Anda di halaman 1dari 43

No Kode : DAR2/Profesional/027/6/2019

MODUL 6

PEMBELAJARAN DI SD BERBASIS TIK

KEGIATAN BELAJAR 2

MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS TIK

Penulis:

Dr. Sandi Budi Iriawan, M. Pd.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2019
A. Pendahuluan
Pembelajaran dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) secara tematik
terpadu untuk seluruh mata pelajaran, kecuali mata pelajaran Matematika dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di kelas tinggi. Pada
pembelajaran tematik terpadu, materi pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran dikemas secara terpadu menggunakan tema dan subtema sebagai
pemersatu pembelajaran. Meskipun pembelajaran dilaksanakan secara tematik
terpadu, guru harus memahami kekhasan pada setiap bidang studi terutama
terkait pengembangan media pembelajaran yang dikemas secara tematik
berbasis TIK. Media pembelajaran tematik merupakan jembatan antara materi
pembelajaran yang pada umumnya bersifat apriori dan abstrak dengan
karakteristik peserta didik SD yang masih aposteriori dan berpikir konkret serta
memadukan berbagai konsep dalam satu kajian kedalam tema yang terkandung
dalam media tersebut. Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menjadi
pelengkap sekaligus penguat pemahaman peserta didik terhadap informasi yang
termuat dalam media pembelajaran tematik, sekaligus menguatkan motivasi
peserta didik untuk belajar.

Kegiatan Belajar 2 ini membahas tentang hakikat media pembelajaran tematik


berbasis TIK dan cara membuatnya untuk digunakan dalam pembelajaran di
SD. Secara spesifik, Kegiatan Belajar 2 memandu peserta untuk mempelajari
tentang: (1) hakikat media pembelajaran; (2) jenis-jenis media pembelajaran;
(3) media pembelajaran tematik berbasis TIK; (4) prosedur pembuatan media
pembelajaran tematik berbasis TIK; dan (5) penggunaan media pembelajaran
tematik berbasis TIK dalam pembelajaran di SD. Kelima materi pokok dalam
Kegiatan Belajar 2 pada modul ini dilengkapi dengan bahan tayang, contoh,
video simulasi pembuatan media pembelajaran tematik berbasis TIK, dan video
pembelajaran menggunakan media pembelajaran tematik berbasis TIK untuk
memperkuat pemahaman peserta tentang media pembelajaran tematik berbasis
TIK, cara membuat, dan penggunaannya dalam pembelajaran di SD.
Materi Kegiatan Belajar 2 pada modul ini relevan dengan tuntutan pembelajaran
di SD pada Era Revolusi Industri 4.0 dan kebijakan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melalui Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Pasal 2A ayat
(1) tentang integrasi TIK dalam pembelajaran di SD. Kegiatan Belajar 2 pada
modul ini juga membahas tentang media pembelajaran tematik, mulai dari
hakikat, cara membuat dan penggunaannya dalam pembelajaran yang relevan
dengan karakteristik pembelajaran di SD. Selain itu, pembahasan tentang media
pembelajaran tematik berbasis TIK, cara membuat, dan penggunaannya dalam
pembelajaran di SD sangat diperlukan oleh peserta sebagai guru SD dan relevan
dengan kompetensi guru SD utamanya kompetensi profesional terkait
pengembangan media pembelajaran.

Setiap kegiatan belajar pada modul ini dikemas secara sistematis mulai dari:
pendahuluan, capaian pembelajaran, sub-capaian pembelajaran, uraian materi,
rangkuman, dan tes formatif. Materi utama terdiri dari uraian materi yang
dikembangkan oleh penulis dalam bentuk pdf, ppt, dan video, begitu juga materi
penunjang terdiri dari uraian materi berbentuk pdf, ppt, dan video menggunakan
link terkait. Proses pembelajaran untuk setiap kegiatan pembelajaran pada
modul ini memfasilitasi berkembangnya kemandirian belajar sebagai penciri
khas proses pembelajaran pada program PPG. Agar proses pembelajaran
berjalan dengan lancar, peserta harus melakukan langkah-langkah berikut.
1. Memahami setiap komponen modul mulai dari komponen awal sampai
akhir.
2. Memahami materi utama dan penunjang dengan membaca dan
memaknainya.
3. Membaca berbagai sumber belajar lainnya yang relevan dengan materi yang
sedang dipelajari.
4. Mengerjakan setiap tugas secara mandiri atau kelompok.
5. Memahami topik untuk didiskusikan dan aktif berdiskusi pada forum diskusi
melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur.
6. Menghubungi instruktur melalui fasilitas daring yang telah disediakan bila
menemui kesulitan.
7. Mempraktikkan pengetahuan yang didapatkan dari proses pembelajaran
kedalam praktik pembelajaran sehari-hari dan merefleksinya.
8. Mengerjakan tes formatif melalui fasilitas daring.

B. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran untuk setiap peserta yang diharapkan pada Kegiatan
Belajar 2 ini adalah mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik di SD
dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membangun
sikap (karakter Indonesia), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam
memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif, dengan menggunakan model pembelajaran dan sumber belajar
yang didukung hasil penelitian.

C. Sub-Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran di atas, dirinci lebih spesifik menjadi subcapaian
pembelajaran yang diharapkan dari setiap peserta sebagai berikut.
1. Menguasai karakteristik media pembelajaran tematik berbasis TIK.
2. Menguasai cara membuat media pembelajaran tematik berbasis TIK.
3. Membuat media pembelajaran tematik berbasis TIK.

D. Uraian Materi
1. Hakikat Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni media dan
pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata “medium” yang secara harfiah memiliki arti “perantara” atau
“pengantar” pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan (Heinich,
2002). Pembelajaran merupakan interaksi antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Kemdikbud, 2014). Dengan demikian, media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang menjembatani interaksi antarpeserta didik,
peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar, sehingga
pesan berupa informasi atau pengetahuan dapat diterima oleh peserta didik.
Hal ini relevan dengan pernyataan Sadiman (1986) dan Miarso (1989) bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri peserta didik.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar
yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang efektif. Menurut Briggs (1977), media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk memberikan perangsang bagi peserta
didik supaya proses belajar terjadi atau untuk menyampaikan isi materi
pembelajaran baik audio, visual maupun audiovisual. Menurutnya, media
pembelajaran dapat menjembatani proses belajar peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang bersifat abstrak melalui benda-benda fisik yang
dapat diamati oleh peserta didik atau dapat dibayangkannya. Dengan
demikian, materi pembelajaran yang sulit untuk disampaikan kepada peserta
didik dapat dijembatani oleh media pembelajaran sehingga lebih mudah
untuk dipahaminya.

Santyasa (2007, hlm. 3) menyatakan bahwa media digunakan dalam proses


komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Menurutnya, proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yakni guru sebagai
komunikator, bahan pembelajaran sebagai pesan, media pembelajaran
sebagai pembawa pesan, peserta didik sebagai komunikan, dan tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan berupa bahan pembelajaran sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
demikian, media pembelajaran merupakan komponen integral dari sistem
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Tanpa
media pembelajaran, proses belajar mengajar tidak dapat terjadi secara
optimal karena media pembelajaran memuat informasi yang dapat berupa
pengetahuan maupun menjadi sarana bagi peserta didik untuk melakukan
aktivitas belajar.

Media pembelajaran memiliki makna yang berbeda dengan sumber belajar


dan bahan ajar. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
mengantarkan pesan berupa informasi tentang materi pembelajaran dari
sumber belajar kepada peserta didik. Sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang dapat menghasilkan pesan berupa informasi tentang materi
pembelajaran sebagai bahan kajian dalam pembelajaran. Sedangkan bahan
ajar merupakan segala sesuatu yang berisi pesan berupa informasi tentang
materi pembelajaran dan digunakan atau dimanfaatkan oleh peserta didik
untuk belajar. Sebagai contoh, peta dapat dijadikan media pembelajaran
untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik berupa informasi tentang
ibukota suatu negara dimana peserta didik tidak secara langsung-reseptif
dapat mengetahui ibukota suatu negara melainkan perlu upaya aktif untuk
mengetahuinya. Buku Teks Pelajaran dapat dijadikan sumber belajar karena
menghasilkan informasi tentang ibukota suatu negara yang dapat secara
langsung-reseptif diperoleh peserta didik tanpa perantara atau upaya aktif
untuk mengetahuinya. Sementara itu, Buku Siswa dapat dijadikan sebagai
bahan ajar karena mengandung pesan berupa informasi tentang ibukota suatu
negara dan dimanfaatkan oleh peserta didik untuk beraktivitas selama
pembelajaran berlangsung.

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan


dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru
untuk mengajar berupa alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20,
usaha pemanfaatan media visual dilengkapi dengan alat audio, sehingga
lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan
alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif
dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kaitannya
dengan TIK, Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Menurutnya, media pembelajaran harus berupa teknologi
sederhana atau modern yang membawa pesan pembelajaran untuk dipelajari
oleh peserta didik.

Media pembelajaran berbasis TIK sangat relevan dengan perkembangan


zaman terutama terkait Era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut peserta
didik peka terhadap keterbukaan informasi, komputerisasi, komputasi, dan
automasi. Hal ini seiring dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Pasal 2A ayat (1)
tentang integrasi TIK dalam pembelajaran di SD. Menurut kebijakan
tersebut, pembelajaran khususnya pada jenjang SD harus melibatkan TIK
sebagai penunjang atau alat bantu dalam pembelajaran yang tidak
menggantikan peran guru sesuai dengan tugas dan fungsinya. Integrasi TIK
dalam pembelajaran dapat mempermudah guru melaksanakan tugas dan
fungsinya dan memudahkan peserta didik mencapai kompetensi yang
diharapkan.

Hakikat media pembelajaran tidak terlepas dari fungsinya ketika digunakan


selama pembelajaran berlangsung. Fungsi media pembelajaran menurut
Levie dan Lents (1982) adalah:
a. Fungsi atensi
Media pembelajaran berfungsi untuk menarik dan mengarahkan perhatian
peserta didik untuk belajar. Media yang dikemas dengan sangat etis dan
estetis dapat membangkitkan semangat dan motivasi peserta didik untuk
belajar.
b. Fungsi afeksi
Media pembelajaran berfungsi untuk menggugah emosi dan sikap peserta
didik sehingga peserta didik dapat menikmati aktivitas belajarnya. Sikap
positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dapat dibangkitkan melalui media pembelajaran yang
dikemas sesuai dengan karakteristik peserta didik.
c. Fungsi kognisi
Media pembelajaran berfungsi untuk memperlancar atau mempercepat
tersampaikannya informasi atau pesan berupa materi pembelajaran
kedalam benak peserta didik sehingga peserta didik mudah mengingat dan
memahami informasi atau pesan tersebut serta tujuan pembelajaran
tercapai dan kompetensi terkuasai.
d. Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi peserta didik yang
lemah dan lambat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran
jika disajikan sesuai dengan karakteristik dan minat peserta didik tersebut.

Media pembelajaran memiliki beberapa manfaat terkait dengan


penggunaannya dalam pembelajaran (Santyasa, 2007, hlm. 5-6), di
antaranya:
a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh peserta didik.
Pengalaman setiap peserta didik berbeda-beda tergantung dari faktor-
faktor yang menentukan kekayaan pengalaman mereka, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah
yang dibawa mendekati peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk
nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat
disajikan secara audio, visual dan audiovisual.
b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas
oleh peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan karena: (1) obyek
terlalu besar; (2) obyek terlalu kecil; (3) obyek yang bergerak terlalu
lambat; (4) obyek yang bergerak terlalu cepat; (5) obyek yang terlalu
kompleks; (6) obyek yang bunyinya terlalu halus; dan (7) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media
yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
Lingkungan sebagai media sekaligus sumber belajar dapat dihadirkan
selama pembelajaran berlangsung sehingga terjadi interaksi langsung
yang menguatkan proses dan hasil belajar peserta didik difasilitasi oleh
guru. Interaksi langsung peserta didik dengan lingkungannya menandakan
bahwa proses belajar sedang terjadi dimana pesan yang terdapat pada
lingkungan sebagai sumber belajar tersampaikan kepada peserta didik
melalui lingkungan yang juga berperan sebagai media pembelajaran.
d. Media pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan atau
memberikan pengalaman dan perspektif yang benar.
Setiap peserta didik memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu objek
yang terdapat pada materi pembelajaran bergantung pada perspektif,
konsep image atau skema yang terbangun pada skemata benak peserta
didik. Media dapat menjadikan persepsi dan perspektif tersebut menjadi
seragam menuju kepada persepsi dan perspektif yang benar.
e. Media pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
konkret, dan realistis.
Materi pembelajaran memiliki dimensi pengetahuan yang beragam mulai
dari pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Pengetahuan
konseptual berupa konsep dan prinsip merupakan objek kajian yang
abstrak yang harus dikuasai peserta didik SD yang masih berpikir konkret.
Media pembelajaran dapat menjadi jembatan untuk menanamkan konsep
yang benar, memediasi dimensi pengetahuan yang abstrak supaya lebih
konkret dan realistis bagi peserta didik.
f. Media pembelajaran membangkitkan keinginan dan minat baru.
Peserta didik memiliki keunikan satu dengan lainnya termasuk dari
keinginan dan minatnya. Guru harus dapat mengidentifikasi keunikan
tersebut dan memfasilitasi setiap peserta didik sesuai dengan keunikannya
melalui pembelajaran yang lebih variatif termasuk penggunaan media
pembelajaran. Media pembelajaran yang dikembangkan secara variatif
sesuai dengan karakteristik peserta didik SD seperti gaya belajar,
keinginan, dan minat peserta didik dapat membangkitkan minat yang kuat
untuk belajar.
g. Media pembelajaran membangkitkan motivasi dan merangsang peserta
didik untuk belajar.
Media pembelajaran yang dikemas secara menarik dan memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan aktivitas fisik dan mental selama
pembelajaran berlangsung akan dapat membangkitkan motivasi dan
merangsang peserta didik untuk belajar. Dengan demikian, guru harus
mempelajari karakteristik peserta didik SD pada umumnya yang senang
bermain, bergerak, bernyayi, berimajinasi, dan berkarya serta
menuangkannya kedalam media pembelajaran yang dikemas sesuai
dengan karakteristik tersebut.

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Secara umum berdasarkan proses pembuatannya, media pembelajaran dibagi
kedalam media yang langsung pakai atau tersedia (media by utilization) dan
media yang dengan sengaja dirancang dan dipersiapkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran (media by design). Selain itu, media pembelajaran dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsi dan bentuknya. Berdasarkan fungsinya,
media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana atau alat bantu
pembelajaran.
a. Alat Peraga
Menurut Estiningsih (1994), alat peraga merupakan media pembelajaran
yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari materi pembelajaran
dengan dimensi pengetahuan yang abstrak berfungsi untuk menurunkan
keabstrakan materi pembelajaran agar peserta didik mampu menangkap
arti dan makna dari materi pembelajaran tersebut. Hal ini relevan dengan
pendapat Iswadji (2003) yang menyatakan bahwa alat peraga merupakan
sebuah atau seperangkat benda konkret yang dibuat, dirancang, dihimpun,
atau disusun secara sengaja untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan materi pembelajaran yang abstrak berupa konsep atau
prinsip. Dengan demikian, alat peraga dapat menjembatani materi
pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkret yang disajikan dalam
bentuk model-model sehingga peserta didik dapat memanipulasi objek
tersebut dengan cara melihat, memegang, menyentuh, meraba, atau
aktivitas lainnya yang menggunakan alat indera. Alat peraga terdiri atas
alat peraga sederhana yang biasanya dibuat sendiri memanfaatkan
lingkungan sekitar dan alat peraga buatan pabrik yang umumnya berupa
perangkat keras dan lunak yang dibuat secara pabrikan dengan ketelitian
yang tinggi serta memerlukan biaya yang tinggi pula.
Contoh media pembelajaran berbentuk alat peraga adalah gambar
bergerak berbentuk multimedia interaktif yang ditayangkan melalui
projektor berisi tentang ilustrasi manik-manik warna dua muka yang
merepresentasikan konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat pada mata
pelajaran Matematika.
b. Sarana atau Alat Bantu
Sarana atau alat bantu merupakan media pembelajaran yang berfungsi
teknis sebagai alat pendukung pembelajaran untuk memperlancar
kegiatan belajar (Estiningsih, 1994). Tidak seperti alat peraga, sarana atau
alat bantu pembelajaran tidak terkait langsung dengan materi
pembelajaran. Adapun statusnya terkait teknis hanya sebagai pendukung
atau penunjang aktivitas belajar peserta didik.
Contoh media pembelajaran berbentuk sarana atau alat bantu adalah
projektor yang berfungsi untuk mendukung proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan bentuknya, media pembelajaran dapat digolongkan kedalam


tiga jenis, yakni:
a. Media visual
Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan baik diam maupun gerak dan media yang tidak dapat
diproyeksikan. Media yang dapat diproyeksikan secara diam
menggunakanan alat proyeksi misalnya gambar diam yang ditampilkan
pada layar menggunakan projektor, media yang dapat diproyeksikan
secara gerak menggunakan alat proyeksi misalnya gambar bergerak yang
ditampilkan pada layar menggunakan projektor, sedangkan media yang
tidak dapat diproyeksikan mencakup gambar fotografik, grafis, dan
media tiga dimensi berbentuk media realia atau model yang ditampilkan
tanpa alat proyeksi. Jenis media ini relevan untuk peserta didik dengan
gaya belajar visuali. Terdapat beberapa pertimbangan apabila guru akan
menggunakan media visual dalam pembelajaran, di antaranya:
1) Gaya belajar peserta didik pada umumnya adalah visuali dan belum
memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak.
2) Media pembelajaran harus estetis secara visual untuk menarik
perhatian peserta didik.
3) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru harus dapat menampilkan
situasi didaktis yang menonjolkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik, sehingga proses belajar yang terjadi tidak melulu
reseptif.
b. Media audio
Media audio merupakan media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif atau hanya dapat didengar yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk mempelajari
materi pembelajaran. Contoh media audio ini adalah program kaset
suara, CD audio, dan program radio. Penggunaan media audio dalam
pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Jenis
media ini relevan untuk peserta didik dengan gaya belajar auditori.
Terdapat beberapa pertimbangan apabila guru akan menggunakan media
audio dalam pembelajaran, di antaranya:
1) Gaya belajar peserta didik pada umumnya adalah auditori dan telah
memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak.
2) Media pembelajaran harus estetis secara auditif untuk menarik
perhatian peserta didik.
3) Media pembelajaran yang digunakan dilengkapi dengan pengalaman-
pengalaman belajar secara visual untuk memperkuat pemahaman
peseta didik.
4) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru harus dapat menampilkan
situasi didaktis yang menonjolkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik, sehingga proses belajar yang terjadi tidak melulu
reseptif.

c. Media audio-visual
Media audio-visual merupakan media kombinasi audio dan visual atau
biasa disebut media pandang-dengar. Media ini lebih kompleks
dibanding jenis media visual dan media audio karena keberadaan visual
dan audio dapat saling melengkapi untuk memudahkan peserta didik
dalam menguasai materi pembelajaran. Perkembangan TIK
memungkinkan pemanfaatan fungsi berbagai media pembelajaran
dengan menggunakan satu alat yang disebut multimedia yang mampu
menyampaikan informasi dan materi pembejaran dalam bentuk
gabungan visual, audio, dan bahkan interaksi. Melalui multimedia,
konsep-konsep yang abstrak dapat disajikan secara lebih nyata dalam
proses pembelajaran untuk memudahkan peserta didik memahaminya.
Contoh media audio-visual di antaranya video pembelajaran dan video
multimedia interaktif yang melibatkan interaksi antara peserta didik
dengan media tersebut.

Setiap jenis media memiliki kelebihan dan keterbatasan, sehingga guru


harus melakukan analisis kebutuhan media pembelajaran disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik, karakteristik materi pembelajaran,
ketersediaannya, kemampuan guru dalam menggunakannya, dan tujuan
pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan apapun jenisnya tidak
seharusnya menggantikan peran guru, serta media pembelajaran digunakan
sangat situasional dan kondisional sehingga tidak ada media pembelajaran
yang dapat digunakan untuk semua situasi dan tujuan. Berikut beberapa hal
yang dapat dipertimbangkan dalam memanfaatkan media pembelajaran
dalam pembelajaran di SD:
a. Karakteristik pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan pada jenjang SD secara tematik terpadu,
sehingga idealnya media pembelajaran dikembangkan secara tematik
menjembatani beberapa muatan pelajaran pada satu atau beberapa mata
pelajaran supaya diterima oleh peserta didik. Media pembelajaran yang
dikemas secara tematik memungkinkan peserta didik untuk memahami
muatan pelajaran secara utuh dan bermakna karena adanya keterkaitan
antarmuatan pelajaran pada satu atau lebih mata pelajaran dan kaitannya
dengan aktivitas mereka sehari-hari sehingga lebih kontekstual.
b. Karakteristik peserta didik
Peserta didik memiliki karakteristik yang beragam dengan keunikannya
masing-masing. Pada umumnya, peserta didik SD memiliki karakteristik
yang senang bermain, bernyanyi, bergerak, berpikir konkret,
berimajinasi, bekerja kelompok, dan berkarya sehingga idealnya media
pembelajaran dikembangkan relevan dengan karakteristik tersebut.
Media pembelajaran berbasis TIK berbentuk multimedia interaktif yang
dikemas dengan berbagai bentuk permainan menggunakan teks-teks
yang telah dikenal peserta didik memungkinkan untuk digunakan dalam
pembelajaran memfasilitasi beragam gaya belajar peserta didik.
c. Karakteristik mata pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki kekhasan sesuai dengan ideologinya
masing-masing. Meskipun pembelajaran di SD dilaksanakan secara
tematik terpadu, namun tidak menutup kemungkinan untuk guru dapat
mengembangkan atau menggunakan media pembelajaran yang memuat
muatan pelajaran pada satu mata pelajaran dengan tujuan tertentu. Media
pembelajaran yang dikembangkan idealnya relevan dengan karakteristik
bidang ilmu yang mendasarinya. Media pembelajaran untuk muatan mata
pelajaran Matematika lebih cenderung memungkinkan peserta didik
untuk melakukan proses matematisasi yang lengkap baik matematisasi
horizontal (matematika nonformal) maupun matematisasi vertikal
(matematika formal), media pembelajaran untuk muatan mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) lebih cenderung memungkinkan peserta
didik untuk melakukan langkah kerja ilmiah, begitu pula untuk muatan
pelajaran pada bidang ilmu lainnya.
d. Karakteristik materi pelajaran
Setiap materi pelajaran memiliki struktur atau dimensi pengetahuan yang
beragam, baik berupa pengetahuan faktual, konseptual, atau prosedural
dengan objek yang berbeda-beda untuk setiap mata pelajaran. Misalnya,
objek kajian pada mata pelajaran Matematika terdiri dari fakta, konsep,
relasi, dan operasi, sedangkan pada mata pelajaran IPA terdiri atas fakta,
konsep, prinsip, dan teori. Setiap objek kajian atau dimensi pengetahuan
idealnya disampaikan kepada peserta didik dengan cara-cara yang
relevan dengan karakteristik setiap objek materi pelajaran tersebut.
Media pembelajaran yang dikembangkan atau digunakan dalam
pembelajaran harus dapat menjembatani tersampaikannya objek materi
pelajaran tersebut kepada peserta didik dengan mempertimbangkan
karakteristik setiap objek materi pelajaran tersebut. Misalnya objek
berupa fakta dapat dimediasi menggunakan media pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mengamati menggunakan alat inderanya,
objek berupa prinsip dapat dimediasi menggunakan media pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik untuk bereksplorasi, mencoba, dan
membuktikan.
e. Tujuan pembelajaran
Efektivitas pembelajaran nampak pada ketercapaian tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan yang memuat proses dan hasil belajar peserta
didik yang diharapkan. Proses belajar peserta didik terdiri dari
serangkaian pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik
untuk menguasai kompetensi tertentu. Idealnya, media pembelajaran
relevan dengan proses belajar peserta didik sehingga dapat menguatkan
pengalaman belajarnya dalam menguasai kompetensi-kompetensi
tersebut.
f. Materi pembelajaran
Media pembelajaran yang dikembangkan atau digunakan dalam
pembelajaran harus relevan dengan materi pembelajaran yang sedang
dibahas. Materi tentang Gaya pada mata pelajaran IPA dapat dimediasi
dengan media pembelajaran yang berbeda dengan materi tentang
Magnet, meskipun pada mata pelajaran yang sama dengan dimensi
pengetahuan yang sama.
g. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang diterapkan agar peserta didik
menguasai kompetensi tertentu. Metode pembelajaran yang diterapkan
menjadi pertimbangan dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Idealnya, media pembelajaran yang digunakan dapat memperkuat
metode pembelajaran yang sedang diterapkan selama pembelajaran
berlangsung. Misalnya, metode presentasi dapat diperkuat dengan media
visual yang dapat diproyeksikan berupa gambar diam atau bergerak
sehingga dapat memusatkan perhatian peserta didik atau memudahkan
peserta didik menyampaikan dan menerima pesan.
h. Kondisi pembelajaran
Kondisi pembelajaran menjadi pertimbangan dalam pemanfaatan media
pembelajaran. Media pembelajaran untuk kondisi pembelajaran
individual mungkin berbeda dengan pembelajaran kelompok, kondisi
pembelajaran di dalam kelas mungkin berbeda dengan pembelajaran di
luar kelas, dan kondisi-kondisi lainnya.

Berikut merupakan kriteria media pembelajaran yang baik untuk digunakan


dalam pembelajaran di SD.
a. Ramah terhadap anak
Media pembelajaran yang ramah terhadap anak memungkinkan mereka
untuk menggunakannya dengan aman, misalnya ukurannya besar
sehingga mudah untuk diamati, bahannya terbuat dari bahan yang aman,
dan aspek-aspek lainnya yang aman untuk digunakan dalam
pembelajaran.

b. Pesan yang disampaikan jelas dan tidak memunculkan makna ganda


Pesan yang disampaikan melalui media pembelajaran dapat dengan
mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga tidak menimbulkan
mispersepsi, miskomunikasi, dan miskonsepsi.
c. Memfasilitasi keragaman gaya belajar peserta didik
Gaya belajar peserta didik yang beragam menjadi pertimbangan dalam
pemilihan media yang baik untuk mereka. Media pembelajaran yang
digunakan harus memungkinkan peserta didik untuk melihat,
mendengar, dan beraktivitas fisik lainnya, sehingga dapat memfasilitasi
keragaman gaya belajar peserta didik.
d. Dapat memusatkan perhatian peserta didik
Media pembelajaran harus dikemas secara menarik dengan tidak
mengurangi substansi yang dibawa oleh media tersebut. Media
pembelajaran yang berwarna dan dikemas dengan penampilan yang
menarik dapat memusatkan perhatian peserta didik untuk belajar.
e. Tampilannya sederhana tidak terlalu kompleks
Peserta didik SD belum dapat melakukan aktivitas yang kompleks,
sehingga media pembelajaran yang digunakan sebaiknya media
pembelajaran dengan penampilan sederhana dan pesan yang tidak terlalu
kompleks yang mengakibatkan peserta didik kesulitan dalam
menggunakan media tersebut dan memahami pesan yang di bawanya.
f. Dapat memotivasi peserta didik untuk belajar
Media pembelajaran harus dapat membangkitkan semangat dan minat
peserta didik untuk belajar. Media pembelajaran yang dikemas dengan
penampilan yang menarik dan memungkinkan peserta didik untuk
beraktivitas langsung menggunakan media tersebut dapat memotivasi
mereka untuk belajar.

Media pembelajaran digunakan bukan pada saat mengerjakan soal-soal


evaluasi, melainkan digunakan pada saat proses belajar berlangsung untuk
memperkuat pengalaman belajar peserta didik. Khususnya untuk media
pembelajaran berupa alat peraga untuk dimensi pengetahuan prosedural,
prosedur tersebut harus dapat diabstraksi oleh peserta didik untuk
melepaskan ketergantungannya kepada media tersebut. Dengan demikian,
dalam mengerjakan soal-soal evaluasi atau aktivitas dalam kehidupannya
terkait prosedur tertentu, peserta didik tidak lagi menggunakan media
tersebut secara langsung tetapi menggunakan prosedur yang telah diabstraksi
dalam benaknya. Berikut merupakan prinsip-prinsip penggunaan media
dalam pembelajaran:
a. Penggunaan media pembelajaran tidak menggantikan peran guru secara
keseluruhan
Media pembelajaran yang digunakan membantu dan menguatkan peran
guru selama pembelajaran berlangsung. Penggunaan media pembelajaran
yang berlebihan dapat menggantikan peran guru sehingga mengurangi
kualitas proses pembelajaran yang tidak hanya sekedar transfer
pengetahuan tetapi juga proses pembimbingan oleh guru terhadap
aktivitas peserta didik dalam mengonstruksi pengetahuan.
b. Penggunaan media pembelajaran sebagai bagian integral dari
pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan bukan hanya sekedar alat bantu
pembelajaran, melainkan merupakan bagian integral dari pembelajaran
yang memiliki peran vital sebagai perantara tersampaikannya pesan
kepada peserta didik.
c. Penggunaan media pembelajaran untuk memecahkan masalah
pembelajaran
Media pembelajaran digunakan untuk mengefektifkan interaksi
antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan
sumber belajar. Masalah dalam pembelajaran seperti rendahnya
kemampuan pemahaman peserta didik terhadap materi yang sedang
dipelajari dapat diselesaikan dengan menggunakan media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik peserta didik tersebut.

d. Penggunaan media pembelajaran harus dikuasai oleh guru


Media pembelajaran yang digunakan harus dikuasai oleh guru sehingga
pesan yang termuat dalam media pembelajaran tersebut dapat dengan baik
diterima oleh peserta didik. Penggunaan media pembelajaran yang tidak
dikuasai oleh guru dapat memunculkan masalah besar lainnya seperti
mispersepsi, miskomunikasi, miskonsepsi, dan masalah besar lainnya.
e. Penggunaan media pembelajaran memperhitungkan untung dan ruginya
Media pembelajaran yang digunakan sebaiknya media yang efisien
namun tetap efektif, sehingga guru harus mempertimbangkan untung dan
ruginya dalam menggunakan media tertentu. Analisis kebutuhan media
pembelajaran harus dilakukan oleh guru selain terkait karakteristik peserta
didik, materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, juga terkait waktu dan
biaya yang dikeluarkan.
f. Penggunaan media pembelajaran terorganisasi dengan baik
Media pembelajaran digunakan secara terorganisasi bukan sembarangan
dalam menggunakannya, sehingga guru harus menyusun perencanaan
penggunaan media pembelajaran yang terintegrasi dengan penyusunan
perencanaan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran disesuaikan
dengan pengalaman belajar peserta didik, sehingga penggunaan media
pembelajaran dapat mempermudah proses pencapaian tujuan
pembelajaran.
g. Penggunaan media disesuaikan dengan kedalaman dan keluasan pokok
bahasan
Pokok bahasan yang membutuhkan banyak media dan terkesan kompleks
bagi peserta didik dapat memanfaatkan multimedia, sehingga
pembelajaran memfasilitasi seluruh gaya belajar peserta didik dan
merangsang peserta didik untuk belajar.

Pada Era Revolusi 4.0, media-media pembelajaran berbasis TIK yang


bersifat mekanistis sudah banyak tersedia di pasaran (media by utilization),
guru harus dapat mengembangkan media pembelajaran berbasis TIK yang
melibatkan proses berpikir tingkat tinggi yang tidak dapat dilakukan secara
mekanistis oleh mesin agar proses belajar tetap terjadi (media by design).

3. Media Pembelajaran Tematik Berbasis TIK


Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) merupakan suatu program sebagai
alat bantu untuk memanipulasi dan menyampaikan informasi. Secara umum,
TIK mencakup dua aspek yakni teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan, manipulasi, dan pengelolaan informasi, sedangkan
teknologi komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu
ke perangkat lainnya. Dengan demikian, TIK mencakup semua teknologi
yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan
menyampaikan informasi dalam proses komunikasi.

Berbicara tentang TIK, akan selalu melibatkan peran komputer sebagai hasil
teknologi, internet sebagai penyedia informasi, dan peralatan komunikasi
sebagai penyalur informasi. Kaitannya dengan media pembelajaran, TIK
dapat dimanfaatkan sebagai sebagai alat bantu atau media pembelajaran yang
melibatkan: (1) teknologi komputer baik perangkat keras maupun perangkat
lunak; (2) teknologi multimedia seperti kamera digital, kamera video, player
suara, player video, dan lain sejenisnya; (3) teknologi telekomunikasi seperti
telepon, selepon seluler, dan lain-lain; dan (4) teknologi jaringan komputer
baik perangkat keras (LAN, Internet, Wifi, dll.) maupun perangkat lunak
(Web, e-mail, HTML, Java, PHP, aplikasi basis data, dll.). Pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran sebagai alat bantu atau media pembelajaran dapat
mendukung proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar peserta didik. Krisnadi (2009) menyatakan bahwa integrasi TIK
kedalam proses pembelajaran dipercaya dapat:
a. meningkatkan kualitas pembelajaran;
b. memperluas akses pembelajaran;
c. mengurangi biaya;
d. menjawab tuntutan zaman; dan
e. mengembangkan keterampilan TIK yang diperlukan peserta didik.

Pemanfaatan TIK sebagai alat bantu atau media pembelajaran dapat


berbentuk file slide Power Point, gambar, animasi, video pembelajaran,
video simulasi, video grafis, video animasi, video tutorial, audio, program
CAI (computer aided instruction), program simulasi, dan lain-lain. Menurut
Sahid (2010, hlm. 6), penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dapat
memberikan beberapa keuntungan, antara lain:
a. memvisualisasikan konsep-konsep abstrak;
b. memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran yang
sulit;
c. menyimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual;
d. menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format sehingga
menjadi lebih menarik;
e. memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan materi
pembelajaran;
f. mengakomodasi perbedaan kecepatan dan gaya belajar peserta didik;
g. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga;
h. mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai fasilitator
dan mediator; dan
i. meningkatkan keterampilan individu penggunanya.

Penggunaan media pembelajaran harus didasarkan pada pertimbangan


bahwa media tersebut dapat memfasilitasi terjadinya proses belajar atau
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.
Berikut merupakan perbandingan media pembelajaran berbasis TIK dengan
jenis media lainnya.
Tabel 1 Perbandingan Berbagai Media Pembelajaran
(Newby, Stepich, Lehman, dan Russel, 2000, dalam Sahid)
Jenis Media
Kelebihan
Benda Alat
Teks Slide Video Grafis Audio TIK
nyata Tulis
Menampilkan gerakan √ √
Mengeluarkan suara √ √
Menampilkan gambar nyata √ √ √ √
Dapat dibawa ke mana-mana √ √
Dapat digunakan sebagai √
referensi setelah pelajaran di
kelas
Dapat digunakan untuk √ √ √
menggambar, menulis, atau
menandai selama
pembelajaran
Memeberikan kesempatan √
kepada peserta didik untuk
berinteraksi
Dapat digunakan secara √ √ √ √ √
mandiri
Dapat digunakan untuk √ √ √ √ √
mengontrol kecepatan belajar
individu
Dapat dilihat atau disentuh √
peserta didik
Memungkinkan pengamatan √ √
proses yang berbahaya atau
jauh lokasinya
Mudah dimodifikasi √ √ √
Mudah diurutkan √ √ √
Memungkinkan respon √ √
bersama
Membentuk sikap √
Menyajikan situasi √ √
pemecahan masalah

Menurut Adimpharana (dalam Haridanto, 2011, hlm. 3-4), penggunaan


media pembelajaran berbasis TIK dapat memberikan manfaat yang besar jika
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Aktif
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan
peserta didik dapat terlibat aktif selama pembelajaran berlangsung.
b. Konstruktif
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan
peserta didik untuk menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya untuk menghasikan pengetahuan dengan
tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
c. Kolaboratif
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan
peserta didik saling bekerjasama untuk berbagi ide, saran, atau
pengalaman.
d. Antusiastik
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memotivasi peserta
didik untuk belajar.
e. Dialogis
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan proses
belajar yang komunikatif antarpeserta didik, peserta didik dengan guru,
dan peserta didik dengan materi pembelajaran.
f. Kontekstual
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan situasi
belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna dengan
memunculkan hal-hal yang dekat dengan kehidupan peserta didik.
g. Reflektif
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan
peserta didik dapat menyadari apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian
dari proses belajar itu sendiri.

h. Multisensori
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan
pembelajaran dapat dilakukan untuk berbagai moda atau gaya belajar,
baik audio, visual, maupun kinestetik.
i. Berpikir tingkat tinggi
Media pembelajaran berbasis TIK yang digunakan memungkinkan
peserta didik tidak hanya melakukan hal-hal yang mekanistis tetapi juga
melakukan aktivitas berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran dilaksanakan pada jenjang SD secara tematik terpadu dengan


mengintegrasikan TIK sebagai penunjang atau alat bantu pembelajaran.
Idealnya, media pembelajaran yang digunakan atau dikembangkan dalam
pembelajaran di SD berbasis TIK yang dikemas secara tematik untuk
menjembatani beberapa muatan pelajaran pada satu atau beberapa mata
pelajaran supaya diterima oleh peserta didik. Media pembelajaran tematik
berbasis TIK memungkinkan peserta didik khususnya pada jenjang SD untuk
memahami muatan pelajaran secara utuh dan bermakna karena adanya
keterkaitan antarmuatan pelajaran pada satu atau lebih mata pelajaran dan
kaitannya dengan aktivitas mereka sehari-hari sehingga lebih kontekstual.
Hal ini relevan dengan karakteristik peserta didik SD yang masih bertabiat
global sempurna dengan memandang segala sesuatu secara utuh bukan
secara terpisah-pisah.

Media pembelajaran tematik berbasis TIK memberikan manfaat yang besar


ketika digunakan dalam pembelajaran di SD, di antaranya:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
Integrasi TIK dalam media pembelajaran yang dikemas secara tematik
memperkuat proses interaksi antara peserta didik dengan peserta didik
lainnya, guru, dan materi pembelajaran.

b. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran


Media pembelajaran berbasis TIK yang dikemas secara tematik relevan
dengan karakteristik peserta didik SD yang masih berpikir secara integral.
TIK memiliki peran penting dalam memperkuat pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh media tersebut.
c. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
Media pembelajaran tematik dikemas secara kontekstual sesuai dengan
karakteristik pembelajaran tematik terpadu di SD dan dapat dikemas
secara menarik dengan bantuan TIK untuk memusatkan perhatian dan
menguatkan minat belajar peserta didik.
4. Prosedur Pembuatan Media Pembelajaran Tematik Berbasis TIK
Pembuatan media pembelajaran tematik berbasis TIK memerlukan
perangkat keras maupun lunak yang harus diketahui oleh guru. Perangkat
keras dapat berupa: computer, scanner, speaker, microfon, CDROM,
DVDROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital, kamera video, dan
sebagainya, sedangkan perangkat lunak yang dapat digunakan pada
umumnya telah tersedia meliputi:
a. Microsoft Word dapat digunakan untuk membuat tampilan tekstual
(berupa tulisan) maupun gambar.
b. Microsoft Power Point dapat digunakan untuk membuat slide presentasi
untuk menampilkan teks, suara, animasi, video, serta untuk membuat
media interaktif dengan fasilitas hyperlink yang dimiliki.
c. Microsoft Excel untuk mengolah data dan dapat digunakan untuk
membuat media yang berupa grafik dan membuat simulasi.
d. Software untuk menggambar dan mengolah citra seperti Microsoft Paint,
Correl Draw, dan lain-lain.
e. Software pengolah video seperti Microsoft Movie Maker, VideoLiead,
Adobe Premier, Vegas, Pinnacle, dan lain-lain.

f. Software pengolah suara seperti Microsoft Sound Recorder, Q Tractor,


LMMS, Ardour, dan lain-lain.
g. Software untuk membuat animasi seperti Macromedia Flash, Anime
Studio, FotoMorph, dan lain-lain.
h. Bahasa pemrograman umum seperti Pascal, Delphi, Visual Basic, Java,
dan lain-lain.
i. Software-sofware aplikasi khusus seperti MATLAB, MAPLE, Grapes,
CaR, GeoGebra, Cabri Geometri, Meometer Sketspad, dan lain-lain.

Untuk seorang ahli media pembelajaran, prosedur pengembangan media


pembelajaran terdiri atas:
a. Meninjau tujuan pembelajaran, hasil belajar yang diinginkan,
karakteristik peserta didik, dan strategi pembelajaran yang diterapkan.
b. Menentukan karakteristik media yang paling baik untuk digunakan dalam
pembelajaran.
c. Mengkaji media dan materi pembelajaran yang ada.
d. Mengadaptasi media pembelajaran yang ada.
e. Menentukan format dan isi media dalam bentuk story board.
f. Membuat rancangan dan prototipe media.
g. Memeriksa alur ide yang dituangkan dalam media.
h. Melakukan evaluasi formatif.
i. Mengujicoba media dalam pembelajaran nyata.
j. Melakukan perbaikan.

Bagi guru, prosedur pengembangan media pembelajaran berbasis TIK yang


lebih sederhana dan dapat dilakukan oleh setiap guru terdiri atas langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Seleksi sumber-sumber belajar
Mengumpulkan sumber-sumber belajar yang memuat materi
pembelajaran sesuai dengan topik-topik yang akan diajarkan berdasarkan
kurikulum atau kompetensi yang ingin dicapai. Sumber-sumber ini dapat
berupa buku guru, buku siswa, buku teks pelajaran, jurnal, atau sumber-
sumber di internet.
b. Strukturisasi
Membuat struktur isi (outline) media pembelajaran dan urutan penyajian
materi serta bentuk interaksi sesuai dengan alur pembelajaran yang
diharapkan. Bentuk interaksi yang dapat dipilih terdiri atas drill, latihan,
tutorial, permainan (game), simulasi, eksplorasi, penemuan, atau
pemecahan masalah.
c. Seleksi materi pembelajaran
Memilih materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan sumber-sumber
yang ada dan menyajikannya secara singkat dengan bahasa yang
sederhana dan komunikatif dilengkapi dengan ilustrasi atau visualisasi
dalam bentuk gambar, grafik, diagram, foto, animasi, atau audio-video
dengan memperhatikan kriteria media pembelajaran tematik berbasis TIK
sebagai berikut:
1) Tematik
Media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan tema atau
subtema pembelajaran dan dikemas secara tematik atau tematik
terpadu.
2) Visibel
Media pembelajaran yang dikembangkan jelas, memiliki tingkat
keterbacaan dan ketajaman grafis yang tinggi, dan memiliki makna.
3) Menarik
Media pembelajaran yang dikembangkan berisi pesan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dengan tampilan yang menarik dan memikat
sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan memperkuat proses
komunikasi.
4) Sederhana
Media pembelajaran yang dikembangkan mengandung pesan yang
terfokus dengan pemilihan teks yang tidak mengubah makna pesan
dengan bahasa dan tampilan yang lugas.

5) Berguna
Media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan tujuan pembelajaran maupun hasil belajar yang
diharapkan.
6) Tepat
Media pembelajaran yang dikembangkan berisi pesan dengan makna
yang tepat sesuai dengan bidang ilmu disertai penyampaian yang
cermat dan didasari oleh sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
7) Logis
Media pembelajaran yang dikembangkan berisi pesan yang benar,
masuk akal, disusun secara logis, dan mengikuti kaidah keilmuan.
8) Terstruktur
Media pembelajaran yang dikembangkan mengandung rangkaian
pesan yang disampaikan secara sistematis dengan urutan yang logis
dan mudah dipahami oleh peserta didik.

Berikut merupakan contoh hasil analisis kebutuhan media pembelajaran


tematik berbasis TIK yang dilengkapi dengan story board.
Tabel 2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Berbasis TIK di SD Kelas IV

Tema Subtema Pembelajaran Materi Urutan Sajian Deskripsi Sajian


Indahnya Indahnya 1 Proses Dihasilkannya  Visualisasi anak yang sedang memetik  Gambar anak yang sedang
Kebersamaan Kebersamaan (1) Bunyi oleh Sumber gitar memetik gitar
Bunyi  Visualisasi molekul udara sebelum  Gambar molekul udara sebelum
adanya getaran suara dari gitar ada getaran suara
 Visualisasi molekul udara setelah ada
getaran suara dari gitar dengan
simpangan tinggi
 Visualisasi molekul udara setelah ada
getaran suara dari gitar dengan
simpangan rendah  Gambar molekul udara setelah ada
 Visualisasi rapatan dan renggangan getaran suara dengan simpangan
molekul udara yang diakibatkan getaran tinggi
senar gitar

 Gambar molekul udara setelah ada


getaran suara dengan simpangan
rendah
3 Proses Perambatan  Visualisasi dua orang anak menggunakan  Gambar dua orang anak
Bunyi melalui Udara telepon mainan dari kaleng menggunakan telepon mainan dari
 Visualisasi telepon mainan dari dua kaleng yang dihubungkan oleh
kaleng yang dihubungkan oleh selang selang
 Visualisasi molekul udara dalam selang  Gambar molekul udara dalam
sebelum adanya suara selang sebelum ada getaran suara
 Visualisasi molekul udara dalam selang
setelah adanya getaran suara dengan
simpangan tinggi
 Visualisasi molekul udara dalam selang  Gambar molekul udara dalam
setelah ada getaran suara dengan selang setelah ada getaran suara
simpangan rendah dengan simpangan tinggi
 Visualisasi rapatan dan renggangan
molekul udara dalam selang yang
diakibatkan getaran suara
 Visualisasi anak dapat mendengar suara  Gambar molekul udara dalam
selang setelah ada getaran suara
dengan simpangan rendah

Proses Perambatan  Visualisasi dua orang anak menggunakan  Gambar dua orang anak
Bunyi melalui Benda telepon mainan dari kaleng menggunakan telepon mainan dari
Padat  Visualisasi telepon mainan dari dua kaleng yang dihubungkan oleh
kaleng yang dihubungkan oleh benang benang yang ditegangkan
yang ditegangkan  Gambar molekul benang yang
 Visualisasi molekul benang yang ditegangkan sebelum adanya suara
ditegangkan sebelum adanya suara  Gambar molekul benang setelah
adanya getaran suara
 Visualisasi molekul benang setelah  Gambar molekul benang setelah
adanya getaran suara dengan simpangan adanya getaran suara dengan
tinggi simpangan rendah
 Visualisasi molekul benang setelah ada  Gambar rapatan dan renggangan
getaran suara dengan simpangan rendah molekul benang yang diakibatkan
 Visualisasi rapatan dan renggangan getaran suara
molekul benang yang diakibatkan getaran  Gambar anak dapat mendengar
suara suara
 Visualisasi anak dapat mendengar suara  Gambar dua orang anak
 Visualisasi telepon mainan dari dua menggunakan telepon mainan dari
kaleng yang dihubungkan oleh benang kaleng yang dihubungkan oleh
yang kendur (tidak ditegangkan) benang yang kendur
 Visualisasi molekul benang yang kendur  Gambar molekul benang yang
sebelum adanya suara kendur sebelum adanya suara
 Visualisasi molekul benang yang kendur  Gambar molekul benang pada
setelah adanya getaran suara dengan benang yang kendur setelah
simpangan tinggi adanya getaran suara dengan
 Visualisasi molekul benang yang kendur simpangan tinggi
setelah ada getaran suara dengan  Gambar molekul benang pada
simpangan rendah benang yang kendur setelah
 Visualisasi rapatan dan renggangan adanya getaran suara dengan
molekul benang yang diakibatkan getaran simpangan rendah
suara  Gambar rapatan dan renggangan
 Visualisasi anak tidak dapat mendengar molekul benang pada benang yang
suara kendur yang diakibatkan getaran
suara
 Gambar anak tidak dapat
mendengar suara
Proses Perambatan  Visualisasi ember yang terisi air  Gambar ember yang terisi air
Bunyi melalui Benda  Visualisasi anak yang mengetuk ember  Gambar anak yang mengetuk
Cair dengan batu sambil mendengarkan bunyi ember dengan batu sambil
ketuk menggunakan corong yang mendengarkan bunyi ketuk
dicelupkan sebagian kedalam air menggunakan corong yang
 Visualisasi molekul air sebelum ember dicelupkan sebagian kedalam air
diketuk  Gambar molekul air sebelum
 Visualisasi molekul air setelah ember ember diketuk
diketuk  Gambar molekul air setelah ember
 Visualisasi anak dapat mendengar suara diketuk
 Gambar anak dapat mendengar
suara
Kebersamaan 1 Makna Bekerjasama  Visualisasi enam orang anak yang  Gambar enam orang anak yang
dalam dalam Keberagaman bernama Edo, Lina, Siti, Udin, Beni dan bernama Edo, Lina, Siti, Udin,
Keberagaman (2) Agama sedang berkumpul di rumah Edo. Beni dan sedang berkumpul di
 Visualisasi Lina dan Siti membawa rumah Edo.
kaleng  Gambar Lina dan Siti membawa
 Visualisasi Beni dan Udin membawa kaleng
benang kasur  Gambar Beni dan Udin membawa
 Visualisasi Adzan berkumandang ketika benang kasur
enam orang anak tersebut sedang  Gambar kondisi Adzan
melakukan kegiatan berkumandang ketika enam orang
 Visualisasi Siti dan Udin meminta izin anak tersebut sedang melakukan
untuk sholat kegiatan
 Visualisasi empat temannya mengizinkan  Gambar Siti dan Udin meminta
Siti dan Udin untuk shalat izin untuk sholat
 Visualisasi Edo meminjamkan ruang  Gambar empat temannya
makannya untuk Siti dan Udin sholat mengizinkan Siti dan Udin untuk
 Visualisasi empat temannya menunggu shalat
Siti dan Udin dengan sabar
 Visualisasi enam orang anak bekerja  Gambar Edo meminjamkan ruang
bersama-sama saling membantu makannya untuk Siti dan Udin
 Visualisasi Dayu membutuhkan sholat
pertolongan memotong benang dan Udin  Gambar empat temannya
datang membawa gunting menunggu Siti dan Udin dengan
 Visualisasi semua siswa dapat sabar
mengerjakan pekerjaannya dengan baik  Gambar enam orang anak bekerja
dan merayakan keberhasilannya bersama-sama saling membantu
 Gambar Dayu membutuhkan
pertolongan memotong benang
dan Udin datang membawa
gunting
 Gambar enam siswa mengucapkan
“Horai selesai!”
Proses Terdengarnya  Visualisasi gendang ditepuk dan  Gambar gendang ditepuk dan
Bunyi oleh Telinga menghasilkan bunyi menghasilkan bunyi
 Visualisasi anak yang sedang duduk  Gambar anak yang sedang duduk
dekat dengan gendang dekat dengan gendang
 Visualisasi rambatan gelombang bunyi  Gambar rambatan gelombang
melalui molekul-molekul udara bunyi melalui molekul-molekul
 Visualisasi telinga anak menangkap udara
gelombang bunyi dari gendang  Gambar telinga anak menangkap
 Visualisasi bagian-bagian dari telinga gelombang bunyi dari gendang
 Visualisasi gelombang bunyi merambat  Gambar telinga menangkap
melalui lubang telinga gelombang bunyi dari gendang
 Visualisasi gelombang bunyi  Gambar bagian-bagian dari telinga
menggetarkan selaput gendang  Gambar gelombang bunyi
 Visualisasi selaput gendang bergetar merambat melalui lubang telinga
akibat tekanan molekul udara
 Visualisasi cairan di rumah siput bergetar  Gambar gelombang bunyi
akibat tekanan dari selaput gendang yang menggetarkan selaput gendang
bergetar  Gambar selaput gendang bergetar
 Visualisasi getaran cairan dalam rumah akibat tekanan molekul udara
siput menghasilkan sinyal yang  Gambar cairan di rumah siput
ditangkap oleh saraf auditori bergetar akibat tekanan dari
 Visualisasi saraf auditori mengirimkan selaput gendang yang bergetar
sinyal ke otak  Gambar getaran cairan dalam
 Visualisasi bunyi terdengar rumah siput menghasilkan sinyal
yang ditangkap oleh saraf auditori
 Gambar saraf auditori
mengirimkan sinyal ke otak
 Gambar anak mendengar bunyi
gendang
Bersyukur atas 3 Proses Terjadinya  Visualisasi seorang anak yang berdiri di  Gambar seorang anak yang berdiri
Keberagaman (3) Gaung tengah-tengah ruangan yang besar di tengah-tengah ruangan yang
 Visualisasi anak tersebut meneriakkan besar
satu kata “Semangat!”  Gambar anak tersebut
 Visualisasi gelombang bunyi merambat meneriakkan satu kata
dan memantul pada setiap bagian dinding “Semangat!”
 Visualisasi gelombang bunyi pantul  Gambar gelombang bunyi
saling bertemu merambat dan memantul pada
 Visualisasi gelombang bunyi pantul setiap bagian dinding
gabungan diterima oleh telinga  Gambar gelombang bunyi pantul
 Visualisasi gelombang bunyi pantul saling bertemu
gabungan diterima oleh anak hampir  Gambar gelombang bunyi pantul
bersamaan dengan gelombang bunyi asli gabungan diterima oleh telinga
 Visualisasi anak mendengar bunyi yang  Gambar gelombang bunyi pantul
tidak beraturan gabungan diterima oleh anak
hampir bersamaan dengan
gelombang bunyi asli
 Gambar anak mendengar bunyi
yang tidak beraturan
Proses Terjadinya  Visualisasi seorang anak yang berdiri di  Gambar seorang anak yang berdiri
Gema sebuah lembah terbuka yang di depannya di sebuah lembah terbuka yang di
terdapat sebuah bukit depannya terdapat sebuah bukit
 Visualisasi anak tersebut meneriakkan  Gambar anak tersebut
satu kata “Semangat!” meneriakkan satu kata
 Visualisasi gelombang bunyi merambat “Semangat!”
dan memantul pada setiap bagian bukit  Gambar gelombang bunyi
 Visualisasi gelombang bunyi asli merambat dan memantul pada
diterima oleh telinga anak dengan kata setiap bagian bukit
“Semangat!”  Gambar gelombang bunyi asli
 Visualisasi gelombang bunyi pantul diterima oleh telinga anak dengan
diterima oleh anak setelah gelombang kata “Semangat!”
bunyi asli diterima  Gambar gelombang bunyi pantul
 Visualisasi anak mendengar bunyi pantul diterima oleh anak setelah
“ Semangat!” gelombang bunyi asli diterima
 Gambar anak mendengar bunyi
pantul “ Semangat!”
Tabel 3. Story Board Media Pembelajaran Tematik Berbasis TIK

Kelas : IV (Empat)
Tema/Subtema : Indahnya Kebersamaan/1
Materi : Proses Dihasilkannya Bunyi oleh Sumber Bunyi
Bentuk Media : Audio-Video (Multimedia)
Motion/
No. Board/Tampilan Gambar/Visual Audio Teks Durasi
Gerakan
1 Intro - Menampilkan logo Tut Wuri Zoom in Swirll ( suara wush ) KEMENTERIAN
Handayani pada background warna PENDIDIKAN DAN 2 detik
biru tua. KEBUDAYAAN
DIREKTORAT
JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR
DAN MENENGAH
DIREKTORAT
PEMBINAAN
SEKOLAH DASAR
Motion/
No. Board/Tampilan Gambar/Visual Audio Teks Durasi
Gerakan
2 Memunculkan teks Zoom in - Kelas IV 1 detik
(berurutan) (Empat)
Tema : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1
Materi : Proses
Dihasilka
nnya
Bunyi
oleh
Sumber
Bunyi
3 Menampilkan Kompetensi/Tujuan Zoom in - Memahami Proses 1 detik
Dihasilkannya Bunyi
oleh Sumber Bunyi
4 Menampilkan seorang anak laki-laki Tangannyya bergerak Suara gitar dipetik dan suara Bagaimana proses 1 menit
seperti pada buku siswa yang bernama seperti memetik gitar narator “Tuhan telah menciptakan dihasilkannya bunyi
“Edo” sedang bermain gitar dan kemudian di-zoom in telinga untuk mendengar. oleh gitar? Ayo kita cari
gambar molekul udara sebelum gitar Informasi sampai di telinga kita tahu jawabannya!
dipetik dalam bentuk gelombang bunyi.
Terdapat tiga faktor supaya bunyi
dapat didengar yaitu adanya
sumber bunyi, medium perantara
dan pendengar. Salah satu sumber
bunyi adalah alat musik gitar.
Bagaimana proses dihasilkannya
bunyi oleh gitar? Ayo kita cari
tahu jawabannya!”
Motion/
No. Board/Tampilan Gambar/Visual Audio Teks Durasi
Gerakan
5 Gambar udara dalam keadaan bebas Senar yang bergetar Suara gitar yang sama dengan di 1 menit
sebelum gitar dipetik, gambar aliran dan udara yang atas dan suara narator “ Sebelum
udara berbentuk rapatan dan mengalir dalam bentuk gitar dipetik, molekul-molekul
renggangan dan senar yang sedang rapatan dan udara dalam keadaan bebas.
bergetar. renggangan beberapa Ketika gitar dipetik, senar gitar
Udara bebas kali (5 kali) dan di- mulai bergetar. Getaran pada
zoom in senar gitar menyebabkan partikel
atau molekul-molekul udara
sebagai medium perantara
tertekan. Ketika simpangan
getaran sinar gitar tinggi maka
Rapatan molekul-molekul udara merapat,
sedangkan ketika simpangan
getaran senar gitar rendah maka
molekul-molekul udara
merenggang. Rapatan dan
renggangan terus berlanjut sampai
diterima oleh pendengar.

Renggangan

6 Gambar telinga dan anak yang Zoom out Suara gitar dan suara narator “ 10 detik
bernama “Edo” Jadi, bunyi dapat didengar oleh
Motion/
No. Board/Tampilan Gambar/Visual Audio Teks Durasi
Gerakan
pendengar karena adanya partikel
udara dalam bentuk rapatan dan
renggangan yang merambatkan
gelombang bunyi tersebut”
7 Credit Title 2 detik
5. Penggunaan Media Pembelajaran Tematik Berbasis TIK dalam
Pembelajaran di SD
Penggunaan media pembelajaran tematik berbasis TIK dalam pembelajaran
di SD membutuhkan kontrol yang ketat dari guru untuk memfasilitasi,
membimbing, dan mengarahkan peserta didik selama pembelajaran
berlangsung menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran
tersebut dapat memberikan manfaat yang besar jika digunakan dalam
pembelajaran di SD memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penggunaan media pembelajaran tidak menggantikan peran guru secara
keseluruhan
Guru memiliki peran vital selama pembelajaran berlangsung yang tidak
dapat digantikan perannya oleh media pembelajaran secara keseluruhan.
Media pembelajaran yang digunakan membantu dan menguatkan peran
guru untuk memfasilitasi, membimbing, dan mengarahkan peserta didik
selama pembelajaran.
b. Penggunaan media pembelajaran sebagai bagian integral dari
pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan bukan hanya sekedar alat bantu
pembelajaran, melainkan juga alat peraga yang dapat memfasilitasi
tersampaikannya materi pembelajaran yang abstrak kepada peserta didik
SD yang masih berpikir konkret. Adanya model atau ilustrasi yang
dikemas secara tematik berbasis TIK dapat menguatkan pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dipelajari.
c. Penggunaan media pembelajaran harus dikuasai oleh guru
Media pembelajaran yang digunakan harus dikuasai oleh guru sehingga
pesan yang termuat dalam media pembelajaran tersebut dapat dengan baik
diterima oleh peserta didik dan tidak memunculkan masalah seperti
mispersepsi, miskomunikasi, miskonsepsi, dan masalah lainnya. Media
pembelajaran tematik berbasis TIK dapat digunakan secara efektif dalam
pembelajaran oleh guru yang memiliki kemampuan TIK yang memadai.
d. Penggunaan media pembelajaran terorganisasi dengan baik
Media pembelajaran tematik berbasis TIK memiliki struktur yang
sitematis, sehingga tidak bisa digunakan secara sembarangan dan
penggunaannya harus terorganisasi dengan baik. Penggunaan media
pembelajaran tematik berbasis TIK harus disesuaikan dengan pengalaman
belajar peserta didik dan sebaiknya digunakan secara klasikal untuk
mempermudah kontrol, sehingga penggunaan media pembelajaran
tersebut dapat mempermudah proses pencapaian tujuan pembelajaran.
e. Penggunaan media pembelajaran tidak berlebihan disesuaikan dengan
kedalaman dan keluasan pokok bahasan
Penggunaan media pembelajaran yang berlebihan dapat menggantikan
peran guru sehingga mengurangi kualitas proses pembelajaran yang tidak
hanya sekedar transfer pengetahuan tetapi juga proses pembimbingan oleh
guru terhadap aktivitas peserta didik dalam mengonstruksi pengetahuan.
Untuk materi pembelajaran yang membutuhkan banyak media dan
terkesan kompleks bagi peserta didik dapat memanfaatkan multimedia,
sehingga pembelajaran memfasilitasi seluruh gaya belajar peserta didik
dan merangsang peserta didik untuk belajar.

Untuk menguatkan pemahaman Anda tentang cara membuat media


pembelajaran tematik berbasis TIK, lakukanlah hal-hal berikut:
a. Lakukanlah analisis kebutuhan media pembelajaran dan kembangkanlah
salah satu bentuk media pembelajaran tematik berbasis TIK untuk
pembelajaran menggunakan perangkat keras yang ada dan perangkat
lunak yang paling dikuasai.
b. Gunakan media pembelajaran tersebut dalam pembelajaran harian.
c. Amatilah setiap interaksi peserta didik dengan media pembelajaran yang
telah digunakan.
d. Catat setiap temuan tentang interaksi peserta didik dengan media
pembelajaran yang digunakan.
e. Lakukanlah penilaian dalam bentuk tes untuk melihat keterkuasaan materi
pembelajaran oleh peserta didik.
f. Lakukan analisis terhadap hasil tes dan temuan-temuan peserta didik
ketika berinteraksi dengan media pembelajaran yang digunakan.

Daftar Pustaka

Craig, L.N. dkk. (1982). Media and Technology for Education and Training.
Columbus: Charles E. Merril.

Krisnadi, E. (2009). Rancangan Materi pembelajaran Berbasis ICT. Disajikan


dalam Workshop Pengembangan Materi pembelajaran Berbasis ICT di
FPMIPA UNY pada tanggal 6 Agustus 2009.

David, S.F. (2006). Five Technology for Education Change. New Jersey:
Educational Technology Publication.

Darmawan, D. dkk. (2008). Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi.


Bandung: UPI Press.

Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Hernawan, A.H. dkk. (2007). Media Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.

Nasution. (1994). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, Z. (2001). Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Sadiman, A.R. dkk. (1990). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Jakarta: CV. Rajawali.

Sahid. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT. Pendidikan


Matematika FPMIPA UNY.

Santyasa, I.W. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Disajikan


dalam Workshop Pengembangan Materi Pembelajaran Berbasis ICT di
FPMIPA UNY pada tanggal 6 Agustus 2009.

Anda mungkin juga menyukai