3. Menurut Koentjaraningrat
Berdasarkan Koentjaraningrat yang ditulisnya dalam buku yang berjudul Pengantar
Antropologi, menyatakan bahwa gotong royong merupakan bentuk kerjasama dimana
seseorang dikatakan beriman bila dirinya telah mencintai saudaranya sama sepertia ia
mencintai dirinya sendiri.
1. Menumbuhkan rasa dan sikap saling tolong menolong, sukarela, saling membantu, dan
mempunyai sifat kekeluargaan.
1. Kerja Bakti
Kerja bakti adalah sebuah kegiatan bersama dalam suatu lingkungan sosial masyarakat
sekitar. Kegiatan ini merupakan suatu wujud untuk bisa meningkatkan rasa saling tolong
menolong dan peduli antar sesama.
2. Tanggap Bencana
Tanggap bencana adalah sebuah respons dari masyarakat untuk saling bekerja sama dalam
kondisi terkena suatu musibah. Kegiatan tanggap bencana tersebut terbentuk dari rasa peduli
masyarakat sekitar guna membantu sesama yang sedang berada dalam keadaan sulit.
3. Musyawarah
Musyawarah adalah sebuah media guna mencapai mufakat dan berkumpul dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah dan mengambil suatu keputusan secara bersama-sama.
Dengan musyawarah, masyarakat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan tujuan
mencapai mufakat yang diharapkan serta saling menguntungkan semua pihak.
4. Panen Raya
Panen raya adalah kondisi musim panen dengan skala besar dari seluruh jenis pertanian.
Musim panen ini umumnya terjadi dalam jangka waktu satu tahun dua kali atau tergantung
pada jenis tanaman yang ditanamnya.
5. Belajar Bersama
Belajar bersama juga termasuk ke dalam jenis gotong royong, dimana seorang pelajar dan
mahasiswa berusaha menyelesaikan materi suliy secara bersama-sama.
1. Persatuan
2. Kesatuan
3. Sosialisasi
4. Sukarela
5. Tolong Menolong
6. Kekeluargaan
“… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al Maidah : 2)
Dalam hal saling gotong-royong dan tolong menolong pada konteks yang ma’ruf sesuai ayat
sebelumnya, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga menjabarkan pentingnya gotong-royong
untuk membangun kekuatan kaum muslimin dan menegakkan kemuliaan agama Islam pada
suatu daerah. Sebab Islam merupakan ajaran penuh dengan kebaikan. Senantiasa
mengajarkan berfikir positif dan berusaha untuk berlaku baik terhadap sesama manusia
lainnya. Sehingga, tepatlah wasiat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,
Selain hadits tersbut, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan pentingnya rasa
kebersamaan dan saling tolong menolong,
”Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan selalu menolongnya”. (HR. Bukhari
dan Muslim)
Selain melakukan kerjasama dan gotong royong pada hal-hal yang diperbolehkan dalam
Islam atas sesama muslim, maka Islam juga memperbolehkan pemeluknya untuk
bekerjasama atau tolong menolong dalam perkara ma’ruf terhadap mereka yang non muslim.
Dalam hal membagikan rumah gratis Kopsyah BMI juga memberikan rumah siap huni
kepada yang non muslim. Ini sesuai dengan ajaran Islam pada QS. At Taubah : 6 :
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia
ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
(QS. At Taubah : 6)
C. Contoh Taawun
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena ketakmampuannya melakukan segala
hal sendiri karena keterbatasan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya
manusia saling tolong menolong.
Upaya tolong menolong yang dimaksud tidak harus dalam aspek yang besar. Cukup lakukan
hal sederhana. Berikut contoh sikap ta’awun dalam kehidupan sehari-hari:
Selain menjalankan perintah Allah dalam Al-Quran dan mendapat pahala serta memenuhi
peran sebagai makhluk sosial, kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan sebenarnya akan
kembali pada diri sendiri. Hal ini sesuai dengan yang tertera dalam hadis nabi riwayat
Muslim yang artinya:
“Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari suatu kesusahan dunia, maka Allah akan
melapangkannya satu kesusahan dari beberapa kesusahan di hari kiamat. Barang siapa
meringankan penderitaan seseorang, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia
maupun akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi
aibnya di dunia dan akhirat.” (Hadis riwayat Muslim no.2699)