Anda di halaman 1dari 2

Khotbah Tertulis

I. Pendahuluan
Syalom bagi kita semuanya. Firman Tuhan yang akan kita dengarkan pada hari ini
diambil dari Lukas 12:35-43, beginiliah Firman Tuhan... Tema kita pada hari ini ialah Hidup
sebagai anak Allah. Ketika kita memasuki minggu Akhir Tahun Gereja, maka tibalah saat
dimana kita menantikan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya ke bumi. Yang kita tahu
maksud kedatangan Yesus ini ialah untuk menjadi hakim, bukan lagi memberi keselamatan
(lagi). Yang menjadi pertanyaan bagi kita ialah sebagai seseorang yang telah mempunyai
status anak Allah, sudahkah kita benar-benar hidup sebagai anak Allah dalam menantikan
Yesus datang untuk kedua kalinya?

II. Isi
Saudara-saudariku yang terkasih (sambil menunjuk jemaat). Lukas sebagai penulis
perikop ini membawa kita kepada peringatan kewaspadaan dalam perumpamaan seorang
hamba yang menantikan tuannya yang diberitahukan Yesus kepada murid-muridNya, ketika
mereka berada dalam perjalanan terakhir ke Yerusalem sebelum masuk masa
penderitaanNya. Supaya nanti para murid-murid tidak goyah dan lebih bersungguh-sungguh
dalam pelayanan (kehidupannya) setelah Yesus naik ke surga dan tidak lagi berada di bumi.
Di dalam perikop ini kita melihat terdapat tiga poin penekanan Yesus (sambil
menjukkan tiga jari), yang pertama (sambil menujukkan satu jari) Yesus menekankan
murid-muridnya untuk berjaga-jaga, melalui perkataanNya “Hendaklah pinggangmu tetap
terikat dan pelitamu tetaplah menyala”, pinggang yang tetap terikat itu menggambarkan
ketaatan dalam setiap kehidupan kita laksana perwira yang akan selalu patuh kepada
komandannya (Yehezkiel 23:15), disini dapat dikatakan bahwa kehidupan kita harus berada
di bawah otoritas Allah dengan kata lain hidup kita berorientasi kepada Allah. Sehingga apa
yang kita lakukan sungguh-sungguh merupakan apa yang dikehendaki Allah (membuang ke-
egoan). Begitu juga makna dari pelita yang tetap menyala menggambarkan kesiapan kita
memastikan roh kita untuk terus melakukan apa yang dikehendaki Tuhan hingga
kedatanganNya yang kedua kali nya. Karena di dalam kehidupan ini salah satu yang harus
kita hadapi ialah ke-aku-an kita yang membuat kita hidup menurut kedagingan (hawa nafsu).
Dan dalam untuk mempertahankan pinggang tetap terikat dan pelita tetap menyala kita harus
berdiri teguh di dalam iman (1 Korintus 13:16).
Yang kedua (sambil menunjukkan dua jari) Yesus menekankan untuk setia atau
kesetiaan. Bagaikan seorang hamba yang menanti-nantikan tuannya pulang, dan tuannya
mendapati hambanya itu membukakan pintu untuknya. Hal ini mengumpamakan bagaimana
kedatangan Tuhan (Mat. 24:42). Dan Yesus mengatakan bahwa berbahagialah orang yang
demikian karena tuannya akan melayani mereka. Sama yang seperti yang dikatakan Maz
25:3a bahwa orang yang menantikan TUHAN tidak akan mendapat malu, bahkan upah dari
orang yang menantikan TUHAN akan mendapat kekuatan baru (Yesaya 40:31). Kesetiaan
akan menghasilkan buah yang manis, itulah yang dapat kita pahami dari poin ini, walaupun
di dalam kesetiaan pasti banyak tantangan yang harus dihadapi baik fisik, dan non-fisik yang
dapat membuat kita goyah dan beralih untuk tidak setia kepada Tuhan lagi.

1
Dan poin yang terakhir (sambil menujukkan tiga jari) Yesus menekankan untuk
bertanggung jawab. Ketika semua hamba telah di dipercayakan suatu tugas, maka haruslah
dia mengerjakannya dengan bertanggung jawab, tidak kecut hati dan tidak tawar agar tidak
cepat putus asa (Yosua 1:9b) tapi melainkan dengan sukacita. Karena ketika kelak tuannya
datang ia mendapati hambanya melakukan tugasnya dengan baik maka hamba tersebut tidak
akan mendapat malu. Manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya
(Pengkhotbah 12:14).

III. Kesimpulan
Di tengah-tengah kehidupan yang menuntut kita untuk menjadi yang terbaik, ter-
perfect membuat banyak orang meninggalkan identitasnya sebagai anak Allah dan hidup
dalam kesenanganya semata tanpa berjaga-jaga agar tidak terjerumus dalam hidup kelam,
tidak setia dalam penantian dan melepaskan tanggung jawab sebagai orang telah ditebus-
Nya. Identitas sebagai anak Allah yang melekat dalam diri kita seharusnya membuat kita
lebih lagi berkarya untuk kemuliaan nama Allah, dengan cara (berjaga-jaga) taat kepadaNya,
setia di dalamNya bahkan menanti-nanti kedatanganNya dengan terus bertanggung jawab
dalam panggilan (tugas) yang telah diberikanNya kepada kita.

Nama : Yuni Carolina Br. Sinulingga


Tingkat/Jurusan : III-A/Theologia
Mata Kuliah : Homelitika II

Anda mungkin juga menyukai