Anda di halaman 1dari 8

BAB XIII

PERILAKUKU DALAM PENGEMBANGAN


MASYAKARAT
(Bahan Alkitab: Matius 25: 31–46; Yeremia 29 :7 )

Kelompok "Maleakhi (nabi terakhir dalam urutan nabi-nabi


kecil, dan penulis Kitab Maleakhi)
Anggota : • Herany • zepa
• Dike •Lovember
•Maya

Peranku Dalam Pengembangan Masyarakat" membahas


tanggung jawab sosial berdasarkan ajaran Alkitab, terutama
Matius 25:31-46 yang mengajarkan pelayanan kepada sesama
sebagai pelayanan kepada Tuhan. Yeremia 29:7 juga ditulis,
menekankan peran kita dalam memajukan kesejahteraan
masyarakat di tempat kita tinggal. Bab ini mengajak untuk
mempraktikkan kasih dan kepedulian dalam pengembangan
masyarakat.

B.Remaja di Tengah Masyarakat: Suatu realita


Biasanya remaja suka hidup berkelompok Di dalam kelompok itu
para remaja dapat belajar untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial yang lebih luas, yaitu masyarakat Kelompok yang
ada dianggap bukan saja untuk mencapai tujuan hidup-
nya, namun sekaligus juga merupakan tempat untuk bertumbuh dan
mengembangkan kepribadian. Pada umumnya dalam pertemuan
kelompok, remaja tidak hanya duduk termenung atau
mendiskusikan hal serius, tetapi juga sibuk dengan berbagai
kegiatan yang dapat menunjang kepribadiannya Di dalam kelompok
tersebut, akan tumbul hubungan persahabatan Remaja pun
berinteraksi di dalam kelompok-kelompok mereka Di sini terjadilah
saling memengaruhi yang signifikan di antara teman-teman sebaya.
Remaja pun mengalami berbagai perubahan di dalam proses
pertumbuhan mereka Mereka juga belajar bagaimana menjalankan
perannya di tengah

C.Landasan Kristiani,Peran,dan Kepedulian Remaja Di tengah


Masyarakat
Landasan Kristiani untuk peran dan kepedulian remaja terhadap
masyarakatnya berakar pada ajaran Alkitab tentang ciptaan, kasih,
dan penebusan Allah. Alkitab mengungkapkan bahwa Allah adalah
pencipta segala sesuatu dan segala yang diciptakan-Nya amat baik,
termasuk alam sekitar dan masyarakat dengan kebudayaannya.
Meski manusia telah melanggar perintah Tuhan dan jatuh ke dalam
dosa, pokok utama Alkitab bukanlah penghukuman, melainkan
kasih dan penebusan Allah. Allah Bapa, sang Pencipta, berkenan
menebus ciptaan-Nya yang jatuh.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjadi pelayan dan


terlibat dalam kehidupan masyarakat. Ini adalah kesempatan yang
diberikan oleh Tuhan untuk menjadi pelayan Allah dan sesama.
Dalam Perjanjian Lama, para nabi menekankan pentingnya hidup
kudus dan peduli terhadap masalah-masalah sosial. Yesaya
mengutuk perayaan-perayaan keagamaan dan persembahan umat
Tuhan yang dilakukan dengan kemunafikan.

Dalam Perjanjian Baru, kepedulian kepada sesama diteruskan. Injil


menekankan perspektif kenabian ini dalam kehidupan dan
pengajaran Tuhan Yesus. Setiap orang Kristen diajak untuk
meneladani apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam kehidupan
dan pelayanan-Nya di dunia. Jadi, dasar alkitabiah dan teologis
untuk peran dan kepedulian remaja bagi masyarakatnya adalah
ciptaan, kasih, dan penebusan Allah, serta panggilan untuk menjadi
pelayan dan peduli terhadap sesama.

Matius 25:31–46 adalah penghakiman terakhir Anak Manusia – Yesus,


RAJA segala raja dan TUHAN segala tuan yang pasti datang kembali
dan bersemayan di atas takhta kemuliaan-Nya
Matius 25:31-46 menggambarkan penghakiman akhir yang akan dilakukan
oleh Yesus, Anak Manusia, yang akan datang kembali dan bersemayam di
atas takhta kemuliaan-Nya. Ini bukan hanya sebuah narasi perumpamaan,
tetapi juga nubuat tentang penghakiman pada akhir zaman.

Penghakiman ini berdasarkan apa yang setiap orang kerjakan ketika masih
hidup di dunia. Kriteria yang disampaikan Tuhan Yesus sangat jelas. Mengisi
Paskah dengan mengasihi mereka yang miskin nestapa seperti Bapa telah
mengasihi kita yang miskin nestapa. Dengan cara demikian kita mengasihi
Bapa dan memuliakan Dia melalui belas kasihan kita pada mereka yang
miskin. Kriteria itu adalah mereka yang lapar, haus, telanjang, terlantar, sakit,
dan dipenjara.
Mengasihi mereka yang kecil adalah mengasihi Kristus dan mereka yang
mengasihi Kristus adalah mereka yang mengasihi dan dikasihi Allah. Tentu
saja, kriteria ini bukan hanya soal aksi sosial atau perbuatan moral yang baik
saja. Ini juga berbicara soal lapar, haus, telanjang, terlantar, dipenjara, dan
sakit secara rohani atau batin.

Jadi, Matius 25:31-46 adalah peringatan bagi kita semua untuk berbuat baik
kepada sesama dan mengasihi mereka seperti kita mengasihi Tuhan. Karena
segala yang kita lakukan untuk orang lain, kita lakukan juga untuk Tuhan.

(D. Perubahan Sosial dan Dampaknya bagi Masyarakat


Kita hidup dan tinggal di tengah-tengah masyarakat yang mempunyai banyak
sekali persoalan sosial. Kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, narkoba,
konflik, tawuran, pornografi, pencemaran lingkungan, adalah contoh-contoh
persoalan sosial yang menimpa masyarakat kita saat ini. Di sinilah kita
sebagai pengikut Kristus harus menunjukkan kepedulian kita. Kita dituntut
untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan Yesus, yaitu dengan
memperhatikan dan memberikan pertolongan dalam bentuk apa pun yang
dapat kita herikan, sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab kita di
Tengah-tengah masyarakat

Perubatan masyarakat secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses


pergeseran atau berubahnya struktur tatanan di dalam masyarakat, meliputi
pola pikir yang lebih inovatil, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Perubahan sosial dapat
dilakukan dengan mengubah pola hidup manusia agar menjadi lebih baik dan
bermartabat Misalnya, dari kebiasaan untuk membuang sampah
sembarangan, atau bahkan huang air besar di sungai, masyarakat diajak untuk
memelihara lingkungan yang bersih dan sehat, dan membuang sampah serta
kotoran pada tempatnya
Perubahan sosial dapat juga dilakukan dengan membuat orang tidak merasa
puas dengan hasil karya yang dicapainya sekarang, sehingga mereka akan
mencari upaya untuk meningkatkan hasil kerja mereka. Misalnya, banyak
pedagang kaki lima yang bekerja dari jam lima pagi hingga jam delapan
malam, namun penghasilannya hanya cukup untuk biaya makan satu

E.Sikap Remaja Di Tengah Perubahan Sosial


Kepedulian adalah kemampuan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain
dan merasakan perasaan mereka serta berempati dengan keadaan mereka. Ini
penting dalam menerapkan fungsi pelayanan Kristen.

Dengan memiliki kepekaan dan kepedulian, kita dapat melihat di luar diri
sendiri dan memahami perasaan dan kebutuhan orang lain. Kita dapat
merespons dan memberikan bantuan yang diperlukan bagi mereka dan dunia
di sekitar kita. Kepekaan dan kepedulian adalah nilai-nilai penting yang harus
dimiliki setiap orang. Nilai-nilai ini terkait dengan nilai-nilai lain seperti
meneladani Kristus, kejujuran, kerendahan hati, cinta kasih, keramahan, dan
kebaikan hati.

F.Penilayan
1. Andi Audi Pratama, seorang remaja 16 tahun siswa SMA di Jakarta tewas
dalam sebuah tawuran yang terjadi antara dua sekolah. Akibatnya, para
pelakunya dikeluarkan dari sekolah. Menurut kamu, siapakah yang untung
dan siapakah yang rugi dalam kasus ini? Mengapa?

2. Remaja seusia kamu seringkali membutuhkan penerimaan dan pengakuan


teman. Kebutuhan ini seringkali membuat seorang remaja sulit menerima
ajakan temannya untuk melakukan sesuatu, khususnya yang bersifat negatif.
Pernahkah kamu sendiri mengalami hal seperti itu? Apa yang kamu lakukan?
Apakah kamu punya keberanian untuk menolak ajakan itu? Mengapa?
Diskusikan masalah ini dengan teman kamu dalam sebuah kelompok.
3. Tuhan Yesus pernah mengatakan, " ketika Aku lapar, kamu memberi Aku
makan, ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum... (Mat. 25: 36). Coba
sebutkan 2-3 buah perbuatan seperti itu yang pernah kamu lakukan kepada
orang lain! Siapakah orang itu? Kalau orang itu ternyata pernah menyakiti
hati kamu, maukah kamu melakukan perbuatan baik itu? Mengapa?

4. Di atas dikatakan bahwa hidup manusia itu bersifat holistik. Apakah


artinya itu? Apa dampaknya dalam hubungan kamu dengan sesama kamu?

JAWAB

1. Dalam kasus tawuran yang menyebabkan kematian Andi Audi Pratama,


tidak ada pihak yang benar-benar untung. Andi kehilangan nyawanya,
keluarganya kehilangan seorang anak, dan masyarakat kehilangan seorang
remaja yang berpotensi. Para pelaku yang dikeluarkan dari sekolah juga
merugi karena kehilangan pendidikan dan kesempatan untuk memperbaiki
perilaku mereka. Keseluruhan masyarakat juga merugi karena kejadian ini
mencerminkan kekerasan dan ketidakamanan di lingkungan sekolah. Kasus
ini menunjukkan pentingnya mencegah tawuran dan mempromosikan
perdamaian di kalangan remaja.

2. Saya juga pernah mengalami situasi di mana teman-teman mengajak saya


untuk melakukan sesuatu yang negatif. Dalam situasi tersebut, saya memilih
untuk menolak ajakan tersebut. Saya memiliki keberanian untuk menolak
karena saya menyadari bahwa mengikuti ajakan negatif tidak akan membawa
dampak baik bagi diri saya dan orang lain. Saya ingin memprioritaskan
nilai-nilai yang saya yakini, seperti integritas dan keselamatan. Saya juga
menyadari bahwa teman sejati akan menghormati pilihan saya dan tidak
memaksa saya untuk melakukan hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai saya.

3. Beberapa perbuatan baik yang pernah saya lakukan kepada orang lain
adalah memberikan makanan kepada pengemis di jalanan, menyumbangkan
pakaian yang tidak terpakai kepada orang yang membutuhkan, dan
membantu seorang teman dalam kesulitan finansial. Orang-orang yang
menerima bantuan tersebut adalah orang yang saya temui dalam kehidupan
sehari-hari. Jika orang tersebut pernah menyakiti hati saya, saya akan tetap
melakukan perbuatan baik itu. Saya percaya bahwa memberikan pertolongan
dan kasih sayang kepada orang lain adalah tanggung jawab saya sebagai
seorang Kristen, tanpa memandang masa lalu atau hubungan sebelumnya.

4. Hidup manusia yang bersifat holistik berarti bahwa kita adalah makhluk
yang memiliki dimensi fisik, emosional, mental, dan spiritual yang saling
terkait. Dampaknya dalam hubungan dengan sesama adalah kita harus
memperhatikan dan merawat semua aspek kehidupan orang lain, bukan
hanya satu aspek saja. Kita perlu memahami bahwa setiap individu memiliki
kebutuhan yang berbeda dalam setiap dimensi kehidupannya. Dengan
memahami dan merawat semua aspek kehidupan orang lain, kita dapat
membangun hubungan yang lebih baik dan saling mendukung dalam
perjalanan hidup kita.

Ringkasan Bab XIII, "Peranku Dalam Pengembangan Masyarakat,"


mencakup pemahaman terhadap peran sosial kita berdasarkan ajaran
Alkitab, khususnya Matius 25:31-46 dan Yeremia 29:7. Bab ini
mengajak untuk menempuh jalan Tuhan, menggunakan kecerdasan
dalam melayani masyarakat, dan menggambarkan tanggung jawab kita
dalam memajukan kesejahteraan sosial di sekitar kita.

Yeremia 29:7 dalam Alkitab menyatakan: "Carilah kesejahteraan kota


tempat Aku menyuruh kamu pergi, dan doakanlah untuk kesejahteraan
kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraanmu bergantung pada
kesejahteraan kota itu." Ayat ini mengajak untuk aktif berkontribusi
dalam memajukan tempat tinggal kita dan berdoa untuk
kesejahteraannya
Yeremia 29:7 menyampaikan pesan untuk mencari kesejahteraan kota
di tempat di mana kita berada dan berdoa untuk kesejahteraan tempat
tersebut. Pesan ini menggarisbawahi pentingnya ikut serta dalam
pengembangan masyarakat dan berkontribusi positif untuk
menciptakan lingkungan yang sejahtera. Doa untuk kesejahteraan kota
juga menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan bersama dan
pengakuan bahwa kesejahteraan pribadi kita terkait erat dengan
kesejahteraan komunitas tempat kita tinggal.

G.RANGKUMAN
Sebagai orang Kristen, sikap peduli terhadap situasi dan kondisi yang
menimpa masyarakat tempat kita hidup bersama merupakan tugas dan
panggilan kita. Sikap peduli itu harus kita perlihatkan melalui cara berpikir,
berbicara dan bertindak yang baik dan menunjukkan identitas kita sebagai
murid Yesus.
Kita dituntut untuk dapat menjadi pelayan yang efektif bagi
masyarakat di lingkungannya. Kita terpanggil untuk menjadi berkat dan
teladan bagi orang lain, orang tua, keluarga, tetangga, agama, masyarakat,
bangsa, dan negara. Masa muda adalah kesempatan paling baik bagi kita
untuk
mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin masa depan dan sekaligus
menjadi agen perubahan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai