Anda di halaman 1dari 8

Ketegasan Yesus

Markus 11:15-18; Lukas 18:18-25

PENDAHULUAN
Ss, bagaimana menjadi tegas dengan benar? Banyak orang yang memiliki
masalah ini. Paling tidak dalam hal ketegasan ini saya melihat empat tipe orang:
 Tidak yakin tegas dan tidak benar
 Tidak yakin tegas tapi benar
 Yakin tegas tapi tidak benar
 Yakin tegas dan benar
Tapi apa itu tegas? Di dalam KBBI, tegas adalah jelas, pasti. Dan dalam berbicara
menjadi serupa dengan Yesus yaitu ketegasan, nah maka ketegasan ini pasti ada
objeknya. Ketegasan terhadap apa? Objek di dalam pengertian Alkitab adalah ketidak
benaran.
Tapi hati-hati, kita tidak pernah tahu apakakah ketegasan kita itu benar. Atau
ketidaktegasan itu lebih baik daripada tegas. Ketidakmengertian akan ketegasan ini akan
mengakibatkan hal-hal dimusuhi, dicekal, dihina, dilecehkan. Saat anda tidak tegas, anda
malah direndahkan oleh rekan kerja anda sebagai orang yang plin-plan, atau kepada anak
sehingga anak itu menjadi anak yang nakalnya dan manjanya bukan main.
Kita akan belajar melalui bagian ini bagaimana kita mengerti tentang ketegasan
yang benar dan berusaha untuk melakukannya dengan pengertian dan cara yang benar.

ISI
Kita akan belajar dari dua bagian firman Tuhan bagaimana belajar untuk tegas
sama seperti Yesus.
Markus 11:15-18
Mari kita baca dari ayat 12. Satu-dua minggu sebelum penyaliban Yesus, Yesus
dan murid-murid-Nya datang ke Yerusalem. Dan Dia langsung menuju Bait Allah.
masuk ke Yerusalem, minggu-minggu terakhirnya sebelum penyaliban-Nya. Kedatangan
Yesus ke Bait Allah bukanlah sebuah hal yang aneh, karena bagi orang Yahudi Bait Suci
adalah tempat yang sakral di mana mereka dapat berdoa kepada YHWH. Tentu saja Dia
masuk untuk dapat beribadah kepada Allah dan seperti yang Dia lakukan, mengajar,

1
memberitakan
itakan kedatangan kerajaan Allah. Dan sewaktu Dia masuk, betapa marah-Nya
Dia dan langsung menyucikan pelataran Bait Suci itu.
Ss, Yesus agaknya tidak terkejut, Yesus tahu bahwa ada penyimpangan di dalam
Bait Suci itu sendiri. Dan sekarang saatnya peny
penyucian itu akan dilakukan, oleh Anak dari
Bapa itu sendiri. Dia mengusir semua orang yang berjual beli (bukan yang beribadah),
meja-meja
meja penukar uang dan bangku
bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan--Nya. Dan Ia
tidak memperbolehkan, dengan keras, orang
orang-orang tidak boleh membawa barang
dagangan mereka melewati bait Allah. Ss, apakah ini hal keras? Ya! Kemarahan Yesus
adalah hal yang benar. Ayat 17, “Bukankah ada tertulis: Rumah
Rumah-Ku
Ku akan disebut rumah
doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikann
menjadikannya
ya sarang penyamun!”

Ss, kita harus mengerti dengan jelas apa yang menjadi maksud Yesus. Terlebih
dahulu mari kita lihat peta Bait Allah di masa Yesus.

2
Dimanakah orang-orang ini berjualan? Di court of gentiles. Di pelataran terluar
Bait Allah. Dan hal ini adalah suatu cela. Mengapa?
Pertama, Kekudusan Bait Allah. Bait Allah, termasuk pelatarannya bukan tempat
untuk berjualan. Malahan sekarang dijadikan SARANG PENYAMUN! Tentu saja
imam-imam dan ahli taurat kebakaran jenggot karena ada trik dagang yang berlaku. Pada
zaman itu juga ada masalah KKN, dan itu dilakukan imam-imam dan ahli Taurat!
Ada dua mata uang yang berlaku saat itu, secara internasional mereka memegang
mata uang romawi dan di dalam perdagangan di Bait Allah mereka harus menukarkan
mata uang romawi mereka ke mata uang Ibrani (shekel), hal ini memang dituliskan di
dalam taurat, Keluaran 13:30. Saat itu adalah paskah, dan keuntungan yang besar bisa
mereka tarik dari negara lain yang mau beribadah. Mereka harus membayar pajak Bait
Suci dan memberikan korban bagi Tuhan. Dan itu hanya bisa bagi mata uang Ibrani.
Di dalam mempersembahkan korban haruslah binatang yang tidak bercacat (Imamat
1:2, 3; Ulangan 12:5-7). Dan saat binatang yang mereka bawa divonis memiliki cacat
maka mereka harus membeli binatang lagi. Tentu saja orang dari negara lain agak sulit
kalau membawa binatang dari luar, karena perjalanan yang jauh.
Perdagangan ini sebenarnya sudah memiliki tempat, di kaki bukit gunung Zaitun
tetapi tim sukses ekonomi Bait Suci yang terdiri dari imam melihat peluang usaha ini.
Entah apa yang mereka maksudkan. Mereka melayani Tuhan atau mau berdagang?
Kedua, dimanakah non-Yahudi beribadah? Mereka yang non-Yahudi hanya
diperkenankan beribadah di pelataran terluar Bait Suci. Sekarang, dimanakah mereka
dapat beribadah dengan tenang? Rumah Tuhan adalah rumah doa bagi SEGALA
BANGSA! Tidak bergantung suku! Ss, perhatikan bahwa gereja pun memiliki konsep
yang sama. Mengapa ada gereja yang berbeda suku? Memudahkan penyembahan
kepada Tuhan di dalam konteksnya, bukan memisahkan diri dari suku lain dan
menganggap berbeda.
Ketiga, Yesus lebih melihat kepada belas kasih daripada ritual penyembahan.
Yesaya 1:11-17; Hosea 6:6. Pemberian korban kepada Allah itu percuma karena yang
terpenting dalam semua hal itu adalah iman, doa dan pengampunan kepada orang
lain…ujung-ujungnya apa? Kasih! Orang-orang Yahudi saat itu masih memiliki

3
masalah kepada orang non-Yahudi. Mereka terlalu etnosentris, dan dengan cara apa?
Mengorbankan pelataran tempat non-Yahudi beribadah untuk berjualan…padahal rumah
Allah adalah rumah doa semua bangsa !
Hal ini tidak lepas dari konteksnya yang di atasnya ss. Mari kita lihat ayat 12-14.
Yang menjadi masalah adalah pohon Ara itu seharusnya sudah berbuah, Yesus bukan
orang yang tidak tahu tentang musim-musim pohon Ara dan tanda-tanda di mana
seharusnya pohon itu berbuah, Yesus tahu dan Dia mengutuk pohon itu. Yesus tidak
marah karena Dia lapar! Ss, ini adalah tanda yang sama yang Yesus berikan kepada
mereka yang di Bait Allah.
Ss, kita harus memperhatikan bahwa kemarahan Yesus dan kemarahan manusia
itu sangat berbeda. Kemarahan manusia itu berfokus kepada dirinya sendiri dan bukan
karena kebenaran Allah diselewengkan.
Yesus marah dan mengutuk pohon ara bukan karena dia lapar dan tidak
mendapatkan makanan tetapi sebagai analogi sebagai agama Yahudi yang tanpa
substansi, sesuatu yang tampak di luar saja, legalistik (kerang tanpa isi, hanya
kulitnya saja).

Lukas 18:18-25
Di bagian in kita juga melihat ketegasan Yesus kepada mereka yang dapat masuk
ke dalam Kerajaan Sorga. Ss, di sini Yesus bukan mengatakan kita dapat masuk ke
dalam sorga dengan perbuatan baik. Tidak! Di sini Yesus melihat dengan jelas bahwa ia
tidak dapat melepaskan diri dari kekayaannya, karena orang itu sangat kaya! Kekayaan
itu yang menjadi kekuataan, keamanan, identitas dirinya! Lihat tadi katanya bahwa anak
muda yang kaya itu mengasihi sesamanya? Tidak! Dia mungkin mau memberikan
sedikit bagian tetapi tidak semuanya. Dan, saya ralat ss, yang dimaksudkan di sini unta
masuk lubang jarum bukan pintu gerbang Yahudi tetapi sebuah hiperbola.
Di sini Yesus berbicara tentang panggilannya kepada si anak muda kaya itu untuk
menjadi murid-Nya, lihat penulis Injil sangat memberikan warna yang kontras saat
memasukkan perikop selanjutnya. Orang buta di dekat Yerikho, jelas melihat
kebutuhannya akan Allah dan maskin disuruh iam, semakin keras dia berteriak kepada
Yesus, sang anak Daud. Orang buta ini tidak sekedar menari penyembuhan. Perhatikan

4
bahwa dia mengatakan Yesus anak Daud. Dalam pengertian anak Daud, orang buta ini
mendengar tentang Yesus dan dia tahu bahwa Yesus adalah Mesias itu.
Demikian juga dengan Zakheus. Zakheus memberikan segala sesuatunya! Bahkan jika
kita melihat ayat 8, dia itu pasti bangkrut! Ss, pernyataan di sini sangatlah keras, seperti
di Matius 5:27-30. Jika uang itu menyesatkan engkau, berikan semuanya! Ss, dulunya
saya mengira, “Ya, Tuhan, cincailah, aku janji akan gunakan uang ini dengan baik.”
Benarkah? Ss, jika kita mau peka dengan diri kita, kita akan perhatikan bahwa hidup kita
dikuasai uang. Etika Kerajaan Allah adalah etika yang sempurna, jadi orang Kristen sulit
bukan? Makanya yang masuk Kerajaan Sorga bukan karena inisiatid kita mencari Tuhan
tetapi Tuhan mencari kita ayat 26, 27. Bagi Allah itu mungkin karena Allah yang
memberikan anugerah-Nya!
Di ayat 28-30, para murid terkejut bahwa mengira bahwa orang kaya adalah orang
yang diberkati Tuhan, kenyataannya tidak. Siapapun orang itu, kaya-miskin, pintar-
kurang pintar jika mereka tidak memenugi panggilan Kerajaan Sorga, orang itu tidak
layak masuk. Lihat ss, bahwa ketidaklayakan masuk ke surga bukan masalah perbuatan
baik tetapi menerima panggilan Allah. Dan anugerah Allah, lihat ayat 27, Allahlah yang
memberikan anugerah itu.
Di ayat 15-17 kita juga melihat bahwa mereka yang masuk ke dalam Kerajaan
Sorga adalah mereka yang sperti anak-anak ini yang menerima dengan rendah hati
Kerajaan Sorga itu dalam hati mereka. Yesus menunjukkan kepolosan dan ketulusan
anak-anak itu kepada mereka.
Orang yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga bukan orang yang berduit, bukan
juga orang miskin. Orang yang masuk ke dalam kerajaan Sorga adalah orang yang
mentaati panggilan Tuhan dengan rendah hati di dalam dirinya (mengasihi Allah
dan sesama) dan meninggalkan segala hal yang menjadi “allah”nya!

APLIKASI
Ss, saat kita berbicara tentang ketegasan, ini adalah sesuatu yang kompleks. Di
dalam kedua perikop di atas kita melihat bahwa Yesus memiliki prinsip dan menjalankan
prinsip itu. Yesus tidak pernah neko-neko! Sama sekali, walaupun Dia tahu akan dibenci
dan dibunuh orang sebangsanya sendiri (Markus 11:18). Yesus tegas dengan cara marah

5
dan mengobrak-abrik semua yang dipelataran Bait Suci bukan karena Dia tidak waras,
bukan! Dia melakukannya karena Dia tahu bahwa Bait Suci adalah rumah doa dan bukan
jualan. Ss, sama dengan gereja. Gereja tempat menyembah Allah dan bukan kekuasaan
pribadi atau berdagang. Betapa banyak gereja yang saya tahu (melalui dosen dan teman-
teman pelayanan) yang menjadi ajang kekuasaan dan bukan rumah Tuhan. Seandainya
Tuhan ada di sana, sungguh itu gereja mungkin akan diobrak-abrik.
Kita juga melihat ketegasan Yesus tentang siapa yang sesungguhnya masuk ke
dalam Kerajaan Sorga adalah orang yang menerima panggilan Allah itu. Yesus tidak
pernah menurunkan standar kerajaan Sorga itu.
Ss, kita belajar bahwa,
Ketegasan adalah menasehati, menegur, marah di saaat yang tepat; memiliki
integritas dan menyatakan TIDAK pada ketidakbenaran dan mengatakan YA
kepada kebenaran Allah.
Matius 5:37, “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan:
tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”

Ss, sebelum kita belajar untuk tegas kita harus tahu mengapa kita tegas. Yesus
memiliki dasar melalui firman Tuhan mengapa dia bertindak tegas, bahkan marah. Tidak
kompromi, menunjukkan integritasnya sebagai manusia. Kita juga harus memiliki
landasan yang kuat secara firman Tuhan. Tapi bagaimana bisa benar kalau kita tidak
memiliki disiplin rohani? Tidak baca Alkitab, tidak berdoa, tidak berpuasa, dll?
Belajar Alkitab bukan untuk hamba Tuhan saja, tetapi untuk semua murid Yesus.
Semua yang mengakui murid Kristus. Apakah anda mengakui bahwa anda murid
Kristus? Pertanyaannya kita sederhanakan saja, mengapa anda datang ke gereja? Yah,
kalau anda menganggap murid Yesus, kalau tidak, saya pikir Kekristenan yang minoritas
ini pun masih kebanyakan orang Kristen yang tidak menjadi murid Yesus.
Atau mungkin kita nabal (ibrani), orang yang tahu tetapi tidak mau tahu atau
pura-pura tidak tahu. Tentu kita orang yang bisa berpikir, bukan saja yang baik tetapi
juga yang jahat. Mengkambinghitamkan sesuatu atau orang segampang mengangkat
tangan kita. Yah, namanya juga keturunan Adam dan Hawa. Kita merasionalisasikan
perintah Allah, kita menutup telinga kita dan tidak mau tahu. Dan biasanya baru mau

6
tahu setelah apa ss? Bangkrut, perceraian, anak-anak nakal, sakit…kalau masalah
datang. Lalu setelah masalah beres apalagi? Lupa lagi kepada Tuhan.
Dengan dasar yang tidak kuat akan kebenaran firman Tuhan ada dua tipe orang:
pertama, yang tetap tegas, tentu saja ketegasannya itu karena dirinya sendiri. Standarnya
apa ss? Aku dan bukan Allah. Atau kedua, takut tegas. Mengapa? Tidak memiliki
dasar ketegasan atau takut dilecehkan dan dihina orang lain…padahal Yesus sendiri
mengalami penganiyayaan bahkan mau dibunuh. Ss, tidak benar jika melihat sesama kita
hanya sebagai orang-orang yang baik saja. Budaya sungkan memang ada baiknya tetapi
jika kita melihat dosa dan sungkan itu patut dipertanyakan. Fokusnya apa? Standar dan
ketakutan itu karena kita menganggap bahwa yang paling penting adalah diri kita dan
bukan Allah. Aku adalah allah! Sungguh suatu pemberontakan kepada Tuhan.

Ss, apa yang harus kita lakukan:


1. Ada lagu SM yang paling saya ingat: Baca Kitab Suci doa tiap hari, doa tiap hari, doa
tiap hari)2x Kalau mau tumbuh.
2. Mengapa aku harus tegas dalam situasi ini/itu? Dengan mempertanyakan demikian,
kita bisa tegas dengan benar. Tentu saja kita harus banyak melakukan disiplin rohani,
agar ketegasan kita itu sesuai dengan rencana Allah.
Saat anda mau marah atau mendisiplin kepada anak buah atau anak anda, tanyakan
kepada diri anda mengapa aku mau melakukan hal yang demikian?
Dan ketegasan ini tentangberlaku pada dosa, saat anda mau belajar tegas, tanyakan
kepada Tuhan, benar tidak itu dosa? Dan saat aku mau tegas kepada orang itu
tanyakan kepada diri anda, mengapa? Apa karena aku ilfil (ilang feeling) sama orang
itu atau memang karena dosanya? Jika karena anda kepahitan sama orang itu dan
benci kepada orang itu walau itu jelas dosa…duduk, diam, minta ampun kepada
Tuhan dahulu. “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu,
maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari
mata saudaramu." (Matius 7:5). Lalu datang dan menasehati, menegur orang itu.
3. Benarkah ini cara yang tepat atau apakah masih ada cara lain? Banyak orang yang
menganggap bahwa marah adalah hal yang paling benar dalam melihat
ketidakdisiplinan, padahal tidak demikian.

7
Menasehati orang itu.
Menegurorang itu.
Berbicara empat mata dengan orang itu, bertanya keadaannya bisa jadi lebih baik.

PENUTUP
Ibrani 12:1-17
Jika kita takut tegas, jangan takut. Saat anda belajar menghidupi kebenaran
firman Tuhan dan terus berusaha mengenal Allah anda akan semakin tegas. Dengan
disiplin rohani dan pengenalan yang benar akan Allah anda akan siap menjadi tegas.
Kalau Allah katakan belum waktunya kita akan dianiyaya, kita tidak akan. Waktu Yesus
belumlah genap. Demikianpun kita sebagai manusia, kita melihat bahwa kuasa itu ada
ditangan Tuhan. Allah kita bukanlah Allah yang mati tetapi hidup dan akan telah
merencanaka yang terbaik kepada kita.
Jika anda tegas tetapi salah mengerti dan salah cara. Fokus kepada diri sendiri,
datang kepada Tuhan, Dia akan mengampuni kita dan dengan langkagh yang berani kitab
bisa berjuang, belajar untuk tegas.
Haruslah juga kita saling mengingatkan satu sama lain sebagai saudara seiman.
Janganlah kita saling menghakimi.
Dan teruslah berdoa. Matius 26:41, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya
kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Anda mungkin juga menyukai