Anda di halaman 1dari 3

Ayat SH: Yohanes 10:1-21 kandang lain, yang juga harus digembalakan

Judul: Sang Gembala, Sang Anak (16).

Kisah orang buta yang disembuhkan Yesus Sebagai Anak, Sang Gembala tahu bahwa
di pasal 9 memperlihatkan inilah kehendak Bapa (18) yang
sikap orang Farisi yang hanya peduli pada mengasihi Dia (17), yaitu agar Dia
peraturan Sabat yang memberikan nyawa-Nya bagi
dilanggar. Mereka sama sekali tidak domba-domba-Nya. Bapa telah memberikan
memiliki belas kasihan atas kuasa kepada Anak untuk
penderitaan si buta, dan tidak ikut menyerahkan nyawa-Nya sebagai kurban
bersukacita atas kesembuhannya untuk menebus manusia dari
(bdk. Yoh. 9:34). Sungguh memprihatinkan dosa. Anak juga berkuasa untuk bangkit dari
melihat sikap pemimpin kematian, lalu hidup
agama seperti ini. Mereka tidak melihat kembali. Inilah keunikan relasi Bapa dengan
umat yang mereka layani Anak.
sebagai domba-domba yang harus mereka
jaga dan pelihara, melainkan Namun banyak yang tidak mau menerima
sebagai orang-orang yang terkutuk (bdk. keunikan relasi Bapa dan Anak
Yoh. 7:49). ini. Ada yang tidak mau percaya bahwa
Yesus berkuasa untuk hidup
Gembala-gembala palsu itu tidak memenuhi kembali. Ada juga yang mengajarkan bahwa
tugas mereka sebagaimana Yesus bisa hidup kembali
seharusnya, melainkan memanfaatkan karena pertolongan Bapa. Kiranya kita tidak
domba-domba itu untuk mudah disesatkan.
kepentingan mereka sendiri. Yesus bahkan Pahamilah bahwa kematian dan kebangkitan
menyebut mereka pencuri Kristus adalah rencana
dan perampok (1, 8, 10). Gembala semacam Allah untuk keselamatan manusia, dan
ini tidak akan mau Yesus taat pada rencana itu.
mempertaruhkan nyawanya demi
keselamatan domba-dombanya (12-13).

Berbeda dengan Yesus, Sang Gembala baik,


yang membawa si buta masuk
menjadi kawanan domba-Nya. Gembala
yang baik mengenal
domba-domba-Nya dan sebaliknya, domba-
domba-Nya pun mengenal Dia
(14-15). Bahkan Ia bersedia mengurbankan
nyawa-Nya bagi
keselamatan domba-domba-Nya (11),
termasuk domba-domba dari
Renungan Tuhan Yesus Adalah Gembala padang rumput kehidupan (ayat 7), karena
Yang Baik (Yohanes 10:1-12)cYesus
tidak ada seorangpun yang dapat datang
Adalah Gembala Yang Baik (Yoh 10 : 1-
21) kepada Bapa kalau tidak melalui Dia (Yoh
14:6)
Tuhan adalah sang gembala dan kita Nah, setelah sampai di lapangan rumput,
sebagai orang percaya diberi hikmat menjadi biasanya gembala akan membiarkan
domba-domba-Nya. Teman-teman semua kambing-kambing itu berlari-lari mencari
tau domba kan? Ya kalau di sini hampir- makan sepuasnya, dan gembala yang baik
hampir mirip dengan kambing. Nah, seekor selalu mengawasi dan memperhatikannya
kambing atau domba pasti ada yang supaya tidak lari terlalu jauh dan hilang.
memiliki atau mempunyai, namun pemilik Sama halnya dengan kita, kita selalu
mereka berbeda-beda. Ada yang benar-benar diperhatikan oleh Tuhan, selalu diawasi,
ingin memelihara dan ada juga yang hanya dibimbing agar kita selalu hidup seturut
ingin mendapat keuntungan. Gembala dengan jalan dan rencana Tuhan, bahkan
domba biasanya akan mengajak domba- tidak hanya kita orang-orang yang percaya
domba mereka pergi ke lapangan rumput tetapi ayat 16 mengatakan “Ada lagi padaku
atau padang rumput untuk mencari domba-domba lain, yang bukan dari
makanan, kalau di sini disebutnya ‘angon’ kandang ini; domba-domba itu harus
begitu. Seperti yang tertulis pada Mazmur kutuntun juga dan mereka akan
23 “Tuhan adalah gembalaku, takkan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan
kekurangan aku. Ia membaringkan aku di menjadi satu kawanan dengan satu
padang yang berumput hijau.” Jadi Tuhan gembala.” Jadi Tuhan Yesus tidak hanya
adalah sebagai gembala kita, Tuhan sebagai menuntun kita anak-anak-Nya yang percaya,
pemilik hidup kita yang selalu mencukupi tapi Ia juga menuntun jalan orang-orang
semua kebutuhan, seperti makan, minum, yang belum percaya kepada-Nya, Tuhan
pakaian, dan tempat bernaung. tetap mengasihi mereka agar meraka dapat
Domba-domba mengenal gembalanya hidup bersama dengan orang-orang yang
dengan baik, sehingga mereka hanya akan telah percaya.
mengikuti instruksi yang diberikan sang
Tuhan Yesus adalah gembala yang baik,
gembala karena mereka telah mengetahui
melebihi gembala terbaik yang ada di dunia
dan hafal akan suara yang mereka dengar
ini. Seorang gembala baik duniawi memang
(ayat 4). Sebagai domba-domba yang di
selalu mengawasi dan memperhatikan
gembalakan Allah, kita hendaknya juga
kemana domba-dombanya pergi, namun
hanya patuh dan taat pada satu perintah,
sangat kecil kemungkinan bila ada seekor
yaitu perintah Tuhan Yesus, karena kita tahu
serigala atau semacamnya datang, gembala
Ia tidak akan menyesatkan gembalaan-Nya.
itu mau berkorban, dan menggantikan
Tuhan yang akan menuntun kita menuju
domba-domba itu untuk dibunuh dan
diterkam. Mengapa demikian? Karena
gembala duniawi tidak mencintai domba-
dombanya dengan sepenuh hati, mereka
lebih memilih menyelamatkan diri mereka
sendiri dan membiarkan domba-dombanya
mati. Namun Tuhan Yesus tidaklah
demikian, sebagai gembala yang baik,
Tuhan sangatlah menyayangi, mengasihi
domba-domba-Nya yaitu kita. Ia yang selalu
menuntun kita, memberikan penerangan
jalan, kesejukan, kesegaran, dan bahkan Ia
akan rela menyerahkan nyawanya (ayat 11).
Tuhan telah menepati janji-Nya itu, Ia
menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib demi
menebus umat manusia karena cinta-Nya
yang begitu besar kepada kita, karena Dia
sangat mengenal domba-domba-Nya (ayat
14) dan domba-domba-Nya mengenal Dia.
Jadi kasih-Nya, pengorbanan-Nya,
penyertaan yang selalu Ia berikan harus
diimbangi juga dengan pengenalan akan
Dia, yang bisa kita dapatkan melalui firman-
Nya. Pada ayat 10 juga dapat diambil bahwa
Dia memberikan jaminan pemeliharaan, Dia
akan memberi kelimpahan kepada setiap
orang percaya yang mau menjadi domba-
domba yang Ia gembalakan. Karena itu,
sebabnya kita patut bersyukur atas segala
berkat yang Tuhan limpahkan pada kita,
perlunya kita setiap hari mengambil waktu
untuk membaca dan merenungkan firman
Tuhan dalam kehidupan kita, agar kita mau
belajar berkomunikasi dan mengenal orang-
orag yang Tuhan percayakan untuk kita
bimbing dan kita pimpin, memperhatikan
kebutuhan orang lain yang membutuhkan,
bahkan rela berkorban bagi mereka.

Anda mungkin juga menyukai