Anda di halaman 1dari 11

Surat perjanjian kerja sama dan ketentuan pasal-pasal nya silakan Anda modifikasi sendiri, setidaknya

Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Investasi Modal Usaha ini bisa Anda jadikan referansi. Kedua pihak
akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase keuntungan yang disepakati. Contoh
mentahnya adalah seperti berikut :
PERJANJIAN KERJASAMA PENANAMAN MODAL USAHA

Pada hari ini, Rabu tanggal 9 September 2013, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. MOH SULTAN, S.Pd, No KTP xxxxxxxxxxxxxxx bertempat tinggal di Dusun Sinah Desa Pengembur
Kecamatan Pujut bertindak untuk dan atas nama sendiri, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA.
2. MUNADY, S.PdI No KTP xxxxx bertempat tinggal di Batu Belik Desa Pengembur Kecamatan Pujut
bertindak untuk dan atas nama Koperasi Tani Syariah Semu Dane Ikhlas, untuk selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka para pihak dengan itikad baik telah bersepakat untuk
mengadakan perjanjian kerjasama dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
DEFINISI
1. Belah Doeren Cabang Riau disebut juga sebagai ‘perusahaan’ merupakan cabang unit usaha Belah
Doeren yang menjual produk makanan khususnya olahan durian, yang akan menempati lokasi di Jl.
Saham memberikan hak kepemilikan perusahaan pada pemegangnya. Hak dari pemegang saham
adalah mempunyai kepemilikan usaha, aset dan mendapatkan dividen.
2. Pengelola adalah penanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan
perusahaan serta mewakili perusahaan dalam hal hubungan perusahaan dengan pihak ketiga.
3. Investor adalah orang dari PIHAK PERTAMA ataupun dari PIHAK KEDUA yang menanamkan
modalnya dalam perusahaan baik berupa uang dan atau barang dan akan digunakan untuk
kepentingan perusahaan.
4. Bagi hasil adalah pembagian keuntungan yang diberikan kepada investor bila perusahaan
mengalami keuntungan. Perhitungannya adalah Deviden = Laba bersih – Laba ditahan
5. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dalam perusahaan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada
pengelola.
6. BEP (Break Event Point) Investor adalah waktu ketika jumlah kumulatif bagi hasil yang diterima oleh
investor telah mencapai jumlah modal awal yang ditanamkan oleh investor pada perusahaan.
Pasal 2
RUANG LINGKUP
1. PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA bermaksud untuk mendirikan unit usaha bersama Belah
Doeren Cabang Riau sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat 1 yang akan menempati lokasi di
Jalan R.E. Martadinata No.114 Bandung.
2. Peran PIHAK PERTAMA dalam hal pendirian Belah Doeren Cabang Riau ini akan membantu PIHAK
KEDUA dari segi pembiayaan (investasi) dalam bentuk penyertaan modal.
3. Peran PIHAK KEDUA dalam hal pendirian Belah Doeren Cabang Riau adalah merencanakan,
menginisiasi dan mengelola usaha Belah Doeren Cabang Riau.
Pasal 3
INVESTASI
1. Total modal dana yang dibutuhkan untuk usaha Belah Doeren Cabang Riau adalah Rp 175.000.000,-
Keseluruhan kebutuhan modal dana ini akan disediakan oleh PIHAK PERTAMA.
2. Keseluruhan modal dana akan digunakan untuk kebutuhan pendirian unit usaha Belah Doeren
Cabang Riau sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang disetujui bersama oleh
kedua belah pihak.
3. Pencairan seluruh kebutuhan modal dana akan dilakukan dalam dua termin:
a. Termin pertama: PIHAK PERTAMA mencairkan modal sebanyak Rp. 100.000.000,- selambat-
lambatnya 1 (satu) hari setelah penandatanganan perjanjian kerjasama ini.
b. Termin kedua: PIHAK PERTAMA mencairkan modal sebanyak Rp. 75.000.000,- selambat-
lambatnya 7 (tiga) hari setelah penandatanganan perjanjian kerjasama ini.
Pasal 4
BAGI HASIL DAN SAHAM
1. Sebagai bentuk usaha bersama, saham Belah Doeren Cabang Riau dimiliki oleh PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA dengan porsi tertentu menurut periode sebelum BEP investor dan periode pasca
BEP.
a. Periode sebelum BEP investor adalah periode antara waktu pendirian Belah Doeren Cabang
Riau hingga tercapainya BEP investor.
b. Periode pasca BEP adalah periode setelah tercapainya BEP dan tidak dibatasi oleh waktu
2. Periode sebelum BEP investor:
a. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mendapatkan bagi hasil dari keuntungan bersih usaha
Belah Doeren Cabang Riau dengan rasio PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA sebesar 60:40.
b. PIHAK KEDUA menjalankan peran sebagai pengelola usaha Belah Doeren Cabang Riau. Atas
ini, pengelola berhak mendapatkan gaji yang besarnya disepakati bersama antara KEDUA
BELAH PIHAK.
3. Periode pasca tercapainya BEP investor:
a. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA memiliki usaha dan aset Belah Doeren Cabang Riau
dengan rasio PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA sebesar 40:60.
b. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mendapatkan bagi hasil dari keuntungan bersih dengan
rasio PIHAK PERTAMA : PIHAK KEDUA sebesar 40:60.
c. PIHAK PERTAMA dapat melepas peran pengelolaan usaha dan mengangkat karyawan
professional untuk menjalankan peran pengelola usaha. Jika PIHAK PERTAMA melepas peran
pengelola langsung, maka PIHAK PERTAMA tidak berhak lagi atas gaji.
4. Selain menurut skema perubahan saham di atas, perubahan komposisi saham dapat dilakukan
melalui mekanisme jual beli saham baik antara KEDUA BELAH PIHAK ataupun dengan pihak luar
dengan persetujuan KEDUA BELAH PIHAK.
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAK
1. Hak PIHAK PERTAMA:
a) Mendapatkan saham usaha Belah Doeren Cabang Riau di lokasi usaha Jalan R.E. Martadinata
No. 114 Bandung sebagaimana diterangkan dalam Pasal 4.
b) Mendapatkan laporan keuangan dari PIHAK KEDUA setiap satu bulan.
c) Melakukan audit terhadap kinerja PIHAK KEDUA sebagai pengelola usaha.
d) Mengusulkan penyelenggaraan RUPS.
e) Memiliki hak suara dalam RUPS dengan bobot suara yang sesuai dengan kepemilikan saham.
2. Hak PIHAK KEDUA:
a) Mendapatkan saham usaha Belah Doeren Cabang Riau di lokasi usaha Jalan R.E. Martadinata
No. 114 Bandung sebagaimana diterangkan dalam Pasal 4.
b) Mewakili perusahaan dalam hal hubungan perusahaan dengan pihak ketiga.
c) Mengusulkan penyelenggaraan RUPS.
d) Memiliki hak suara dalam RUPS dengan bobot suara yang sesuai dengan kepemilikan saham.
3. Kewajiban PIHAK PERTAMA:
a) Menyediakan modal dana sebesar Rp. 175.000.000,- sebagaimana telah diterangkan dalam
pasal 3.
b) Menghadiri RUPS.
4. Kewajiban PIHAK KEDUA:
a) Merencanakan, menginisiasi, mengelola dan mengembangkan usaha Belah Doeren Cabang
Riau di lokasi usaha Jalan R.E. Martadinata No.114 Bandung dengan sebaik-baiknya.
b) Membuat dan menyerahkan laporan keuangan setiap satu bulan.
c) Menghadiri RUPS.
Pasal 6
RUPS
1. RUPS terdiri atas RUPS rutin dan RUPS luar biasa.
2. RUPS rutin dilaksanakan 4 (empat) bulan sekali dan mengagendakan evaluasi setengah tahun,
penentuan deviden dan laba ditahan.
3. RUPS Luar Biasa diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan dan mengagendakan hal-hal
penting yang diluar agenda RUPS rutin.
4. PIHAK KEDUA menyelenggarakan RUPS rutin dan untuk kepentingan perusahaan
menyelenggarakan RUPS luar biasa.
5. RUPS Luar Biasa dilaksanakan secara insidental atas persetujuan mayoritas pemegang saham
(>50% dari nilai saham)
Pasal 7
PENUTUPAN PERUSAHAAN
1. Perusahaan dapat ditutup atas keputusan KEDUA BELAH PIHAK
2. Apabila perusahaan ditutup dengan menyisakan keuntungan (nilai sisa aset perusahaan > modal
awal), maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Keuntungan yang dimaksud adalah kelebihan dari modal awal (keuntungan = nilai sisa aset
perusahaan – modal awal).
b. Keuntungan yang diperoleh menjadi milik pemegang saham yang pembagiannya sesuai
komposisi saham.
c. Nilai sisa aset perusahaan sebesar modal awal menjadi milik penanam modal dengan
pembagian yang besarnya sesuai dengan nilai modal yang ditanam.
3. Apabila perusahaan ditutup dengan menyisakan kerugian (nilai sisa aset perusahaan < modal awal),
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
a) Kerugian yang dimaksud adalah kekurangan dari modal awal (kerugian = modal awal – nilai sisa
aset perusahaan).
b) PIHAK KEDUA berkewajiban mengganti 30% atas kerugian seperti dimaksud pada ayat 3a pasal
ini.
c) Jumlah nilai sisa aset perusahaan dan penggantian kerugian oleh PIHAK KEDUA menjadi milik
penanam modal dengan pembagian yang besarnya sesuai dengan nilai modal yang ditanam.

Pasal 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Perselisihan yang timbul dari kesepakatan Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila kedua belah pihak tidak berhasil menyelesaikan perselisihan secara musyawarah untuk
mufakat, maka kedua pihak setuju untuk menempuh penyelesaian melalui jalur hukum, yaitu tempat
kedudukan hukum yang umum dan tetap di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kota Bandung.
Pasal 9
SEBAB KAHAR (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan sebab kahar adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kekuasaan kedua
belah pihak yang berakibat tidak dapat dipenuhinya hak dan kewajiban kedua belah pihak. Adapun
peristiwa dimaksud seperti: gempa bumi, angin topan, banjir besar, kebakaran, wabah penyakit,
perang, dan lain sejenisnya.
2. Bila terjadi peristiwa sebab kahar sebagaimana disebut dalam ayat 1 pasal ini, maka pihak yang
terkena sebab kahar wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu
sepuluh (10) hari kalender terhitung sejak saat dimulainya juga saat berakhirnya dan diterangkannya
secara resmi oleh pejabat pemerintah yang berwenang.
3. Kelalaian atau keterlambatan dalam memenuhi kewajiban memberitahukan dimaksud ayat 2 pasal
ini, mengakibatkan tidak diakuinya keadaan tersebut ayat 1 pasal ini sebagai akibat peristiwa kahar.
Kelalaian tersebut menjadi tanggung jawab pihak yang lalai/lambat memberitahukan keadaan
tersebut.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita salah satu pihak sebagai akibat terjadinya sebab kahar
bukan merupakan tanggung jawab pihak yang lain.

Pasal 10
LAIN – LAIN
1. Perubahan dan lain-lain yang belum diatur dalam perjanjian pokok kerjasama ini akan diatur
kemudian oleh kedua belah pihak dalam perjanjian tambahan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian pokok kerjasama ini.
2. Sepanjang belum/tidak ada kesepakatan yang baru/lain dari yang telah ditentukan dalam perjanjian
ini maka yang berlaku adalah tetap perjanjian ini.
Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh para pihak di Bandung dengan sadar
dan dilandasi dengan itikad baik, tanpa tekanan atau paksaan dari siapapun dan dalam keadaan sehat.
Perjanjian kerjasama ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang keduanya bermaterai cukup dan mempunyai
kekuatan hukum yang sama. Masing-masing diberikan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI

Pada hari ini, Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Maret tahun Dua Ribu Delapan Belas


(27–3–2018), yang bertanda tangan di bawah ini:

1.         Nama              :
            NIK                 :              
            Pekerjaan        :          
            Umur              :          
            Alamat            :
Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2.         Nama              :
            NIK                 :
            Pekerjaan        :
            Umur              :
            Alamat            :
Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Bahwa sebelum ditandatanganinya Surat Perjanjian ini, Para pihak terlebih dahulu menerangkan
hal–hal sebagai berikut:
1.      Bahwa Pihak Pertama adalah selaku INVESTOR yang memiliki modal sebesar Rp……………..,-
(terbilang) untuk selanjutnya disebut sebagai MODAL INVESTASI untuk project
………………………………..

2.      Bahwa Pihak Kedua adalah Pengelola Dana Investasi di bidang ……………………. yang berlokasi


di ………………………………. yang menerima DANA INVESTASI dari Pihak Pertama.

3.      Bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju untuk saling mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian kerjasama Investasi dalam Peningkatan Modal Investasi di ………………………. yang
berlokasi di …………………………………, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

4.      Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kedua belah pihak menyatakan sepakat dan setuju
untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama ini yang dilaksanakan dengan ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut :

PASAL I
MAKSUD DAN TUJUAN

Pihak Pertama dalam perjanjian ini memberi DANA INVESTASI kepada Pihak Kedua sebesar Rp.
……………………..,- ( terbilang ) dan Pihak Kedua dengan ini telah menerima penyerahan DANA
INVESTASI tersebut dari Pihak Pertama serta menyanggupi untuk melaksanakan pengelolaan
DANA INVESTASI tersebut.

PASAL II
RUANG LINGKUP

1.      Dalam pelaksanaan perjanjian ini, Pihak Pertama memberi DANA INVESTASI kepada Pihak Kedua
sebesar Rp. ………………………,- (terbilan) dan Pihak Kedua dengan ini telah menerima
penyerahan DANA INVESTASI tersebut dari Pihak Pertama serta menyanggupi untuk 
melaksanakan pengelolaan DANA INVESTASI.

2.      Pihak Kedua dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk melaksanakan perputaran DANA
INVESTASI pada Usaha Peningkatan Modal Investasi di bidang ……………………. yang berlokasi
di …………………………………………… setelah ditandatanganinya perjanjian ini.

3.      Pihak Kedua dengan ini berjanji dan mengikatkan diri untuk memberikan keuntungan 10% (sepuluh
persen) atau sebesar Rp. ……………………….,- (terbilang) dalam jangka waktu 1.5 bulan.

PASAL III
JANGKA WAKTU KERJASAMA
1.      Perjanjian kerjasama ini dilakukan dan diterima untuk jangka waktu 1,5 (satu setengah) bulan,
terhitung sejak tanggal ………………………. dengan periode jatuh tempo sebagai berikut: Rp
……………………. + Rp. ………………………. pada tanggal ………………….. secara utuh tanpa
potongan (100%) serta dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak untuk jangka
waktu yang sama.

2.      Jangka waktu perjanjian berakhir manakala Pihak Pertama menginginkan DANA INVESTASI
tersebut diminta kembali untuk keseluruhannya, dengan catatan DANA INVESTASI telah 1.5 (satu
setengah) bulan sejak perjanjian ini di tandatangani dan Pihak Pertama memberikan pemberitahuan
untuk meminta kembali DANA INVESTASI paling lambat 1 (satu) minggu sebelum diserahkan
kembali oleh Pihak Kedua, maka Pihak Kedua akan mengembalikan DANA INVESTASI kepada
Pihak Pertama sejumlah modal dengan pembagian hasil sesuai Pasal II Ayat 3.

PASAL IV
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

Dalam Perjanjian Kerjasama ini, Pihak Pertama memiliki Hak dan Kewajiban sebagai berikut :
1.      Memberikan DANA INVESTASI kepada Pihak Kedua sebesar Rp. ………………………..,- (terbilang)
2.      Berhak meminta kembali DANA INVESTASI yang telah diserahkan kepada Pihak Kedua dengan
ketentuan berdasarkan Pasal III Ayat 2.
3.      Menerima hasil keuntungan atas pengelolaan DANA INVESTASI, sesuai dengan Pasal VI perjanjian
ini.

PASAL V
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

Dalam Perjanjian Kerjasama Investasi Modal ini, Pihak Kedua memiliki Hak dan Kewajiban sebagai
berikut :
1.      Menerima DANA INVESTASI dari Pihak Pertama sebesar Rp. ………………….,- (terbilang)
2.      Memberikan bagian hasil keuntungan kepada Pihak Pertama, sesuai dengan Pasal VI perjanjian ini.

PASAL VI
PEMBAGIAN HASIL

Dalam Perjanjian Kerjasama Investasi Modal ini, kedua belah pihak sepakat didalam hal pembagian
hasil investasi penyertaan dana  sebagai berikut :
1.      Kedua belah pihak sepakat dan setuju bahwa perjanjian kerjasama ini dilakukan dengan  cara 
pemberian keuntungan yang diperoleh dalam Usaha Peningkatan Modal Investasi
di…………………………. yang berlokasi di ………………………… sebagaimana Pasal II ayat 3
perjanjian ini.
2.      Bagi hasil yang dimaksud dalam ayat 1 diatas dilakukan dengan memperhitungkan biaya investasi
sebagaimana tersebut dalam pasal II ayat 1.
3.      Bagi hasil yang dimaksud dalam ayat 2 di atas berlaku sampai dengan Pihak Pertama menarik
kembali DANA INVESTASI yang telah diserahkan sesuai dengan perhitungan Pasal II ayat 3
perjanjian ini.
PASAL VII
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR)

1.      Yang termasuk dalam Force Majeur adalah akibat dari kejadian-kejadian diluar kuasa dan kehendak
dari kedua belah pihak diantaranya termasuk tidak terbatas bencana alam, banjir, badai, topan,
gempa bumi, kebakaran, perang, huru-hara, pemberontakan, demonstrasi, pemogokan, kegagalan
investasi.
2.      Jika dalam pelaksanaan perjanjian ini terhambat ataupun tertunda baik secara keseluruhan ataupun
sebagian yang dikarenakan hal-hal tersebut dalam ayat 1  diatas,  maka  Pihak Kedua bersedia
mengganti sejumlah Dana Investasi dari Pihak Pertama secara penuh apabila belum ada pembagian
hasil keuntungan, atau pengembalian Dana Investasi dikurangi dengan pembagian hasil yang
sudah terima oleh Pihak Pertama.
3.      Pengembalian Dana Investasi sebagaimana tersebut dalam ayat 2, mengenai tata cara
pengembaliannya akan diadakan musyawarah terlebih dahulu antara Pihak Pertama dan Pihak
Kedua mengenai proses atau jangka waktu pengembaliannya.

PASAL VIII
WANPRESTASI

1.      Dalam hal salah satu pihak telah melanggar kewajibannya yang tercantum dalam salah satu Pasal
perjanjian ini, telah cukup bukti dan tanpa perlu dibuktikan lebih  lanjut, bahwa pihak yang
melanggar tersebut telah melakukan tindakan Wanprestasi.
2.      Pihak yang merasa dirugikan atas tindakan Wanprestasi tersebut dalam ayat 1 diatas, berhak
meminta ganti kerugian dari pihak yang melakukan wanprestasi  tersebut  atas sejumlah kerugian
yang dideritanya, kecuali dalam hal kerugian tersebut disebabkan  karena  adanya suatu  keadaan
memaksa, seperti tercantum dalam Pasal VII.

PASAL IX
PERSELISIHAN

Bilamana dalam pelaksanaan perjanjian Kerjasama ini terdapat perselisihan antara  kedua belah
pihak baik dalam pelaksanaannya ataupun dalam penafsiran salah satu Pasal dalam perjanjian ini,
maka kedua belah pihak sepakat  untuk  sedapat mungkin menyelesaikan perselisihan tersebut
dengan cara musyawarah. Apabila musyawarah telah dilakukan oleh kedua belah pihak, namun
ternyata tidak  berhasil  mencapai suatu kemufakatan maka Para Pihak sepakat bahwa semua
sengketa yang timbul  dari  perjanjian ini akan diselesaikan pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
PASAL X
ATURAN PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini apabila dikemudian hari
dibutuhkan dan dipandang perlu akan ditetapkan tersendiri secara musyawarah dan selanjutnya
akan ditetapkan dalam suatu ADDENDUM yang berlaku mengikat bagi kedua belah pihak, yang
akan direkatkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Demikianlah surat perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), untuk masing-masing
pihak, yang ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup, yang masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak ditandatangani.       

Jakarta………………………..                                                             
Pihak Pertama                                                                       Pihak Kedua
                                                                                               
……………………….                                                             …………………………….
(Investor)                                                                                 (Pengelola Dana investasi)

Anda mungkin juga menyukai