Topik : Berhala
25 Januari 2004
Berhala Emas
Nats : Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Keluaran 20:3)
Bacaan : Keluaran 12:29-36
Allah telah menyita perhatian Firaun dan bangsa Mesir melalui serangkaian tulah. Sekarang mereka
menderita karena pembebasan budak-budak Israel mereka. Namun Allah tidak menginginkan bangsa Israel
meninggalkan Mesir dengan tangan hampa. Karena itu, setelah mengalami 400 tahun masa perbudakan,
mereka berhak menerima upah. Lalu mereka meminta mantan majikan mereka untuk memberikan barang-
barang dari perak, emas, serta pakaian. Dan mereka memperolehnya. Keluaran 12:36 mengatakan bahwa
orang Israel "merampasi orang Mesir itu".
Namun, itu tidak berlangsung lama sampai umat Allah jatuh ke dalam penyembahan berhala. Mereka
menggunakan emas mereka untuk membuat anak lembu emas, yang mereka sembah saat Musa berada di
puncak Gunung Sinai untuk menerima perintah Allah (ayat 32:1-4).
Pengalaman tragis ini menyoroti satu penekanan yang perlu senantiasa diingat oleh orang-orang kristiani
sehubungan dengan harta mereka. Ada banyak hal yang bisa kita nikmati dalam masyarakat kita, tetapi
benda-benda materi dapat menjadi bahaya maut apabila tidak kita gunakan secara bijak. Os Guinness
berkata bahwa kita "bebas untuk menggunakan" tetapi "jangan sampai memuja". Kita adalah "orang asing dan
pendatang di bumi ini" (Ibrani 11:13), dan kita tidak boleh terlalu terpikat oleh "harta Mesir" sehingga
menjadi puas karenanya dan melupakan panggilan sejati kita.
Apakah kita menggunakan berkat materi kita untuk melayani Tuhan, atau kita justru telah diperbudak
oleh berkat materi tersebut? Haddon Robinson
EMAS BISA MENJADI HAMBA YANG BERGUNA
TETAPI JUGA DAPAT MENJADI TUAN YANG KEJAM
25 Februari 2004
Grafiti
Nats : Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu (Lukas 12:15)
Bacaan : Lukas 12:13-21
Pendeta dan penginjil E.V. Hill pulang ke rumah Tuhan dan Juruselamatnya pada tanggal 25 Februari
2003. Sebagai pembicara konferensi, ia sangat digemari banyak orang. Tidak banyak orang yang memperoleh
perhatian dan penghormatan dari berbagai kalangan masyarakat seperti dirinya.
Bertahun-tahun yang lalu, Pendeta Hill diundang untuk berbicara di sebuah gereja, di pinggiran sebuah
kota besar di Amerika Serikat bagian selatan. Pada pembukaan khotbahnya, Pendeta Hill mengomentari
perbedaan antara daerah pinggiran yang kaya tersebut dengan daerah perkotaan miskin tempat ia melayani.
"Saya tahu apa yang kurang," katanya. "Di sini tak ada grafiti sama sekali. Saya bersedia dengan sukarela
membuatkannya bagi kalian. Saya akan mengambil seember cat dan berjalan mengelilingi kawasan kalian.
Lalu saya akan menuliskan satu kata ini di atas rumah jutaan dolar dan mobil mahal buatan Eropa milik
kalian: sementara. Hanya satu kata itu: sementara. Tak satu pun dari semua kekayaan itu bersifat kekal."
Kita menikmati dan mengurusi harta kita, dan memang seharusnya demikian. Namun, Yesus mengatakan
bahwa kita tidak boleh dikuasai oleh harta kita, karena semua itu tidak akan dapat dibawa ke dalam
kekekalan (Lukas 12:15-21). Rumah hanyalah sebuah kotak tempat berlindung dari hujan dan panas; mobil
hanyalah sebuah alat untuk membawa kita dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena kita tidak dapat
membawanya saat kita meninggal dunia, sebaiknya kita melihat semuanya itu sebagaimana dilihat oleh E. V.
Hill melihatnya: sementara --Dave Egner
UKURAN SESUNGGUHNYA DARI KEKAYAAN KITA
ADALAH APA YANG AKAN KITA MILIKI DALAM KEKEKALAN
26 Februari 2004
Bersinarlah!
Nats : Hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu (Daniel 3:18)
Bacaan : Daniel 1:1-6
Aspenas, kepala istana kerajaan Babilonia kuno, bertekad untuk menghilangkan kesaksian apa pun
mengenai Allah Israel dari kerajaannya. Strateginya terfokus pada para pemimpin muda orang Ibrani yang
ditawan. Aspenas memberi nama baru kepada para tawanan itu untuk menghormati ilah-ilah kepercayaan
Babilonia. Hal ini masuk akal baginya, karena nama-nama Ibrani asli mereka menghormati Allah mereka
(Daniel 1:6).
Namun, kehidupan yang dipilih oleh para tawanan itu merupakan kesaksian yang jauh lebih kuat daripada
label apa pun yang diberikan kepada mereka. Ketika benar-benar menghadapi api pencobaan, orang-orang
muda itu tidak mau sujud dan menyembah berhala emas. Mereka justru menerima hukuman dilemparkan ke
dalam tungku perapian yang menyala-nyala. Mereka yakin pada kekuasaan dan pemeliharaan Allah (pasal 3).
Apakah Anda mengenal orang-orang tidak percaya yang berusaha menekan Anda untuk mengikuti cara
hidup mereka? Jika Anda tidak berpesta dengan mereka, mengikuti praktik bisnis yang meragukan, atau
tertawa untuk lelucon penuh ejekan, apakah Anda dihina? Orang bahkan mungkin menjuluki Anda macam-
macam karena Anda tidak mau bergabung dengan kelompok mereka. Namun, bila Anda ditolak karena
kesetiaan Anda kepada Allah, Anda dapat hidup dalam cara yang menghormati Bapa.
Julukan yang diberikan orang lain untuk memanggil kita bukanlah suatu masalah besar. Yang penting
adalah bagaimana kita menjalani kehidupan di hadapan Allah dan kita selalu membuat terang kita bersinar --
HDF
SECERCAH CAHAYA DAPAT MENGHILANGKAN KEGELAPAN PEKAT
20 Juni 2008
Ayat 8-9 : Berhala adalah kesia-sian : Bahwa suatu kebodohan ketika berhala dipuja dan disembah.
Tidak ada kecakapan sedikitpun yang diperoleh dari berhala karena dia adalah benda mati yang
sekalipun dilapisi dengan emas/perak yang asalnya dari negeri-negeri besar dan hebat tapi tidak dapat
menjawab kebutuhan utama mereka, karena buatan tangan manusia tidak bergerak yang notabene tidak
dapat memahami hati manusia.
Ayat 14-15 : menjelaskan tentang Manusia bodoh dalam kebodohannya. Manusia terbatas dengan apa
yang dibuatnya dan yang diciptakan tangan manusia juga terbatas, yang diciptakan tidak bergerak, tidak
bernafas, sia-sia adanya dan pada saatnya nanti akan binasa.
Ayat 16 : menjelaskan tentang NamaNYA Tuhan Semesta ALAM, Allah yang hidup. Israel adalah milikNYA,
umat kepunyaanNYA yang mengakui Dia TUHAN SEMESTA ALAM (Kej 32:30)
Penyembahan berhala masih menjadi suatu bahaya bagi umat Allah, walaupun kegiatannya tidak selalu
terbuka atau kelihatan. Berhala biasanya lebih terselubung dan sulit dikenali, karena mereka mengisi
tempat-tempat tersembunyi di dalam hati kita.
Jika kita ingin menyingkap berhala di hati kita, perhatikanlah pikiran-pikiran yang mendominasi, karena
apa yang sering kita pikirkan mungkin telah menjadi suatu berhala. Apa yang terakhir kita pikirkan sebelum
tidur, apa yang pertama kita pikirkan saat bangun, apa yang kita khayalkan sepanjang hari, semuanya
berkaitan dengan benda atau sesuatu yang kita sayangi dan percayai. Setiap benda atau orang yang kita
harapkan memberikan kepuasan, setiap sasaran atau keinginan kita yang telah menjadi lebih penting
daripada Allah, semuanya merupakan "allah-allah" yang merebut kesetiaan kita dan diam-diam
mengendalikan kehidupan kita.
Hanya Allah yang dapat memuaskan kebutuhan hati kita yang terdalam dan membuat kita benar-benar
hidup. Itulah sebabnya kita perlu mengindahkan nasihat yang penuh kasih dari Rasul Paulus, "Saudara-
saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala" --David Roper
ntisari-Online.com – Benjamin adalah seorang tukang cukur yang cukup terkenal. Ia
terampil dan memiliki banyak pelanggan. Selama bekerja, ia selalu berbicara untuk
menghibur dan mencerahkan pelanggannya.
Setelah rambutnya dipotong, pelanggannya keluar dari tempat cukur itu. Di jalan, ia
melihat seorang gila dengan rambut panjang dan kotor, serta jenggot yang tidak rapi.
Pelanggan itu kembali ke salon dan berkata kepada tukang cukur, “Sekarang saya
yakin bahwa tidak ada tukang cukur di jalan ini.”
“Mengapa kau katakan seperti itu?” tanya tukang cukur itu dengan tak percaya.
Menunjuk ke orang gila itu, pelanggan berkata, “Jika ada seorang tukang cukur di sini,
bagaimana bisa pria yang memiliki rambut panjang dan kotor, serta jelek seperti itu?”
Tukan cukur membela posisinya, “Saya tukang cukur terbaik di kota ini. Ada beberapa
tukang cukur di jalan-jalan lainnya. Orang yang gila itu tidak datang ke salah satu dari
kami untuk memotong rambut. Itu bukan kesalahan kami.”
Pelanggan itu berkata, “Nah, itu benar. Sama seperti tukang cukur, Tuhan juga ada.
Masalahnya adalah orang-orang seperti Anda tidak pernah mencari-Nya
dan menolak untuk bertemu dengan-Nya, dan mencari berkat-Nya. Itulah mengapa
Anda menemukan begitu banyak kesedihan dan penderitaan.”