Selasa,20 juni 2006 lahir seorang bayi berjenis kelamin perempuan yang
merupakan putri kedua dari bapak Deviones dan ibu Zulfa Elfina. Bayi tersebut
lahir di Batusangkar dan dalam keadaan baik dan diberi nama Rahma Sari.Bayi
itu tumbuh dan berkembang di keluarga broken home, dari bayi itu umur 4
broken home bukanlah hal yang mudah, apa lagi bagi seorang anak perempuan
Dari saya lahir sampai saya tumbuh berusia 4 tahun lah saya dapat
merasakan tinggal bersama keluarga yang lengkap, walau dalam waktu 4 tahun
timbul dalam keluarga saya bertengkaran yang sering terjadi antara papa dan
mama saya. Hingga saat saya berusia 5 tahun saat saya akan memasuki taman
kanak-kanak (TK) mama dan papa saya memutuskan untuk berpisah rumah.
Waktu demi waktu berlalu dan seiring berjalannya waktu saya tumbuh
semakin besar meski dalam keluarga yang broken home. Hingga saat saya
memasuki sekolah menengah pertama (SMP) saat saya kelas 7 abang saya
abang saya pendidikan nenek saya meninggal dunia. Saat nenek saya meninggal
dunia abang saya tidak dapat melihatnya karena masih dalam masa pendidikan.
Setalah nenek saya meninggal dunia kehidupan saya berubah yang dulunya
rumah lumayan ramai berubah menjadi sunyi. Kesepian itu sangat terasa di hari
permasalahan ekonomi atau perselisihan tentang apapun itu. Hingga saat saya
kelas 8 ada permasalahan besar yang menimpa keluarga saya lagi. Permasalahan
antara mama dan papa saya yang membuat saya hancur, lebih hancur dari pada
saat saya tau kedua orang tua saya akan berpisah rumah.
membuat mama saya yakin untuk bercerai dengan papa. Disaat saya mengetahui
akan perceraian orang tua saya, saya sangat hancur karena tak pernah
terpikirkan oleh saya orang tua saya bakalan berpisah,tak pernah ada dalam
pikiran saya akan menjadi anak broken home, anak korban dari perceraian
kedua orang tua. Ketika saya mengalami kehancurkan dan kekecewaan akan
permasalahan orang tua saya, sayangnya abang saya tidak ada disini untuk
rumah.
Jujur di saat saya mengetahui semua itu saya belum bisa menerima dan
ikhlas akan hal yang terjadi. Masih di penuhi dengan kekecewaan yang dalam
kepada papa saya. Mungkin karena saya masih dalam keadaan remaja yang mana
masih sangat butuh dukungan keluarga untuk tumbuh menjadi perempuan yang
perceraian kedua orang tua saya, saya sudah mulai lebih berdamai dengan apa
yang terjadi terhadap diri dan hidup saya. Saya semakin tumbuh dan
berkembang dengan baik meski dalam keluarga yang broken, yang mana saya
merasa sulit rasanya tumbuh dalam keluarga dan keadaan seperti itu.
Menurut saya apapun yang terjadi di hidup saya adalah kehendak allah,
yang mana allah memberikan itu kepada saya karena allah yakin saya mampu
melewatinya. Semua yang diberikan allah itu tidak lebih dari batas kemampuan
makhluknya. Setiap permasalahan pun pasti selalu ada jalan keluarnya dan jalan
keluar itu adalah hal yang terbaik bagi makhluknya. Meski terlahir dari
keluarga yang broken kita harus tetap tumbuh dan berkembang menjadi
pribadi yang jauh lebih baik. Dan selalu ada harapan di dalam diri saya bahwa
suatu saat nanti anak saya tidak akan merasakan hal yang sama.
Rahma Sari XII IPA
1