Anda di halaman 1dari 5

IBADAH YANG

SEJATI
BAB 13
Persembahan
• Perjanjian lama, Persembahan yang dituntut adalah
persembahan kurban bakaran seperti hewan yang
dikurbankan serta gandum dan dupa yang dibakar. Pada hari
tertentu seperti hari perdamaian adalah persembahan khusus,
dan ada juga sepersepuluh dari penghasilan mereka (Imamat
27:30-33; Bilangan 18:21-32)
• Perjanjian Baru, Persembahan dalam bentuk kurban bakaran
telah digenapi oleh Yesus Kristus melalui pengurbanan-Nya di
kayu salib. Orang Percaya hanya memberikan persembahan
untuk mendukung pelayanan gereja.
• Persembahan adalah bagian sentral dari sebuah ibadah.
Persembahan Yang Hidup
• Perjanjian lama, Allah menetapkan cara dan syarat untuk
memberikan persembahan. Seperti membawa hewan yang
hidup dan sehat.
• Perjanjian Baru, Allah menghendaki orang percaya
memberikan diri sebagai persembahan kepada Tuhan. Seluruh
hidup hanya untuk Tuhan.
• Persembahan yang hidup berarti menyerahkan tubuh, jiwa
dan roh kepada Tuhan sebagai pelaku kebenaran. Maka kita
dituntut perubahan total. Menyerahkan hidup kepada Tuhan
artinya kita harus menjadi rekan sekerja Allah. Bukan hanya
membangun diri sendiri, tetapi mengalirkan kasih Allah yang
kita terima kepada orang lain. Semuanya hanya dapat
dilakukan karna kita sadar akan semua karunia yang ada.
Persembahan yang kudus
• Kekudusan adalah syarat mutlak persembahan untuk Tuhan.
(Kudus, tak bercacat, tidak bernoda, tambun dan sehat)
• Persembahan yang kudus berarti memelihara kekudusan
hidup. Hidup kudus berarti perilakunya suci dan bersih.
• Memang orang berdosa tidak dapat menyucikan dirinya
sendiri, tetapi ia dapat menyerahkan diri untuk diampuni dan
dibasuh sehingga menjadi bersih dan tahir.
• Memberikan diri kepada Allah hanya bisa dilakukan didalam
dan melalui Kristus, karena Allah akan melihat manusia
berdosa yang telah dikuduskan oleh Kristus. Dengan cari itu,
manusia bisa mempersembahkan dirinya sebagai
persembahan yang kudus, untuk melakukan perbuatan-
perbuatan yang ajaib bersama Allah.
Persembahan yang berkenan
• Seseorang dianggap berkenan kepada Tuhan hanya
Tuhan yang menentukannya apakah dia berkenan atau
tidak (kedaulatan Allah), seperti Tuhan berkenan akan
persembahan Habel karena Habel memberikan dengan
tulus dan sukarela.
• Ibadah kepada Allah tidak semata-mata hanya dalam
bentuk pemberian atau kurban persembahan. Sebab
ibadah adalah totalitas kehidupan manusia, menyangkut
semua aspek kehidupan. Allah menghendaki ibadah yang
kudus, diberikan dengan tulus dan dengan segenap hati.
(Kolose 3:23; Yakobus 2:22)

Anda mungkin juga menyukai