Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Term dan Macam-macam Term

Dosen Pengampu :
Didin Muhidin, M.Kom.I

Mata Kuliah :
Pengantar Ilmu & Logika

Disusun oleh:
Ilyas Humam Dzulfiqar
NPM : 20702310351
Imam Faridho
NPM : 20702310352

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR


PROGAM PENDIDIKAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Berkat kekuatan serta
berbagai karunia dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah “Pengantar Ilmu & Logika”.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasul Allah, Muhammad ‫ﷺ‬.
Mudah-mudahan perjalanan da’wah beliau senantiasa memberikan semangat bagi umat
muslim saat ini dalam menjalankan da’wah islamiyah di muka bumi. Aamiin.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pada mata kuliah Pengantar Ilmu & Logika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan pengajaran kepada diri kami pribadi khususnya dan kepada para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Didin Muhidin, M.Kom.I. Selaku
Dosen mata kuliah Pengantar Ilmu & Logika yang telah mengamanahkan tugas ini kepada
kami, sehingga kami dapat menambah wawasan dalam ilmu Pengantar Ilmu & Logika.

Dan perlu ditegaskan bahwa, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bekasi, 20 Juni 2022


20 Dzulqo’dah 1443
BAB I
PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan term ?


2. Apa saja macam-macam term ?
3. Apa saja pembagian-pembagian term ?

Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui definisi term.


2. Untuk mengetahui macam-macam term ?
3. Untuk mengetahui pembagian-pembagian term ?
BAB III
PEMBAHASAN

 Definisi Term.

Term adalah kata atau beberapa kata yang memiliki satu pengertian yang membuat
konsep atau idea itu menjadi nyata. Jadi, term adalah pernyataan lahiriah dari konsep atau
idea. Hanya kata atau kesatuan kata-kata yang menyatakan konsep atau idea saja yang dapat
disebut sebagai term logika. Dengan demikian, tidak semua kata dapat menjadi term logika
kendatipun setiap term logika pasti terdiri atas satu kata atau lebih.1

Jika ditinjau dari segi isi yang terkandung dalam suatu term, maka ada term yang
bersifat kategorimatis dan ada pula yang sinkategorimastis. Term-term yang kategorimatis
ialah term-term yang terdiri atas kata-kata yang telah memiliki arti tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai term tanpa bantuan kata-kata yang lain, seperti kata filsuf, guru, merah,
matahari, dan sebagainya. Sedangkan term-term sinkategorimatis ialah kata-kata yang jika
berdiri sendiri, tidak memiliki pengertian tertentu sehingga tidak dapat digunakan sebagai
term tanpa bantuan kata-kata yang lain, seperti kata dari, kepada, dan, yang, dan sebagainya.

Adapun definisi term dari buku yang lainnya ialah :

Term adalah bunyi yang diartikulasikan dan berfungsi sebagai symbol atau tanda
gagasan. Term biasanya bersifat konvensional dan dapat dipahami sebagai sebuah gagasan
yang dinyatakan dalam wujud kata-kata. Meskipun demikian, tidak semua kata dapat disebut
term sebab ada kata-kata yang tidak memiliki referent atau hal yang menjadi objeknya,
misalnya kata-kata jika, dan, oleh, dalam, akan.2

Term-term kategorimatis dapat dibedakan menjadi 3 jenis :

1. Term kategorimatis univokal.

Yaitu, term yang dikenakan kepada beberapa hal atau benda dalam arti yang sama,
seperti contoh kalimat berikut : Adam adalah manusia, Tuti adalah manusia, dan lain
sebagainya. Term manusia dalam contoh sebelumnya digunakan dalam arti yang sama.

2. Term kategorimatis equivokal.

Yaitu, term yang dikenakan kepada beberapa hal atau benda dalam arti yang berbeda-
beda, seperti contoh : Kambing itu adalah kambing hitam. Ahmad adalah orang yang sering
dijadikan kambing hitam. Kambing hitam pada proposisi yang pertama berarti kambing yang
1
Jacobus Ranjabar, Dasar-dasar Logika, Hal. 52
2
E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Hal. 32
sesungguhnya berwarna hitam, sedangkan kambing hitam pada proposisi yang kedua berarti
seseorang yang disalahkan ( padahal tidak salah ) dalam suatu peristiwa.

3. Term kategorimatis analogis.

Yaitu, term yang dikenakan kepada beberapa hal atau benda dalam arti yang berlainan
namun dari segi tertentu memiliki kesamaan, seperti contoh term sakit untuk “orang sakit”
dan “rumah sakit”. Term kategorimatis analogis dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :

A. Term kategorimatis analogis attributif adalah term yang terutama digunakan dalam
arti sesungguhnya, namun digunakan pula untuk hal-hal yang lain karena hal-hal lain
itu memiliki hubungan tertentu dengan arti yang sesungguhnya. Misalnya, kata
“sakit” dalam arti yang sesungguhnya adalah untuk orang (manusia) atau binatang,
jika digunakan untuk rumah menjadi “rumah sakit” itu memiliki hubungan tertentu
dengan orang sakit.

B. Term kategorimatis analogis proporsional adalah yang digunakan untuk beberapa hal
yang berbeda namun memiliki persamaan yang sebanding, misalnya kata daun
tumbuh-tumbuhan dan kata daun untuk meja (daun menja), untuk telinga (daun
telinga), untuk pintu (daun pintu), dan sebagainya.3

 Jenis-jenis Term
Term-term dapat diklasifikasikan menurut kuantitas objeknya, asas perlawanan
gagasan dasarnya, serta ketetapan maknanya dan kodrat objek pendukungnya. Klasifikasi
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jenis Term Menurut Kuantitas Objeknya

a. Term Singular, yaitu term yang hanya menyebut satu objek individu saja. Contoh:
mahasiswa ini, Pak Supri si Penjual Bakso.
b. Term Partikular, yaitu term yang menyebut sebagian dari sejumlah atau
sekelompok objek. Contoh: beberapa orang, tim bola voli DIY.
c. Term Universal, yaitu term yang menyebut kelompok objek tertentu sebgai
sebuah konsep keseluruhan yang mencakup masing-masing individu objek sebgai
anggota atau sebagiannya. Contoh: manusia, dosen, mahasiswa.
d. Term Kolektif, yaitu term yang menggambarkan sekelompok objek atau koleksi
objek sebagai sebuah unit. Contoh: keluarga, angkatan bersenjata, Himpunan
Mahasiswa Jurusan. Term kolektif dapat bersifat singular (misalnya ABRI),
particular (misalnya beberapa anggota ABRI), serta universal (misalnya angkatan
bersenjata).
2. Jenis Term Menurut Asas Perlawanan Gagasan Dasarnya
a. Term Kontradiktoris, yaitu pasangan term dimana term yang satu mempertegas
makna term yang lain melalui pengingkarannya. Disini term yang satu meningkari
konotasi term yang lainnya. Contoh: hidup-mati, benar-salah.

3
Jacobus Ranjabar, Dasar-dasar Logika, Hal. 53-54
b. Term Kontraris, yaitu pasangan term yang menunjukkan sudut-sudut ekstrem
diantara objek-objek yang tersusun dalam satu kelas tertentu. Contoh: panas-
dingin (suhu), hitam-putih (warna).
c. Term Relatif, yaitu pasangan term yang dimana satu tidak mungkin dimengerti
tanpa adanya yang lain sebagai lawannya. Konotasi term yang satu mengandaikan
konotasi term yang lainnya sebagai lawan. Contoh: ibu-anak, guru-murid, suami-
istri.

3. Jenis Term Menurut Ketepatan Maknanya


a. Term Univok, yaitu term yang hanya menerangkan satu objek tertentu atau dalam
arti yang persis sama.
b. Term Ekuivok, yaitu term yang memungkinkan terbentuknya makna ganda atau
term-term yang mempunyai bunyi yang persis sama, tetapi arti yang terkandung
didalam masing-masing term berbeda satu sama lain. Contoh: Halaman dapat
berarti, tanah kosong disekitar rumah atau juga bisa berarti lembar-lembar sebuah
buku.
c. Term analog, yaitu term yang dapat menerangkan dua hal atau lebih dalam arti
yang berbeda satu sama lain, namun kadang-kadang ada kesamaannya juga.
Contoh: Kaki dapat berarti, bagian tubuh (arti sebenarnya) atau juga berarti bagian
benda yang berfungsi sebagai kaki (analogi).
4. Jenis Term Menurut Kodrat Referent
a. Term Konkret, yaitu term yang memiliki objek yang mudah diamati. Contoh:
kacamata, ballpoint.
b. Term Abstrak, yaitu term yang memiliki objek yang baru dapat dimengerti setelah
melalui proses abstraksi. Contoh: keadialan, kebenaran.
c. Term Nihil, yaitu term yang tidak memiliki objek referent sama sekali, sebab
objek-objek term ini bersifat imajinatif, fiktif, dan sebagainya. Contoh: unicorn,
malaikat.4

 Pembagian term.

Mengenai term dibedakan menjadi empat kelompok :

1. Pembagian term menurut komprehensi.


2. Pembagian term menurut ekstensi.
3. Pembagian term menurut predikabilia.
4. Pembagian term menurut kategori.

1.1. Pembagian term menurut komprehensi.

Pembagian ini dapat dibedakan antara lingkungan hakikat dan sifat yang masing-
masing dibedakan antara yang konkret dan abstrak. Lingkungan hakikat, yaitu term yang
mempunyai persamaan satuan dalam satu makna tanpa ada perbedaan tingkatan menurut
4
E. Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Hal.34-35
hakikatnya (semuanya sama tanpa ada tingkatan). Misalnya manusia, pengertian manusia
baik yang berkulit putih maupun hitam sama dalam arti kemanusiaannya. Term dalam
lingkungan hakikat ini ada 2 macam :

A. konkret, yaitu menunjuk ke “hal”nya suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas
dan bereksistensi tertentu, misalnya manusia, kera, dan sebagainya.
B. Abstrak, menyatakan kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu, misalnya
kemanusiaan, kebenaran dan sebagainya.

Lingkungan sifat, yaitu term yang didalam halnya itu ada perbedaan tingkatan, misal
berbadan, arti yang dikandung dalam terdapat suatu perbedaan kekuatan dan kelemahan.
Term dalam lingkungan sifat ini ada 2 macam :

A. Konkret, yaitu menunjukkan pensifatan nya suatu kenyataan atau apa saja yang
berkualitas dan bereksistensi, misal berbadan, berindra, dan sebagainya.
B. Abstrak, menyatakan pensifatan yang terlepas dari eksistensi tertentu, misal
kerasionalan, kebijaksanaan, dan sebagainya. ( Noor Ms Bakry, 1983)

2.1. Pembagian term menurut ekstensi.

Berdasarkan ekstensi (cakupan), term dapat dibedakan menjadi term yang bersifat
umum disebut term umum dan term yang bersifat khusus disebut term khusus. Term umum,
yaitu dapat mencakup hal-hal yang ditunjuk tiada terkecualinya. Term umum ini dibedakan
antara 2 macam :

A. Universal, sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu,
misal organisme, manusia, bangsa, mahasiswa, dan sebagainya.
B. Kolektif, sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjuk pada suatu kelompok
tertentu sebagai kesatuan, misal rakyat Indonesia, bangsa Cina, Mahasiswa UI dan
sebagainya.

Term khusus, yaitu hanya menunjuk sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya


satu bagian atau satu hal. Term khusus juga dibedakan antara 2 macam :

A. Partikular, sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjuk sebagian manusia,
ada mahasiswa, beberapa karyawan dan sebagainya.
B. Singular, sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjuk pada satu hal atau
suatu himpunan yang hanya mempunyai satu anggota, misal Presiden RI yang
pertama, nama diri, sebagainya.

Dalam logika, untuk membedakan umum dan khusus hanya universal dan pertikular.
Kalau dihubungkan antara umum dan khusus atau umum dengan umum, sifatnya relatif.
Artinya, term umum dapat menjadi khusus jika dihubungkan dengan term yang lebih luas.
Misalnya bangsa Indonesia ini umum, kalau dihubungkan dengan manusia menjadi khusus.
( Noor Ms Bakry, 1983)

3.1. Pembagian term menurut predikabilia.

Predikabilia yang dimaksudkan cara menerangkan sesuatu. Predikabilia ini ada lima
macam. 2 diantaranya mengenai zat, yakni genus ( jenis ) dan spesies ( golongan). Tiga
diantaranya mengenai sifat, yakni diferensia (sifat pembeda), propium (sifat khusus), dan
aksidens ( sifat kebetulan ). (Noor Ms Bakry, 1983)

a) Genus (Jenis)

Genus adalah himpunan golongan yang menunjukkan hakikat berbeda bentuk, tetapi
terpadu oleh persamaan sifat. Misalnya golongan manusia, kera,kerbau, genusnya adalah
hewan. Golongan etika, logika, estetika, metafisika, epistemologi, genusnya adalah cabang
filsafat. Golongan kursi, meja, lemari genusnya adalah perabot rumah tangga.

b) Spesies ( golongan )

Spesies adalah himpunan sesuatu yang menunjukkan hakikat bersamaan bentuk


maupun sifatnya sehingga dapat memisahkan diri dari golongan lain. Denotasi spesies
merupakan bagian diri denotasi genus. Misalnya term manusia dan term hewan. Disini
manusia merupakan spesies dari genus hewan. Genus ilmu spesiesnya dapat berupa ekonomi,
politik, kimia, matematika, dan sebagainya.

c) Diferensia (pembeda)

diferensia adalah sifat pembeda yang menunjukkan hakikat suatu golongan sehingga
terwujud kelompok diri. Misalnya term manusia, diferensianya adalah berakal karena spesies
seperti kerbau, kera, semut, dan sebagainya tidak berakal. Term api, diferensianya adalah
panas. Term kursi, diferensianya digunakan untuk duduk.

d) Propium ( sifat khusus )

propium adalah sifat khusus sebagai predikat yang niscaya terlekat pada hakikat
sesuatu diri sehingga dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Sifat khusus ini merupakan
kelanjutan dari sifat pembeda yang diluar hakikat, tetapi selalu berhubungan. Misalnya
berpolitik, berkehendak bebas, bersifat sosial, bisa belajar logika untuk term manusia.
Beralas, punya empat kaki. Untuk term kursi.

e) Aksidens (sifat kebetulan)


Aksidens adalah sifat kebetulan sebagai predikat yang tidak bertalian dengan hakikat
diri sehingga tidak dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Misalnya berambut pirang,
berkulit putih, bergolongan darah O, gemuk untuk term manusia.

4.1. Pembagian term menurut kategori.

Aristoteles mengatakan bahwa segala sesuatu mengandung unsur-unsur kategoris.


Menurut Aristoteles, ada 10 kategori dalam suatu term, yaitu :

a. Substansi, yaitu sesuatu hal yang terlepas dari ha-hal lainnya. Misal kursi, meja,
rumah, negara, dan sebagainya.
b. Kuantitas, yaitu sifat yang menunjuk pada pengertian luas dan jumlah atau
menunjuk pada banyak sedikitnya substansi. Misalnya besar, kecil, bundar, bulat,
dan sebagainya.
c. Kualitas, yaitu suatu sifat yang menunjuk pada pengertian atribut substansi.
Misalnya bagus, baik, indah, dan sebagainya.
d. Relasi, yaitu hubungan antara sesuatu hal dengan hal lain, dan terjadinya hubungan
itu karena ada sifat yang menghubungkannya. Misal majikan, bawahan, bagian,
hamba, dan sebagainya.
e. Aksi, yaitu suatu tindakan dan dengan tindakan tersebut dapat memengaruhi yang
lain. Misal menulis, membaca, mngajar, menekan, dan sebagainya.
f. Passi, yaitu sesuatu ditindak oleh orang lain atau dipengaruhi yang lain. Misalnya
dibangun, tertulis, dilempar, dipootng, dan sebagainya.
g. Ruang/tempat, yaitu yang menyertai perwujudan di mana sesuatu itu ada. Misalnya
di desa, di lemari, di Jakarta, dan sebagainya.
h. Waktu, yaitu sesuatu yang menyatakan waktu tertentu. Misalnya kemarin, lusa,
sekarang, dan sebagainya.
i. Sikap, yaitu suatu keadaan tertentu. Misalnya duduk, berdiri, jongkok, dan
sebagainya.
j. Keadaan, yaitu term suasana tertentu. Misalnya gembira, sedih, sakit, dan
sebagainya.5

BAB III
5
Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani, Dasar-dasar Logika, Hal. 22-25
PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami sajikan kepada anda sekalian para pembaca, kami
mohon maaf sebagai tim penyusun makalah apabila masih banyak sekali kekurangan dalam
makalah kita, baik itu kata-kata maupun pembahasan. Dan saya mengucapkan kepada teman-
teman yang ikut turut meluangkan sebagian waktunya untuk mengerjakan makalah ini dan
saya juga mengucapkan banyak sekali ucapan terimakasih kepada para pembaca yang sudah
meluangkan waktunya juga untuk membaca makalah kami, syukran jazaakumullahu khairan
katsiran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumaryono. E, Dasar-dasar Logika.


2. Surajiyo, Astanto, Sugeng, Andiani, Sri, Dasar-dasar Logika.
3. Ranjabar, Jacobus, Dasar-dasar Logika

Anda mungkin juga menyukai