Sebanyak lebih dari tiga perempat dari satu milyar orang-orang Islam yang ada di
dunia merupakan Muslim abangan. Muslim abangan adalah mereka yang secara doktrinal
adalah Muslim namun secara praktis animisme. Dalam konteks Indonesia, mayoritas
penduduknya beragama Muslim dan secara praktis masih menyembah roh-roh dan lebih
Dalam kota-kota besar di Indonesia yang teknologimya sudah lebih maju dan pikiran
masyarakatnya sudah lebih terbuka daripada masyarakat yang berada di pedesaan, tidak
menjadikan praktik sihir dan dukun kesembuhan surut, praktik tersebut tetap terpelihara
dengan baik meskipun menggunakan cara-cara yang lebih halus dan sulit untuk diteliti.
perkotaan harus dapat mengadakan pendekatan kepada pribadi orang tersebut, sehingga
pelayan Tuhan dapat mengerti praktik sihir apa yang masih digunakan oleh orang tersebut.
Barulah dari situ pelayan Tuhan itu dapat memberitakan kebenaran Firman Allah sesuai
Pemberitaan Injil dengan menekankan konteks dari penerima berita Injil sangatlah
penting. Hal tersebut dapat mempengaruhi seberapa banyaknya orang yang mau menerima
berita Injil tersebut. Dalam konteks Indonesia yang menganut beberapa agama besar dunia
melakukan pengamatan yang seksama terhadap teks Alkitab dan budaya setempat dimana dan
kepada siapa berita Injil akan disampaikan. Pemberitaan Injil yang dilakukan dengan tidak
memperhatikan konteks dari penerima bisa jadi akan berakibat buruk, bahkan orang yang
mendengarkan pemberitaan Injil tersebut bisa saja bukan akan menerima berita Injil tersebut,
tetapi malah menolak bahkan menghina Injil. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pelayan
Injil adalah mengetahui latar belakang pendengar, seperti asal tempat tinggal, agama,
masyarakat Hindu. Penginjil tidak dapat menekankan tentang penyaliban Yesus. Karena
orang Hindu akan menganggap Yesus sebagai manusia biasa yang mati tak berdaya.
Penginjil juga tidak dapat menekankan tentang murka Allah karena hal tersebut malah akan
membuat mereka berpikir bahwa semua allah sama saja. Yaitu Allah yang dapat murka
kepada umat-Nya. Akan lebih dapat diterima kalau penginjil memberi penekanan tentang
pengampunan dosa, damai dan ketenangan hati yang diperoleh ketika menjadi pengikut
Kristus. Karena dalam agama mereka yang sebelumnya, ajaran mereka lebih menekankan
untuk mendapatkan pencerahan dan pencapaian dalam nirwana. Sehingga Fiman tersebut
akan dapat diterima oleh mereka, lalu penginjil dapat mengenalkan mereka untuk mengenal
Juru Selamat yang adalah satu-satunya Pribadi yang sanggup memenuhi kebutuhan terdalam
Di tempat asal saya Banyumas provinsi Jawa Tengah, agama mayoritas adalah
agama Islam, lebih tepatnya Islam abangan. Hal ini dapat dilihat dengan memperhatikan
setiap kepercayaan dan ritual keagamaan yang dijalankan. Bahkan ketika ada seseorang yang
bertanya tentang kepercayaan sudut pandang mereka akan dunia roh, jawaban yang mereka
berikan cukup meyakinkan penanya tentang seberapa besar kebergantungan mereka dengan
roh-roh yang mereka percayai. Bahkan dalam keseharian dalam rumah-rumah mereka, tak
jarang masih ditemui sesaji yang diperuntukkan kepada para roh nenek moyang dan roh-roh
yang mereka sembah. Dalam hal ini, tentunya pengetahuan akan kepercayaan mereka akan
dunia roh dan pendekatan oleh para penginjil sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat
Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh penginjil seringkali hanya berfokus untuk
menarik perhatian pendengar untuk mau menerima Injil. Tetapi mereka tidak memiliki tujuan
untuk merintis gereja-gereja yang kontekstual. Penginjil juga kadang tidak mengajak para
petobat baru untuk bergabung kepada gereja yang sudah ada di daerah setempat. Sehingga
ketertarikan mereka akan Injil hanya bersifat sementara dan kemudian mereka akan kembali
kepada kehidupan mereka yang lama. Karena mereka tidak bertumbuh dalam
Agar Injil dapat berakar di dalam kehidupan sekelompok orang, penting untuk
pemberita Injil mengumpulkan informasi tentang kepercayaan dan adat lama, khususnya yang
berhubungan dengan berita, pemberita dan gereja. Dalam menggunakan ketiga wilayah
utama ini, pelayan dapat menggunakan kutipan dari kepercayaan masyarakat yang lama untuk
dijadikan suatu jembatan untuk kesaksian. Pelayan juga dapat menggunakan beberapa
kebudayaan yang masih dapat diintegrasikan dalam ibadah umat percaya dengan
menggunakannya sebagai tema-tema tambahan, tetapi secara umum tetap “berbau gerejawi“
dengan kebudayaan juga memerlukan peran dan tuntunan Roh Kudus agar para pelayan tidak
Saat ini ada semakin banyak orang yang memiliki kerinduan untuk menjangkau jiwa-
jiwa yang belum mengenal dan mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Tetapi ada semakin banyak juga para pelayan Injil yang tidak tahan menghadapi setiap proses
dan pencobaan yang ada saat sedang melayani. Maka tak sedikit dari para pelayan Injil yang
mundur dari pelayanan Kristiani. Ada banyak misionaris di seluruh dunia yang meninggalkan
tempat asalnya dengan tujuan untuk memberitakan Injil. Sayangnya seringkali mereka hanya
berfokus untuk melakukan tahap awal dari penginjilan itu sendiri tanpa membawa para
petobat baru tersebut semakin bertumbuh dalam iman kepada Kristus. Mereka hanya
memberitakan kabar Injil kepada orang-orang yang belum mengenal Injil, kemudian saat
mereka sudah menerima Firman dan mengakui Yesus sebagai Tuhan, pelayan Injil hanya
mengarahkannya untuk datang ke gereja lokal tanpa membimbingnya lebih lanjut dalam
pertumbuhan imannya. Maka tak jarang dari para petobat baru yang sudah mengerti
kebenaran Firman Allah kembali lagi kepada kepercayaannya yang lama dan ia mulai
meninggalkan iman Kristennya sekali lagi. Oleh Karena itu, sangat penting bagi para pelayan
Injil untuk dapat memastikan mereka yang telah memiliki keputusan untuk menjadi pengikut
Hal lain yang tidak kalah penting ialah perjumpaan kuasa. Perjumpaan kuasa
pertama kali digunakan oleh Alan Tippett. Baginya perjumpaan kuasa selalu berkaitan
dengan penginjilan karena biasanya orang yang mengalaminya sedang membuat suatu
komitmen atau baru saja berkomitmen kepada Kristus. Perjumpaan kuasa merupakan “suatu
perjumpaan antara allah mereka yang lama dengan Allah mereka yang baru. ... mereka telah
Perjumpaan kuasa berfungsi seperti jendela ke dalam dunia okultisme, yang serupa
dengan dunia Islam tradisional dan melukiskan berbagai aspek sihir dan pendekatan-
pendekatan yang berbeda. Tidak hanya berguna untuk petobat baru secara pribadi, tetapi juga
bagi orang-orang disekitanya. Ketika terjadi perjumpaan kuasa antara kuasa kegelapan
dengan kuasa Kristus, biasanya akan terlihat tanda-tandanya secara nyata. Hal ini dapat
menjadi kesaksian dan tanda yang nyata kalau kuasa Yesus lebih besar daripada semua kuasa
di dunia. Biasanya orang-orang akan tertarik untuk lebih mengenal dan mengerti Firman
Hal perjumpaan kuasa juga tidak kalah penting dengan kontekstualitas dalam
penginjilan. Dalam kebudayaan wilayah Banyumas, kerap kali ketika seseorang sedang
mengadakan suatu acara perayaan (pernikahan, ulang tahun, hari kemerdekaan, khitanan)
tertentu, tak jarang mereka memanggil orang-orang yang dianggap dapat berkomunikasi
dengan dunia roh, lalu mengadakan pertunjukkan kuda lumping. Dalam pertunjukkan
tersebut, biasanya para penari akan dirasuk oleh roh kemudian menunjukkan aksinya dengan
memakan bara, beling, bunga, kemenyan, rokok, dan di pecut menggunakan rotan atau daun
kelapa tetapi tidak terluka. Biasanya sebelum mengadakan perayaan, masyarakat juga
memanggil pawang hujan dengan harapan agar terhindar dari cuaca buruk. Dalam
mengundang kedatangan roh-roh tertentu, mereka akan memberikan sejumlah uang untuk
persyaratan atau harus menyiapkan sesaji tertentu sesuai permintaan dukun atau roh itu
sendiri.
Sangat penting bagi para penginjil untuk mengetahui kuasa roh yang ada di wilayah
tersebut agar ia tidak salah dalam melakukan penyerangan. Mereka juga tidak dapat
mengandalkan kekuatan diri mereka sendiri karena tanpa peran dari Roh Kudus, para
penginjil tidak mungkin mampu melawan roh-roh tersebut. Roh Kudus juga yang akan
memberitahukan kepada para penginjil bagaimana mereka harus menghadapi dan berperang