Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AZUARDI

NIM : 044055953
JURUSAN : S1 KOMUNIKASI
MATA KULIAH : LOGIKA
UPPBJ : BENGKULU

A. Pengertian Konsep, Term / Kata, dan Macam-Macam Term /Kata


Pengertian:
1. Kegiatan akal budi yang pertama adalah menangkap ‘sesuatu’
sebagaimana adanya.
2. Mengerti berarti menangkap inti sesuatu yang dapat dibentuk oleh akal budi. Apa yang
dibentuk akal budi tersebut merupakan gambaran yang‘ideal’ atau ‘konsep’ tentang
‘sesuatu’ tersebut.
3. Pengertian, adalah tanggapan atau gambaran akal budi yang abstrak, yang batiniah,
tentang inti sesuatu.
4. Setelah akal membentuk pengertian, misalnya pengertian ‘kucing’,
maka dengan pengertian itu seseorang dapat berpikir dan/atau berbicara tentang kucing,
tanpa menunjukkan seekor kucing yang kongkrit lagi,
karena ‘kucin’itu seakan telah berada di dalam akal-budi, yaitu dengan
perantaraan konsep atau pengertian tentang ‘kucing’itu.

B. Pengertian Term / Kata


Partap Sing Mehra dalam bukunya “Pengantar Logika Tradisional” menjelaskan bahwa
term adalah “kata” atau “kesatuan kata-kata” yang dapat digunakan sebagai subjek atau
predikat dalam sebuah proposisi logika. “Kata” atau “kesatuan kata-kata” yang tak mungkin
dipergunakan sebagai subjek atau predikat, dalam pengertian logika bukanlah merupakan
sebuah term. Jadi tidak semua kata dapat dianggap sebagai term, meskipun setiap term itu
terdiri dari kata. Sedangkan menurut Dr. W. Poespoprodjo, SH, pengertian term adalah
pernyataan ide atau konsep dalam kata atau sejumlah kata. Pembagian term sama dengan
pembagian yang berlaku pada konsep atau ide. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk
sosial, maka terdorong untuk mengungkapkan pikirannya. Oleh karena itu, digunakan tanda-
tanda sebagai sarana hubungan.
Suatu term dikatakan konkrit kalau menunjukan suatu benda, artinya bila menunjukan
seseorang, suatu objek, suatu kenyataan, atau apa saja yang mempunyai kualitas dan
eksistensi tertentu. Misalnya meja, meja adalah suatu benda yang memiliki beberapa kualitas,
misalnya: bentuknya, beratnya, rupanya, dan
1 sebagainya pada suatu tertentu, pada tempat
tertentu dan mempunyai hubungan dengan objek lain.
Kata-kata yang tanpa bantuan kata-kata lain dapat digunakan sebagai term
disebut kata-kata kategorimatis, seperti misalnya: orang, putih, makan, dan lain-lain.
Sedangkan kata yang tidak dapat digunakan sebagai term kalau tidak dibantu oleh kata-kata
lain disebut kata-kata sinkategorimatis. Misalnya proposisi: “Bumi adalah planet yang berputar
mengelilingi matahari”, “Bumi” dipergunakan sebagai kata sinkategorimatis, sedangkan kata-
kata lainnya dalam proposisi ini yang berdiri sebagai predikat digunakan sebagai kata-kata
sinkategorimatis.
C. Isi dan Luas Pengertian :
1. Isi suatu pengertian (kata atau term) sering disebut komprehensi, sedangkan luas
suatu pengertian disebut ekstensi. Komprehensi kadang juga disebut konotasi atau
intensi, sedangkan ekstensi kadang disebut denotasi.
2. Isi suatu pengertian dapat dicari dalam inti pengertian, sedangkan luas suatu pengertian
dapat dicari dalam benda atau hal mana yang ditunjukkan dengan pengertian itu.
3. Isi pengertian (kata atau term) adalah semua unsur yang termuat dalam suatu
pengertian, yang meliputi kualitas, karakteristik, dan keseluruhan arti yang tercakup
dalam suatu term.
4. Isi pengertian, dapat ditemukan dengan menjawab pertanyaan manakah bagian-
bagian (unsur-unsur) suatu pengertian tertentu. Pengertian atau term ‘manusia’ misalnya,
mengandung unsur-unsur pokok seperti ‘rasional’, ‘beradab’, ‘berbudaya’, ‘berada’,
‘material’, ‘berbadan’, ‘hidup’, ‘dapat berbicara’, ‘makhluk sosial’ dan seterusnya.
‘Pegawai Negeri’, pengertian atau term ‘pegawai negeri’ meliputi: ia adalah seorang
manusia, mempunyai pekerjaan tertentu, tidak secara kebetulan saja, memiliki jabatan
tertentu, gajinya dibayar pemerintah, diangkat oleh pemerintah, ada surat keputusan
pemerintah, dan sebagainya’.
5. Luas pengertian (kata atau term), adalah benda-benda (lingkungan realitas) yang dapat
dinyatakan oleh pengertian tertentu. Kenyataan menunjukkan bahwa: (1) setiap pengertian
mempunyai daerah lingkungannya sendiri. Misal, pengertian atau term ‘manusia’ adalah
semua manusia tanpa pengecualian dan pembatasan apa pun; pengertian atau term ‘kuda’
menunjukkan hanya semua makhluk (hewan) tertentu yang dinyatakan oleh pengertian
itu dan bukan makhluk (hewan lainnya); (2) pengertian-pengertian itu juga tidak sama
luasnya. Misal, pengertian ‘hewan’ lebih luas dari pengertian ‘kuda’. Dengan demikian
pengertian ‘kuda’ merupakan bawahan dari pengertian ‘hewan’. Kata ‘makhluk’ lebih
luas dari kata ‘manusia’, dan ‘fulan’.
6. Luas pengertian, juga dibedakan ke dalam: (1) luas yang mutlak, dan (2) luas yang
fungsional. Luas yang mutlak adalah luas pengertian terlepas dari fungsinya dalam
kalimat; sedangkan luas yang fungsional adalah luas pengertian dilihat dari sudut
fungsinya, yaitu sebagai subyek atau predikat dalam kalimat tertentu.
7. Hubungan antara isi dan luas suatu pengertian atau term, dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Semakin banyak isinya (komprehensi bertambah), semakin kecil luas (derah
lingkupnya atau ekstensinya); semakin banyak (besar) isinya, akan menjelaskan
bahwa ‘sesuatu’ atau ‘benda’ itu semakin
2
konkrit, nyata, dan tertentu; sebaliknya
b. Semakin sedikit isinya (komprehensinya berkurang), semakin luas lingkungannya
(daerah lingkupnya ekstensinya). Atau
c. Apabila ekstensinya bertambah, komprehensinya akan berkurang; dan apabila
ekstensi berkurang, komprehensinya akan bertambah. Lihat gambar.
D. Fungsi Term/Kata
Umumnya term mempunyai dua fungsi, yaitu berfungsi denotasi dan konotasi.
Denotasi adalah nama ataua tanda dari suatu benda atau sejumlah benda yang ditunjukkan
oleh term itu. Konotasi adalah kualitas atau karakteristik dari suatu benda atau sejumlah benda
yang ditunjukan oleh term sehingga term itu tidak dapat lagi dipergunakan untuk benda-benda
lain. Antara denotasi dan konotasi terdapat hubungan timbal balik yang erat, artinya jika yang
satu bertambah maka yang lainnya akan berkurang, dan sebaliknya. Dalam hal ini terdapat
berbagai kemungkinan:
a. Jika denotasi bertambah, konotasi berkurang.
b. Jika denotasi berkurang, konotasi bertambah.
c. Jika konotasi bertambah, denotasi berkurang.
d. Jika konotasi berkurang, denotasi bertambah.
Untuk menjelaskan ini marilah kita perhatikan term “manusia” sebagai contoh.
Denotasi dari term “manusia” meliputi semua manusia dan hanya manusia. Konotasinya
meliputi animalitas dan rasionalitas. Jika kita perluas denotasinya dengan menambahkan
“semua binatang yang lainnya”, maka konotasinya akan berkukrang menjadi animalitas saja.
Sebaliknya jika kita perluas konotasinya dengan menambahkan atribut “beradab”, maka
denotasinya akan berkurang karena term “manusia” itu kemudian hanya akan dapat
dipergunakan untuk menunjukan “manusia yang beradab” saja, tidak menunjukan “semua
manusia” seperti yang dimaksudkan sebelumnya.

E. Jenis-jenis Term
Telah kita ketahui bahwa suatu term adalah “kata” atau “kelompok kata-kata” yang dapat
dipergunakan sebagai subjek atau predikat dalam sebuah proposisi. Berikut ini akan dijelaskan
jenis-jenis term:
1. Term Bersahaja dan Komposit
Dinamakan “term bersahaja” yakni apabila term terdiri dari hanya satu kata saja, misalnya:
manusia, kuda, rumah, dan lain-lain. Sebaliknya bila term itu terdiri lebih dari satu kata
misalnya: kuda putih, rumah besar, dan sebagainya maka term ini dinamakan “term komposit”.
2. Term Singular, General, dan Kolektif
a. Term Singular adalah term yang menunjukan satu objek saja.
Contoh : Misalnya: gunung yang tertinggi di Indonesia, Presiden pertama RI.
b. Term general adalah term yang dapat dipergunakan bagi setiap anggota klas dengan arti
yang sama.
Contoh : Misalnya: manusia, buku, mahasiswa, dan lain-lain.
c. Term kolektif adalah term yang dipergunakan untuk menunjukan sekelompok benda yang
membentuk satu keseluruhan atau satu klas, misalnya: juri, mahasiswa, angkatan darat,
dan lain-lain.
Term kolektif mungkin bersifat khusus dan umum. Term kolektif khusus adalah term
kolektif yang hanya dapat dipergunakan untuk sekelompok benda-benda, misalnya:
3
orang-orang Indonesia, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan lain-lain; jika
term kolektif itu dapat dipergunakan untuk tiap-tiap kelompok, misalnya: mahasiswa,
pelajar, dan lain-lain, disebut term kolektif umum.
3. Term Positif, Negatif, dan Privatif
a. Term dikatakan positif bila term itu menyatakan benda atau atribut yang ada.
b. Term dikatakan negatif bila term itu menyatakan benda yang tidak ada,
c. Term dikatakan privatif bila benda atau atribut benda itu tidak ada pada waktu sekarang,
tetapi mungkin dimilikinya pada waktu yang lain. Term privatif menyatakan bahwa suatu
objek atau suatu benda biasanya memiliki kualitas, tetapi kualitas itu pada saat ini tidak
ada, misalnya: buta, lumpuh, bisu, dan sebagainya. Seseorang disebut buta karena oleh
suatu sebab pada suatu waktu ia tidak dapat melihat walaupun ia memiliki mata.
4. Term Konkrit dan Abstrak
a. Term konkrit adalah nama benda,
Suatu term dikatakan konkrit kalau menunjukan suatu benda, artinya bila menunjukan
seseorang, suatu objek, suatu kenyataan, atau apa saja yang mempunyai kualitas dan
eksistensi tertentu. Misalnya meja, meja adalah suatu benda yang memiliki beberapa
kualitas, misalnya: bentuknya, beratnya, rupanya, dan sebagainya pada suatu tertentu,
pada tempat tertentu dan mempunyai hubungan dengan objek lain.
b. Term abstrak adalah nama kualitas atau kumpulan kualitas yang dapat dibicarakan.
terlepas dari hubungannya dengan suatu benda. Sebaliknya suatu term adalah abstrak,
bila menyatakan kualitas atau kualitas terlepas dari eksistensi tertentu pada suatu waktu
dan suatu tempat atau dalam hubungan dengan benda-benda lain, misalnya: persegi,
putih, merah, dan sebagainya.
5. Term Relatif dan Absolut
a. Term relatif adalah term yang tidak pernah dapat dipahami dengan sendirinya dan selalu
harus ada hubungannya dengan benda atau kualitas yang lain. Dengan kata lain, term
relatif adalah term yang selalu menunjuk benda yang lain dan artinya hanya dapat
dipahami dari hubungannya dengan benda yang lain itu. “Abang” adalah term relatif,
karena term ini tidak akan berarti kalau tidak ada dua orang bersaudara yang dilahirkan
oleh orang tua yang sama. Demikian pula halnya sama dengan suami, istri, anak, orang
tua, dan lain-lain.
b. Term Absolut adalah nama suatu benda atau atribut yang dapat dipahami dengan
sendirinya dan tidak perlu dihubungkan dengan benda atau atribut lain. Misalnya:
pohon, manusia, kuda, dan lain-lain.
6. Term Sinonim dan Equivok
a. Term sinonim : Term yang mengacu pada berbagai benda dengan satu sebutan . Contoh :
“bunga” menandai mawar, kamboja, anggrek
b. Term equivok adalah term yang mempunyai makna lebih dari satu dan umumnya
mempunyai dua makna, seperti : bunga, bulan, buku dan lain sebaginya. Bunga bisa
berarti adalah gadis manis nan cantik, bisa juga berarti bunga mawar yang merah nan
harum dan bisa pula berarti bunga bank.

4
Daftar Pustaka

Alex Lanur. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Kanisius, 1983. W. Peospoprodjo dan T.
Gilareso. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis.
Bandung: Pustaka Grafika, 2011.
Partap Sing Mehra dan Jazir Burhan, Pengntar Logika Dasar, (Bandung: Bina Cipta, 1964), hal. 19
[4] Poespoprodjo dan Gilarso, Logika Scientifika, (Bandung: Pustaka Grafika, 2011), hal. 89

5
6

Anda mungkin juga menyukai