Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL

A. Pengertian Akuisisi Perusahaan


Akuisisi adalah tindakan mengambil alih sesuatu yang dilakukan oleh seseorang

atau sesuatu, baik organisasi, lembaga, atau perusahaan. Sementara itu,

menurut Investopedia, akuisisi adalah aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan

dengan membeli sebagian besar aset atau saham dari perusahaan lain untuk

mendapatkan kontrol perusahan tersebut. Biasanya, kegiatan akuisisi perusahaan

membeli lebih dari 50 persen saham perusahaan.

Sementara itu, PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 2 Paragraf

08 Tahun 1999 menyatakan bahwa akuisisi perusahaan adalah tindakan

penggabungan usaha yang dilakukan oleh salah satu perusahaan sebagai pengakuisisi

(acquirer) yang mendapatkan kendali atas aktiva neto atau operasional perusahaan

yang diakuisisi (acquiree).

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa akuisisi adalah tindakan

pengambilalihan suatu kepemilikan, baik aset maupun perusahaan oleh pihak lain

yang sudah ditetapkan dalam perjanjian atau kesepakatan sebelumnya.

B. Jenis-jenis akuisisi dalam perusshaan

Dalam dunia bisisnis akuisisi merupakan salah satu startegi bisnis yang sarat akan

riset dan analsis yang matang. Berikut jenis-jenis akuisisi perusahaan yang sering

dilakukan di pasar.

1. Akuisisi Berdasarkan Bentuk Dasar atau Objek

Jenis akuiisi ini dibedakan berdasarkan bentuk dasar atau objek perusahaan itu

sendiri. Terdapat empat prosedur dasar yang harus diperhatikan yaitu:


a. Merger, kegiatan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dimana

perusahaan yang bergabung akan memilih nama dari salah satu perusahaan.

b. Konsolidasi, tindakan penggabungan perusahaan, dimana setelah terjadi

konsolidasi, perusahaan sebelumnya akan menghiolang dan muncull dengan

sntitas bisnis baru.

c. Akuisisi saham, pembelian lebih dari 50 persen salham perusahaan yang

diakuisisi secara tunai atau penggantinya dengan sekuritas lain.

d. Akuisisi Aset, pembelian aset suatu perusahaan dengan memindahkan hak

kepemilikan aktiva tetap yang dibeli.

2. Akuisisi Berdasarkan Keterkaitan Jenis Usaha

Jenis akuisisi ini yaitu berdasarkan keterkaitan jenis usaha. Jenis ini tebagi ke

dalam tiga prosedur perusahaan besar, yaitu:

a. Akuisisi Horizontal, proses pemindahan kepemilikan oleh satu perusahaan

atas perusahaan sasaran yang memiliki bidang usaha yang sama

(kompetitor). Tujuan untuk memperluas pasar sekaligus mengurangi

persaingan.

b. Akuisis Vertikal, proses pemindahan kepemilikan oleh salah satu

perusahaan atas perusahaan yang masih dalam satu rantai produksi,

contohnya distributor dan supplier. Tujuannya untuk mendapatkan

kepastian atas pasokan dan penjualan barang.

c. Akuisiss Konglomerat, proses pengambilalihan kepemilikan perusahaan

yang tidak terkait dengn perusahaan lain, baik secara horizontal maupun

vertikal.
C. Manfaat Akuisis Perusahaan

Menurut Shgapiro (1991: 933) keuntungan atau manfaat akusisi adalah sebagai

berikut:

a. Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang

dibandingkan melakukan pertumbuhan secara internal.

b. Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola

aset-aset bdan usaha,

c. Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran lebih luas yang tidak dapat

ditembus

d. Mengurangi tingkat persaingan dengan memebeli beberapa badan usaha

guna menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persiangan.

D. Proses Akuisisi

Proses pengambilalihan sebuah perusahaan menurut Pasal 125 Ayat (1)

Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (UUOT) terbagi

menjadi dua, yaitu melalui direksi perseroan dan oengambilalihan secara

langsung dari pemegang saham.

Proses pengambilalihan yang dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (1) adalah yang

nantinya kan memberikan akibat pada pengendalian perusahaan perseroan

seperti yang tercantum di dalam pasa 27 Angka 11 UUPT.

Majoopreneurs perlu mengetahui bahwa proses akuisisi yang tercantum dala

UUPT merupakan proses akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan tertutup. \


Sementara akuisis yag dilakukan oleh pperusahaan terbuka dicantumkan di

dalam peraturan pada Undang-Undang tentang pasar modal.

Pihak yang akan mengakuisisi menyampaikan maksudnya untuk melaukan

akuisisi kepada direksi perusahaan yang akan diambil alih.

1. Proses Akuisisi melalui Direksi Perseroan

Di bawah ini adalah proses akuisisi perusahaan melalui direksi perseroan

seperti dikutip dari “Proses Akuisisi Perusahaan Berdasarkan Undang-

Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas” oleh Rezmia

Febrina (2014). Jurnal Ilmu Hukum, Vol 4(1): 161-176.

a. Keputusan RUPS

Sebelum melakukan perbuatan hukum akuisisi, direksi dari perusahaan

yang akan mengambil alih perusahaan yang akan diambil alih wajib

mendapatkan persetujuan dari RUPS.

b. Pemberitahuan Direksi Perseroan atau Perusahaan

Direksi perushaan yang akan melakukan pengambilalihan wajib

mengumumkan ringkasan rancangan penagmbilalihan tersebut dalam

satu surat kabar dan mengumumkan renacana pemgambilalihan secara

tertulis kepada karyawan dari perusahaan yang akan melakukan

pengambilalihan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sebelum

pemanggilan RUPS.

c. Penyusunan Rancangan Akuisisi

Direksi perusahaan target dan perusahaan yang akan megakuisisi

masing-0masing membuat rancangan akuisisi. Rancangan akuiaiai ini

sekurang-kurangnya memuat nama dan tempat kedududkan perseroan


setiap pihak dalam proses akuisisi, alasan akuisis dari direksi setiap

perusahaan yang menjadi pihak dalam proses akuisisi, laporan

keuangan, tata cara penilaian dan konversi saham dari perseroan yang

akan diakuisis, jumlah saham dari perseroan yang akan diakuisis,

keispan pendanaan, neraca konsolidasi performa perusahaan yang akan

diambil alih, perkiraan jangka waktu pelaksanaan akuisiss, dan

rancanga perusahaan anggaran dasar.

d. Pengajuan Keberatan Kreditor

Kreditor dapat megajukan keberatan atas renacana pembagian kekayaan

hasil akuisisi dalam jangka waktu paling lambat 60 hari terhitung sejak

tngga pengumuman. Serta dapat mengajukan gugatan kepengadilan

negeri apabila merasa keberatan da tidak terpenuhinya hak-hak para

pihak yang bersangkutan.

e. Pembuatan Akta Akuisisi di Hadapan Notaris

Rancangan perubahan susunan pemegang akuisisi perusahaan yang

telah disetujui oleh RSUP kemudian dituangkan dalam akta akuisi yang

dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.

f. Pemberitahuan Kepada Menteri

Hasil akta pengambilalihan atau akuisisi ini wajib dilampirkan pada

saat mengajukan permohonan persetujuan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia.

g. Pengumuman Hasil Akuisisi

Stelah disetujui, maka direksi perseroan yang sahamnya diambil alih

wajib mengumumkan hasil pengambilalihan tersebut minimal dalam


sary surat kabar selamabat-lambatnya 30 hari sejak pengambilalihan

tersebut dilaksananakan.

2. Proses Akuisisi Melalui Pemegang Saham

Berikut adalah proses pengambilan saham secara langsung dri pemegang

saham dan prosedurnya lebih sederhana.

a. Perundingan dan Kesepakatan

Cara pengambilalihan saham yang dikeluarkan dan atau akan

dikeluarkan oleh Perseoan melalui pemegang saham langsung

dilakukan melaluo perundingan dan kesepakatan oleh pihak para pihan

yang akan mengambil alih dengan pemegang saham dan tetap

memperhatikan anggaran dasar perseroan yang diambilalih tentang

pemindahan hak atas saham dan perjanjian yang telah dibuat oleh

Perseroan dengan pihak lain (Pasal 125 ayat (6) dan (7) UUPT).

Jika Pengambilalihan tersebut dilakukan oleh badan hukum berbentuk

Perseroan, sebelumnya Direksi harus mendapat persetujuan RUPS

dahulu sebelum melakukan perundingan dan kesepakatan pembelian

saham yang langsung dari pemegang saham.

b. Pengumuman Rencana Kesepakatan

Tahap selanjutnya, walaupun Pengambilalihan saham tersebut langsung

melalui pemegang saham dan tidak menyusun rancangan

Pengambilalihan dahulu, tetapi tetap harus mengumumkan rencana

kesepakatan pengambilalihan dalam 1 (satu) surat kabar dan

mengumumkan secara tertulis kepada karyawan dari Perseroan yang

akan melakukan Pengambilalihan dalam jangka waktu paling lambat 30


(tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS. Hal ini dilakukan

berdasarkan Pasal 127 ayat (8) UUPT dan ketentuan tersebut berlaku

mutatis mutandis bagi pengumuman dalam rangka Pengambilalihan

saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham dalam Perseroan.

c. Pengajuan Kebrratan Kreditur

Dengan demikian Pasal 127 ayat (2), (3), (5), (6) dan (7) UUPT juga

berlaku. Dalam hal Kreditur yang ingin mengajukan keberatan kepada

Perseroan dapat mengajukan dalam jangka waktu paling lambat 14

(empat belas) hari setelah pengumuman, tetapi jika dalam jangka waktu

tersebut kreditur tidak mengajukan keberatan maka kreditur dianggap

menyetujui Pengambilalihan. Dalam hal keberatan kreditur sampai

dengan tanggal diselenggarakan RUPS tidak dapat diselesaikan oleh

Direksi, keberatan tersebut harus disampaikan dalam RUPS guna

mendapat penyelesaian. Selama penyelesaian tersebut belum tercapai

pengambilalihan tidak dapat dilaksankan.

d. Pembuatan Akta Akuisiss di Hadapan Notaris

Selanjutnya, menurut Pasal 128 ayat (2) UUPT, akta

pengambilan saham yang dilakukan langsung dari pemegang

saham wajib dinyatakan dengan akta notaris dalam Bahasa

Indonesia. Oleh karena Pengambilalihan dilakukan secara

langsung dari pemegang saham, Pasal 131 ayat (2) UUPT

menyebutnya akta pemindahan hak atas saham.


e. Pemberitahuan Kepada Menteri

Menurut Pasal 131 ayat (2) UUPT, Salinan akta pemindahan

hak atas saham wajib dilampirkan pada penyampaian

pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia tentang perubahan susunan pemegang saham.

f. Pengumuman Hasil Akuisisi

Pada tahap terakhir berdasarkan Pasal 133 ayat (2) UUPT,

Direksi Perseroan yang sahamnya diambil alih wajib

mengumumkan hasil Pengambilalihan dalam 1 (satu) Surat

Kabar atau lebih, kewajiban untuk mengumumkan dilakukan

dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari

terhitung sejak tanggal berlakunya Pengambilalihan.

E. Contoh Akuisisi

Di bawah ini adalah contoh akuisisi yang dilakukan beberapa perusahaan:

1. Pembelian Android yang dilakukan oleh Google di tahun 2005

2. Pembelian Giphy yaitu sebuah website pencarian animasi GIF yang

dilakukan oleh Facebook di tahun 2020

3. Pembelian Siri yaitu asisten virtual yang ada di perangkat IOS, dimana

akuisisi tersebut dilakukan oleh Apple di tahun 2010

4. Pembelian Rabobank yaitu sebuah bank internasional yang bercabang di

Negara Indonesia, oleh Bank Central Asia atau BCA di tahun 2019
5. Pembelian Bridestory yaitu marketplace vendor keperluan pernikahan

yang dilakukan oleh Tokopedia di tahun 2019

6. Pembelian Jualo yaitu salah satu marketplace barang bekas Indonesia,

oleh Carro marketplace yang bergerak di bidang otomotif pada tahun

2019

7. Pembelian yang dilakukan Disney terhadap Pixar dan Marvel. Pada tahun 2006,

Walt Disney Co. mengakuisisi Pixar senilai 7,4 miliar dolar AS. Kemudian,

pada tahun 2009, Disney mengakuisisi Marvel Entertainment senilai 4 miliar

dolar AS.

F. Transfer Antar Perusahaan

Induk perusahaan dan anak-anak perusahaannya sering kali terlibat dalam

berbagai transaksi antara mereka sendiri. Sebagai contoh, perusahaan

manufaktur sering kali mempunyai anak perusahaan yang menghasilkan bahan

baku atau memproduksi komponen yang akan menjadi bagian dari produk

perusahaan afiliasi. Beberapa perusahaan ritel besar seperti PT Indofood Sukses

Makmur mentransfer dan anak perusahaannya terlibat dalam berbagai transaksi

satu sama lain, termasuk penjualan bahan baku, produk pabrikasi, dan jasa

transportasi. Transaksi tersebut sering merupakan bagian penting dari operasi

keseluruhan entitas konsolidasi. Transaksi antar perusahaan yang berhubungan

istimewa ini disebut transfer antar perusahaan ( intercorporate transfer ).

1. Gambaran Umum Mengenai Entitas Konsulidasi

Entitas konsolidasi adalah agregasi dari sejumlah perusahaan yang

berbeda. Laporan keuangan yang disusun oleh masing-masing afiliasi

dikonsolidasi menjadi satu laporan keuangan yang menyajikan posisi


keuangan dan hasil operasi dari seluruh entitas ekonomi seakan-akan

merupakan perusahaan tunggal.

2. Eliminasi Transfer Perusahaan

Semua aspek transfer antar perusahaan harus dieliminasi dalam

penyusunan laporan keuangan konsolidasi, sehingga laporan keuagan

tersebut terlihat seakan-akan merupakan laporan keuangan dari

suatuperusahaan tunggal. Psak 4, “laporan keuangan konsolidasi”,

menyebutkan saldo antar perusahaan, pembelian dan penjualan, serta

pengeluaan/beban sebagai contoh dari saldo antar perusahaan dan

transaksi yang harus di eliminasi tidak ada perbedaan antara anak

perusahaan yang dimiliki penuh dan anakperusahaan yang tidak dimiliki

penih sehubungan dengan eliminasi transfer antar perusahaan.

Konsolidasi berfokus pada konsep entitas tunggal, bukanpersentase

kepemilikan. Jika konsolidasi terpenuhi, maka perusahaan menjadibagian

dari entitas ekonomi tunggal, dan semua transaksi dengan perusahaan

lain yang berhubungan istimewa menjadi transfer interal yang harus

dieliminasi penuh, tidak bergantung pada persentase kepemilikan.

3. Eliminasi Laba dan Rugi yang Belum di Realisasi

Laba dan rugi dari penjualan suatu barang ke pihak yang

berhubunganistimewa umumnya dianggap direalisasi pada saat penjualan

dari perspektifperusahaan penjual, tetapi untuk tujuan konsolidasi laba

tersebut belumdianggap direalisasi sampai direalisasi, biasanya melalui

penjualan ke pihak yang tidak berhubungan istimewa. laba belum


direalisasi dari transfer antar perusahaan ini disebut laba antarperusahaan

yang belum direalisasi.

Dari sudut pandang entitas konsolidasi,penjualan aset dalam entitas

konsolidasi hanya merupakan perubahan lokasi aset dan tidak

mencerminkan akhir dari proses pendapatan. untuk mencapai akhir dari

proses pendapatan dalam entitas konsolidasi, harus terjadipenjualan ke

pihak eksternal dari entitas konsolidasi. kunci untukmenentukan kapan

melaporkan transaksi dalam laporan keuangan konsolidasi adalah dengan

mem!isualisasikan entitas konsolidasi dan menentukan apakah transaksi

tertentu terjadi seluruhnya di dalam entitas konsolidasi.

4. Transfer Jasa Antar Perusahaan

Perusahaan yang berhubungan istimewa sering kali membeli jasa

dari satuperusahaan ke perusahaan lainnya. Jenis jasa antar perusahaan

tersebut dapat bermacam-macam" pembelian jasa konsultasi, jasa

rekayasa, jasa pemasaran,dan jasa pemeliharaan. Pada saat suatu

perusahaan membeli jasa dari pihak yang berhubungan istimewa,

umumnya pembeli mencatatnya sebagai beban dan penjual mencatatnya

sebagai pendapatan.

Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi, beban dan

pendapatan tersebut harus dieliminasi.umumnya, pendekatan yang lebih

sederhana digunakan dalam eliminasitransaksi antarperusahaan dengan

mengasumsikan bahwa jasa tersebutmenguntungkan periode sekarang,

dan karenanya setiap laba antarperusahaan atas jasa tersebut telah

direalisasi pada periode dilakukannya transfer. Oleh karena itu, tidak ada
ayat jranal eliminasi sehubungan dengan transfer pada periode berjalan

diperlukan di periodeberikutnya sebab laba antarperusahaan dianggap

telah direalisasi pada periode transfer.

5. Transfer Aset Berupa Tanah

Pada saat transfer aset tak lancar terjadi, penyesuaian seringkali

diperlukandalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi selama tanah

tersebut masihdimiliki oleh perusahaan.

a. Gambaran Umum Proses Eliminasi Laba

Pada saat transfer aset tak lancar terjadi, penyesuaian sering kali

diperlukandalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi selama

tanah tersebut masihdimiliki oleh perusahaan pembeli. Pada saat

tanah ditransfer antara pihak yangberhubungan istimewa pada nilai

bukunya, tidak ada penyesuaian atau eliminasi khusus yang

diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Oleh

karena penjual tidak mencatat keuntungan atau kerugian, maka dari

sudutpandang konsolidasi, laba maupun aset dinyatakan secara tepat.

Transfer tanah yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai

bukunya memerlukan perlakuankhusus dalam proses konsolidasi.

Keuntungan atau kerugian entitas penjual harus dieliminasi karena

tanah tersebut masih dimiliki oleh entitas konsolidasi, dantidak ada

keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dalam laporan keuangan

konsolidasi sampai tanah tersebut dijual ke pihak diluar entitas

konsolidasi.
b. Alokasi Eliminasi Laba Belum di Realisasi

Penjualan yang terjadi dari induk perusahaan ke anak

perusahaandisebut penjualan arus kebawah, setiap keuntungan

atau kerugian dari transfer tersebut menjadi hak pemegang saham

indukperusahaan. Penjualan arus ke atas, yaitu setiap keuntungan

atau kerugian menjadi hak pemegang saham anak perusahaan.jika

anak perusahaan dimiliki penuh, maka semua keuntungan

ataukerugian pada akirnnya menjadi hak induk perusahaan

sebagai satu-satunya pemegang saham. Akan tetapi, jika anak

perusahaan tidakdimiliki penuh, maka keuntungan atau kerugian

dari penjualan arus ke atas harus dibagi antara induk perusahaan

dan pemegang sahamminoritas.

Secara khusus, keuntungan atau kerugian antarperusahaan

yangbelum direalisasi di eliminasi dengan cara berikut.

6. Transfer Aset Berupa Aset Disusutkan

Laba antar perusahaan belum direalisasi dari aset disusutkan atau

doamortisasi dianggap akan direalisasi secara bertahap selama sisa umur

ekonomis aset tersebut bersamaan dengan penggunaannya oleh afiliasi

pembeli dalam menghasilkan pendapatan dari pihak non-afiliasi.


Pengaruhnya, bagian darikeuntungan atau kerugian belum direalisasi

menjadi direalisasisetiap periode seiring dengan manfaat yang didapat dari

asettersebut dan potensi jasanya berkurang.

a. Penjualan Arus Ke Bawah

Penjualan arus ke bawah atau downstream adalah penjualan yang

terjadi dari induk perusahaan ke anak perusahaan. Setiap

keuntungan atau kerugian dari transfer tersebut menjadi hak

pemegang saham induk perusahaan.

b. Penjualan Arus Ke Atas

Perlakuan laba belum direalisasi dari penjualan antarperusahaan

arus ke atas sama dengan perlakuan untukpenjualan arus ke

bawah kecuali laba belum direalisasi danpengakuan realisasi

berikutnya harus dialokasikan antarakepemilikan mayoritas dan

minoritas.

8. Transfer Aset Sebelum Akhir Tahun

Pada kasus dengan transfer aset antar perusahaan terjadi selama periode berjalan

bukan pada akhir periode, sebagian darikeuntungan atau kerugian

antarperusahaan dianggap direalisasipada periode transfer. Jika hal ini terjadi,

maka ayat jurnaleliminasi kertas kerja pada akhir tahun tersebut

harusmemasukkan pengaruh beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.

Jumlah penyesuaian ini sama dengan selisih antara penyusutan yang dicatat oleh

pembeli dan penyusutan yang seharusnya dicatat oleh penjual untuk periode

yang dimulai darisaat penjualan antar perusahaan.

9. Transfer Aset Berupa Aset Diamortisasi


Hak produksi, paten, dan jenis aset tak berwujud lain dapatdijual ke perusahaan

afiliasi. Akuntansi untuk aset tak berwujudbiasanya berbeda dengan akuntansi

aset berwujud dalam hal amortisasi aset tak berwujud umumnya dilaporkan

sebesar saldosisa yang belum diamortisasi tanpa penggunaan akun kontra.selain

me-netto-kan akumulasi amortisasi dari aset tak berwujudterhadap biaya

perolehan aset, penjualan aset tak berwujud antarperusahaan diperlakukan

dengan cara yang sama denganpenjualan aset berwujud antarperusahaan.

10. Transfer Aset Tak Lancar Antar Perusahaan

Induk perusahaan dapat menggunakan pencatatan akuntansi atas anak

perusahaan menggunakan salah satu dari beberapametode. Selama anak

perusahaan tersebut dikonsolidasi, metode akuntansi anak perusahaan di

pembukuan induk perusahaan tidakmempunyai pengaruh terhadap laporan

keuangan konsolidasi.

a. Metode Ekuitas disesuaikan Penuh

Suatu perusahaan yang memilih untuk mencatat inestasinya

menggunakan metode ekuitas disesuaikan penuh untuk mencatat

bagian proporsional dari laba dan dividen anak perusahaan.

Selain itu, bagian investor dari laba antar perusahaan

daritransaksi antar perusahaan dihilangkan dari laba

indukperusahaan pada peruode penjualan antar perusahaan

dengan mengurangi akun investasi dan laba yang diakui dari

investee. Pada saat laba antarperusahaan di kemudian hari

direalisasi,in!estor meningkatkan akun in!estasi dan laba yang


diakui dari investee. Dengan penyesuaian ini, laba bersih induk

perusahaan akan sama dengan laba bersih konsolidasi.

b. Metode Biaya

Apabila menggunakan metode biaya untuk akuntansi investasi

pada anak perusahaan, induk perusahaan mencatat dividen

yangditerima dari anak perusahaan selama periode berjalan

sebagai pendapatan. Dalam metode biaya, tidak ada jurnal yang

dibuat untuk mencatat bagian induk perusahaan atas laba anak

perusahaan yang tidak didistribusikan, amortisasi differensial,

atau menghilangkan laba antarperusahaan belum direalisasi

Anda mungkin juga menyukai