Dengan hormat,ji
Menindaklanjuti permintaan dari PT Rumah Sakit (“RS Jakarta”) pada hari
Jum’at, tanggal 26 April 2019, perihal pendapat hukum mengenai
penggabungan (merger) Perseroan Terbatas yang didasarkan pada perjanjian
dengan jangka waktu selama 20 s/d 30 tahun, maka dengan ini kami “Nama
Law firm”, hendak menyampaikan pendapat hukum sebagai berikut :
I. KASUS POSISI
1. Bahwa RS Jakarta adalah suatu Institusi Pelayanan Kesehatan
berbentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yang berkedudukan di
Jakarta Timur dan didirikan berdasarkan Akta No. 71 tanggal 17
September 2014 yang dibuat oleh Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta.
Dengan perubahan terakhir adalah Akta No. 5 tertanggal 5 Juni 2017
yang dibuat oleh Notaris Ilmiawan Dekrit S, SH., MH., Notaris di Jakarta.
III. ASUMSI-ASUMSI
Pendapat hukum ini diberikan semata-mata berdasarkan informasi lisan
dan dokumen yang diberikan oleh Klien. Dalam hal ini “NAMA LAWFIRM”
tidak mengetahui adanya dokumen-dokumen, pernyataan-pernyataan
dan/atau keterangan selain daripada itu.
Pendapat hukum ini diberikan dengan asumsi bahwa copy atau duplikasi
dalam bentuk dan format apapun dari suatu dokumen asli adalah benar-
benar sama dengan dokumen aslinya. Dalam hal ini semua pihak yang
menandatangani dokumen-dokumen tersebut adalah pihak yang memang
secara hukum berhak untuk menandatanganinya.
2
yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut
(Pasal 1 angka 11 UU PT No. 40/2007).
3
1. Direksi Perseroan baik yang akan menggabungkan diri maupun yang
menerima penggabungan, masing-masing menyusun rancangan
penggabungan yang memuat sekurang-kurangnya :
a. Nama dan tempat kedudukan dari masing-masing Perseroan;
b. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan
penggabungan dan persyaratan penggabungan;
c. Tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang
menggabungkan diri terhadap saham Perseroan yang menerima
penggabungan;
d. Rancangan perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang menerima
penggabungan apabila ada;
e. Laporan keuangan yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari
masing-masing Perseroan;
f. Rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari
Perseroan yang akan melakukan penggabungan;
g. Neraca proforma Perseroan yang menerima penggabungan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;
h. Cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi,
Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan yang akan melakukan
penggabungan diri;
i. Cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan
menggabungkan diri terhadap pihak ketiga;
j. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju
terhadap penggabungan Perseroan;
k. Nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji,
honorarium dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan
Komisaris Perseroan menerima penggabungan;
l. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan penggabungan;
m. Laporan mengenai keadaan, perkembangan dan hasil yang
dicapai dari setiap Perseroan yang akan melakukan
penggabungan;
n. Kegiatan utama masing-masing Perseroan yang melakukan
penggabungan dan perubahan yang terjadi selama tahun buku
yang sedang berjalan; dan
o. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang
berjalan yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan
melakukan penggabungan.
2. Rancangan penggabungan diajukan kepada Dewan Komisaris untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Direksi Perseroan mengumumkan ringkasan rancangan
penggabungan paling sedikit dalam 1 (satu) surat kabar dan kepada
karyawan dari Perseroan yang akan melakukan penggabungan dalam
jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
4. Pihak yang berkepentingan dapat memperoleh rancangan
penggabungan di kantor Perseroan terhitung sejak tanggal
pengumuman s/d tanggal RUPS diselenggarakan.
5. Rancangan penggabungan diajukan RUPS untuk mendapatkan
persetujuan. RUPS untuk menyetujui penggabungan (merger) hanya
dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh 3/4 (tiga perempat) bagian
dari seluruh jumlah saham dengan hak suara. Keputusan RUPS
dinyatakan sah apabila disetujui oleh 3/4 (tiga perempat) bagian dari
suara yang dikeluarkan.
4
6. Membuat Akta penggabungan dihadapan Notaris dan dibuat dalam
bahasa Indonesia.
7. Melampirkan Akta penggabungan pada saat mengajukan
permohonan persetujuan atau pemberitahuan kepada Menteri
Hukum dan HAM RI apabila dilakukan perubahan Anggaran Dasar.
8. Menyampaikan Akta penggabungan kepada Menteri Hukum dan HAM
RI untuk dicatat dalam daftar Perseroan apabila tidak dilakukan
perubahan Anggaran Dasar.
9. Direksi Perseroan yang menerima penggabungan wajib
mengumumkan hasil penggabungan dalam jangwa waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak penggabungan berlaku efektif.
Bahwa selain itu RS Jakarta juga memiliki aktiva (aset benda bergerak
maupun tidak bergerak) dan pasiva (utang). Dalam hal ini aktiva dan
pasiva tersebut adalah milik RS Jakarta dan bukan milik para Pemegang
Saham.
VI. KUALIFIKASI
7
Pendapat hukum ini dibuat dan didasarkan pada informasi dan dokumen-
dokumen yang disampaikan kepada “NAMA LAWFIRM”. Apabila
dikemudian hari terdapat informasi dan dokumen lain yang kami terima
setelah pendapat hukum ini kami berikan, tidak menutup kemungkinan
pendapat “NAMA LAWFIRM” dapat berubah.
Hormat kami,
Law Firm and Partner
8
Nafirdo Ricky Qurniawan , SH.,.
Managing Partner