Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1 Manajemen Risiko

Dhoni Bagus K. / 031030513

Jelaskan metode-metode yang digunakan untuk menangani kerugian


potensial.

Proses manajemen risiko meliputi empat langkah, yaitu

Metode utama untuk menangani kerugian potensial yaitu penghindaran, pengendalian kerugian,
retensi, transfer nonasuransi, dan asuransi.

1) Penghindaran
Penghindaran merupakan satu metode untuk menangani kerugian potensial. Sebagai contoh,
Anda dapat menghindari pembegalan di area yang tingkat kriminalnya tinggi dengan menjauhi
area tersebut, dan Anda dapat menghindari kerugian dari penjualan rumah pada pasar real estate
yang minus (miskin) dengan menyewakan sebagai ganti membeli.
2) Pengendalian kerugian
Pengendalian kerugian mengacu pada aktivitas yang menurunkan baik frekuensi maupun nilai
dari kerugian. Sebagai contoh, Anda dapat mengurangi risiko dari kecelakaan dengan
mengemudi di bawah batas kecepatan, mengambil kursus mengemudi yang aman, dan
mengemudi dengan berhati-hati. Pencurian kendaraan dapat dicegah dengan mengunci mobil,
memindahkan kunci dari kontak, dan memasang peralatan anti pencuri. Pengendalian kerugian
juga bertujuan untuk mengurangi nilai kerugian. Sebagai contoh, memakai helm untuk
mengurangi keparahan dari luka pada kepala akibat kecelakaan sepeda motor. Memakai sabuk
pengaman mengurangi keparahan dari luka pada kecelakaan mobil. Memiliki alat pemadam
kebakaran sebagai alasan untuk mengurangi kehebatan dari kebakaran.
a. Retensi
Retensi berarti bahwa Anda meretensi sebagian atau keseluruhan dari kerugian jika
peristiwa itu akan terjadi. Seperti dinyatakan sebelumnya, retensi risiko dapat menjadi aktif
atau pasif. Retensi risiko aktif berarti Anda mengetahui risiko dan merencanakan untuk
meretensi sebagian atau keseluruhan dari risiko tersebut. Sebagai contoh, Anda dapat
meretensi kerugian tabrakan yang kecil terhadap mobil Anda dengan membeli polis asuransi
tabrakan dengan cara deductible. Demikian juga, Anda dapat meretensi sebagian dari
kerugian terhadap rumah Anda atau harta benda pribadi dengan membeli polis kepemilikan
dengan cara deductible.
b. Risiko juga dapat diretensi secara pasif karena ketidaktahuan, sikap acuh tak acuh atau
kemalasan
Perbuatan ini dapat berbahaya jika retensi risiko dapat menghasilkan kerugian bencana
besar. Sebagai contoh, banyak pekerja tidak diasuransikan terhadap risiko dari kelumpuhan
jangka panjang, meskipun konsekuensi keuangan yang merugikan dari kelumpuhan
permanen jangka panjang biasanya lebih memberatkan daripada konsekuensi keuangan dari
kematian dini. Jadi, pekerja yang tidak diasuransikan terhadap risiko ini menggunakan
metode retensi yang sangat berbahaya, apalagi dengan cara yang tidak sesuai.
c. Transfer nonasuransi
Transfer nonasuransi merupakan metode selain asuransi, di mana risiko murni ditransfer
pada pihak lain selain asuransi. Sebagai contoh, risiko dari kerusakan persewaan harta
benda dapat ditransfer pada penyewa dengan mengharuskan membayar uang tanggungan
kerusakan dan dengan memasukkan ketentuan pertanggungjawaban penyewa terhadap
kerusakan dalam kepemilikan sewa menyewa. Demikian juga, risiko dari televisi yang cacat
dapat ditransfer pada pengecer dengan membeli kontrak jaminan yang diperpanjang yang
membuat pengecer bertanggung jawab terhadap pekerja dan perbaikan setelah jaminan
berakhir.
d. Asuransi. Dalam program manajemen risiko pribadi, sebagian besar orang lebih
mempercayakan pada asuransi sebagai metode utama dalam menangani risiko

Anda mungkin juga menyukai