Anda di halaman 1dari 14

PENYEBAB PEMBUBARAN FIRMA DAN AKUNTANSINYA

Mata kuliah : Akuntansi Keuangan Lanjutan Atas

Disusun oleh :

SITI RAHMAWANA 101901179


WAODE SITI ROSTIANA 101901158
WAODE NOFITA SARI 101901082
WAODE MIRNAWATI 101901128
SANDI SALIM LAMUSA 101901100

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2021/2022
DAFTAR ISI
JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................4
A. Latar belakang.............................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................4
C. Tujuan masalah...........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................6
A. Defini penyebab terjadinya pembubaran firma .........................6
B. Penyebab masuknya anggota dengan cara penyertaan modal....7
C. Akuntansi pengundunduran diri anggota firma..........................8
BAB III PENUTUP ........................................................................12
A. KESIMPULAN...........................................................................12
B. SARAN.......................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................13
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melinpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah yang berjudul :
“Akuntansi Keuangan Lanjutan Atas”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan .
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan .

Baubau, April 2022


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya
sekutu kerja atau meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan
persetujuan bersama persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar
apabila persetujuan awal para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-
sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, persekutuan secara
otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal dunia. Dengan
bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk
menjalankan perusahaannya juga berakhir. Untuk memperdalam masalah
pembubaran persekutuan tersebut.
Berdasarkan pasal 1646 KUHPerdata yang menyatakan, “pembubaran
perseroan yang didirikan untuk suatu waktu tertentu tidak boleh dituntut
oleh seorang peserta sebelum lewatnya waktu itu, kecuali jika ada alasan
yang sah seperti jika seorang peserta tidak memenuhi kewajibannya atau
sakit-sakitan sehingga tidak dapat mengurus perseroan itu, atau alasan lain
semacam itu yang pertimbangan tentang sah dan beratnya diserahkan
kepada pengadilan.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya pembubaran firma?
2. Bagaimana akuntansi masuknya satu atau lebih anggota baru dengan cara
pernyataan modal?
3. Bagaimana akuntansi pengunduruan diri anggota firma?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya pembubaran firma
2. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi masuknya satu atau lebih
anggota baru dengan cara pernyataan modal
3. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi pengunduran diri anggota
firma
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadinya Pembubaran Firma


Berdasarkan  Pasal 1646, firma dapat berakhir melalui empat cara yaitu
diantaranya sebagai berikut:
1. Dengan lewatnya waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian persekutuan
Lewatnya waktu bukan berarti persekutuan firma tesebut akan
memperoleh sesuatu atau dibebaskan dari perserikatan, melainkan
pemberesan atas nama bekas persekutuan yang bersangkutan. Artinya hal-
hal menegenai persekutuan tersebut sementara ditunda dulu. Persekutuan
firma didirikan melaui perjanjian, maka segala sesuatu yang dilakukan saat
penundaan terlebih dahulu mengenai perjanjian dengan syarat tidak
menangguhkan lahirnya suatu perjanjian atau perserikatan, melaikan hanya
menangguhkan pelaksanaan, ataupun menentukan lama waktu berlakunya
perjanjian tersebut.
2. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadai
pokok persekutuan
Terdapat dua ketentuan dari persekutuan firma berakhir sebelum
waktunya karena musnahnya barang, yaitu:
a. musnahnya barang yang dijanjikan untuk diserahkan tetapi belum
diserahkandan
b. musnahnya barang yang belum diserahkan, melaikan hanya hak miliknya
saja yang diserahkan.
Kedua hal tersebut telah diatur dalam Pasal 1648 KUHPerdata, yang
menyatakan: “Jika salah seorang peserta sudah berjanji akan memasukkan
hak milik atas barangnya ke dalam perseroan tetapi kemudian barang ini
musnah sebelum dimasukkan, maka perseroan menjadi bubar terhadap para
peserta. Demikian pula dalam semua hal, perseroan bubar karena
musnahnya barang, bisa hanya pemanfaatan barang itu saja yang diperoleh
perseroan sedangkan barangnya tetap menjadi milik peserta itu.”
3. Atas kehendak semata-mata dari beberapa atau seorang firma
Berakhirnya persekutuan yang disebabkan oleh kehendak seorang atau
beberapa sekutu ini diperkenankan,  dengan syarat pembubaran tersebut
harus diberitahukan jauh-jauh hari kepada seluruh sekutu dan tidak boleh
mengundurkan diri tanpa memberikan teggang waktu kepada sekutu
lainnya. Sesuai dengan pasal 1649, yang menyatakan: “Perseroan boleh
dibubarkan atas kehendak beberapa peserta atau hanya atas kehendak satu
orang peserta, jika perseroan itu didirikan untuk waktu yang tak tentu.
Pembubaran demikian baru terjadi jika pemberitahuan pembubaran
disampaikan kepada semua peserta dengan itikad baik dan tepat pada
waktunya”.
Pembubaran sekutu firma yang terjadi karena mundurnya seorang
sekutu ini hanya dikhususkan terhadap persekuatuan firma ynag
didirikandengan tidak adanya batasan waktu. Akibat dari mundurnya
sekutu, para sekutu yang lain tidak diperkenankan untuk melakukan
kegiatan atas nama persekutuan, kecuali apabila para sekutu yang
mengundurkan diri tersebut tidak keberatan persekutuan firma tersebut
diteruskan dan tetap nama bersama yang digunakan. Keadaan tersebut
bukan berarti persekutuan secara langsung dapat diteruskan. Melaikan harus
melakukan pendirian firma ulang, sesuai Pasal 31 KUHD.
“Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan
dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian,
perpanjangan waktu setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula
segala perubahan yang diadakan dalam perjanjian yang asli yang
berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan
terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman
dalam surat kabar resmi seperti telah disebut. Kelalaian dalam hal itu
mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau
perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Terhadap kelalaian
mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan,
berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29.”
Pengunduran diri seorang atau sebagian sekutu harus dilakukan dengan
itikad baik. Artinya sekutu yang mengundurkan diri tidak semata-mata
mengundurkan diri hanya ingin mengambil keuntungan. Padahal sifat firma
adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk diberikan kepada
sekutu lain berdasarkan keseimbangan pemasukan. Selain itu, memberikan
kesempatan kepada persekutuan apabila ternyata data milik persekutuan
atau belum lengkap secara kese;luruhan sehingga menghendaki adanya
pengunduranpembubaran persekutuan dengan memperpanjang teggang
waktu.
Hal tersebut sesaui sudah ditetapkan pada Pasal 1650 KUHPerdata,
yang menyatakan: “Pemberitahuan pembubaran itu dianggap telah
dilakukan dengan itikad buruk bila seorang peserta membubarkan perseroan
itu dengan maksud untuk menikmati sendiri suatu keuntungan yang oleh
semua peserta diharapkan akan dinikmati bersama. Pemberitahuan
pembubaran itu dianggap telah dilakukan pada waktu yang tidak tepat, bila
barang-barang kekayaan perseroan berkurang sedang kepentingan perseroan
menuntut pembubaran itu ditangguhkan.”
4. Apabila salah seorang firma meninggal atau ditaruh pengampuan atau
dinyatakan pailit
Apabila salah seorang sekutu dalam persekutuan firma  meninggal
dunia maka persekutuan tersebut bubar. Namun dalam hukum perdata hak
dan kewajiban dapat beralih kepada para alhi warisnya. Sangat disayangkan
jika persekutuan firma tersebut bubar begitu saja hanya karena salah seorang
sekutunya meninggal dunia. Apalagi persekutuan firma tersebut sedang
dalam keadaan lebih untung. Oleh sebab itu, peran dari alih warislah yang
mengantikan peran sekutu yang meninggalnya. Seuai dengan Pasal 1651
KUHPerdata.
“Jika telah diperjanjikan bahwa bila salah seorang peserta meninggal
dunia, perseroan akan diteruskan dengan ahli warisnya atau perseroan akan
diteruskan di antara para peserta yang masih hidup saja, maka perjanjian
demikian wajib ditaati. Dalam hal perjanjian kedua ini, ahli waris peserta
yang telah meninggal dunia ini tidak mempunyai hak selain untuk menuntut
pembagian perseroan menurut keadaan pada waktu meninggalnya peserta
tersebut, ia harus mendapat bagian dari keuntungan tetapi harus pula
memikul kerugian perseroan yang sudah terjadi sebelum meninggalnya
peserta yang meninggalkan ahli waris itu.” Maksud dari Pasal 1651
Persekutuan firma dapat bubar karena salah satu sekutunya meninggal dunia
itu tidak bersifat mutlak. Hal ini disebabkan ada ahli waris yang
meneruskannya.
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
memberikan pengertian kepailitan, yaitu: “Kepailitan adalah sita umum atas
semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini”. Dasar hukum kepailitan yang belaku di
Indonesia saat ini adalah Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

B. Akuntansi Masuknya Satu Atau Lebih Anggota Baru Dengan Cara


Pernyataan Modal
Apabila seorang atau lebih anggota baru diperbolehkan masuk ke
dalam persekutuan, berarti satu persekutuan yang baru telah dibentuk.
Pembentukan sebuah persekutuan yang baru otomatis membubarkan
persekutuan yang lama. Oleh karena itu perjanjian persekutuan harus
dirubah atau dibuatkan suatu perjanjian persekutuan yang baru. Satu hal
yang penting dalam hal ini adalah ditentukannya pembagian laba (rugi)
yang telah diatur.
Apabila tidak ada persetujuan yang baru, maka ketentuan undang-
undang tentang persekutuan akan dilaksanakan, dimana pembagian
keuntungan di antara para anggota adalah sama.Masuknya anggota baru di
dalam persekutuan dalam keadaan bagaimanapun juga harus mendapatkan
persetujuan anggota yang ada.Seseorang yang akan masuk ke dalam
persekutuan dapat memasukkan modal dengan cara:
● Membeli sebagian atau seluruhnya dari bagian modal (Penyertaan)
seorang atau lebih anggota lama (tidak ada kekayaan baru yang diterima
oleh persekutuan);
● Menanamkan kekayaan pada persekutuan, sehingga kekayaan
persekutuan bertambah.

a. Suatu Penyertaan (Investasi) dengan memberikan bonus dan atau


goodwill kepada anggota pemilik yang lama.

Apabila sebuah persekutuan telah berjalan dengan sukses, maka


biasanya kepada anggota baruApabila sebuah persekutuan telah berjalan
dengan sukses, maka biasanya kepada anggota baru yang akan masuk
dibebani kewajiban-kewajiban sbb:

- Bagian penyertaan daripada anggota baru harus dikurangi dengan


jumlah tertentu sebagai bonus kepada anggota pemilik lama.
- Goodwill persekutuan harus diadakan dan dikredit sebagai
penambahan modal anggota- anggota pemilik yang lama.
yang akan masuk dibebani kewajiban-kewajiban sbb:
- Bagian penyertaan daripada anggota baru harus dikurangi dengan
jumlah tertentu sebagai bonus kepada anggota pemilik lama.
- Goodwill persekutuan harus diadakan dan dikredit sebagai
penambahan modal anggota- anggota pemilik yang lama.

b. Suatu Penyertaan (investasi) dengan Memberikan Bonus atau


Goodwill Kepada Anggota Yang Baru
Bonus atau goodwill yang diberikan kepada anggota yang baru timbul
karena persekutuan yang ada mungkin mengharapkan adanya keuntungan
yang lebih besar apabila calon anggota tertentu masuk kedalam
persekutuannya. Dalam hal ini akan terjadi kemungkinan sbb:
- Bagian modal anggota pemilik lama dikurangi dan diberikan sebagai
bonus kepada anggota yang baru, atau
- Goodwill harus dibentuk dan dikredit pada rekening modal anggota
yang baru.

c. Penentuan Adanya Bonus dan Goodwill apabila Tidak Ada Satu


Pernyataan Tertentu

Apabila terhadap masuknya anggota yang baru di dalam persektuan,


tidak ada pernyataan atau keterangan yang tegas mengenai ada atau tidak
ada goodwill (bonus) harus dipertimbangkan masak-masak. Hal ini
diperlukan agar diperoleh perlakuan akuntansi yang sesuai dengan
faktanya.Sebagai kriteria untuk menentukan ada atau tidak adanya goodwill
atau bonus yang diberikan kepada pemilik lama maupun sebaliknya kepada
anggota yang baru adalah sbb:

Apabila >, berarti terdapat goodwill atau bonus kepada anggota yang
baru. Apabila =, berarti tidak ada goodwill yang dibentuk atau bonus yang
diberikan. Apabila <, berarti terdapat goodwill atau bonus kepada anggota
pemilik lama.
Sedang penentuan apakah di dalam transaksi itu terjadi pembentukan
goodwill atau pemberian bonus dipakai sebagai ukuran adalah besarnya
jumlah modal dalam persekutuan yang baru, dibanding dengan jumlah
modal yang riil.

C. Akuntansi Pengunduran Diri Anggota Firma


Persekutuan firma mempunyai jangka hidup yang terbatas (Limited
Life), yang berarti jika terjadi perubahan dalam akta pendirian firma maka
firma tersebut harus dibubarkan (dissolved).
Pemilikan dalam perekutuan firma dapat berubah apabila ada sekutu
yang mengundurkan diri atau ada sekutu baru yang masuk akibat dari
perubahan kepemilikan ini otomatis persekutuan firma akan dibubarkan
sebagai konsekuensi dari sifat jangka hidup yang terbatas,
Sekutu yang mengundurkan diri/keluar akan memperoleh hak berupa
sejumlah uang yang merupakan penggantian atas penarikan modalnya.
Pemberian hak ini mempunyai beberapa kemungkinan yaitu :
1. Sekutu yang keluar memperoleh hak sesuai dengan saldo modal terakhir
setelah disesuaikan dengan laba atau rugi yang diperoleh firma sampai
tanggal keluarnya.
2. Sekutu yang keluar diberi bonus
3. Sekutu yang keluar diberi goodwill.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu
kerja atau meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan
bersama persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal
para sekutu untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku
lagi.
Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk
menjalankan perusahaannya juga berakhir. Walaupun pembubaran ini mengakhiri
asosiasi perorangan-perorangan untuk tujuan awal mereka, namun hal ini tidak
berarti pembubaran perusahaan atau bahkan hambatan dalam kelangsungan
hidupnya.
Masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama pada persekutuan akan
mengakibatkan pembubaran. Kondisi-kondisi yang menimbulkan pembubaran
persekutuan yaitu : Pembubaran oleh tindakan sekutu, pembubaran karena
ketentuan Undang-undang, dan pembubaran oleh Keputusan Pengadilan.

SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, di mengerti dan lugas
karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini, sekian penutup dari kamisemoga dapat di terima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://yana-anggraini.blogspot.co.id/2012/10/pembubaran-persekutuan.html
2. http://ketikadaide.blogspot.co.id/2011/10/pembubaran-persekutuan.html
https://resum.wordpress.com/2010/12/28/pem
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai