Pada malam sebelum Yesus salib, Yesus beserta 12 murid-Nya merayakan hari paskah di loteng
rumah Markus Yohanes (Luk 22:11-12). Malam itu adalah hari pertama dari hari raya roti yang tidak
beragi (Mat 26:17,20, 1Kor 11:23). Menurut kalender agama Yahudi, itu pada tanggal 14 bulan
Nisan. Perjamuan terakhir itu akan terus teringat untuk selama-lamanya. Pada perjamuan kudus
tersebut, terdapat penyelenggaraan sejarah penebusan yang mendalam. Peristiwa itu
memberitahukan rahasia dari kehendak Allah tentang penebusan yang agung dan mengagumkan.
Terlebih dahulu kita akan bahas kapan hari Paskah dimulai. Umat Israel menjalani perbudakan
di Mesir selama 430 tahun dan setelah genap waktunya, malam dimana mereka dibebaskan, itu
adalah malam dimana mereka makan anak domba, roti yang tidak beragi dan sayur pahit (Kel
12:41). Anak domba jantan berumur 1 tahun dan tidak bercacat. Menjelang senja, di tanggal 14
bulan pertama, umat Israel menyembelih anak domba dan darahnya dioleskan pada kedua tiang
pintu dan pada ambang atas rumah. Daging domba itu dibakar di malam hari dan dimakan bersama
dengan roti tidak beragi dan sayur pahit. Disaat makan, disuruh untuk makan dengan pinggang
berikat, memakai kasut dan tongkat di tangan, lalu harus makan dengan buru-buru (Kel 12:11).
Mereka tidak boleh keluar dari pintu yang sudah dioleskan darah anak domba. Akhirnya pada malam
hari itu, malaikat maut membunuh semua anak sulung Firaun dan orang-orang Mesir, termasuk
anak sulung dari segala ternak (Kel 12:29-30). Tapi pada rumah orang Israel, malaikat maut hanya
melewatinya saja. Itu sebabnya hari raya itu disebut hari raya Paskah karena Amarah Allah lewat
dan keselamatan ada pada mereka. Ini memberitahukan kita tentang kehendak yang mengagumkan
dan misterius dari hidup.
Apa sebuah kebenaran yang sangat penting dari peristiwa ini? Itu fakta bahwa Yesus Kristus
sendiri telah menjadi korban persembahan, yaitu domba pada hari raya Paskah (1Kor 5:7b). Oleh
karena itu, untuk menggenapi pekerjaan penebusan tersebut, Yesus berkata, “Aku sangat rindu
makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu...” (Luk 22:15). Di hari raya Paskah, umat Israel
menyembelih domba, mengoleskan darahnya di kedua tiang dan ambang pintu, lalu memakan roti
tidak beragi. Namun, berikutnya darah dan daging Yesus menggantikan peran darah domba
tersebut. Jika seseorang tidak makan darah dan daging Yesus, maka orang tersebut tidak akan
berhubungan dengan Yesus untuk selama-lamanya.
Darah domba yang dikorbankan pada malam sebelum eksodus menunjukkan pengorbanan
Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang membayar upah dari korban penebusan untuk menggantikan
kita (Yoh 1:29). Daging dan darah Tuhan telah menjadi perjamuan kudus dari pengorbanan.
Sekarang, dengan makan daging dan minum darah Yesus, kita bisa masuk ke kerajaan sorga yang
kekal. Kita harus tahu rahasia dan kemisteriusan dari perjamuan kudus. Untuk itu, Yesus memakai 2
benda yaitu roti dan anggur. Mari merenungkan arti dari roti dan anggur pada perjamuan kudus
pengorbanan.
Kesimpulan:
Pada rahasia dari pengorbanan perjamuan kudus, terkandunglah rahasia yang penuh harapan,
yang akan digenapi di kemudian hari pada kedatangan Tuhan kembali (Mat 26:29). Hari raya
Paskah di tanah Mesir menubuatkan perjamuan kudus dari pengorbanan di salib. Dan perjamuan
kudus dari pengorbanan salib adalah gambaran dari pesta di kerajaan sorga yang kekal yang akan
digenapi melalui kedatangan Tuhan kembali. Dikatakan “hari Aku akan memakan dan meminumnya
yaitu yang baru”, itu adalah janji yang penuh harapan, yang diberikan kepada orang yang
berpatisipasi dalam perjamuan kudus dari salib di atas bumi ini. Dikatakan juga “hari Aku
meminumnya bersama-sama dengan kamu”, ini menunjuk pada pesta pernikahan Anak Domba.
Pakaian menunjuk pada perbuatan yang benar dari orang-orang kudus (Why 19:7-8). Dunia ini akan
berlalu (Mat 24:35). Kiranya kita semua menaruh harapan pada firman Allah yang tidak akan berlalu
dan memegang firman dan hidup bersama firman. Amin.