Anda di halaman 1dari 3

Dasar Teologis Praktek Menghargai Orang Lain

Pertama, Perintah untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri. Dalam Perjanjian Baru mencatat
salah satu inti utama pengajaran Tuhan Yesus yang berkaitan dengan menghargai /toleransi
adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Tuhan Yesus dalam pengajaranNya
menempatkan manusia sebagai sesama yang harus dipandang dan diperlakukan sebagai objek
kasih dimana ukuran perlakuan kepada orang lain tidak mengenal batas agama, suku dan ras
tetapi harus didasarkan pada kasih. Perintah TuhanYesus untuk mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri dalam Matius 22:39. Ajaran Tuhan Yesus untuk mengasihi sesama
berulangkali dicatat dalam injil.

Perintah untuk mengashi sesama merupakan salah satu pusat dan konsentrasi pengajaran Tuhan
Yesus dalam pelayananNya di bumi. Injil Yohanes mencatat bahwa Yesus memerintahkan para
murid untuk saling mengasihi. Yohanes 13:35-35, memerintahkan para murid supaya saling
mengasihi seperti Kristus mengasihi mereka. Diperintahkan bahwa setiap murid harus saling
mengasihi, dan sebagai identitas murid Kristus. Dalam pengajaran berikutnya Yesus mengatakan
dalam Yohanes 15:12.

Ciri-ciri Praktek Menghargai Orang Lain

1. Selalu bersikap sopan kepada orang lain

2. Selalu menebarkan kebaikan kepada orang lain,

3. Selalu mengerti batasan terhadap privasi yang dimiliki orang lain

4. Selalu berbicara dengan sopan

5. Tidak melakukan hal yang berbau diskriminasi

6. Menerima perbedaan pendapat yang ada

7. Menjadi pendengar yang baik untuk orang lain

Faktor-faktor Mempengaruhi Sikap Menghargai Orang Lain

1. Faktor intern, adalah faktor yang terdapat dari dalam pribadi siswa itu sendiri. Faktor ini
berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari
luar pribadi siswatersebut. Faktor yang terdapat dari dalam pribadi seseorang juga dapat disebut
sebagai konsep diri. Djaali (2008: 129), konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya
sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan
perasaannya.
2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat dari luar pribadi siswa. Faktor ini berupa interaksi
sosial diluar diri seseoang. Faktor ekstern dapat juga disebut sebagai faktor lingkungan sosial.
Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh
lingkungan sosial itu ada yang diterima dapat diterima secara langsung dan ada yang tidak
langsung. Pengaruh secara langsung seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain,
dengan keluarga, teman, kawan sekolah, dan sepekerjaan.

Pengertian Pendidikan Moral Kristen

Pengertian moralitas kristiani adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa,
segenapp akal budi, segenap kekuatan dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Saat
kita memikirkan kata ‘moral’ hal yang mungkin muncul dibenak kita ialah mengenai hal apa
yang berlaku benar di dalam tata cara kita bermasyarakat, karena kita manusia, adalah makhluk
sosial yang diciptakan Tuhan untuk saling bergantung satu sama lain. Oleh sebab itu, kita
sebagai manusia memang lekat untuk dapat bersikap dengan bermoral. Bermoral dalam
bermasyarakat, apalagi jika kita hidup di lingkungan yang teguh memegang nilai-nilai
keagamaan, maka moral masyarakat kadang berasal dari serapan moral yang diajarkan agama.
Tentunya nilai moral yang dari agama tidak hanya berasal dari salah satu agama saja, namun
berasal dari semua agama yang sudah dianggap oleh seluruh masyarakat keberadaanya. Dengan
begitu, maka semua agama mengajarkan hal yang sama, yaitu bagaimana menjadi manusia yang
bermoral. Jika kita persempit, maka kita sebagai pengikut Kristus, kita belajar untuk dapat hidup
bermoral secara moral Kristiani dalam hidup sementara di dunia ini. Hidup sebagai seorang
Kristiani yang juga bermoral Kristiani akan dilihat dalam beberapa hal yang menyangkut yaitu,
iman kristiani, norma, pilihan dasar, hati nurani, hukum, dan dosa.

Ciri-ciri Moral Kristen

- Perjanjian bersifat komunal

- Anugerah Kasih

- Transformasi Hati

- Prinsip hidup

- Integrasi

Pengaruh Moral Kristen

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal
menjadi malang (Amsal 13:20), dengan demikian sudah ditekankan dalam alkitab bahwa
pergaulan cukup berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang termasuk moralitasnya.
Dengan memilih dan menempatakan diri kita pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan moral
kita ke arah yang positif akan sangat terbuka. Begitupun sebaliknya, jika kita salah dalam hal ini
maka pertumbuhan moral yang ada akan mengarah ke arah yang negatif.

Anda mungkin juga menyukai