Anda di halaman 1dari 5

AKU PERCAYA TUHANLAH PENOLONGKU Namun, bacaan kali ini nadanya sangat berbeda.

Yesaya 35: 1-10 Isinya merupakan kabar baik. Kabar itu selaras dengan arti
Nilai Kristiani: nama Yesaya: Allah menyelamatkan. Memang Allah akan
Anak percaya bahwa Allah akan menolongnya saat menghukum Israel dengan membuang mereka ke tanah
menghadapi kesulitan. Babel. Namun, Allah tidak berhenti menyayangi umat-Nya.
Pujian : Ia pun menyelamatkan mereka (lihat ay. 4).
Kidung Ceria 35 : 1-3 Tuhan Tidak Lupa Juruselamat yang dimaksud Yesaya adalah raja Koresy,
Kidung Jemaat 74 Seisi Padang Belantara dari Persia. Ia akan menaklukkan Babel dan mengijinkan
Mazmur: umat Israel kembali ke tanahnya. Meskipun demikian,
Mazmur 146: 5-10 nubuatan Yesaya ini berlaku sepanjang masa dan untuk
Ayat Indah: semua
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa umat yang percaya pada Allah. Di kemudian hari, murid-
putih rambutmu Aku menggendong kamu ... Aku murid Yesus memandang bahwa Yesus adalah penggenapan
mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu nubuatan Yesaya. Dialah Juruselamat. Juruselamat ini bukan
hanya menyelamatkan satu bangsa dari penjajahan bangsa
(Yesaya 46: 4).URAIAN PELAJARAN: asing. Ia menyelamatkan seluruh ciptaan dari belenggu
Hari ini Gereja memasuki Adven yang ketiga. Penantian kejahatan dan maut.
akan segera berakhir. Kegembiraan semakin terasa. Hal ini Ketika Juruselamat itu datang, terjadi perubahan yang
senada dengan pemberitaan nabi Yesaya. Pada pasal-pasal amat mencolok: Padang gurun dan padang kering akan
sebelumnya, ia memberitakan tentang penghukuman yang bersorak-sorak dan berbunga .... Mata air memancar di
akan diterima bangsa Israel. Pasalnya, Israel tidak taat padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir
kepada yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah yang kersang
Allah. Mereka malah menyembah ilah lain. raja-rajanya menjadi sumber-sumber air; (ay. 1, 6b, 7a). Padang gurun
bukannya mengandalkan Allah, malah mencari pertolongan merupakan tempat yang sulit untuk bertahan hidup. Banyak
dari bangsa-bangsa asing. Kini, bangsa-bangsa asing tersebut orang mati kehabisan air ketika melintasi padang gurun
berbalik menyerang mereka. Israel itu ibarat tanaman anggur yang kersang. Tetapi, padang gurun memiliki makna yang
milik Allah. Allah telah melakukan segala upaya supaya mendalam bagi umat Israel. Di sanalah mereka mengembara
anggur itu berbuah manis, tetapi, buahnya malah masam. selama 40 tahun. Di situlah Allah membentuk mereka
Hidupnya menghasilkan apa yang jahat, bukannya yang baik. menjadi umat pilihan-Nya. Ia memelihara hidup mereka

dengan manna. Allah juga membentuk spiritualitas dan karakter umat-Nya dengan hukum-hukum-Nya.
Yohanes juga bernubuat di padang gurun. Yesus berpuasa dan dicobai selama 40 hari di padang gurun.
Padang gurun memiliki arti rohani yang mendalam. Nubuatan Yesaya ini berarti terjadi perubahan hati.
Umat akan memiliki hubungan yang benar dengan Allah; intim dengan-Nya. Itulah yang membuat
hidupnya memancarkan kelimpahan dan hidup.
Selain kebangkitan spiritual (rohani), ayat-ayat ini, juga ayat 7b dan 9 menggambarkan pembaruan
ciptaan. Tidak ada lagi kekerasaan, penindasan, kejahatan. Yang ada adalah kedamaian.
Perubahan berikutnya: Pada waktu itu orang-orang buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli
akan dibuka .... Orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai
(ay.5-6). Yohanes Pembaptis mengutus muridnya untuk bertanya pada Yesus: Engkaukah yang akan
datang itu tau haruskah kami menantikan orang lain? Yesus menjawab: Pergilah dan katakanlah kepada
Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, ... orang tuli
mendengar, ... dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (Matius 11: 3-5). Akan ada perubahan
fisik. Tetapi, buta, tuli, bisu yang menjadi sembuh juga tanda celiknya hati. Maksudnya, karena hubungan
yang mesra dengan Allah, hati umat-Nya akan paham apa yang sedang Allah kerjakan dan apa yang Allah
kehendaki dalam hidup mereka. Mereka pun belajar hidup menurut maksud-Nya.
Begitulah nubuat Yesaya tentang janji Allah kepada bangsanya yang sedang letih. Yesaya ingin agar
nubuatan tersebut dapat mendorong umat yang sedang menderita itu kembali bersemangat menatap
masa depannya. Dia tidak ingin umat menjadi lemah dan berputus asa karena janji itu mengandung
pengharapan. Dengan percaya pada janji itu, umat mampu menghadapi penderitaannya dengan tabah.
Melalui cerita kali ini anak mengisi Adven ketiga dengan percaya pada janji Allah. Anak belajar bahwa
Allah tetap menyayangi umat-Nya di tengah kesulitan. Ia akan menolongnya menghadapi kesulitan.

KREATIVITAS PENYAMPAIAN CERITA:


1. Tanyakan pada anak apakah mereka pernah mengalami kesulitan. Misalnya, sulit mengerjakan tugas
Matematika; sulit menyebrang jalan raya, atau menghadapi anjing galak, dan lain-lain. Mintalah anak
untuk menceritakan pengalamannya.
2. Tanyakan pada anak apa yang mereka inginkan ketika mengahadapi kesulitan itu. Siapa yang akhirnya
menolong mereka.
3. Siapkan contoh cerita yang sesuai dengan nilai kristiani kali ini. Kisah Pistin bisa jadi pilihan. Ayah
Pistin memiliki kebun binatang. Salah satu primadona di situ adalah Richard Parker, seekor macan.
Pistin diberi tugas memberi makan si macan. Ceritakan bahwa ayahnya selalu mewanti-wanti Pistin
supaya tidak lupa mengunci kembali kandang Richard Parker sehabis memberinya makan. Ayahnya
juga mengingatkan supaya Pistin tidak bermain-main di dekat kandangnya. Richard Parker adalah
hewan yang buas.
4. Pistin seringkali mengabaikan peringatan ayahnya. Ia sering bermain-main di kandangnya Richard
Parker. Macan itu diajaknya ngobrol seolah-olah dia adalah temannya. Ia sengaja berlama-lama di
kandangnya. Ceritakan, suatu kali Pistin lama sekali di kandang Richard Parker. Dia curhat tentang Parvati,
teman sekelas yang sedang ditaksirnya. Sementara Richard Parker sibuk dengan makan siangnya. Pistin
yakin sekali bahwa Richard Parker memahami perkataannya. Dia merasa Richard Parker adalah
sahabatnya. Dengan sengaja, Pistin tidak mengunci kandangnya. Ia pikir bisa mengajaknya jalan-jalan
sebentar.
5. Ceritakan apa yang terjadi. Meskipun sudah kenyang, Richard Parker memandang Pistin juga sebagai
mangsanya. Ia malah mengejar Pistin. Gambarkan apa yang Pistin lakukan. Ia melarikan diri sekencang-
kencangnya. Sementara Richard Parker terus mengejarnya.
6. Pistin sudah hampir kehabisan napas. Dilihatnya ada sumur tua yang sudah kering. Ia berpikir untuk
bersembunyi di dalamnya. Ceritakan apa yang dilakukan Pistin. Dia masuk ke sumur sambil berpegangan
pada akar-akaran yang mencuat di dinding sumur supaya tidak terjatuh ke dasar sumur. Sementara itu,
Richard Parker sudah sampai di bibir sumur. Cakarnya berusaha menggapai-gapai Pistin. Aumannya
mengerikan.
7. Pistin sudah hampir di dasar sumur. Gambarkan apa yang terjadi. Pistin tidak menyadari, ada seekor
ular kobra menantinya di bawah. Menyadari datangnya mangsa, ular itu menjulurkan kepalanya setinggi
mungkin ingin memagut Pistin. Jarak antara kaki Pistin dan kepala kobra hanya sejengkal. Dan jarak
antara kepalanya dan cakar Richard Parker juga sejengkal.
8. Ceritakan yang terjadi kemudian. Pistin merasakan ada yang bergerak menyusuri tangannya. Tikus-
tikus. Mereka menggigiti akar-akaran yang menjadi satu-satunya pegangan Pistin untuk bertahan hidup.
gambarkan situasi Pistin. Ia serba salah. Bergerak ke atas, Richard Parker akan memangsanya. Bergerak
ke bawah, kobra akan memagutnya. Diam saja, si tikus akan memutuskan akar-akaran, dan dia pasti
jatuh. Pistin dalam situasi sulit. Bergerak, mati. Diam pun ia tetap mati. Apa yang harus dilakukannya?
9. Ceritakan reaksi Pistin. Dia putus asa. Ia ingat pesan ayahnya. Ia menyesal sudah mengabaikannya.
Ia berdoa memohon pertolongan Tuhan. Ceritakan yang terjadi kemudian. Richard Parker sangat
bersemangat menggapai kepala Pistin. Kaki belakangnya menggoncang-goncangkan sebatang pohon.
Di atas pohon ada sarang lebah yang sarat madu. Karena goncangan yang kuat, madu itu menetes tepat
ke arah Pistin.
10. Gambarkan apa yang dilakukan Pistin. Ia mengarahkan mukanya ke tetesan madu dan menjilatinya.
Yah, setidaknya ia mati dengan merasakan manisnya madu. Ceritakan reaksi Richard Parker. Dia
semakin jengkel melihat mangsanya malah makan. Semakin geram, semakin semangat ia menggapai-
gapai kepala Pistin dengan kedua cakarnya. Saking semangatnya, Richard Parker terjungkal ke dalam
sumur. Tubuhnya menimpa si ular kobra. Keduanya tewas.
11. Situasi sulit dan gawat berubah. Pistin memanjat ke luar sumur. Ia merasa gembira dan lega. Berkat
pertolongan Tuhan, ia selamat.

Pada bacaan minggu ini teks Yesaya menceritakan bangsa Israel yang terancam oleh bangsa-bangsa di
sekitarnya terutama Asyur yang pada saat itu hendak memperluas daerah kekuasaannya. Dalam situasi
ketakutan ini bangsa Israel mengharapkan jalan keluar yaitu mengandalkan Mesir bukan Tuhan. Secara
manusiawi sebetulnya mengharap bantuan kepada Mesir wajar saja, mereka sedang terdesak! Selama
ini Mesirlah kerajaan yang dinilai kuat dan punya andil. Namun mengandalkan bangsa tidak
dikehendaki oleh nabi Yesaya. Situasi bangsa pada waktu itu jelas digambarkan seperti gurun, padang
kering, tangan yang lemah lesu, lutut yang goyah. Digambarkan keadaan yang tawar hati patah
semangat alias setengah pingsan. Dalam keadaan yang demikianlah Yesaya memberikan kabar
sukacita tentang pengharapan akan datangnya penolong yaitu : . . . Allahmu akan datang dengan
pembalasan. . . Ia sendiri datang menyelamatkan kamu ! (ayat 4). Dengan demikian bangsa Israel
diberi pemahaman keselamatan dan kebahagiaannya tidak didapat dengan usaha sendiri atau
pertolongan bangsa Mesir tetapi Allahlah yang menyelamatkan. Pengharapan tersebut terus
digaungkan oleh Yesaya. Dalam situasi yang genting mengapa nabi Yesaya begitu teguh berpegang
pada janji Tuhan. Mari kita kenal sosok Yesaya lebih dekat.
Mengenal Yesaya lebih dekat

Yesaya adalah putra Amos yang dilahirkan di Yerusalem sekitar tahun 760 sebelum Masehi.
Ia mulai menyampaikan pesan Tuhan sekitar 740 sebelum Masehi yaitu pada tahun kematian raja
Uzia. Dia berkhotbah selama 40 tahun di Yerusalem, menyampaikan pesan Tuhan kepada raja-raja,
para pangeran dan rakyat. Dia adalah seseorang yang berpendidikan tinggi yang sangat dihormati
oleh penduduk Yerusalem. Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan
paling berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga
berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang
simbolik bagi bangsa itu.
Pada masa baktinya Yesaya menyadarkan orang-orang fasik di antara bangsanya dalam hal
peribadatan. Dengan tegas ia mengajak Yehuda untuk tidak menggabungkan diri dengan bangsa-
bangsa lain, melainkan percaya kepada Tuhan. Pokok pemberitaannya adalah umat yang percaya
kepada Tuhan mempertahankan kedudukannya sebagai bangsa yang kudus bagi Tuhan (Yesaya 7:9).
Ia mendeklarasikan bahwa seisi dunia berada dalam pengendalian Tuhan, dan memperingatkan
masyarakatnya bahwa negeri mereka akan dimusnahkan apabila mereka berpaling dari Tuhan.
Yesaya menitikberatkan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan yang paling sukar. Ia tidak
hanya bernubuat bagi para raja, tetapi ia aktif dalam bidang politik. Yesaya menggunakan dua kata
penting untuk Allah, yaitu: Yahwe Sebaot (Tuhan semesta alam yang mempunyai segala kuasa di
langit dan dibumi) dan Kadosy Israel (Sang Kudus Israel). Yesaya meyakini bahwa Allah hadir secara
aktif. Yesaya mengetahui bahwa Allah memakai kekuasaan dan kekuatan Asyur untuk menghukum
orang Israel, tetapi iapun tahu bahwa kekuatan dan kekuasaan Asyur dibatasi pula oleh kekuasaan
Allah. Selain itu, Yesaya menantikan seorang Mesias dari keturunan Daud (lih. pasal 7, 9, 11)
Beriman seperti Yesaya: Habis gelap terbitlah terang
Habis gelap terbitlah terang adalah gambaran yang tepat untuk mengungkapkan keadaan yang dialami
bangsa Israel dan pengharapan yang disampaikan oleh Yesaya. Suasana gelap itu dapat kita lihat pada
pasal-pasal sebelumnya di mana Yesaya memberitakan berbagai macam hukuman yang mengerikan.
Renungan dari pasal-pasal sebelumnya cukup jelas bahwa bukan hanya bangsa-bangsa lain yang akan
menerima hukuman, melainkan juga bangsa Israel sendiri. Jika demikian, apakah itu berarti bahwa
nasib umat Tuhan akan sama dengan bangsa-bangsa lain? Tentu saja, tidak. Bayangkan perubahan
drastis yang digambarkan di sini. Padang gurun, padang kering dan padang belantara adalah gambaran
keadaan mereka sebelum dipulihkan. Sedangkan kesuburan Libanon, Karmel dan Saron adalah
gambaran keadaan mereka setelah dipulihkan.
Perubahan yang akan dialami oleh umat berupa pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah,
pemulihan hubungan antara manusia dengan sesama dan pemulihan hubungan antara manusia dengan
ciptaan lainnya. Ketiga hal tersebut pada akhirnya dapat membawa sukacita dalam hidup umat, sebab
kedamaian dan keharmonisan akan terjadi dalam hidup mereka. Dengan adanya pemulihan ini,
kehidupan umat akan menjadi baik kembali, yang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan dan
yang bisu dapat berbicara kembali. Kesedihan, kedukaan bahkan keluh kesah akan segera berganti
dengan sukacita dan damai sejahtera. Mereka yang terbelenggu akan dibebaskan, dan mereka yang
tertindas akan memperoleh kelegaan. Umat-Nya akan dilindungi dari marabahaya. Mereka akan
dituntun pada jalan kebenaran dan damai sejahtera akan tercipta di bumi.
Oleh karena itulah umat diajak untuk tetap bersemangat, sebab Sang Penyelamat, sumber sukacita
bagi kehidupan umat-Nya akan datang dan melawat mereka. Penderitaan yang sedang mereka alami
itu tidak boleh membuat mereka menjadi lemah. Mereka harus bersemangat dan percaya bahwa ada
masa depan cerah yang Allah sediakan bagi mereka. Untuk itulah mengapa mereka juga diminta untuk
menyampaikan hal ini kepada yang lainnya, yang sedang tawar dan gentar hatinya. Tujuannya bukan
lain agar semangat mereka pun kembali pulih. Tindakan mereka ini ingin menunjukkan bahwa
pertolongan Tuhan itu bukan hanya untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk semua orang. Ini
menjadi bukti bahwa Allah mengasihi semua orang, Allah memperhatikan mereka yang kesusahan,
tertekan dan dalam penderitaan194 Habis Gelap Terbitlah Terang tentu tidak hanya orang dewasa yang
mengalami pergumulan berat, kita sebagai remaja juga pernah merasakan pergumulan hidup yang
berat, yang seringkali membuat iman kita lemah. Sebagai remaja tidak jarang kita diperhadapkan
dengan situasi keluarga yang tidak harmonis, tuntutan standar akademis yang semakin tinggi,
pergaulan yang tidak seiring sejalan dengan prinsip kita, dan pergumulan-pergumulan lain. Dalam
situasi tersebut tidak jarang kita merasa Allah hanya berdiam diri atas kesusahan kita dan tidak
menolong kita. Kita seperti berada dalam kegelapan. Namun sebagaimana Yesaya mengimani bahwa
Allah yang ia kenal adalah Allah yang aktif, maka kita juga bisa percaya bahwa Allah kita bukanlah
Allah yang NATO (No Action Talk Only). Ia tidak hanya menyatakan pengharapan dan sukacita dalam
Firman Tuhan, namun Ia benar-benar merealisasikan firman-Nya. Ia menyatakan kuasaNya melalui
berbagai macam cara, dan memakai siapapun untuk menyatakan pertolonganNya, bahkan cara yang
sering kita tidak sadari sebagai pertolongan dari Allah. Jangan-jangan selama ini terang atau
pertolongan dari Allah sudah kita nikmati namun kita menganggapnya itu bukan pertolongan Allah
melainkan usaha kita sendiri. Sebagai remaja yang optimis dalam menjalani hidup ini, marilah kita
beriman seperti Yesaya: Habis gelap terbitlah terang! Menyadari bahwa pertolongan Allah hadir
melalui hal-hal kecil yang mungkin tidak kita sadari layak dilakukan.

KREATIVITAS CARA PENYAMPAIAN


1. Adakah yang pernah terjebak dalam situasi gelap dalam waktu yang cukup panjang? Tanyakan
bagaimana perasaan dan harapan apa yang ingin segera diwujudkan?
2. Pelayan firman menyampaikan uraian pelajaran hari ini.
3. Setelah selesai menyampaikan uraian pelajaran hari ini, pelayan firman mengajak remaja mengikuti
simulasi Aku Mau Mendengar Suara Lirih Itu. Pelayan firman menyampaikan instruksi:a. Dalam
waktu 4 menit remaja harus sepakat untuk mengambil suasana hening, tidak boleh ada suara apa pun
di dalam ruangan tersebut apa pun yang akan terjadi.
4. b. Jika suasana sudah hening, mintalah satu orang mematikan lampu di dalam ruangan. Biarkan
lampu mati dengan suasana hening selama satu menit.
5. c. Lalu nyalakan kembali lampu di dalam ruangan, tetap dengan suasana hening
6. d. Biarkan suasana hening tercipta dengan lampu menyala selama 1 menit
7. e. Setelah itu izinkan remaja berkomentar.
8. f. Tanyakan kepada remaja: apakah perbedaan suasana hening pada waktu lampu menyala dan lampu
dimatikan?
9. g. Pelayan firman menyampaikan penjelasan dan pesan permainan: pada saat suasana hening terjadi,
adakah yang merasakan perbedaan baik saat lampu mati maupun menyala? Pada saat hening dalam
dua kondisi tadi, yang terjadi adalah sama-sama hening bukan? Namun sekalipun sama, pada saat
lampu dinyalakan ada bunyi lirih yang ditimbulkan dari lampu itu. Apakah ada yang menyadarinya?
Seringkali kita tidak menyadari akan bunyi lirih itu, karena fokus kita adalah pada sesuatu yang
terlihat bukan? Menurut ilmu pengetahuan cahaya terang yang berasal dari lampu itu menimbulkan
suatu bunyi lirih. Bunyi itu ditimbulkan dari getaran yang bersal dari sumber energi listrik (mintalah
remaja mengulang mematikan dan dan menyalakan lampu dalam suasana hening untuk
membuktikannya).
10. Dari simulasi itu remaja diajak berfleksi, bahwa dalam menanggapi pertolongan Allah seringkali
kita juga kita tidak peka seperti saat simulasi tadi. Kita lebih berfokus pada apa yang terlihat, sampai-
sampai mengabaikan suara lirih, atau hal-hal kecil yang merupakan cara Allah untuk menolong kita.
Karena kita mengenal Allah adalah Sang Terang, maka yang kita cari adalah terangnya, kita lupa
bahwa Allah juga hadir lewat udara, suara, atau hal-hal lain yang tak mampu kita jangkau.

Anda mungkin juga menyukai