Anda di halaman 1dari 7

3.1.

   Pengertian Amal Saleh

     Menurut kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau buruk).
Secara istilah, amal saleh berarti perbuatan sungguh- sungguh dalam menjalankan ibadah ataupun
menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat
atau sesama manusia.contoh mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam,
penyandang cacat, orang jompo dan anak yatim piatu.
     Dalam al-Qur’an banyak dijumpai perkataan amal dengan berbagai bentuknya yaitu ‘amila, a’mala,
ta’malun, ya’malun, ‘amilun, ‘amalus-salihat, dan ‘amalus-syyari’at.

3.2.   Karakteristik Amal Saleh

     Orang yang hidup pada zaman pra-islam mempunyai anggapan bahwa kekayaan, keturunan,
kedudukan, dan bermacam-macam kelebihanduniawi lainnya menjadi factor yang akan menentukan
keadaan seseorang.
     Agama islam membawa satu ajaran (dokrin) bahwa keturunan, pangkat, kedudukan yang tinggi,
dan kekayaan yang bayak , semua itu tidak mendatangkan keuntungan, terutama untuk kehidupan di
akhirat kelak. Satu-satunya yang memberikan faedah ialah amal saleh, yakni perbuatan baik.
Secara umum, pengelompokan amal itu terbagi dua, yaitu amal saleh (amal yang baik) dan ‘amalus
sayyi’ah (amal yang buruk). Amal saleh ialah segala perbuatan kebbijakan yang mendatangkan
manfaat untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan manusia seluruhnya, baik berupa perbuatan,
ucapan, maupun sikap.bahkan melakukan suatu perbuatan yang dilarang Alloh, itu pun termasuk
amal saleh.

3.3   Nilai Positif Amal Saleh

     Dalam Al-Qur’an, banyak diuraikan hasil (buah) dari amal saleh, baik didunia maupun diakhirat,
yaitu:
a. rezeki yang baik (al-Hajj/22:50);
b. derajat yang tinggi (Taha/20:75);
c. keberuntungan (al-Qasas/28:67);
d. keadilan (Yunus/10:4);
e. keluar dari kegelapan (at-Talaq/65:11);
f.   rahmat dan cinta (al-Jasiyah/45:30);
g. hilang perasaan takut (Taha/20:112);
h. pahala yang cukup (Alli ‘Imran/3:57);
i.   ampunanIlahi (Fatir/3:57);
J. kehidupan di surga (al-Mu’minun/23:40).

3.4.   Membiasakan Amal Saleh

     Setiap amal saleh, harus didasari niat yang suci dan ikhlas. Jangan sampai seorang yang beramal
memiliki niat yang salah, ada udang dibalik madu. Misasal, mengharap kedudukan,pujian, atau
keuntungan yang lain-lain.
     Berusaha atau beramal, pada umumnya tidak memandang ruang dan waktu serta tidak hanya
pada saat yang lapang. Dalam situasi apa pun, kita tidak menyianyiakan untuk beramal atau
berusaha. Walaupun hasil amal itu belum tampak sekarang, hal itu tidak boleh menjadikan kita malas
beramal.

4.Persatuan dan kerukunan


4.1 Pengertian Persatuan dan kerukunan
Pengertian Persatuan ialah ikatan yang terjadi antara dua orang lebih yang mereka
melakukan tidak yang sama dalam hal terjadinya peristiwa tertentu. Bila seseorang suatu
bangsa maka rakyatnya akan bersatu membela bangssanya.
Dari penjelasan ayat diatas diperoleh kesimpulan bahwa usaha umat Islam terutama
para pemuka (ulama/hakim/pejabat) supaya memperbaiki hubungan antara seseorang dengan
seseorang yang lain atau kelompok, golongan dengan golongan atau dengan seseorang secara
nyata, jangan membiarkan persengkataan atau perselisihan itu berlarut-larut. Para umat tidak
boleh berdiam diri asal badan sendiri selamat, kita mesti berbuat, berusaha menghilangkan
persengketaan, dan menghidupkan tali persaudaraan antara orang-orang yang bersengketa itu.
Setiap muslim wajib berusaha membangun kukuhnya persatuan dan kesatuan demi
tegaknya agama, masyarakat, bangsa dan negara. Hal itu dilakukan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan bersama dengan cara yang bijaksana dan seadil-adilnya menurut ketentuan
Allah SWT. Agama islan adalah agama yang smepurna ajaran-ajarannya, bukan hanya
membimnbing manusia mengenal tuhan dan tata cara beribadah kepadanya, tetapi juga
memberi petunjuk bagaimana menyusun suatu masyarakat agar tiap-tiap anggotanya dapat
hidup rukun, aman dan nyaman, yakni masing-masing hendakalah bertakwa. Allah melarang
kita saling membelakangi, suka mencari kesalahan orang lain, hasud, iri dan dengki lebih-
lebih berbuat aniaya yang dapat menimbulkan perselisihan diantara sesama.
Sahabat Anas bin Malik meriwayatkan sebuah hadis yang artinya : “Tolonglah
saudaramu dalam keadaan menganiaya atau dianiaya. Saya bertanya. Wahai Rasululah,
yang ini saya menolongnya karena teraniaya. Bagaimana caranya menolong yang zalim?,
Engkau harus melarangnya dari kezaliman itulah cara menolongnya.” (HR Anas r.a)
Hadis tersebut memberi penjelasan bahwa menjaga persatuan dan kesatuan itu mutlak
diperlukan. Terjadinya perbedaan pendapat, baik perorangan maupun kelompok adalah hal
yang wajar, karena setiap pribadi memang dianugrahi oelh Allah kemampuan berkreasi dan
penalaran yang berbeda-beda. Lebih-lebih para anak muda yang sedang mencari jati dirinya,
persaingan anatar individu atau kelompok sulit dihindari sehingga tidak jarang berakhir
dengan baku hantam. Dengan kondisi yang demikian, hendaklah segera dibentuk juru damai,
baik dari guru maupun pemuka masyarakat agar masalah yang timbul tidak berlarut-larut.
Perlu disadari bahwa mereka yang terlibat perselisihan pada umumnya adalah teman kita
sendiri, masih sebangsa dan sering pula malah seiman. Maka penyelesaian dengan jalan
kekerasan, jelas hanya akan merugikan diri dan bangsa kita sendiri.
Selanjutnya dalam usaha memperjuangkan kebajikan dan amal, janganlah merasa
bahwa diri dan kelompoknyalah yang pantas memperoleh bagian dan fasilitas yang lebih dari
yang lain. Sikap demikian amat berbahaya jika bersemayam di dada seorang muslim, karena
dapat merusak keikhlasan beramal. Hal yang demikian pernah menghinggapi sebagian
sahabat nabi seusai perang badar, kemudian oleh Allah dengan firmannya.
Aritnya : “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang.
Katakanlah: “Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu
bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS Al Anfal :1)
Ayat diatas memberi dorongan kepada kaum muslimin agar siap memikul tanggung
jawab berat melaksanakan dakwah islamiyah secara terpadu, saling melengkapi sesuai
dengan kemampuan disiplin ilmu yang dikuasainya.
Dengan begitu, hal-hal yang menyebabkan terjadinya persengketaan hendaknya
dihindari. Unsur penting perekat persatuan dan kesatuan umat ialah takwa, memperbaiki
hubungan sesama muslim, tolong menolong, bantu mambantu dengan manaati Allah dan
rasulnya disetiap keadaan.
1.      Kesimpulan
Setelah memahami dan mempelajari materi aklaq terpuji ,kami dapat mengambil
hikmah yang begitu banyak, bahwa akhlaq terpuji itu dapat mendatangkan kebaikan baik di
dunia maupun di akhirat.
Materi ini bukan hanya untuk di pelajari, namun di aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, karena dengannya kita akan mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik.Di
akhirat kelak pun yang paling berat timbangannya adalah akhlaq terpuji. Jadi akhlaq terpuji
dengan adil,amal shaleh,ridha,persatuan dan kerukunan ini adalah salah satu aspek agar kita
mampu berbuat akhlaq mulia sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasull-Nya.

Anda mungkin juga menyukai