direksi perusahaan yang akan melakukan peleburan.
-Ringkasan dari rancangan konsolidasi harus diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian
dan diumumkan kepada para karyawan secara tertulis paling lambat dua minggu sebelum
pemanggilan RUPS.

-Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi harus disetujui oleh RUPS masing-masing
perusahaan. Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui akan dituangkan dalam akta
konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Jika sudah disahkan oleh
notaris, akta konsolidasi bisa digunakan sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT baru.

-Direksi perusahaan harus mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian PT baru


kepada Menkumham paling lambat dua minggu sejak tanggal keputusan RUPS.

-Menkumham memberikan tanda pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan


diterima, perusahaan yang meleburkan diri akan dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta
pendirian PT baru hasil peleburan disahkan oleh Menkumham.

-Jika telah disahkan Menkumham, akta pendirian PT baru hasil peleburan harus dimasukkan
dalam daftar perusahaan dan diumumkan dalam tambahan berita Negara RI.

Contoh Konsolidasi Di Indonesia praktik konsolidasi atau peleburan dua perusahaan atau lebih sudah
sering dilakukan. Berikut ini beberapa contoh konsolidasi yang pernah dilakukan. Peleburan empat bank
BUMN yang terancam gulung tikar akibat krisis moneter 1997/1998, yaitu Bank BDN, Bank Bumi Daya,
Bank Ekspor Impor, dan Bank Bapindo. Keputusan peleburan tersebut diambil untuk menyelamatkan
bank dari risiko kebangkrutan. Peleburan PT. Telecom Smart (Smart) dan PT. Telecom Tbk Mobile-8
(Mobile-8) menjadi Smarfren. Konsolidasi antara PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nas Re), PT.
Reinsurance International Indonesia (Reindo), PT. Asuransi Pendapatan Indonesia (Reugu), dan PT.
Indonesia Reasuransi Airlines (Marein) menjadi satu perusahaan baru bernama Indonesia Professional
Reasurer (IPR). Peleburan PT. Indosat, PT. Satelindo, PT. Bimagraha, dan PT. IM3 menjadi PT. Indosat.
Konsolidasi PT. Bakrie Telecom dengan PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI).

Anda mungkin juga menyukai