Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN PEMURIDAN KONTEKSTUAL DAN KEDEWASAAN ROHANI

BAGI GENERASI-GENERASI GEREJA

Abstrak: pemuridan menjadi perbincangan yang sangat marak bagi gereja-gereja saat ini.
ada sebagaian besar gereja yang telah merasakan manfaat dari proses pemuridan. Dengan
adanya proses pemuridan, salah satu manfaat yang dapat dilihat adalah bahwa seseorang yang
telah mengikuti proses pemuridan akan lebih menampakkan pertumbuhan secara rohani yang
akan membawanya kepada kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani menuntun seseorang
untuk terus belajar dan belajar mengikuti teladan Yesus yang merupakan satu jalan untuk
terus menguatkan iman percayanya yang nantinya akan membawanya pada jalan
keselamatan. Seseorang yang telah mengalami kedewasaan rohani akan memiliki iman yang
kokoh dan tidak akan goya apabila tantangan datanga mengahampirinya. Melainkan ia akan
tetap kokoh dan mengabdikan diri untuk melayani Tuhan dengan segenap hati.dengan
demikian akan semakin banyak jiwa-jiwa yang terselamtakan dan percaya akan keselamatan
dalam Yesus Kristus. oleh sebab itu, pemuridan sangat diperluhkan dalam gereja-gereja masa
kini untuk membawa jemaatnya kepada kedewasaan rohani.

Kata kunci : Pemuridan Kontekstual, kedewasaan Rohani

PENDAHULUAN

Kedewasaan rohani adalah sebuah proses yang diharapkan bagi setiap warga gereja
untuk dapat membawanya kepada iman yang kokoh kepada Yesus Kristus. setiap orang
menginginkan kedewasaan rohani agar tidak terus menerus menjadi bayi-bayi rohani.
Kedewasaan rohani merupakan sebuah kondisi yang harus dialami bagi setiap warga gereja
secara terus-menerus untuk membawanya kepada dampak yang positif, sepert Tidak menjadi
beban bagi gereja. Sebagaimana kedewasaan yang telah di bahas sebelumnya, kedewasaan
rohani akan semakin menumbuhkan iman yang kokoh bagi setiap warga gereja dan
senantiasa membawanya kepada pengabdian akan pelayan Tuhan yang dapat menyelamatkan
jiwa-jiwa setiap orang.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan adalah untuk memperlihatkan kepada pembaca bagaimana


perkembangan pemuridan dapat membawa kepada kedewasaan rohani bagi generasi-generasi
gereja dimana kedewasaan rohani mengajarkan bagaimana sesunggunya agar iman tetap
kokoh dan tidak mudah terombang-ambing dengan adanya goncangan-goncangan atas
munculnya pengajaran-pengajaran di luar pengajaran Yesus.

MANFAAT PENULISAN

- Mengembangkan model pemuridan dan kedewasaan rohanai bagi generasi-generasi


gereja.
- untuk memperkokoh iman percaya kepada Yesus Kristus ketika telah mengalami
pertumbuhan rohani yang dapat membawa kepada kedewasaan rohani
- membantu generasi-generasi gereja dalam mengaplikasikan teladan Yesus kristus
dalam kehidupan sehari-hari
- membantu warga gereja dalam mengabdikan diri menjadi pelayan Tuhan untuk
menyelamatakan jiwa-jiwa setiap orang agar tetap percaya kepada Yesus Kristus.

PEMBAHASAN

Pemuridan Kontekstual

Pemuridan adalah pelayanan yang disengaja dan diperluas dalam memberikan


pembimbingan pribadi, yang diarahkan untuk mengembangkan orang-orang yang
menambahkan orang-orang Kristen.1 Kata pemuridan, pembentukan murid, dan kemuridan
sering digunakan untuk menunjuk kepada gagasan yang sama. Namun di balik semua kata
tersebut ada banyak orang yang sering membedakan arti dan penggunaan setiap kata tersebut.
Pemuridan merupakan salah satu proses yang dapat membuat orang kristen mengalami
kedewasaan rohani.

Dalam pemuridan kontekstual, yang paling utama digunakan adalah Alkitab dan
mengajarkan isi dari Alkitab.2 Alkitab merupakan landasan dasar dalam pemuridan yang
nantinya akan membawa kepada kedewasaan iman.

Pemuridan kontekstual merupakan salah satu model pemuridan yang aplikatif dan
sangat tepat bagi pertumbuhan setiap orang Kristen.3 Pemuridan kontekstual, selain berkerja

1
Ronald W. Leigh, Melayani dengan Efektif :34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam (penerbit,
BPK GUNUNG MULIA, 2007) hlm 127
2
T. Haryono dan Yuliati, Pemuridan Kontekstual:Contextual Bible Group.(surakarta, Yayasan Gamaliel, 2008)
hlm 60
3
Daniel Fajar Panuntun and Eunike Paramita, “HUBUNGAN PEMBELAJARAN ALKITAB TERHADAP NILAI-NILAI (
KELOMPOK TUMBUH BERSAMA KONTEKSTUAL ),” Gamaliel : Teologi dan praktika 1, no. 2 (2019):107.
secara aktif dalam proses pemuridan juga sangat tepat bagi pertumbuhan generasi-generasi
gereja dalam pembawaan kepada kedewasaan rohani.

Pemuridan menjadi salah satu cara yang diapakai Allah untuk mencetak generasi atau
para pemimpin yang berkualitas. Pemuridan Tuhan Yesus memiliki delapan langkah, yaitu
pemilihan, persekutuan, pengabdian, pemberian diri, peragaan, pendelegasian, pengawasan,
dan multiplikasi.4 Dengan demikian, hal tersebut memberikan gambaran bahwa pemuridan
kontekstual sangat dibutuhkan bagi generasi-generasi gereja. Hal ini bertujuan untuk
mencetak generasi atau pemimoin yang berkualitas yang dapat mengaplikasikan teladan
Yesus dalam kehidupan kesehariannya.

Yesus memulai pelayananNya dengan proses rekrutmen orang-orang biasa untuk


menjadi muridNya. Proses rekrutmen tersebut dilanjutkan kepada proses pemuridan. 5 Proses
rekrutmen adalah proses pengerahan atau pemilihan. Hal ini Yesus lakukan bagi orang-orang
biasa yang menurutNya baik untuk dijadikan murid. Dengan demikian dapat memberikan
gambaran kepada kita bahwa seorang murid tidaklah mesti orang yang sukses dalam segala
hal atau seorang yang terpandang di depan semua orang.

Pemuridan awal dalam keluarga di mulai dari cara dan kehidupan masing-masing
pasangan dalam keluarga dan bagaimana ayah dan ibu melaukan tanggung jawab mereka
bersama dalam mendidik dan membesarkan anak. 6 Pemuridan awal sebelum melangkah ke
dalam gereja adalah dalam keluarga. Orang tua dalam keluarga terlebih dahulu membekali
anak-anaknya mengenai pemuridan yang nantinya akan membawa kepada kedewasaan
Rohani.

Kedewasaan Rohani

Kristus menunjukkan kedewasaan rohani dalam tindakannya yang tulus, mengasihi


sesama tanpa membeda-bedakan dan mau mengampuni kesalahan orang lain. kedewasaan
rohani itu bukan dari lamanya menjadi murid, melainkan dari kerelaan mengasihi menrut
teladan Yesus. Mengukur kedewasaan fisik lebih mudah ketimbang mengukur kedewasaan
rohani seseorang. Dengan melihat bentuk tubuh, usia dan cara berbicara seseorang kita akan
4
T Haryono and Daniel Fajar Panuntun, “Andil Pemuridan Kontekstual Yesus Kepada Petrus Yakobus Dan
Yohanes Terhadap Keterbukaan Konseling Mahasiswa Pada Masa Kini,” Gamaliel : Teologi dan praktika 1, no. 1
(2019): 14
5
Yuliati and Kezia Yemima, “MODEL PEMURIDAN KONSELING BAGI ALUMNUS PERGURUAN TINGGI LULUSAN
BARU (FRESH GRADUATE) YANG MENGINGKARI PANGGILAN PELAYANAN” 1, no. 1 (2019): 29
6
Nariani Febriana “puritan dan pemuridan: mind heart and life in the making” jurnal Theologia Alhetheia Vol.
19 No. 12 Maret 2017: 25
bisa menilai kedewasaan seseorang. Setelah seseorang diselamatkan dan mengalami hidup
baru, melalui iman percaya kepada Yesus Kristus, maka ia akan mengalami pertumbuhan
rohani yang nantinya akan membawa pada kedewasaan iman.

Pertumbuhan rohani untuk menjadi seperti kristus melampaui beberapa tahap dan
memiliki banyak segi. Pertumbuhan ini menuntut ketaatan. 7 Banyak orang yang keliru dan
percaya bahwa kedewasaan rohani yang sempurna dapat mereka miliki dengan segera.
Banyak yang percaya bahwa kedewasaan rohani akan terjadi apabila Allah menghendaki hal
itu terjadi. Dan ada pula yang beranggapan bahwa hal itu akan mereka temukan dengan
menggunakan resep-resep rahasia.

Adapun ciri-ciri seorang yang telah memperoleh kedewasaan rohani adalah menjadi
teladan (Yak. 3:2; Mat. 5:16), dan semakin mengasihi (1 Kor. 13:13). 8 Dengan adanya ciri-
ciri demikian, seseorang akan mudah melihat atau menilai kedewasaan yang ada pada diri
setiap orang. Ciri kedewasaan rohani setiap orang dapat dilihat dalam segi perkataan. Jika
seseorang banyak berbicara tanpa di sadari maka hal itu akan menimbulkan penilaian
tersendiri bagi diri orang tersebut. demikian pun dalam hal sifat. Ada seseoramg yang bersifat
munafik. Hal itu menandakan bahwa seseorang tersebut belum memilki sifat kedewasaan
secara rohani. Demikian pula dalam hal mengasihi. Semakin besar kasih yang dimilki
seseorang, semakin menandakan bahwa orang tersebut telah dewasa secara rohani.

Seorang kristen yang sudah mengalami hidup baru harus mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang menuju kepada kedewasaan Rohani.9 Hidup baru artinya telah berbalik
dari kehidupan lama yang jauh dari jalan Tuhan dan kembali menjadi pengikut Tuhan yang
setia, mengabdikan diri menjadi pelayan Tuhan yang setia dengan iman yang kokoh dan tidak
akan goya walaupun ada banyak goncangan yang datang mengahampirinya.

Seorang murid Kristus yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki perspsektif
yang jelasa dalam hidupnya.10 Seorang yang memiliki pespektif yang jelas dalam hidupnya
yaitu seseorang yang mampu melukiskan sesuatu yang ada dalam fikirannya dalam sikap dan
perbuatan agar nampak pada semua orang.
7
Ronal W. Leigh, Melayani Dengan Efektif: 34 prinsip pelayanan bagi pendeta dan kaum awam, (GUNUNG
MULIA, 2007) hlm 16
8
Dr. Ir. Samuel Tarigan, MBA., I am Difference Maker: Generasi Pembawa Perubahan (VISI PRESS, 2013), hlm
54
9
Agung Gunawan, Pemuridan dan kedewasaan Rohani, (Jurnal Theologia Atheia Vol. 19 No. 12 maret 2017) :
7
10
Agung Gunawan, Pemuridan dan kedewasaan Rohani, (Jurnal Theologia Atheia Vol. 19 No. 12 maret
2017) :11
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Pemuridan sangatalah penting dan sangatlah di butuhkan untuk menumbuhkan


kedewasaan rohani bagi setiap orang. Hendaklah keteladanan Kristus ada di dalam setiap
umat yang percaya kepadaNya. Apabila keteladan Yesus dapat diaplikasikan oleh setiap
umatNya dalam kehedupan keseharian, maka mereka menuju kepada pertumbuhan
kedewasaan rohani.

Kedewasaan rohani mutlak dimiliki oleh setiap orang yang percaya kepada Yesus
Kristus. tanpa adanya kedewasaan rohani, berararti seorang tidak mengalami pertumbuhan di
dalam kehidupan rohaninya. Ketika seseorang mengalami masalah pada perkembangan dan
pertumbuhan secara fisik, itu menandakan bahwa ada masalah pada pertumbuhannya yang
tidak berjalan dengan normal. Demikian pula dengan kedewasaan iman. Apabila ada perintah
Tuhan atau hal-hak yang dilarang oleh Tuhan yang dilakukan itu berarrti gagal dalam
pertumbuhan rohaninya. Atau memiliki iman yang kurang kokoh. Apabila cobaan datang
walau sekecil apaun itu dia langsung mengeluh dan imannya langsung goya.

SARAN

Penulis meninggalkan sepatah dua kata bagi pembaca tulisan ini, agar parah pembaca
dapat menagbil pelajaran yang bermakna khususnya dalam pemuridan kontekstual yang
menuntun kepada pertumbuhan dan perkembangan kedewasaan iman generasi-generasi
gereja. Dan apabila dalam Tulisan ini ada kata-kata yang tidak sesuai mohon kritikan dan
saran dari parah pemabaca.

Anda mungkin juga menyukai