Kisah orang buta yang disembuhkan Yesus Sebagai Anak, Sang Gembala tahu bahwa
di pasal 9 memperlihatkan inilah kehendak Bapa (18) yang
sikap orang Farisi yang hanya peduli pada mengasihi Dia (17), yaitu agar Dia
peraturan Sabat yang memberikan nyawa-Nya bagi
dilanggar. Mereka sama sekali tidak domba-domba-Nya. Bapa telah memberikan
memiliki belas kasihan atas kuasa kepada Anak untuk
penderitaan si buta, dan tidak ikut menyerahkan nyawa-Nya sebagai kurban
bersukacita atas kesembuhannya untuk menebus manusia dari
(bdk. Yoh. 9:34). Sungguh memprihatinkan dosa. Anak juga berkuasa untuk bangkit dari
melihat sikap pemimpin kematian, lalu hidup
agama seperti ini. Mereka tidak melihat kembali. Inilah keunikan relasi Bapa dengan
umat yang mereka layani Anak.
sebagai domba-domba yang harus mereka
jaga dan pelihara, melainkan Namun banyak yang tidak mau menerima
sebagai orang-orang yang terkutuk (bdk. keunikan relasi Bapa dan Anak
Yoh. 7:49). ini. Ada yang tidak mau percaya bahwa
Yesus berkuasa untuk hidup
Gembala-gembala palsu itu tidak memenuhi kembali. Ada juga yang mengajarkan bahwa
tugas mereka sebagaimana Yesus bisa hidup kembali
seharusnya, melainkan memanfaatkan karena pertolongan Bapa. Kiranya kita tidak
domba-domba itu untuk mudah disesatkan.
kepentingan mereka sendiri. Yesus bahkan Pahamilah bahwa kematian dan kebangkitan
menyebut mereka pencuri Kristus adalah rencana
dan perampok (1, 8, 10). Gembala semacam Allah untuk keselamatan manusia, dan
ini tidak akan mau Yesus taat pada rencana itu.
mempertaruhkan nyawanya demi
keselamatan domba-dombanya (12-13).