Anda di halaman 1dari 4

Ayat 8-14

Ayat 7-9
Pintu adalah akses masuk dan keluar yang di lalui setiap hari. Jika
membayangkan tentang pintu rumah atau apapun dan jika pintu itu terbuka dan
tidak ada ada maka hidup tidak aka naman. Tidak ada keamanan jika semua
terbuka dan keluar masuk dengan bebas, tidak ada privasi, dan juga tidak ada
estetika.
Gembala menjadi pintu? Kelihatannya aneh sekali, tetapi setelah
dipahami ternyata tidak. Kronologisnya bagi konteks pembaca Yahudi adalah
demikian: Gembala yang telah menuntun domba-dombanya ke padang rumput,
juga berjalan di depan untuk menuntun mereka kembali ke kandang domba
pada sore harinya. Pada saat itulah, sang gembala akan berdiri di muka pintu
kandang domba sambil memperhatikan satu per satu domba-domba yang masuk
ke kandang. Jika ada domba yang terluka karena tergores semak duri, ia akan
segera meminyakinya supaya sembuh; jika ada yang kehausan, ia akan segera
memberi minum tambahan. Seperti kesaksian Raja Daud, "Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah" (Mzm. 23:5)
Kemudian ia akan menutup kandang dombanya dan tidur melintang di depan
pintu itu sehingga tidak seorang pun akan dapat masuk atau binatang buas yang
dapat melintas tanpa sepengetahuan Sang Gembala., Gembala menjadi pintu!
Sesuai dengan pernyataan-Nya di pasal yang akan datang "Aku (ego) jalan
kebenaran dan kehidupan" (Yoh. 14:6). Inilah sekuritas maksimum bagi
setiap orang yang ada di dalam Yesus Kristus. Pintu kandang domba biasa
adalah pintu yang dapat dibuka dengan paksa oleh pencuri dan perampok' untuk
membinasakan domba-domba. Namun, Sang Gembala yang adalah pintu yang
hidup, tidak dapat dikalahkan oleh kuasa mana pun. Sebab, segala kuasa di
bumi dan di surga ada di dalam tangan-Nya (Mat. 28:18).
Klaim Yesus sebagai satu-satunya pintu adalah terbukti, karena Yesus
adalah Tuhan (Yoh. 5:17). Yesus juga hakim bagi semua orang (Yoh. 5:22, 27).
Yesus juga roti kehidupan yang turun dari surga (Yoh. 6:35). Yesus adalah jalan
kebenaran dan kehidupan (Yoh. 14:6). Tidak ada nama lain di bawah kolong
langit ini yang oleh-Nya manusia dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Jadi, domba-
domba yang diselamatkan ke dalam kandang adalah yang melalui Yesus dan
yang diam dalam naungan atau perlindungan-Nya.
Hanya Yesus yang memegang kunci Daud dan dapat membuka pintu
pintu bagi gereja-Nya. Yesus sebagai yang kudus dan yang benar, membuka
pintu bagi orang-orang yang dikasihi-Nya karena orang-orang yang memiliki
cara hidup bergantung sepenuh pada firman Tuhan.
Ayat 9-10: Di ayat 10 ini Yesus mengungkapkan berkat-berkat yang di
karuniakan-Nya bagi domba-domba-Nya.
Berkat pertama adalah “Keselamatan” dari segala ancaman dan bahaya yang
mengintari domba-domba itu dan juga dari kebinasaan akibat dosa.
Keselamatan ini diungkapkan secara positif sebagai “mengenal” si gembala (ay
14). Yesus adalah pintu menuju keselamatan ini (ayat 9) tidak ada pintu lain.
Berkat kedua bagi domba-Nya adalah masuk dan keluar serta menemukan
padang rumput (ayat 9), sebuah tamsil mengenai keamanan dan pemeliharaan.
Domba-domba berada di bawah pemeliharaan si gembala dan bertumbuh berkat
makanan yang yang di sediakannya. Perhatikan bahwa keamanan di peroleh
melalui kedekatan dengan si gembala, bukan dengan pagar kendang.
Menurut F.F. Bruce “Kalau umat Allah telah melupakan ini dan berusaha
menjamin kesatuan dan keamanan dengan membangun tembok di sekelilingnya,
hasilnya tidak memuaskan. Tembok itu mungkin begitu luas sehingga serigala
juga masuk bersama-sama dengan domba-domba ke dalam kendang (dengan
akibat malapeta bagi domba-domba) atau tembok kendang itu begitu sempit
sehingga tidak semua domba dapat masuk.”
Berkat-berkat gembala itu di jelaskan secara lebih umum dalam ayat 10,
hidup … dengan berlimpah-limpah. Ini menggemakan kesaksian sebelumnya
mengenai kehidupan baru yang dibawa oleh Yesus. Ini juga mengingatkan kita
akan tanda pertama Yesus di Kana yang menyatakan diri-Nya sebagai pembawa
sukacita Kerajaan Allah kepada legalisme Judaisme yang gersang. Hidup …
dengan berlimpah-limpah adalah kehidupan kekal dalam Kerajaan Allah
dengan segala kekayaan tamsil alkitabiahnya. Kehidupan demikian terlihat
sekilas di Taman Eden, dan terlihat dalam visi Wahyu sebagai kota yang berasal
dari Allah, kediaman kudus Allah bersama umat-Nya dan untuk kehidupan
itulah kita diciptkan.
Ayat 10-14
Ada kontras antara Gembala yang Baik dengan pencuri serta gembala upahan.
Rasul Yohanes memulai ayat sepuluh ini dengan memperingatkan adanya
eksistensi pencuri, yaitu mencuri, membunuh, dan membinasakan. Mencuri
artinya mengambil yang bukan miliknya atau kleptos. Sebenarnya si jahat itu
tidak memiliki apa pun setelah diusir dari surga, mereka hanya dicampakkan
saja ke bumi. Namun, ia banyak mengambil yang bukan miliknya, juga
merampas yang termasuk menjadi hak manusia. Sedangkan membunuh
termasuk membunuh karakter seseorang; membunuh kepribadian seseorang;
membunuh kesempatan yang dimiliki seseorang; dan juga membunuh fisik
karena tidak ada “kamus” perlindungan di pihak lawan Tuhan. Sedangkan
membinasakan itu memiliki arti kebinasaan kekal. Kemampuan si jahat yang
menyeret kepada kebinasaan kekal.
Demikian juga dengan gembala upahan yang tidak memiliki tanggung
jawab penuh terhadap keselamatan domba-domba yang dipercayakannya.
Gembala upahan akan lari saat bahaya datang dan membiar kan serigala
menerkam serta mencerai-beraikan domba-domba yang digembalakannya.
Gembala upahan bukan pemilik domba yang sesung guhnya. Karena itu kita
akan beralih fokus kepada Gembala yang Baik!
Yesus sebagai gembala yang baik menjamin hidup berkelimphan.
Telah di buktikan dalam penulisan kitab Injil Yohanes bahwa Yesus adalah
gembala yang baik bagi umat-Nya. Dialah yang menjamin hidup berkelimpahan
dalam segala hal; bukan hanya satu sisi kehidupan saja. Tuhan menjamin
sebuah kehidupan yang berkelimpaha di setiap lini kehidupan. Dia memberi
kelimpahan saat mengubah air menjadi anggur (Yoh. 2:1-11).
Keluarga yang telah kehabisan anggur dalam pesta itu menjadi
kelimpahan saat Yesus bertindak di sana. Gembala yang Baik juga memberi
kelimpahan keselamatan dan jaminan melihat Kerajaan Surga dan
memasukinya, saat mengajar Nikodemus tentang lahir baru sehingga
kelimpahan keselamatan mengalir dalam hidupnya (Yoh. 3:3-6). Kelimpahan
air kehidupan diterima oleh wanita Samaria yang kekeringan dan kehausan
dalam kehidupan rohaninya. Ia berusaha memuaskan dahaga jiwanya dengan
enam suami, tetapi tetap dalam kekeringan. Sampai ia berjumpa Yesus dan
menerima Air Hidup sehingga ia tidak haus untuk selamanya (Yoh. 4:4-14).
Yesuslah yang memberikan kesembuhan kepada seorang yang telah mati
harapan untuk disembuhkan karena telah 38 tahun terkulai dalam sakit yang
kronis (Yoh. 5:1-18). Ada kuasa kesembuhan yang melimpah dalam dirinya
sehingga hari itu ia dapat mengangkat tempat tidurnya, untuk pertama kalinya
setelah hampir empat puluh tahun.
Yesuslah Roti Hidup yang memberi makanan yang tidak dapat binasa
(Yoh, 6:48-51). Roti Hidup itu lebih membawa dampak daripada manna yang
turun dari Langit pada zaman Musa. Mereka yang makan 'manna' tetap binasa
dan tidak masuk ke Tanah Kanaan, tetapi yang menerima Roti Kehidupan akan
diberi kepuasan memasuki Kanaan Surgawi, Yesus memberi Roh Kudus
sebagai "air" yang penuh kuasa, untuk memperlengkapi setiap orang yang
datang kepada-Nya sehingga dari dalam hidupnya mengalir "air kuasa" yang
tidak pernah kering (Yoh. 7:37-39).
Yesus juga memberi kelimpahan terang kepada yang diam dalam
kegelapan. Terang-Nya tembus malam dan menyinari sampai ke sudut-sudut
yang paling tersembunyi dalam kehidupan manusia (Yoh. 8:12). Orang yang
buta bisa melihat meski tidak ada harapan sedikit pun untuk dapat melihat sejak
ia dilahirkan (Yoh. 9:1-5). Yang lebih indah lagi di dalam hidupnya adalah ia
melihat keselamatan yang datang dari Yesus Kristus sehingga sujud dengan
percaya.
Cara yesus memberikan kelimpahan:
1. Menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba (ayat 11)
Memberi hidup bagi kemakmuran domba-dombanya adalah tujuan utama
dari upaya Gembala yang Baik. Tindakan ini berlawanan dengan para gembala
upahan yang bekerja semata-mata untuk mengambil keuntungan dari domba-
domba yang digembalakannya. Namun, Gembala yang Baik selalu
mendatangkan keuntungan bagi domba domba.
Yesus sangat sadar bahwa menggembalakan umat Tuhan adalah penuh
dengan resiko bahaya. Karena itu, Yesus lebih dari siap untuk menghadapinya.
Yesus harus memastikan bahwa setiap domba-domba-Nya mendapat padang
rumput yang membawa kelimpahan dalam segala sesuatu dan keamanan yang
dapat diandalkan di bawah penggembalaan Nya. Itulah yang disebut
keselamatan sekarang dan yang akan datang.
2. Mengenal Domba-Domba dan Dikenal Domba-domba
Gembala yang mengenal para domba dan dikenal oleh domba domba-Nya
adalah gambaran hubungan intimacy yang erat antara Yesus dan gereja-Nya.
Karena Sang Gembala menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba dan
domba-domba itu menghargai pengorbanan Sang Gembala. Hubungan yang
harmonis dan intimacy ini sama seperti hubungan antara Bapa dan Sang Anak
dalam kekekalan.

Anda mungkin juga menyukai