Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaranu Tematik

1. Pengertiani Pembelajarani Tematik

Yang dimaksud dengan belajar adalah sesuatu yang dimanfaatkan untuk tempat bahan peragaan dapat
diakses atau awal bagi pembelajaran seseorang. Dengan cara ini, segala sesuatu yang baik direncanakan
secara sengaja maupun yang dapat diakses, dapat dijadikan baik secara eksklusif maupun menjadi aset
pembelajaran.. (M. Syahran Jailani & Abdul Hamid,2016, hal. 177) Belajar pada hakekatnya adalah tugas
seorang guru untuk membantu siswa melakukan suatu gerakan belajar. Sepenuhnya niat belajar adalah
pengakuan atas kemampuan dan kelayakan latihan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
(Isjoni,2012,hlm.11). Pembelajaranitematikaadalahipembelajarankyangl meliputi ada beberapai mata
pelajaran, yangi ada di dalam pembelajaran tematik. Bahwah penting mengingat pada pembelajaran
temati akan membuat siswa memahami ide-ide yang siswa belajarkan dalam wawasan dan interaksi
dengan bebagai ide yang dirasakannya.titik fokus pada pembelajaran tematik ini yaitu proses yang telah
ditempuh oleh siswa ketika sudah berusaha memahami subtema dalam pembelajaran tematik sesuai
dengan macam-macam jenis kemampuan yang diciptakan (Rusman,2014,hlm.254) Penyesuaian tema
harus diatur secara ideal, variasi latihan yang berbeda memanfaatkan model pembelajaran yang
berbeda, model pembelajaran mengisi sebagai aturan bagi pendidik dalam melakukan sistem
pembelajaran. Pembelajaranytematika lebihi menekankani pada asosiasi aktif siswa dalamisistem
pembelajarani. Denganipembelajaranytematika,siswaimemperolehiwawasanlangsun g dan dipersiapkan
untuk menelusuri wawasannya sendiri yang diadaptasi secara komprehensif, definitif, sungguh-sungguh
dan efektif.( Kiki Fatmawati, 2017,hlm. 12) Menurut Abdul Majid, pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terkoordinasi yang menggunakan topik untuk menghubungkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman yang berarti bagi siswa. Topik adalah pemikiran mendasar
atau pemikiran utama yang menjadi topik pembicaraan dalam pembelajaran. Titik fokus pertimbangan
dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang diambil (Abdul Majid,2014,hlm.80). Dari
kesimpulan diatas adalah beralasan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang ada
beberapa mata pelajaran yang dapat membuat siswa mempunyai pengalaman yang baik. yang
menghubungkan beberapa mata pelajaran yang berbeda dalam satu sub topik, sehingga dapat
memberikan kesan yang lebih mendetail kepada siswa dalam sistem pembelajaran. Selain itu sangat
penting untuk siswa memahami ide-ide yang dirasakan pada siswa disetiap pembelajaran tematik.

2.Landasani pembelajarani Tematika

Lembaga pembelajaran tematik di sekolah dasar menggabungkan lembaga yang menyertainya:

a. Dengan penuh pertimbangan

(1) reformisme, (2) konstruktivismes, (3) humanisme. Perkembangan reformisme melihat sistem
pembelajaran yang menggarisbawahi penataan imajinasi, memberikan macam-macam latihan, dan
suasana yang dapat dialami oleh siswa. Perkembangan reformisme melihat bahwa sistem pembelajaran
harus digarisbawahi pada penataan imajinasi, memberikan macam-macam latihan, suasana yang khas
danifokusipadakpertemuanisiswai.Perkembangan konstruktivisme menganggapisiswaisebagaikwawasan
kuncikdalamibelajari. Perkembangan humanisme dilihat dari siswa sejauh mana keunikan, potensi dan
inspirasi mereka.

b. Pembentukan Mental

Penelitian formatif otak diperlukan terutama dalam menentukan topik/materi pembelajaran yang
diberikan kepada siswa sehingga tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahapan
peningkatan siswa. Melalui pembelajaran tematik diyakini akan terjadi perubahan perilaku siswa menuju
pembangunan, baik secara aktual, intelektual/mental, etis maupun sosial.

c. Tahap Yuridis

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Asuransi Anak menyatakan bahwa setiap anak memiliki
hak istimewa untuk mendapatkan didikan dan pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan diri dan
tingkat wawasan sesuai dengan kecenderungan dan bakatnya (pasal 9). Dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2002 tentang Kerangka Instruksi Umum disebutkan bahwa setiap mahasiswa di setiap satuan
pendidikan memiliki keistimewaan untuk mendapatkan penyelenggaraan pendidikan yang ditunjukkan
dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Pasal V pas 1-b). (Rusman,2014,hlm.255-256).

3. Tahap-tahapi Pembelajaran Tematika

Beberapa fase dalam pembelajaran tematik adalah:

a. Dalam menentukan mata pelajaran, topik dapat ditentukan oleh strategi pendidik yang tidak terlalu
kaku dengan siswa.

b. Memasukkan mata pelajaran dengan rencana pendidikan, pada tahap ini pengajar harus memiliki
pilihan untuk mengonfigurasi topik pembelajaran secara terkoordinasi sesuai dengan permintaan
program pendidikan, dengan menitikberatkan pada unsur perspektif, informasi dan kemampuan.

c. perencanaan rencana latihan, tahap ini meliputi penataan aset pembelajaran, materi pembelajaran,
media pembelajaran, termasuk latihan ekstrakurikuler yang berarti menampilkan topik pembelajaran
yang terjadi, semua hal dipertimbangkan.

d. menyelesaikan latihan belajar.(Jasin Anwar,2007,hal.87).

4. Karakteristika Pembelajaran Tematika

Berikut ini ada beberapa karakteristika pada pembelajaran di SD/MI yaitu:

a. Fokus pada siswa, hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran mutakhir yang menempatkan
siswa lebih banyak sebagai subjek pembelajaran, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator,
lebih tepatnya memberikan tugas kepada siswa untuk menyelesaikan latihan-latihan pembelajaran.

b. Memberikan wawasan langsung, dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu
yang nyata.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak terlalu jelas, titik fokus pembelajaran ditujukan untuk mengkaji topik-
topik yang paling erat kaitannya dengan kehidupan siswa.
d. Memperkenalkan ide-ide dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga siswa dapat memahami ide-ide
ini secara umum. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menangani masalah-masalah
yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.

e. Ini dapat disesuaikan, di mana pendidik dapat menghubungkan materi yang ditampilkan mulai
dengan satu latihan kemudian ke yang berikutnya, menghubungkannya dengan kehidupan siswa dan
ditemukan.

f. Menggunakan standar penerimaan dapat menghubungkan materi yang dimulai dengan satu latihan
kemudian ke mata pelajaran berikutnya, bagaimanapun juga, menghubungkannya dengan kehidupan
siswa dan kondisi iklim di mana sekolah dan siswa berada. (Daryanto,2014,hlm.5-6).kondisi ekologi di
mana sekolah dan siswa

5. Manfaat pembelajaran Tematik

manfaati pembelajaran di SD/MI, pembelajaran tematik memiliki keunggulanyaitu :

a. Menyenangkan yang dapat menarik diri pada minat dan kebutuhan siswa.

b. Dapat Memberikannya wawasan dan mengajar, latihan pembelajaran yang berlaku untuk tingkat
peningkatan dan kebutuhan siswa.

c. Hasil belajar dapat berlangsung cukup lama karena lebih penting dan signifikan.

d. Menumbuhkan kemampuan spekulasi siswa sesuai dengan isu terkini.Mengembangkan kemampuan


sosial melalui partisipasinya.

e. Memperkenalkan latihan yang asli sesuai dengan masalah yang terlihat di lingkungan siswa. (Abdul
Majid,2014,hlm.92-93).

B. Media Pembelajaran berbasis wordwall

1. Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari kata latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Kata itu secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. tetapi sekarang kata itu digunakan, baik untuk jamak maupun
mufrad. Media adalah cara untuk saluran surat menyurat. Media berasal dari bentuk jamak bisa disebut
penerima manfaat. Heinich mewakili media ini seperti film, TV, grafik. Potongan literatur, PC dan guru.
Contoh media tersebut dapat dikatakan sebagai media pembelajaran jika pesan-pesannya adalah untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga menghubungkan hubungan media dengan pesan dan
strategi. (Heinich, 1993). Media pembelajaran secara konsisten terdiri dari dua komponen penting, yaitu
komponen peralatan atau perlengkapan khusus dan komponen pesan yang disampaikannya
(Message/programming).

Media pembelajaran mengharapkan perangkat keras untuk memperkenalkan pesan. Bagaimanapun,


yang utama bukanlah perangkat kerasnya, melainkan pesan atau data pembelajaran yang dibawa oleh
media .(Pemrograman) secara sederhana adalah data atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada
siswa, sedangkan (peralatan) adalah sarana atau alat yang digunakan untuk memperkenalkan
pesan/materi pendidikan. Untuk kehalusan tambahan, pikirkan model lugas berikut: TV yang tidak berisi
pesan/materi tayangan tidak bisa disebut media pembelajaran, hanya perlengkapan atau perlengkapan.
Untuk dikenal sebagai media pembelajaran, TV harus memuat data atau pesan atau materi pelatihan
yang ingin disampaikan. Ada kasus khusus, misalnya, jika Anda menggunakan TV sebagai alat bantu
untuk memperjelas bagian-bagian dalam TV dan cara kerjanya, TV yang Anda gunakan dapat berfungsi
sebagai media pembelajaran..Selanjutnya, dari berbagai anggapan di atas sangat baik dapat disimpulkan
bahwa:

1) Media pembelajaran adalah pemegang dan pesan.

2) Materi yang akan disampaikan adalah pesan pembelajaran

3) Tujuan yang ingin dicapai adalah sistem pembelajaran.

Selain itu, pemanfaatan media secara imajinatif akan memperluas kesempatan siswa untuk mengetahui
lebih banyak, memadukan apa yang diwujudkan dengan lebih baik, dan lebih mengembangkan eksekusi
dalam melakukan kemampuan sesuai tujuan penguasaan. (Riyana Cepy, 2012, hal.11).

2. Fungsik dan manfaat mediah pembelajarani

Pada umumnya, media memiliki pekerjaan yang menyertainya:

1) Jelaskan pesan agar tidak terlalu verbalistik.

2) Taklukkan batas ruang. Energi waktu dan kekuatan indera

3) Menciptakan semangat belajar, kerjasama yang lebih lugas antar siswa dan aset pembelajaran.

4) Memungkinkan anak-anak untuk mengetahui bagaimana menjadi bebas seperti yang ditunjukkan
oleh karunia dan kapasitas visual, pendengaran, dan sensasi mereka.

5) Berikan dorongan yang sama, bandingkan wawasan dan hasilkan penegasan yang serupa.

Terlebih lagi, komitmen media pembelajaran seperti yang ditunjukkan oleh Kemp dan Dayton, 1985:

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih dinormalisasi

2) Belajar bisa sangat menarik

3) Belajar menjadi intuitif dengan menerapkan hipotesis belajar

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat disingkat

5) Kekuatan belajar dapat diperluas

6) Sistem pembelajaran dapat terjadi pada titik dan tempat manapun yang diperlukan.

7) Semangat belajar siswa terhadap materi pembelajaran dan sistem pembelajaran dapat ditingkatkan
8) Pekerjaan pendidik bergeser ke arah yang positif.

Dibandingkan dengan kapasitas media pembelajaran, fokus-fokus berikut dapat digarisbawahi:

1) Pemanfaatan media pembelajaran jelas bukan merupakan kapasitas tambahan, namun memiliki
kapasitas tersendiri sebagai metode untuk membantu memahami situasi pembelajaran yang lebih
kuat.
2) Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan ukuran
pembelajaran. Hal ini menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan salah satu segmen yang tidak
berdiri sendiri-sendiri tetapi saling berhubungan dengan bagianbagian yang berbeda untuk
membuat keadaan belajarii yange normal.
3) Mediah pembelajaranuodalam pemanfaatannya harusi sesuai odengan keterampilan yang akan
dicapaik dan isi pembelajaraniitu sendiri. Kapasitas ini menunjukkan bahwa pemanfaatan mediah
dalam pembelajarano harusi secara konsisten memperhatikan kemampuan dan bahan ajar.
4) Media pembelajaran tidak berfungsi sebagai alat pengalih, sehingga tidak boleh digunakan hanya
untuk permainan atau menonjolkan siswa.
5) Media pembelajaran dapat berfungsi untuk mempercepat sistem pembelajaran. Kapasitas ini
menunjukkan bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap target dan menampilkan
materi lebih sederhana dan lebih cepat.
6) Media pembelajaran berfungsi untuk menggarap sifat mendidik dan mengukur pembelajaran. Pada
umumnya hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran akan berlangsung cukup lama
sehingga sifat pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
7) Media pembelajaran membangun kerangka substansial untuk spekulasi, dengan cara ini dapat
mengurangi kejadian penyakit verbalisme.

3. Wordwall

Wordwall adalah aplikasi menarik yang berkaitan dengan program. Aplikasi ini secara eksplisit
dimaksudkan untuk menjadi aset pembelajaran, media, dan perangkat penilaian yang
menyenangkan bagi siswa. Halaman wordwall juga memberikan contoh manifestasi instruktur
sehingga klien baru mengetahui tentang jenis kreasi apa yang akan dibuat.(Sherianto, 2020)
Wordwall adalah aplikasi web yang dapat digunakan membuat edukasi yang menyenangkan siswa
dan juga bisa dijadikan media pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif. Web ini bisa cocok
untuk merencanakan dan mengeksplorasi evaluasi pembelajaran aktif.(Irham Halik, 2020)

a. Jenis-jenis dan Karakteristik Media Wordwall

1) Koordinasi, permainan edukatif ini meminta siswa memilih jawaban yang sesuai dengan
pernyataan sebagai gambar atau pertanyaan dengan menentukan batas atau membawa semboyan
ke penggambaran yang sesuai.
2) Tes, permainan instruktif ini meminta siswa mengerjakan tes sesuai waktu yang ditentukan
dengan materi yang diajarkan dengan memilih jawaban yang benar dan kemudian dilanjutkan
dengan tes berikutnya
3) Roda Tidak Beraturan, instruksi ini meminta siswa untuk menyatakan penggambaran dari gambar
atau jawaban atas pertanyaan yang dipilih dari roda yang diputar. Permainan ini biasanya
digunakan sebagai kegiatan atau latihan sehingga siswa menggambarkan dan mempertahankan
materi yang dibutuhkan instruktur karena permainan ini tidak memiliki skor.
4) Buka peti, permainan edukatif ini meminta siswa memilih jawaban yang sesuai dengan
pernyataan berupa gambar atau pertanyaan dengan cara membuka kotak-kotak yang tersedia satu
per satu dan kemudian memilih jawaban yang benar sesuai dengan yang ada di dalam wadah.
5) Temukan kecocokan, sekolah ini meminta siswa memilih jawaban yang sesuai dengan
pernyataan sebagai gambar atau pertanyaan dengan mengetuk jawaban yang tepat untuk
membuangnya berulang-ulang sampai semua jawaban hilang.
6) Pengurutan, cara meminta agar siswa mengelompokkan atau menyusun gambar atau artikulasi
dengan cara menarik dan memindahkannya ke kumpulan atau kumpulan klasifikasi yang masih ada
di udara dengan tepat.
7) Berkoordinasi dengan set, yaitu dengan mencari set dari gambar atau menggabungkan
pertanyaan dengan jawaban yang benar dengan membuka kartu yang baru saja ditutup satu per
satu kemudian mengingatnya dan berkoordinasi dengan set mereka sesuai waktu yang dibagikan.
8) Kartu Sewenang-wenang, cara meminta siswa memperhatikan penggambaran gambar atau
jawaban atas pertanyaan yang muncul dari kartu tidak beraturan yang diberikan. Biasanya
digunakan sebagai suatu kegiatan sehingga siswa menggambarkan dan menyimpan materi yang
dibutuhkan instruktur karena permainan ini tidak memiliki nilai.
9) Unjumble, cara meminta siswa menyortir kalimat atau bagian dengan menarik dan mendalangi
kotak-kotak kata atau ungkapan ke dalam permintaan kalimat atau bagian yang benar.
10) Eksekutor, cara meminta siswa menjumlahkan kata, ungkapan, atau kalimat dengan memilih
huruf yang tepat. Jika Anda memilih beberapa guruf yang tidak dapat diterima, itu akan mengurangi
hidup atau kesempatan Anda untuk bermain.
11) Penataan ulang kata, cara meminta siswa mendalangi suatu kata atau ungkapan dengan cara
mengangkut huruf-huruf tersebut ke dalam wadah yang telah diberikan secara efektif.
12) Massing word, cara meminta siswa mengisi lubang pada kalimat atau paragraf dengan cara
memasukkan jawaban yang benar ke dalam kotak lubang.
13) Wach-a-mole, cara mengajukan siswa untuk menjawab pertanyaan dengan memukul beberapa
tikus yang memberikan jawaban yang benar ketika mereka muncul dari pembukaan.
14) Gamesshow Test, cara meminta siswa mengerjakan ujian tergantung waktu yang diberikan.
15) Wordsearch, cara meminta siswa mencari kata-kata yang cocok dengan materi rahasia pada
tabel huruf tak beraturan. Dapat diperkecil, pada bidang datar atau miring dan sebaliknya.
16) Grafik bertanda, cara meminta siswa untuk mencari nama dari grafik atau gambar. Biasanya
digunakan untuk mengenali gambar dengan cara merelokasi pin/nama atau komponen jawaban ke
kanan pada gambar.
17) Valid atau Bogus, cara meminta siswa menjawab pernyataan yang diberikan dengan memilih di
antara dua jawaban, khususnya artikulasinya valid atau palsu.
18) Maza Pursue, cara mengajukan siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan cara
mengelak labirin (maze atau lobi yang saling berhubungan) kemudian, kemudian langsung menuju
zona jawaban yang tepat sambil menjauh dari musuh.
19) Flip Tiles, cara meminta siswa untuk menyelidiki serangkaian ubin dua sisi dengan mengetuk
untuk memperkuat pertanyaan dan mengetuk untuk kembali.

b. Karakteristik Media Wordwall


Ada beberapa karakteristik Wordwall Media yang harus dipikirkan dan sesuai Wordwall, khususnya:
1) Kesulitan dan perubahan, tingkat kesulitan kesulitan dapat disesuaikan dengan siswa. di wordwall
ada berbagai kesulitan yang berhubungan dengan level yang berbeda, semakin tinggi levelnya,
semakin tinggi tingkat kesulitan tesnya.
2) Menarik dan menyenangkan, dapat membuat siswa bubar dan keren dalam latihan-latihan yang
menuntun mereka untuk mencapai tujuan mereka sesuai dengan kemampuan mereka.
3) Menambah pengalaman dalam teknik, siswa dapat mencoba memainkan permainan yang
sebenarnya, mereka mungkin kalah atau gagal, tetapi mereka akan mengulangi dan mencoba untuk
menyegarkan sistem dalam bermain.
4) Bisa dimainkan secara sendirian. Berdasarkan gambaran di atas, jenis Wordwall yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah match up, Flip Tiles dan random Cards, karena mereka akan
membuat siswa benar-benar mencoba dan menguji untuk menjawab di media Wordwall ini.
Bermain di media Wordwall juga akan membuat siswa lupa sejenak bahwa mereka sebenarnya
masih dalam sistem pembelajaran. Terutama ketika siswa menjawab dan mencoba memainkan
Wordwall Media, itu akan menyebabkan siswa merasa senang sehingga menarik dan memperluas
preferensi mereka untuk topik tematik.
c. Langkah-langkah Mengakses Penggunaan Aplikasi Wordwall
Adapun sarana pemanfaatan “Wordwall” untuk pembelajaran adalah:
1. Untuk pengujian, kita bisa membuka koneksi yang telah dibuat, dengan menulis nama dan
setelah itu start.
2. Isi seperti yang ditunjukkan oleh perintah penyelidikan dengan jam yang terus berjalan.
3. Jika masih banyak kesalahan dalam melakukannya, Anda dapat mencoba lagi dengan mengklik
mulai sekali lagi.
4. Kita bisa melihat skor yang tersirat dari jam.
5. Sebagai pendidik, untuk melihat rekap siswa yang menyelesaikan pekerjaan beserta nilai dan
waktu, kita dapat membuka wordwall, klik hasil saya. Di sana Anda akan melihat siapa yang bekerja
dan nilai/skor dan waktu dalam melakukannya. (Yayah Rokayah, 2020)
d. Manfaat dan Kerugian Aplikasi Wordwall
Beikut ini adalah beberapa manfaat dari wordwall games dalam kajian Mahmuda, yaitu:
1) Meningkatkan informasi dan pengetahuan siswa melalui metode pembelajaran sambil bermain.
2) menjiwai dan mengembangkan lebih lanjut daya pikir, kemampuan, bahasa, watak, sikap yang
baik bagi siswa.
3) bekerja pada sifat belajar.
4) Membangun iklim bermain sambil belajar, menyenangkan, menggelitik, dan memberikan rasa
pelipur lara.
5) Dapat kesan yang lebih menyenangkan dalam melakukan penemuan yang lebih signifikan dan
mudah diikuti oleh siswa sekolah dasar, khususnya siswa kelas dua dan mata pelajaran yang dapat
disesuaikan dengan gaya belajar. (Pepen Supendi dan Nurhidayat, 2007. hal 8).
Sedangkan kekurangan dari game wordwall adalah :
1. Tidak semua materi bisa dibuat di Wordwall Game ini, karena seandainya semua materi dibuat di
Wordwall, suasana belajar menjadi melelahkan.
2. Tidak sulit untuk membuat materi pada media Wordwall ini, karena kita perlu membuatnya
semenarik mungkin, rencanakan dengan matang bagaimana mendalangi acara media Wordwall,
materi apa yang dimasukkan sehingga cenderung menarik untuk siswa.

C. Keaktifan belajarin
1. Pengertian Keaktifana Belajar
Keaktifan belajar siswa adalah latihan siswa dalam ukuran pendidikan dan pembelajaran yang
mencakup keterampilan siswa dan menekankan kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan dasar
mereka, dan mencapai siswa imajinatif yang dapat mendominasi ide. Jadi siswa belajar dengan
melihat serta berperan serta secara efektif dalam sistem pembelajaran dengan tujuan yang dapat
mereka capai dalam sistem pembelajaran tersebut (Riswanil dan Widayati, 2012, hal.07). Pendidik
yang cakap menurut Gilbert H Chase (dalam Rosyada, 2004:11-114), secara spesifik harus: (1) alam,
(2) informasi; (3) apa yang diteruskan, (4) bagaimana cara mengajar. (Syahran Jailani, 2014, hlm. 5).
Keaktifan belajar siswa diperlukan untuk secara konsisten aktif dalam setiap latihan yang terkait
dengan latihan pembelajaran. Hal ini untuk membantu pencapaian prestasi belajar dalam sistem
pembelajaran danipmendapatkan hasili yang maksimali. Tidak hanya hasil tes yang tersusun harus
mendapat nilai kelulusan, tetapi dalam sistem pembelajaranupsiswa dituntutu untuk selalu
tmengikuti latihan pembelajaran secara efektif.
a. Pengertian Aktif Belajar
Seperti yang ditunjukkan oleh spesialis tertentu, siswa aktif yang diduga adalah:
1. Siswa aktifsi adalah siswa yang dilibatkan secara mental dan sungguh-sungguh dalam latihan
pembelajaran. (Ahmadi dan Supriyono, 2004, hal.207).
2. Siswa aktifsi adalah siswa yang tidak henti-hentinya dilibatkan baik secara sungguh-sungguh
maupun intelektual dalam pembelajaran. (Hollingworth dan Lewis, 200, hal. 8).
3. Siswa aktifsi adalah siswa yang sungguh-sungguh, mental, mental, dan ikhlas mengelaborasi
secara konsisten dalam sistem pembelajaran. (Yusmiati, 2010, hal. 10). Gerakan belajar dalam
sistem pembelajaran tidak hanya berhubungan dengan struktur yang sebenarnya, misalnya
duduk melingkar dalam sistem pembelajaran, melakukan/menyelesaikan sesuatu, tetapi juga
dapat berupa siklus penyelidikan, kesamaan, pemeriksaan, apresiasi, yang semuanya inklusi
siswa dalam sistem pembelajaran sebagai mental dan perasaan (Sugandi, 2007, hlm. 75).
2. Ciri-ciri Siswa Yang Aktif
Tingkat keaktifan siswa dalam sistem pembelajaran dapat ditemukan dalam pengukuran siswa,
khususnya pembelajaran dengan siswa yang aktif , siswa akan melihat diri mereka berani untuk
menawarkan sudut pandang, sentimen, keinginan mereka. Dalam pengukuran ini, siswa pada
akhirnya akan mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan inventif siswa. (Sugandi, 2007.
Hal. 76). keaktifan siswa tampak dalam latihan, antara lain:
1) memahami topik secara efektif dengan pasti
2) belajar, wawasan dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh informasi keadaan.
3) rasakan sendiri bagaimana tugas yang dilimpahkan oleh instruktur kepadanya.
4) berkonsentrasi dalam pertemuan.
5) mencoba ide-ide tertentu sendiri.
6) Menyampaikan konsekuensi pertimbangan, wahyu, dan semangat nilai-nilai secara lisan atau
dengan segala pertimbangan.
3. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa
Bagian dari gerakan siswa merupakan titik fokus pertimbangan dalam penelitian. Dalam latihan
pembelajaran, sangat penting bagi siswa untuk secara efektif dilibatkan, baik secara aktual,
intelektual maupun sosial dalam sistem pembelajaran.
1) Ketabahan mental Ketabahan mental adalah disposisi untuk mencapai sesuatu tanpa banyak
menderita karena hasil potensial yang terburu-buru. Kualitas luar biasa dari seseorang yang
memiliki ketabahan mental meliputi:
a) Pertimbangkan dengan hati-hati dan konsisten sebelum bertindak
b) Siap menginspirasi orang lain
c) Secara konsisten mengenal diri sendiri, bersikap sederhana dan mengisi jiwa dan otak Anda
dengan informasi baru dengan cara yang benar
d) Bersikaplah tulus
e) Jiwa
f) Membuat kemajuan
g) Siap menghadapi tantangan dan
h) Dapat diprediksi/teguh pendirian. (Munawar. 2010, hal. 45).
2) Ikut serta
Investasi siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk membuat pembelajaran yang aktif ,
inovatif dan menyenangkan. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat
dicapai dengan sebaik-baiknya sesuai dengan yang diharapkan. Investasi dicirikan sebagai kontribusi
psikologis dan semangat individu dalam mencapai tujuan dan memikul tanggung jawab untuk itu
(Asrofudin, 2010, hlm. 79).
3) Belajar Imajinasi Munandar mengemukakan bahwa inovasi pembelajaran mahasiswa aktif dapat
dilihat melalui petunjuk-petunjuk berikut:
a) Bunga tinggi
b) Tidak akan pernah menyerah
c) Berusaha menghadapi tantangan
d) Perlu mencari pertemuan baru
e) Idealis
f) Proaktif
g) Belajar Gratis
Kebebasan dalam belajar adalah tindakan dalam menemukan yang didorong tanpa bantuan
kehendak orang lain, keputusan sendiri dan pedoman diri untuk mencapai hasil yang ideal. Thoha
mengungkapkan bahwa penanda kebebasan belajar siswa yang aktif adalah sebagai berikut:
a. Siap berpikir pada dasarnya, imajinatif dan kreatif
b. Tidak mudah terpengaruh oleh perspektif orang lain
c. Cobalah untuk tidak menjauh dari masalah, jangan merasa di bawah standar
d. Berusaha bekerja dengan rajin dan disiplin
e. Belajar, berwawasan dan temukan sendiri bagaimana memperoleh informasi keadaan
f. Rasakan sendiri usaha yang diberikan oleh instruktur
g. Evaluasi sendiri ide-ide tertentu.
4. Indikator Keaktifan Belajar Siswa
Seperti yang ditunjukkan oleh Sudjana (2010:16) latihan belajar siswa pasti akan mudah dicapai
jika pembelajaran selesai keaktifan belajar siswa adalah latihan yang melibatkan siswa secara
langsung selama sistem pembelajaran. keaktifan belajar siswa selama langkah pembelajaran
berbasis wordwall jelas harus menyertakan petunjuk berikut:
a. Siswa harus tertarik dalam mengerjakan tugas
b. Tanyakan kepada rekan/pendidik yang berbeda jika Anda tidak memahami masalah saat ini
c. Percakapan pertemuan langsung
d. Berpartisipasi dalam berpikir kritis
e. Mencoba menemukan data berbeda yang diperoleh untuk berpikir kritis
f. Latih diri Anda dalam menangani isu atau isu yang didapat.
Alasan untuk petunjuk ini adalah bahwa siswa menggunakan langkah-langkah atau persamaan
untuk menangani masalah yang mereka hadapi. Dari penggambaran susunan tindakan di atas,
cenderung beralasan bahwa keaktifan dalam pembelajaran merupakan suatu program latihan
mengajar dan pembelajaran di mana siswa mengalami inklusi antusias ilmiah. Siswa dimasukkan
secara aktual dan intelektual dalam sistem pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan,
mengajukan kesimpulan, menyelesaikan tugas, memeriksa, mengarang, membaca dengan teliti, dan
mencatat hal-hal penting dari klarifikasi pendidik. Dalam sistem peragaan, khususnya di sekolah,
jika pendidik dapat mengikutsertakan siswa agar aktif dalam sistem pembelajaran, lingkungan yang
terbentuk umumnya tidak akan melelahkan dan siswa akan senang mengikuti latihan-latihan
pembelajaran. Melihat gambaran di atas, cenderung dapat disimpulkan bahwa pergerakan siswa
dapat dilihat dari berbagai hal, misalnya siswa terlibat secara nyata dan intelektual dengan sistem
pembelajaran, memusatkan perhatian, mendengarkan, membicarakan, status siswa, mengajukan
pertanyaan, keberanian siswa, mengurus masalah. Dengan memanfaatkan media ini bisa siswa akan
lebih aktif dalam sistem pembelajaran, khususnya siswa bertanya kepada siswa lain/kepada guru
jika mereka tidak memahami masalah yang mereka hadapi, dan siswa dapat langsung berdiskusi
dengan kelompoknya untuk mengatasi masalah tersebut. mereka menghadapi.
D. Kerangka Berpikir
Prestasi siswa dikendalikan oleh beberapa elemen. Pendidik merupakan faktor luar dalam
tercapainya pembelajaran siswa. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dan sesuai topik
akan menentukan berhasil tidaknya sistem pembelajaran tersebut. Eksplorasi menggunakan media
pembelajaran berbasis wordwall menggarisbawahi bahwa siswa bersifat aktif dalam sistem belajar
pada saat pembelajaran berlangsung dapat bekerja sama untuk mendefinisikan dan mengatasi
masalah.nya Dengan menggunakan media pembelajaran berbasis wordwall, siswa diharapkan
memiliki pilihan untuk bekerja sama dalam mengatasi suatu masalah melalui tugas tes. Demikian
juga, siswa dapat memahami dan menggunakan ide-ide jika mereka mengalami masalah, semua hal
dipertimbangkan. instruktur harus menyertakan siswa dalam setiap gerakan belajar. Sehingga
latihan pembelajaran tidak hanya sekedar bertukar materi dari pendidik kepada siswa. Sistem ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi Awal
1. Pembelajaran tematik yang diselesaikan oleh instruktur tidak ideal.
2. Tindakan understudy masih rendah dalam sistem pembelajaran.
3. Siswa merasa lelah atau lelah setiap kali sistem pembelajaran terjadiSiswa merasa jenuh atau
bosan setiap proses pembelajaran berlangsung
Tindakan
Memanfaatkan pengembangan media pembelajaran wordwall, artinya:
1. Pendidik menyampaikan poin pembelajaran
2. Instruktur membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3. Instruktur menunjukkan tes dari Wordwall yang diidentikkan dengan pembelajaran melalui
infocus dan meminta siswa menjawab tes demikian di setiap pertemuan
4. Pendidik melatih siswa untuk bisa bekerja sama dalam latihan sehingga tidak sulit untuk
menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh instruktur
5. Guru meminta setiap pertemuan untuk memberikan klarifikasi dari materi pembelajaran dalam
soal tes menggunakan wordwall
6. Pendidik memberikan dukungan materi pembelajaran pada soal ulangan
Kondisi Terakhir
1. Siswa bersifat aktif dan ikut belajar
2. Peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Wordwall

E. Study Relevan
Berikut ini dikemukakan penelitian terdahulu atau penelitian relevan berdasarkan kajian pustaka
yaitu :
1. Siti Faizatun Nissa 2021 dengan judul “ Penggunaan Media Pembelajaran Wordwall Untuk
Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Disekolah Dasar”.
Dalam Pembahasan dari Penelitian ini adalah penggunaan media Wordwall Pada Pembelajaran
Mampu Meningkatkan Minat Dan motivasi belajar pada siswa. persamaan pada penelitian ini sama-
sama menggunakan media Wordwall, sedangkan perbedaannya adalah terletak di meningkatkan
Minat dan motivasi belajar siswa, sedangkan yang saya teliti itu tentang Keaktifan belajar Siswa.
2. Cici Karina Putri 2019 dengan judul” Penerapan media puzzle Untuki Meningkatkani Keaktifani
Belajari Siswai pada pembelajaran tematik kelas III di madrasah ibtidaiyah Muhajirin Jakarta barat ”.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan belajar tematik pada siswa kelas III. Persamaan
sama penelitian ini terletak di keaktifan belajar siswa, sedangkan perbedaannya terletak di Media
pembelajarannya, jika penelitian tertuju di media Fuzzle, sedangkan yang saya teliti menggunakan
media Wordwall.
3. Fanny Mestyana Putri 2020 dengan judul” Efektifitas Penggunaan Aplikasi Wordwall Dalam
Pembelajaran Daring (Online) Matematika Pada Materi Bilangan Cacah Kelas 1 Di Min 2 jakarta
barat”. Dalam Pokok bahasan skripsi ini adalah penggunaan aplikasi Wordwall untuk menjadikan
pembelajaran. Persamaan dalam skripsi ini sama-sama menggunakan Aplikasi Wordwall, sedangkan
perbedaannya di pembahasan penelitian ini membahas tentang efektivitas penggunaan aplikasi
wordwall sedangkan saya teliti tentang penerapan media berbasis Wordwall. 4. Tsamrotin Nafi’ah
2021 dengan judul “ Upaya Peningkatan dan Hasil Belajar Tajwid Melalui Model Card Sort Berbasis
Wordwall 27 Siswa Kelas IV Jakarta barat tahun ajaran 2020/2021”. Dalam pokok bahasan skripsi ini
adalah penggunaan aplikasi Wordwall untuk menjadikan pembelajaran. Persamaan dalam skripsi ini
sama-sama menggunakan aplikasi Wordwall, sedangkan perbedaannya di pembahasan penelitian
ini membahas tentang Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tajwid sedangkan yang saya
teliti tentang peningkatan Keaktifan belajar Siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Dapat Dilihat dari struktur kerangka berpikir seperti yang digambarkan di atas, maka dapat
direncanakan spekulasi berikut ini: Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Wordwall Dapat
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 127 jakarta barat.

Anda mungkin juga menyukai