Anda di halaman 1dari 10

NAMA : DOVANA GIFANTI

NIM : 010001700127
MATKUL : TEKNIK NEGOSIASI

Soal Quiz

Kasus:

PT Fukuro Cipta Kreasi (“Perseroan”), adalah perusahaan yang didirikan oleh Tuan Hideki, warga
negara jepang dengan Tuan Dendy, warga negara Indonesia, dengan komposisi kepemilikan
modal sebagai berikut:

- Tuan Hideki memiliki 490 lembar saham atau 49% dari 1.000 yang dikeluarkan oleh Perseroan.

- Tuan Dendy memiliki 510 lembar saham atau 51% dari 1.000 lembar saham yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan.

Modal Dasar Perseroan sebesar Rp 4.000.000.000,- yang terbagi dalam 4.000 lembar saham
dan Modal Ditempatkan sebesar Rp 1.000.000.000,- yang terbagi dalam 1.000 lembar saham
dengan nilai nominal saham sebesar Rp. 1.000.000,- per lembar saham.

Perseroan adalah perusahaan yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA), mengingat
terdapat kepemilikan Tuan Hideki yang merupakan warga negara jepang dan menguasai 49%
kepemilikan saham dalam Perseroan. Perseroan bergerak di bidang usaha rumah makan yang
menyediakan masakan dan minuman jepang. Saat ini, sudah terdapat 2 (dua) gerai Rumah
Makan Jepang di Jakarta. Perseroan bermaksud untuk menambah gerai rumah makan sehingga
diperlukan investasi tambahan dan para pemegang saham sepakat untuk tambahan investasi,
jika diperlukan, akan mengajak investor baru yang akan menanamkan modalnya di Perseroan.

Kebutuhan Investasi Perseroan adalah sebesar Rp 30 milyar dan berdasarkan kesepakatan


antara pemegang saham dengan investor baru, Tuan Rachmat, kebutuhan investasi tersebut
akan dipenuhi oleh Tuan Rachmat melalui PT Selera Indah, dengan komposisi sebagai berikut:

- Rp 3 milyar akan diinvestasikan dalam bentuk permodalan dengan cara mengambil 3.000
lembar saham yang akan dikeluarkan oleh Perseroan;

- Sisanya sebesar Rp 27 milyar akan dicarikan dana pinjaman oleh Tuan Rachmat dari beberapa
Bank yang berminat memberikan pinjaman untuk investasi yang akan dilakukan oleh Perseroan
setelah PT Selera Indah menjadi pemegang saham dalam Perseroan.
Selain permasalahan di atas, Tuan Dendy juga bermaksud untuk menjual 50% saham-saham
yang dimilikinya sebanyak 245 lembar saham kepada pihak lain, yaitu Tuan Budi. Penjualan 245
lembar saham milik Tuan Budi telah disepakati sebesar Rp 1 milyar, dan direncanakan akan
dibuat suatu perjanjian pengalihan saham yang akan ditandatangani bersama antara Tuan Dendy
dan Tuan Budi.

Terkait dengan rencana pinjaman dari Bank, saat ini Perseroan mempunyai outstanding
kewajiban kepada Bank CIMB Niaga sebesar Rp 30 milyar dan sudah berjalan selama 3 (tiga)
tahun. Persereoan berencana untuk mengalihkan kewajiban kepada Bank CIMB Niaga kepada
Bank lain, bersamaan dengan rencana pinjaman sebesar Rp 17 milyar secara sindikasi dengan
3 (tiga) Bank Swasta nasional. Ketiga Bank Swasta tersebut adalah Bank BCA selaku Arranger
dan Lead Manager, Bank Sampoerna selaku Facility Agent dan Bank Danamon sebagai Security
Agent. Total kewajiban Perseroan kepada calon peserta Bank Kredit Sindikasi seluruhnya adalah
Rp 47 milyar.

Syarat-syarat lain yang harus diperhatikan bahwa:

a. Jaminan yang melekat pada Kewajiban kepada Bank CIMB Niaga yang akan dialihkan kepada
Bank Sindikasi menjadi jaminan kembali pada perjanjian kredit sindikasi yang akan
ditandatangani oleh Perseroan dengan peserta Bank Kredit Sindikasi.

b. Dalam hal, tidak seluruh kewajiban Perseroan kepada Bank CIMB Niaga dialihkan kepada
Bank peserta kredit sindikasi, maka pihak Bank menghendaki dalam perjanjian kredit sindikasi
diatur ketentuan tentang Cross Collateral dan Cross Default.

c. Pihak Bank peserta kredit sindikasi meminta tanah-tanah girik yang dikuasai oleh
Perseroan untuk dijadikan juga jaminan tambahan untuk jaminan pelunasan utang Perseroan
kepada Bank peserta kredit sindikasi.

d. Perseroan meminta Grace Period selama 1 (satu) tahun.

e. Para Pihak sepakat akan mengatur Conditions Precedent baik untuk pelaksanaan perjanjian
kredit sindikasi maupun untuk prosedur pemberian pinjaman.

f. Dalam hal terjadi sengketa maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah
dan jika tidak dapat diselesaikan secara musyawaran akan diselesaikan melalui Arbitrase.
Pertanyaan:

1. Dalam hal terjadi pelaksanaan pengambilalihan saham oleh PT Selera Indah dalam
Perseroan sesuai dengan permasalahan di atas, maka dokumen hukum apa yang harus
disiapkan oleh Perseroan dan bagaimana prosedurnya sesuai ketentuan hukum yang
berlaku? Jelaskan jawaban saudara disertai dengan dasar hukumnya!

JAWAB :

Terdapat dalam Pasal 125 ayat (1) UUPT, Pengambilalihan dilakukan dengan cara
pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan
melalui Direksi Perseroan atau langsung dari pemegang saham. Dimana yang dapat melakukan
Pengambilalihan dapat berupa badan hukum atau orang perseorangan. Pengambilalihan saham
yang dimaksud Pasal 125 ayat (1) adalah Pengambilalihan yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap Perseroan nantinya seperti yang dimaksud dalam Pasal 7 angka 11
UUPT. Berikut ini adalah proses Pengambilalihan melalui Direksi Perseroan:

1) Keputusan RUPS
Pasal 125 ayat (4) UUPT diatur mengenai pengambilalihan yang dilakukan oleh badan
hukum berbentuk Perseroan, Direksi sebelum melakukan perbuatan hukum
pengambilalihan harus berdasarkan RUPS yang memenuhi kuorum kehadiran dan
ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 89 UUPT yaitu paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika
disetujui paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan,
kecuali anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan RUPS yang
lebih besar.
2) Pemberitahuan kepada Direksi Perseroan
Menurut Pasal 125 ayat (5) UUPT, dalam hal pengambilalihan dilakukan oleh Direksi,
pihak yang akan mengambil alih menyampaikan maksudnya untuk melakukan
Pengambilalihan kepada Direksi Perseroan yang akan diambil alih.
3) Penyusunan Rancangan Pengambilalihan
Menurut Pasal 125 ayat (6) UUPT Direksi Perseroan yang akan diambilalih dengan
persetujuan komisaris masing-masing Perseroan menyusun rancangan pengambilalihan
yang memuat sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
1. Nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan diambilalih dan perseroan
yang akan mengambilalih.
2. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambilalih dan Direksi
Perseroan yang akan diambilalih.
3. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) UUPT untuk
tahun buku terakhir dari Perseroan yang akan mengambilalih dan Perseroan yang
akan diambilalih.
4. Tata cara penilaian dan konversi saham dari perseroan yang akan diambilalih
terhadap saham penukarnya apabila pembayaran pengambilalihan dengan saham.
5. Jumlah saham yang akan diambilalih.
6. Kesiapan pendanaan.
7. Neraca konsolidasi performa Perseroan yang akan mengambilalih setelah
pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum di
Indonesia.
8. Cara penyelesaian hak Pemegang Saham yang tidak setuju terhadap
pengambilalihan
9. Cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Komisaris dan
Karyawan Perseoran yang diambilalih.
10. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengambilalihan, termasuk jangka waktu
pemberian kuasa pengalihan saham dari Pemegang Saham kepada Direksi
Perseroan.
11. Rancangan perubahan Anggaran Dasar Perseroan hasil pengambilalihan jika ada.
4) Pengumuman Ringkasan Rancangan
Selanjutnya, Direksi Perseroan wajib mengumumkan ringkasan rancangan paling sedikit
dalam 1 (satu) surat kabar dan mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari
Perseroan yang akan melakukan Pengambilalihan dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS (Pasal 127 ayat (2) UUPT). Pengumuman
sebagaimana dimaksud tersebut memuat juga pemberitahuan bahwa pihak yang
berkepentingan dapat memperoleh rancangan Pengambilalihan di kantor Perseroan
terhitung sejak tanggal pengumuman sampai tanggal RUPS diselenggarakan.
5) Pengajuan Keberatan Kreditor
Kreditor dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan dalam jangka waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman mengenai Pengambilalihan sesuai
dengan rancangan tersebut. Apabila dalam jangka waktu tersebut kreditor tidak
mengajukan keberatan, kreditor dianggap menyetujui Pengambilalihan tersebut. Dalam
hal keberatan kreditor sampai dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat
diselesaikan oleh Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna
mendapat penyelesaian. Selama masa penyelesaian belum tercapai, Pengambilalihan
tidak dapat dilaksanakan.
6) Pembuatan Akta Pengambilalihan dihadapan Notaris
Menurut Pasal 128 ayat (1) menyatakan, Rancangan Pengambilalihan yang telah
disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Pengambilalihan yang dibuat dihadapan notaris
dalam bahasa Indonesia.
7) Pemberitahuan kepada Menteri
Kemudian, salinan akta Pengambilalihan Perseroan wajib dilampirkan pada penyampaian
pemberitahuan kepada Menteri tentang perubahan anggaran dasar sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) UUPT. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal
29 dan Pasal 30 UUPT mengenai Daftar Perseroan dan Pengumuman berlaku juga bagi
Pengambilalihan. Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengambilalihan Perseroan diatur
dengan peraturan Pemerintah.
8) Pengumuman Hasil Pengambilalihan
Menurut Pasal 133 ayat (2) UUPT, Direksi Perseroan yang sahamnya diambilalih wajib
mengumumkan hasil Pengambilalihan tersebut dalam 1 (satu) surat kabar atau lebih
dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berlakunya
Penggambilalihan tersebut.

2. Dalam hal terjadi penjualan 245 lembar saham yang dimiliki oleh Tuan Dendy kepada
Tuan Budi, maka dokumen hukum apa yang harus anda siapkan dan bagaimana
prosedurnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku? Jelaskan jawaban saudara disertai
dengan dasar hukumnya!

JAWAB :

Maka dokumen yang harus disiapkan yaitu akta jual beli saham.

Prosedur hukumnya yaitu jual beli saham dilakukan dengan membuat perjanjian jual beli saham.
Apabila jual beli saham tersebut tidak menyebabkan perubahan pengendalian (misalnya jual beli
saham di bawah 50% dari total seluruh saham ditempatkan dan disetor), maka perjanjian jual beli
saham tersebut dapat dilakukan di bawah tangan. Namun apabila jual beli saham tersebut
menyebabkan adanya perubahan pengendali, maka perjanjian jual beli saham tersebut harus
dibuat dalam akta notaris

Pasal 56 UUPT

(1) Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan

(2) Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya disampaikan
secara tertulis kepada perseroan

(3) Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak
tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud
dalam Psal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang
saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat 30 hari
terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak

(4) Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri
menolak permohpnan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan
susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut

3. Terkait dengan perjanjian pengalihan saham sebagaimana dimaksud dalam butir 2,


maka buatkan komparisi para pihak dalam perjanjian tersebut! Hal-hal apa saja yang
harus dimasukkan dalam komparisi para pihak!
JAWAB :

Komparisasi pihak mencakup hal sebagai berikut :

a. menerangkan Identitas para pihak yang membuat perjanjian/akta;

b. menjelaskan dalam kedudukan apa yang bersangkutan bertindak;


c. menerangkan berdasarkan apa kedudukannya tersebut;

d. mengetahui bahwa para pihak mempunyai kecakapan dan kewenangan melakukan .

Sebagaimana dalam kasus tsb maka

Tuan Hideki, Warga negara Jepang, PT Fukuro Cipta Kreasi, memiliki 490 lembar saham atau
49% dari 1.000 yang dikeluarkan oleh Perseroan.

Tuan Budi. Warga negara Indonesua, PT Fukuro Cipta Kreasi, memiliki 510 lembar saham atau
51% dari 1.000 lembar saham yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.

4. Dalam hal, Perseroan tidak jadi mengeluarkan 3.000 lembar saham baru kepada PT
Selera Indah, tetapi yang terjadi adalah Tuan Dendy menjual seluruh saham yang
dimilikinya kepada PT Selera Indah, maka dokumen hukum apa yang harus disiapkan
dan bagaimana prosedurnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku? Jelaskan jawaban
Saudara disertai dengan dasar hukunya!
JAWAB :

Dapat dibuat dengan akta pemindahan hak, baik dibuat di depan notaris ataupun akta bawah
tangan

Berikut merupakan prosedur pengalihan saham yang harus dilakukan oleh pemegang saham
apabila ingin melakukan pengalihan saham

1. Pemegang saham penjual memberitahukan kepada perusahaan terlebih dahulu

2. Mendapatkan persetujuan dari organ perseroan yang lain. Dalam memperoleh


persetujuan diberikan tenggang waktu selama 90 hari. Apabila dalam tenggang waktu
tersebut organ perseroan lain tidak memberikan jawaban maka organ perseroan akan
dianggap telah menyetujui.

3. Pemegang saham penjual harus menawarkan sahamnya kepada pemegang saham lain.
Apabila dalam tenggang waktu 30 hari pemegang saham lain tidak ada yang membeli
maka bisa menawarkan kepada pihak yang lain

4. Dibuat dalam sebuah akta pemindahan hak, baik dibuat di depan notaris atau akta bawah
tangan

5. Akta tersebut disampaikan secara tertulis kepada perseroan

6. Direksi melakukan pencatatan

7. Direksi mengirimkan surat pemberitahuan perubahan susunan pemegang saham kepada


Menteri selambatnya 30 hari sejak dilakukan pencatatan oleh direksi. Apabila dalam
waktu tersebut tidak dilakukan maka Menteri harus melakukan penolakan.
5. Terkait dengan perjanjian pengambilalihan saham dan/atau pengalihan saham
sebagaimana dimaksud dalam butir 4 di atas, apakah perjanjian pengambilalihan saham
tersebut harus dibuat dengan Akta Notaris atau tidak? Jelaskan jawaban Saudara
disertai dengan dasar hukumnya!

JAWAB :

6. Apa yang dimaksud dengan Fasilitas Kredit Sindikasi? Ada berapa bentuk dan jenis
Fasilitas Kredit? Apa yang dimaksud dengan dengan Arranger, Facility Agent dan
Security Agent? Sebutkan 10 (sepuluh) hal-hal pokok yang harus ada dalam Perjanjian
Kredit Sindikasi! Jawab disertai dengan penjelasannya!
JAWAB :

• Fasilitas Kredit Sindikasi adalah Permohonan oleh debitur ke salah satu bank bisa juga
dengan penawaran dari salah satu bank kepada calon penerima kredit. Hal ini tergantung
masing-masing pihak yang menginginkan kredit sindikasi.
Perjanjian kredit sindikasi juga tunduk pada pengaturan Pasal 1 angka 12 UU No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan (“UU Perbankan”) yang menyatakan bahwa, “kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”
• Arranger (BANK BCA) adalah bank yang mengatur segala proses perjanjian kredit
sindikasi, mulai dari dimulainya proses kredit, menawarkan keikutsertaan kepada bank-
bank lain, memonitor perjanjian kredit sindikasi sampai dengan penandatanganannya
Facility Agent (BANK SAMPOERNA) adalah pihak/bank yang berperan sebagai agen
fasilitas kredit mewakili para kreditur untuk menyelenggarakan penatausahaan kredit
sindikasi selama jangka waktu kredit sindikasi dalam hal penatausahaan kredit sindikasi
Security Agent (BANK DANAMON) adalah pihak/bank yang mewakili para kreditur untuk
menyelenggarakan pengikatan, penyimpanan dan pengadministrasian agunan kredit
sindikasi selama jangka waktu kredit sindikasi. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
kredit sindikasi.
• 10 Pokok yang harus ada dalam Perjanjian Kredit Sindikasi yaitu
1) Para pihak yang terlibat dalam Perjanjian yaitu debitur, para kreditur, arranger, facility
agent, security agent
2) Definisi yang digunakan dalam Perjanjian
3) Tujuan Penggunaan Kredit
4) Fasilitas kredit : jumlah pinjaman, mata uang, jangka waktu, tingkat bunga, mekanisme
pinjaman, mekanisme pembayaran bunga dan biaya, prepayment (pembayaran pinjaman
lebih cepat).
5) Yield Protection
6) Biaya-biaya/ Fees & Charges
7) Agent & Manager
8) Pernyataan dan Jaminan/ Representation & Warranties
9) Hal-hal yang harus dilakukan/ Affirmative Covenants
10) hal-hal yang tidak boleh dilakukan/ Negative Covenants

7. Apa yang dimaksud dengan Cross Collateral dan Cross Default? Sebutkan bentuk-
bentuk jaminan yang dapat diberikan oleh Perseroan selaku debitur kepada Bank peserta
kredit sindikasi? Terkait dengan rencana jaminan tambahan berupa tanah girik yang
dikuasai oleh Perseroan, apakah bisa dijadikan jaminan Hak Tanggungan? Bagaimana
prosedurnya sesuai ketentuan UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan?
JAWAB :

Cross default ialah keadaan dimana debitur dinyatakan lalai jika telah terjadi keadaan lalai
terhadap salah satu fasilitas kredit berdasarkan lebih dari satu perjanjian kredit dengan kreditur
yang sama

Cross Collateral adalah klausul yang dimaksudkan agar jaminan yang telah diserahkan oleh
debitur yang diikat sesuai dengan lembaga jaminannya akan 'mengkait' ke beberapa perjanjian
kredit, baik atas satu nama, atau beberapa debitur pada bank dan / atau kreditur yang Sama

Bentuk Jaminan nya yaitu jaminan tunai. Dapat dijadikan Hak tanggungan

Prosedur pemberian Hak Tanggungan sendiri diatur dalam Pasal 13 UU No.4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan

Ayat 1 “Pemberian Hak Tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan.”

Ayat 2 “Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penandatanganan Akta Pemberian Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2), PPAT wajib mengirimkan Akta
Pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan dan warkah lain yang diperlukan kepada Kantor
Pertanahan.”

Ayat 3 “Pendaftaran Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Kantor Pertanahan dengan membuatkan buku-tanah Hak Tanggungan dan mencatatnya dalam
buku-tanah hak atas tanah yang menjadi obyek Hak Tanggungan serta menyalin catatan tersebut
pada sertipikat hak tas tanah yang bersangkutan.”

Ayat 4 “Tanggal buku-tanah Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
tanggal hari ketujuh setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi
pendaftarannya dan jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, buku-tanah yang bersangkutan
diberi bertanggal hari kerja berikutnya.”

Ayat 5 “Hak Tanggungan lahir pada hari tanggal buku-tanah Hak Tanggungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4).”
8. Apa yang dimaksud dengan Grace Period? Buatkan Pasal terkait dengan Grace Period!
JAWAB :

• Grace Period adalah suatu masa tenggang pasca jatuh tempo pembayaran tanpa adanya
perhitungan denda untuk pihak nasabah atau penghutang.
• “Pembayaran akan dilakukan oleh debitur dengan angsuran perbulan yang akan
dibayarkan setiap tanggal 25 dalam kurun waktu 1 tahun.”

9. Buatkan pasal tentang “Wanprestasi” atau “Event of Defaults”, “Pengakhiran


Perjanjian” dan “Akibat Hukum dari pengakhiran Perjanjian Kredit Sindikasi”!
JAWAB :

Pasal 4

Wanprestasi

(1) Satu atau lebih dari tindakan atau peristiwa tersebut di bawah ini merupakan Kejadian
Kelalaian.

a. Kelalaian DEBITOR untuk membayar utang pada waktu dan dengan cara
sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit

b. DEBITOR lalai atau tidak memenuhi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan dalam


Perjanjian Kredit dan/atau lalai berdasarkan perjanjian lainnya yang dibuat antara
DEBITOR dan PT. Bank BCA, PT. Bank Sampoerna dan PT. Bank Danamon atau
pihak lain, baik yang telah ada maupun yang akan dibuat di kemudian hari.

c. DEBITOR menggunakan Fasilitas Kredit menyimpang dari maksud dan tujuan


penggunaannya.

(2) Apabila DEBITOR berkewajiban untuk melakukan suatu kewajiban berdasarkan


Perjanjian Kredit dalam suatu waktu yang ditetapkan dan DEBITOR lalai
melaksanakannya, maka dengan lewatnya waktu saja sudah merupakan bukti yang sah
dan cukup untuk kelalaian DEBITOR, sehingga tidak diperlukan suatu pemberitahuan
(somasi) atau surat lain yang serupa dengan itu serta surat peringatan dari juru sita.

(3) Jika terjadi kelalaian sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat 1 Perjanjian Kredit, para
pihak menyatakan tidak berlaku pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
khususnya yang mengatur keharusan untuk mengajukan permohonan pembatalan
perjanjian melalui Pengadilan negeri, dan PT. Bank CIMB Niaga berhak menyatakan
utang menjadi jatuh waktu dengan seketika dan wajib dibayar sekaligus lunas oleh
DEBITOR kepada PT. Bank BCA, PT. Bank Sampoerna, dan PT. Bank Danamon tanpa
memperhatikan ketentuan Masa Tenggang sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3
Perjanjian Kredit, dengan ketentuan kewajiban-kewajiban DEBITOR yang timbul dari
Perjanjian Kredit tetap wajib dipenuhi.
Pasal 5

Pengakhiran Perjanjian

(1) Bahwa, sebelum dibuat dan ditandatanganinya kesepakatan bersama ini, PARA PIHAK
telah saling mengikatkan diri dalam Perjanjian Kredit Sindikasi ini.

(2) Bahwa Perjanjian tersebut mengatur tentang hubungan antara PARA PIHAK, dimana juga
mengatur hak dan kewajiban PARA PIHAK

(3) Bahwa Perjanjian tersebut berlangsung selama jangka waktu 1 Tahun

10. Apa yang dimaksud dengan “Choice of Forum” dan “Choice of Law”, buatkan pasal
tentang penyelesaian sengketa hukum dalam Perjanjian Kredit Sindikasi!

JAWAB :

Choice of Forum (pilihan yuridiksi) sedangkan pilihan yurisdiksi (forum) adalah mengenai badan
mana yang berwenang memeriksa atau mengadili perselisihan yang terjadi.

Choice of law (pilihan hukum) dalam hukum perjanjian adalah kebebasan yang diberikan kepada
para pihak untuk memilih sendiri hukum yang hendak dipergunakan dalam perjanjian

Pasal 7

Penyelesaian Sengketa

1) Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan dan/atau perbedaan terhadap ketentuan-


ketentuan dari perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk menyelesaikan
secara musyawarah.

2) Apabila perselisihan dan perbedaan pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka PARA PIHAK sepakat dan
setuju untuk menyelesaikan melalui Badan Arbritase Nasional Indonesia (BANI)

Anda mungkin juga menyukai