Salah satu andalan dari UU PT yang tidak dimiliki oleh pasal-pasal tentang
perseroan terbatas dalam KUHD adalah diaturnya mengenai
penggabungan , peleburan , dan pengambilalihan perusahaan. merger dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran strategis dan sasaran finansial
tertentu. Merger melibatkan penggabungan dua organisasi/perusahaan atau lebih yang
seringkali berbeda dari segi karakter dan nilainya. Ada berbagai macam pihak yang
berkepentingan pada perusahaan yang melakukan merger, yang memiliki kepentingan
atas berhasilnya suatu merger. Para pemegang saham dari perusahaan-perusahaan
yang bergabung seringkali tetap dalam posisi sebagai pemilik bersama entitas yang
digabungkan.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
menggunakan istilah “Penggabungan” sebagai pengganti terminologi “merger”.
pengertian penggabungan tersebut kemudian secara khusus dalam disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tanggal 24 Pebruari 1998 mengenai
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, yang bunyi
lengkapnya dikutip sebagai berikut: “Penggabungan adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan
lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi
bubar”.
Demikian juga di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, merger atau
penggabungan adalah: “Perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau
lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya
perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar”.
Khusus bagi perseroan terbatas yang bergerak dalam lapangan usaha
perbankan, Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 tentang
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank, istilah yang digunakan adalah merger
Pengertiannya sebagai berikut: “Merger adalah penggabungan dari dua bank atau
lebih, dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan
membubarkan bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu”.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa
elemen/unsur dalam merger, antara lain:
1. Adanya perbuatan hukum.
2. Adanya dua perseroan atau lebih.
3. Adanya tujuan yang sama, yaitu salah satu perseroan akan menggabungkan diri ke
dalam perseroan yang menerima penggabungan.
4. Adanya keputusan yang sama, yaitu perseroan yang menggabungkan diri akan
bubar.
Merger dapat terjadi secara horisontal, vertikal, atau konglomerat:
Merger horisontal ialah merger yang terjadi antara dua buah perusahaan yang
mempunyai jalur bisnis yang sama.
merger vertikal adalah merger yang dilakukan oleh suatu perusahaan karena
perusahaan itu bermaksud untuk melakukan ekspansi ke hulu ke arah sumber bahan
baku atau ke hilir ke arah konsumen akhir dari perusahaan itu.
ketentuan Pasal 122 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas menentukan bahwa Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan
Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum.
Sementara itu, pada ayat menegaskan, dalam hal berakhirnya Perseroan tanpa
didahului likuidasi, maka: