Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaum kedar adalah orang yang memiliki pemahaman bahwa keselamatan


dapat diperoleh dengan usaha sendiri. Ini merupakan suatu kekeliruan karena Allah
mengharapkan kesempurnaan dari diri manusia sedangkan manusia sendiri tidak
mampu mencapai titik kesempurnaan itu. Sehingga hanya Kasih kristus lah yang
melayakan kita untuk selamat. Hal ini lah yang tidak diketahui oleh kaum kedar
karena pengajaran mereka menyesatkan mereka sendiri. Maka dari itu kita yang
telah menerima kasih Allah harus membagikan kepada mereka supaya mereka juga
tahu dan percaya. Suatu hari kelak, orang percaya harus mempertanggungjawabkan
di hadapan Tuhan tentang seberapah seriuskah ia memberitakan Injil.1

Di dalam kehidupan orang percaya, tidaklah berdiam diri. Hendaklah setiap


orang percaya melakukan mandat Agung yang telah Allah berikan bagi setiap
orang percaya, yaitu memberitakan kabar baik kepada semua orang, agar semua
orang dapat percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Yesus sebagai
Juruselamat pribadinya. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan anak Roh Kudus. Dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu…….”(Mat. 28:19-
20) ini adalah suatu perintah yang Tuhan sampaikan kepada kita sebagai para
hamba Tuhan atau amanat Agung yang Yesus sampaikan kepada para muridnya
yang harus dilakukan sebagai bentuk ketaatan dan wujud kasih kita kepada sesama
kita kepada Kristus.2

Banyak orang yang pernah di Injili dan merasa bahwa orang yang
menginjili seakan melakukan pemaksaan terhadap oraang yang di Injili. Hal-hal
seperti ini lah yang dapat menghambat dan yang menyulitkan untuk menginjili
kaum kedar sebab mereka menduga bahwa para penginjil adalah orang yang
melakukan pengkristenan. Untuk menghindari dan juga mendapatkann solusi yang
1
http://www.gkagloria.or.id/artikel/a05.php
2
http://adekkutamsyur.blogspot.com/2014/12/semester-v-tugas-makalah-penginjilan.
tepat dalam penginjilan yang efektif, maka penulis akan menjelaskan dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Penginjilan.
2. Pentingnya penginjilan.
3. Masalah dalam Penginjilan.
4. Penginjilan yang efektif.

C. Tujuan Penulisan
1. Apa pengertian dari Penginjilan ?
2. Mengapa pentingnya penginjilan bagi kaum kedar?
3. Apa saja masalah dalam Penginjilan?
4. Bagaimana cara penginjilan yang efektif?
BAB II

PEMBAHASAN

Kegiatan misionaris dalam arti sempit, yaitu kepada para bangsa (ad gentes),
ditunjukan kepada ‘orang-orang ataupun kelompok orang yang belum percaya kepada
Kristus’, ‘yang jauh dari Kristus’ di mana gereja belum berakar dan kebudayaannya belumkah
dipengaruhi oleh Injil.
Ciri khas tugas perutusan kepada para bangsa (ed gentes) adalah bahwa tugas
perutusan ditunjukan kepada ‘orang-orang bukan Kristen’.
A. Pengertian Penginjilan

Penginjilan adalah memberitakan tentang karya Kristus yang sudah mati karena
dosa-dosa kita, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga (1 Korintus 15:3-
4), serta menantang orang untuk bertobat dari dosanya (Kisah Para Rasul 26:18) lalu
mengharapkan dia percaya pada karya Kristus itu untuk kemudian menerima-Nya
sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi, sehingga ia memperoleh hidup yang kekal
(Yohanes 20:30-31).

Penginjilan (atau evangelisme) lebih mengacu pada praktik menyampaikan


informasi tentang suatu kepercayaan khususnya kekristenan kepada orang yang belum
megenal atau tidak memegang kepercayaan tersebut.

Apabila kita melihat bagaimana pelayanan Yesus Kristus ketika di bumi ini yang
berdasarkan informasi dari kitab injil maupun sejarahnya, penginjilan sebenarnya lebih
menekankan atau mengarah kepada praktik kehidupan berbelas kasih itu sendiri, lebih
dari sekadar penyampaian informasi berita Injil. Penginjilan menekankan pada
kehidupan alamiah yang melibatkan tiap manusia untuk memiliki hati yang tergerak
akan belas kasih pada sesama manusia, siapapun, kapanpun, dimanapun dan
bagaimanapun. Penginjilan bukan lah suatu cara yang memiliki tujuan untuk
melakukan pengkristenan kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus atau tidak
berhubungan dengan tujuan pemindahan agama orang lain menjadi agama yang sama
dengan sang penginjil. Melainkan berbagi kasih kepada orang lain yang belum pernah
merasakannya baik melalui teori atau cara hidup kita.

Penginjilan bukannlah hanya tugas seorang hamba Tuhan melainkan setiap orang
yang percaya kepada Yesus. Sehingga sesungguhnya tugas penginjilan ini melekat
pada diri kita.Tidak bisa tidak, kita harus menginjili. Bahkan, Rasul Paulus
mengatakan: "celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16).
Injil itu tinggal dalam hidup kita oleh karena kita telah merasakan bagaimana kuasa
Injil tersebut, maka penginjilan sebagai gaya hidup adalah bahwa pikiran, sikap, kata-
kata, tindakan kita adalah ekspresi dari Injil itu. Kita memberitakan Injil kapanpun,
kepada siapapun, dimanapun berada, baik atau tidak baik waktunya, karena Injil
adalah hidup dan hidup kita dipengaruhi oleh Injil itu. sehingga kita juga harus
memberi pengaruh Injil kepada orang lain dengan cara hidup kita.

B. Pentingnya Penginjilan
Penginjilan adalah memberitakan tentang karya Kristus yang sudah mati karena
dosa-dosa kita, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga (1 Korintus 15:3-
4), serta menantang orang untuk bertobat dari dosanya (Kisah Para Rasul 26:18) lalu
mengharapkan dia percaya pada karya Kristus itu untuk kemudian menerima-Nya
sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi, sehingga ia memperoleh hidup yang kekal
(Yohanes 20:30-31).

C. Masalah dalam Penginjilan


1. Penginjil
Masalah dalam penginjilan tidak hanya terletak kepada orang yang diInjili.
Masalah juga besar kemungkinan bisa terjadi dari diri sang penginjil. Seorang
penginjil harus menguasai pengajaran atau berita yang hendak ia sampaikan dan
dia tahu dari titik mana dia harus bertolak. Tentunya, dia harus bertolak dari
sebuah kebenaran yang tidak diragukan atau tidak dipertanyakan lagi. Dan
mempunyai konsepsi yang jelas tentang kebenaran.3

3
Lesslien Newbigin, Injil dalam masyarakat majemuk, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993) 10-11
Bukan hanya itu saja, bahwa penginjil harus didasari atas panggilan yang jelas
dan memahami dengan benar tugas dan tanggung jawab yang diemban. Apabila
seorang penginjil belum tahu untuk apa dia di utus maka sesungguhnya dia tidak
mampu menjadi alat untuk mencari dan membawa jiwa yang tersesat kepada
kristus. Mungkin saja sudah di injili namun tidak member pengaruh apa-apa
terhadap orang yang di injili.
Seorang penginjil harus tahu mengapakah dia harus menginjili. mengapa
menginjili karena itu adalah amanat agung (perintah), alasan eskhatologis, alasan
kasih yang memang harus disampaikan, alasan soteriologis supaya orang –orang
yang tidak tahu pasti bagaimana keselamatannya mendapatkan jaminan
keselamatan yang kekal dan alasan diakonis.4
Masalah yang sering dialami oleh penginjil disebabkan karena dia kurang
memahami bagaimana pengajaran dalam agama kaum kedar itu sendiri. sehingga
mengalami kesulitan tersendiri untuk menarik hati orang yang di Injili. Menurut
survei yang penulis teliti bahwa para penginjil memiliki kesulitan kepada orang-
orang tertentu seperti orang terdidik, kurang terbuka. Sehingga untuk menjalin
hubungan dengan orang yang di Injili tidak tercapai dan injil pun tidak bisa
tersampaikan.

2. Kaum kedar
Masalah yang muncul dari kaum kedar sendiri merupakan masalah yang kedua
setelah masalah yang muncul dari diri penginjil sendiri. Masalah dari diri kaum
kedar ini menganggap bahwa doktrin-doktrin mereka lebih benar. Ini biasanya
adalah orang –orang yang telah terpelajar sehingga menimbulkan kesulitan bagi
para penginjil. Kemudian kaum kedar biasanya tidak senang mendengar nama
Yesus sehingga mereka menghindar dari pemberitaan kita. Kaum kedar
menganggap bahwa penginjilan adalah pemaksaan dengan kebebasan berpikir
yang dapat menyesatkan mereka.
Kaum kedar juga biasanya melihat bagaimana kehidupan orang Kristen yang
tidak sesuai atau dengan kata lain mereka menganggap bahwa agama atau

4
George Verwer, Melangkah keluar dari kenyamanan dunia, (Jakarta:Yayasan Obor Dunia, 2001) 21
kehidupan sehari-hari mereka lebih baik dari orang Kristen sehingga sangat sulit
untuk menerima Injil.

D. Cara yang Efektif untuk Menginjili Kaum Kedar


Seorang penginjil harus memiliki strategi khusus dalam penginjilan sesuai dengan
kebudayaan atau kebiasaan kaum kedar di daerah tertentu. Metode yang digunakan
adalah penginjilan sebagai gaya hidup.5

Sebenarnya secara prinsip dimanapun kita menginjili sama dengan:

1. melakukan pendekatan,
2. memberitakan injilnya dan menantang orang untuk percaya pada Kristus,
3. meneguhkan keyakinan keselamatannya.

Walaupun kita tahu bahwa semua ini kita lakukan dengan bergantung pada Roh
Kudus, namun secara teknis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
menginjili dalam konteks pekerjaan:

1. Pada tahap pendekatan, karena teman kerja adalah bagian dari orang yang kita
temui setiap hari yang melihat hidup kita. Maka kita perlu memiliki cara hidup
yang baik dalam kata-kata, tindakan, dan pikiran/ide-ide. Kesaksian hidup yang
baik menjadi daya tarik di tengah dunia pekerjaan yang cenderung berkompromi
terhadap dosa. Selain itu, biasanya dalam dunia pekerjaan yang sering menjadi
pokok pembicaraan adalah tentang anak, suami, istri, pekerjaan itu sendiri,
kedudukan/pangkat, dan materi. Untuk itu, jadilah pendengar yang baik bagi rekan
kerja kita yang curhat tentang pokok-pokok itu. Orang senang bila ada yang mau
mendengarkan, sehingga bisa menjadi pintu masuk untuk menyampaikan Injil.
Penting juga untuk memiliki sikap hati yang rela untuk membantu/melayani,
karena sering dalam dunia kerja segala sesuatu diukur/diperhitungkan berdasarkan
uang; menghasilkan atau tidak, untung atau rugi, dsb.
2. Jika kedekatan dan keterbukaan sudah terbangun, maka kita bisa mulai masuk
untuk membagikan Injil itu kepada rekan kita. Yang penting beranilah, jangan
sungkan, pakewuh, takut, ragu. Saya dulupun mengalami (bahkan sampai
5
http://misi.sabda.org/penginjilan_sebagai_gaya_hidup
sekarang). Teknisnya bisa dilakukan dengan menjelaskan Injil melalui ilustrasi
jembatan, traktat, menceritakan kesaksian pribadi kita ketika diselamatkan atau
kombinasi dari berbagai cara tersebut, kemudian menantang orang untuk percaya
pada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
3. Meneguhkan keyakinan keselamatannya. Jika rekan kita mau percaya kita
bersyukur, karena kita sudah dilayakkan Allah untuk memberitakan Injil. Jika
mereka belum mau percaya atau belum mau meresponi berita Injil itu, maka sikap
kita selanjutnya haruslah tetap mengasihi/bersahabat/menolong.

Agar penginjilan terus ada dalam hidup kita, maka kita perlu mendoakan dan
merencanakan dengan konkrit kepada siapa, dengan cara apa, kapan dilakukan, dimana
(apakah cukup di kantor, di rumahnya atau di tempat lain) dan dengan cara bagaimana? Akhir
kata, kita harus terus mengingat bahwa: memberitakan Injil adalah suatu kemurahan dan
anugerah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penginjilan bukanlah hanya menyampaikan kabar baik tetapi yang terpenting
yaitu menunjukan sikap hidup yang menjadi berkat bagi kaum kedar. Penginjilan
dapat dilaksanakan apabila penginjil itu sendiri sudah tahu apa yang menjadi
tanggung jawabnya dan harus memiliki tahap-tahapan yang memang membutuhkan
waktu yang cukup lama supaya menghindari ketertolakan dalam penginjilan.
sehingga penginjilan itu sendiri membuahkan hasil.

Anda mungkin juga menyukai