a. Term sebagai subjek, yaitu hal yang akan diterangkan dalam pernyataan yang sering
disimbolkan dengan “s”.
b. Term sebagai predikat, yaitu hal yang menerangkan dalam pernyataan yang sering
disimbolkan dengan “P”. Kedua unsur sebagai subjek dan predikat inilah yang
merupakan materi pokok proposisi kategoris.
c. Kopula, yaitu hal yang mengungkapkan adanya hubungan antara subjek dan
predikat, dapat mengiyakan atau mengingkari, afirmatif atau negatif yang
menunjukkan kualitas pernyataan. Hal ketiga ini sebagai pemberi bentuk dan sering
juga kopula tidak diperhatikan khusus yang afirmatif atau positif, serta tidak
mengubah makna, hanya diperhatikan saja, misalnya, “Semua rakyat Indonesia
adalah berketuahanan Yang Maha Esa, sama saja bila dinyatakan: Semua rakyat
Indonesia berketuhanan Yang Maha Esa”.
d. Kuontor, yaitu pembilang yang menunjukkan lingkungan yang dimaksud oleh subjek,
dapat berbentuk universal atau parrtikular yang sekaligus juga menunjukkan kualitas
prnyataan.
Hal keempat ini juga sering tidak diperhatikan, yaitu dalam proposisi universal atau
menunjukkan pengertian kesemuanya yang dimaksudkan subjek, misal semua bangsa
Indonesia ber-Pancasila. Kata “semua” adalah kuontor universal, dan kata “semua”
dihilangkan tanpa mengubah makna yang dimaksudkan, yakni dinyatakan: Bangsa
Indonesia ber-Pancasila. Unsur yang merupakan materi pokok proposisi kategoris adalah
sebagai subjek dan term sebagai predikat, yang keduanya merupakan hal yang harus ada.
Jika salah satu tidak ada maka pernyataan tersebut tidak dapat disebut sebagai proposisi
kategorik, hanya sebagai proposisi tunggal. Akan tetapi, apabila proposisi kategoris
dianggap sebagai satu kesatuan term, dapat juga disebut dengan istilah proposisi tugal.
Proposisi kategoris dapat juga sebagai bagian dari proposisi majemuk sehingga propisisi
1
majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 bagian yang dapat dinilai benar
atau salah. Demikian juga istilah bagian dalam proposisi majemuk dapat juga berupa
pernyataan majemuk.
Term sebagai subjek selalu berhubungan dengan sejauh mana term itu dapat
dikenakan dan merupakan kuantitas proposisi. Term sebagai subjek bisa disingkat “s”, yaitu
diambil dari huruf pertama kata “subjek”, subjek secara sederhana dibedakan antara subjek
universal dan subjek partikular.
Subjek universal, mencakup semua yang dimaksud oleh subjek misalnya seluruh bangsa
Indonesia, yang dirumuskan dengan ‘semua S’.
Subjek partikular, hanya mencakup sebagian dari keseluruhan yang disebutkan oleh
subjek. Misalnya, sebagian bangsa Indonesia, yang dirumuskan dengan “sebagian S”.
Term sebagai predikat selalu berhubungan dengan isinya dan merupakan kualitas
proposisi. Term sebagai predikat dibedakan antara:
Predikat afirmatif, yaitu sifat mengiyakan adanya hubungan predikat dengan subyek, yang
dirumuskan dengan “ adalah P”. Predikat negatif, yaitu sifat mengingkari adanya hubungan
predikat dengan subyek, atau sifat meniadakan hubungan subyek dengan predikat, yang
dirumuskandengan “bukan P”.
Proposisi kategoris merupakan pernyataan yang terdiri dari atas hubungan dua term
sebagai subjek dan predikat, dan secara sederhana dibedakan atas empat macam, yaitu:
2
dibedakan atas dua macam: Partikular afirmatif inklusif dan partikular afirmatif
implikasi.
d. Proposisi partikular negatif merupakan pernyataan bersifat khusus yang mengingkari
adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan: “Sebagian S bukan P”.
Proposisi pertikular negatif berdasarkan perbandingan luas termterdapat dibedakan
atas dua macam, partikular negatif inklusif dan partikular negatif implikasi.
Contohnya: “Semua organisasi berkembang baik”, yang sebagai subjek adalah term
“organisasi”, sebagai redikat adalah term “berkembang baik”. Pernyataan demikian disebut
dengan proposisi kategoris.
DAFTAR PUSTAKA
Noor Muhsin Bakry dan Sonjoruri Budiani Trisakti. 2019. Logika. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.