Anda di halaman 1dari 7

MAKNA PERSEMBAHAN DALAM IBADAH

Desember 9, 2009 · Filed under ARTIKEL

Makna Persembahan dalam Ibadah

(Sebuah tinjauan teologis tentang persembahan)

“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah


perbendaharaan,

supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman


Tuhan semesta alam,

apakah aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit

dan  mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”.

(Maleaki 3: 10)

Pemberian Korban “persembahan” adalah ketetapan Tuhan

1. Tradisi Alkitab mengungkapkan, setiap kali umat Allah datang


menghadap hadirat Tuhan  (beribadah), mereka selalu membawa
“korban” atau persembahan kepada Tuhan. Hal ini dilakukan
sesuai dengan perintah Tuhan kepada mereka bahwa: Setiap
orang yang datang menghadap Tuhan, janganlah ia menghadap
dengan tangan hampa, tetapi masing-masing membawa
persembahan sesuai dengan berkat yang diberikan Tuhan
kepadanya. (bnd, Ul 16: 16-17) dan persembahan itu adalah
yang terbaik, tidak cacat atau sesuatu yang buruk, (Ul 17: 1).
Dalam Perjanjian Lama, Persembahan erat hubungannya dengan
upacara korban. Dalam Imamat pasal 1 – 7 terdapat beberapa
contoh jenis persembahan korban seperti; korban bakaran,
korban sajian, korban keselamatan, korban penghapusan dosa
dan korban penebusan salah. Ibadah Israel juga mengenal
persembahan persepuluhan dalam bentuk hasil ladang, ternak
atau uang (lih. Ul 14:22-27), bahkan ada peraturan yang
menetapkan  denda 20 % bagi penyimpangan persepuluhan (lih.
Im 27:31). Dapat kita lihat bahwa  Korban atau persembahan
dalam Perjanjian Lama selalu dihubungkan dengan kebebasan   
atau keselamatan jiwa. Umat Allah sadar bahwa dirinya berdosa
dihadapan Allahnya, maka dengan hati yang tergerak dan
terbuka, mereka datang membawa persembahannya kepada
Tuhan yang dapat menyelamatkan jiwanya.

Persembahan dalam Gereja abad Pertama di Perjanjian Baru

1. Dalam Perjanjian Baru ketika gereja terbentuk pada abad


pertama, persembahan mempunyai arti yang berbeda.
Persembahan di gereja abad pertama berkaitan dengan
perjamuan. Ketika itu belum ada pemisahan antara perjamuan
kudus (ekaristi) dengan perjamuan kasih (agape). Orang
membawa persembahan dalam bentuk makanan atau uang
sebagai biaya untuk penyediaan makanan dengan tujuan agar
orang miskin yang tidak mempunyai makanan di rumah bisa ikut
makan (lih Kis 6:1-6). Boleh kita katakan bahwa persembahan di
gereja pertama lebih bersifat diakonal dan itu terjadi setiap
minggu, bahkan menurut catatan Kisah Para Rasul 2: 46,
perjamuan itu terjadi setiap hari. Disamping itu, pemahaman
persembahan dalam kitab Perjanjian Baru selalu dihubungkan
dengan pengorbanan Kristus, di mana pengorbanan Kristus
menjadi wujud nyata dari penyerahan diri untuk menebus
manusia dari dosa yang membelenggunya. Oleh karenanya
makna persembahan dalam Perjanjian Baru
adalah     pengorbanan diri sebagai bukti ketaatan, kepatuhan
terhadap Allah yang memberi kehidupan atau keselamatan. (Yoh
1:29; 36; 1 Petr 1:18; Why 5: 6-10; 13:8, 1 Kor 5: 6-10, Ibrani
10: 5,10) Kristus menunjukkan hal itu, Dia taat, patuh terhadap
Bapa yang mengutusnya sampai Dia mati di kayu salib demi
keselamatan manusia. Disitulah makna persembahan yang
sesungguhnya, yaitu ketaatan, ketundukan kita kepada Tuhan.
Hakikat Persembahan dalam gereja abad pertama dan ibadah
Yahudi

1. Pemahaman tentang persembahan menurut gereja abad pertama


seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul, menunjukkan perbedaan
dasariah dibandingkan dengan persembahan dalam ibadah-
ibadah agama Yahudi, Kanani, Romawi dan Yunani ditandai
dengan persembahan yang bersifat kultis dan ritual. Orang
memberi persembahan supaya diimbali, supaya mendapat pahala
dan supaya dibalas dengan kekayaan, keselamatan, kesehatan,
keberhasilan dan lainnya. Di situ ada unsur “aku memberi supaya
aku diberi”. Gereja abad pertama justru mengembangkan
pemahaman yang sebaliknya, yaitu kita memberi karena kita
sudah diberi. Hal ini perlu mendapat perhatian supaya motivasi
memberi persembahan benar-benar dari hati yang tulus iklas. ( =
janda miskin yang memberi persembahannya, Mark 12: 41-44).

Persembahan yang dikehendaki Tuhan

1. Menurut Firman Tuhan, Ada beberapa nilai dari suatu


persembahan yang dikehendaki oleh Tuhan.

 BILA PERSEMBAHAN ADALAH YANG TERBAIK, (Kel 23:19;


34:26). Persembahan itu terbaik atau tidak , ditentukan oleh
sikap hati.(bnd, persembahan Kain dan Habel, Kej 4:3-7.
Habel ,memilih anak sulung kambing dombanya, sedangkan Kain
mempersembahkan sebahagian dari hasil pertaniannya dengan
berat hati). Alkitab mengatakan persembahan Habel yang
diterima Tuhan, sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan
Tuhan. Oleh karena persembahan itu merupakan sikap hati kita,
maka persembahan itu adalah yang terbaik.
 BILA PERSEMBAHAN ITU ‘SESUAI KEMAMPUAN’ (Ul 16:17; 1 Kor
16:2). Dalam hal ini, menentukan besarnya persembahan
hendaklah jangan melihat pada jumlah, tetapi melihat pada
berkat-berkat yang diperoleh atau sesuai keadaan ekonomi yang
dimiliki. Menurut Alkitab, Tuhan Allah menilai persembahan kita
bukan dari besar jumlahnya, tetapi dari ukuran apakah
persembahan itu sesuai dengan kemampuan kita. (bnd Luk
6:38).
 BILA PERSEMBAHAN ITU ‘MENURUT KERELAAN HATI’ (2 Kor
9:7). Kata rela di sini bukan berarti asal ada, namun
mengandung kesediaan untuk berkorban dan menyangkal diri,
(bnd 2 Kor 8:2-5). Hal seperti inilah yang dilakukan Kristus
dalam mempersembahkan dirinya untuk keselamatan dunia ini.

Melalui pemahaman ini, persembahan Kristen harus diarahkan dalam


visi dan motivasi yang berhubungan dengan Tuhan, serta seluruh
hidup seharusnya dipakai untuk mempermuliakannya; persembahan
diberikan dengan kesadaran bahwa segala sesuatu diperoleh dari, oleh
dan kepada Dia.

HKBP dalam meberi dan memahami persembahan

1. Kenapa Gereja-gereja mengadakan pengumpulan persembahan ?


atau kenapa orang percaya memberi persembahan ?. Dalam
buku Aturan dan Peraturan HKBP tahun 2002, pasal 14 tentang:
Kewajiban Warga, di sana dikatakan: “Warga Jemaat
berkewajiban memikirkan segala kebutuhan di jemaat dengan
mempersembahkan diri sesuai dengan talenta yang diberikan
Tuhan kepadanya, maupun melalui penyampaian berbagai
persembahan dari hati yang tulus dan penuh sukacita”. Melalui
pemahaman ini ada dua yang menjadi focus perhatian kita dalam
memahami persembahan:

 Mempersembahankan diri sesuai dengan talenta yang diberikan


Tuhan; Talenta yang dimaksud disini ialah kecakapan-kecakapan
khusus yang dimiliki setiap orang. (bnd Roma 12: 6-8; I Kor 12:
8-10). Semuanya itu diberikan sebagai persembahan yang kudus
kepada Tuhan. “… supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenaan
kepada Allah”, (Roma 12:2).
 Menyampaikan berbagai persembahan dari hati yang tulus;
Persembahan yang dimaksud disini, sama artinya dengan
penyampaian korban dalam Perjanjian Lama, yang diwujudkan
dalam bentuk binatang, panen atau buah dari pekerjaan.

Dari kedua pemahaman ini, bahwa pemberian persembahan


menjadi tanda penundukan diri setiap orang beriman kepada Tuhan,
dengan demikian hidupnya akan penuh ketaatan melalui
persembahan. Oleh karenanya memberi persembahan merupakan
tindakan ibadah dan yang dipersembahkan adalah gambaran sikap
hati untuk memulikan Tuhan.

Persembahan di HKBP

1. Jenis-jenis persembahan di HKBP sudah diatur sedemikian rupa,


dan semuanya itu diperuntukkan untuk pembangunan rohani
maupun pembangunan gereja secara phisik. Sebagaimana
lazimnya, ada 5 (lima) jenis-jenis persembahan:

 Persembahan pada acara kebaktian Minggu

–          Minggu Dewasa

–          Sekolah Minggu

 Persembahan Acara Kebaktian wijjk


 Persembahan Kebaktian Kategorial
 Persembahan Tahunan (Pelean Taon)
 Persembahan acara-acara khusus

–          Ikat Janji

–          Pemberkatan Nikah

–          Ucapan syukur (Ulang Tahun, Memasuki rumah, awal tahun,


dll)
Dalam penatalayanannya, persembahan itu mempunyai pos masing-
masing sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Misalnya:

v  Persembahan Acara kebaktian Minggu, diadakan dua kali , yaitu


sebelum dan sesudah Khotbah, yang terdiri dari: Persembahan
sebelum khotbah diedarkan dua kantong (persembahan Ia,b) dan
sesudah Khotbah satu kantong (persembahan ke-2). Peruntukannya
adalah: Persembahan Ia,b untuk kas huria dan pembangunan,
sedangkan persembahan setelah khotbah untuk Kantor Pusat HKBP.

v  Persembahan Sekolah Minggu, dari seluruh jumlah persembahan


tersebut, 25 % diperuntukkan untuk Kantor Pusat HKBP.

v  Persembahan Tahunan dipergunakan untuk keperluan biaya


operasional huria di dalamnya termasuk “balanjo” atau gaji pelayan
full timer.

v  Persembahan-persembahan acara kebaktian weijk dan acara


ucapan syukur diperuntukkan ke kas huria yang kegunaannya untuk
biaya rutin huria.

v   Persembahan Perjamuan Kudus diperuntukkan untuk pelayanan


zending HKBP.

Persembahan persepuluhan

1. Istilah Persembahan persepuluhan lebih banyak di bicarakan


dalam Kitab Perjanjian Lama, di mana 10 % dari pendapatan
diberikan kepada pekerjaan Tuhan. Beberapa nas Alkitab yang
menyoroti persembahan persepuluhan ini, adalah:

 Imamat 27: 30 : Segala persembahan persepuluhan dari tanah,


baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan,
adalah milik Tuhan: Itulah persembahan kudus bagi Tuhan.
 Bilangan 18: 21: Sesungguhnya aku berikan kepada mereka
segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai
milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan
mereka, pekerjaan pada Kemah pertemuan.
 Bilangan 18: 24 : Persembahan persepuluhan yang
dipersembahkan orang Israel kepada Tuhan sebagai
persembahan khusus kuberikan kepada orang Lewi…
 Ulangan 14: 22 : Haruslah engkau benar-benar
mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang
tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. (bnd Ul 12:19, Neh
10:37 – 39)

Dari nas ini persembahan persepuluhan di alamatkan untuk orang-


orang yang bekerja di rumah Tuhan, dalam hal ini Imam yang berasal
dari orang-orang Lewi. Sepuluh persen dari hasil pendapatannya harus
diberikan kepada pekerjaan pelayanan Iman di bait suci.

Alkitab juga menyampaikan bagaimana respon Allah terhadap


pemberian persembahan persepuluhan:

 Ulangan 14: 28,29 : Engkau harus mengeluarkan segala


persembahan persepuluhan … supaya Tuhan memberkati  engkau
di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.
 Maleaki 3: 10: bawalah seluruh persembahan persepuluhan …
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu.
 Maleaki 3: 8-11 : Allah akan memberikan perlindungan dan
kebebasan dari kutukan.

Inilah respon Allah terhadap setiap orang yang memberikan


persembahan persepuluhannya ke tempat pembendaharaan bait Allah.
Oleh karena itu berikanlah persembahanmu kepada Tuhan dengan hati
yang tulus iklas jangan dengan bersungut-sungut.

Pdt.A.Leonard Nababan

Ikla

Anda mungkin juga menyukai