Anda di halaman 1dari 56

KEMATIAN KRISTUS

Presented By :
Candra Wijaya
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Yoh 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada –Nya tidak binasa
melainkan beroleh hidup yang kekal”.
Dalam ayat ini jelas bahwa misi Yesus kedunia ini
adalah karena Dia mengasihi semua umat
Manusia, sehingga Dia rela berkorban mati diatas
kayu salib untuk menebus dosa kita.
MENGAPA YESUS MENDERITA ?
• Perlunya penderitaan
Karena manusia telah penuh dosa dan tak
berdaya sama sekali, maka harus ada seorang
lainnya yang turun tangan untuk
memperdamaikannya untuk dapat bersekutu
dengan Allah yang suci. Karena dosa
membawa pemisahan antara manusia dengan
Allah.
MENGAPA YESUS MENDERITA ?
• Pribadi yang menderita
Meskipun dalam Alkitab ada begitu banyak alasan yang
dinyatakan untuk Inkarnasi, tetapi hal yang paling penting
ialah bahwa Ia ingin menyelamatkan umat-Nya dari dosa-
dosa mereka (Mat. 1 : 21). Dan untuk melaksanakan hal ini
maka harus terjadi inkarnasi; yaitu, Allah yang menjelma
didalam daging. Allah telah menyatakan bahwa hukuman
dosa ialah maut. Berhubung Allah tidak dapat mati , maka
harus terjadi suatu Inkarnasi agar ada tabiat atau sifat
manusia yang bisa mengalami kematian dan dengan
demikian membayar hukuman dosa.
MENGAPA YESUS MENDERITA ?
• Penderitaan – penderitaan dalam ketaatan
Penderitaan – penderitaan yang dialami
Kristus dalam Kematian-Nya telah dinamakan
ketaatan-Nya yang pasif dalam teologi
Protestan Klasik. Ketaatan pasif ini berlawanan
dengan ketaatan Kristus yang aktif yang Dia
perlihatkan selama hidup-Nya.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Rencana Besar Keselamatan Dalam
Perjanjian Lama

Kej 3 : 15 “Aku akan mengadakan permusuhan


antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
RENCANA ALLAH DALAM KEJ 3 : 15
• Allah Anak akan datang ke dunia dalam rupa
manusia
• Allah Anak akan lahir melalui seorang perempuan
• Keturunan Iblis akan memerangi keturunan
perempuan
• Keturunan Iblis akan meremukkan tumit
keturunan perempuan
• Keturunan perempuan akan meremukkan kepala
keturunan Iblis.
“Lalu Abraham mengambil kayu untuk
korban bakaran itu dan memikulkannya ke
atas bahu Ishak, anaknya, sedang di
tangannya dibawanya api dan pisau.
Demikianlah keduanya berjalan bersama-
sama.” (Kej. 22 : 6)
Merupakan pararel dengan Kristus yang
memikul “kayu” salib diatas pundak-Nya untuk
mempersembahkan diri-Nya sendiri.
Keluaran 6:6 “Sebab itu katakanlah kepada
orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan
membebaskan kamu dari kerja paksa orang
Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan
mereka dan menebus kamu dengan tangan yang
teracung dan dengan hukuman-hukuman yang
berat.”
Keluaran 6:6 ini mungkin menyiratkan tipe
kematian selanjutnya yang akan dijalani Mesias
dalam menebus dosa manusia. Ayat ini juga
menyiratkan kematian yang mengerikan yang
akan dialami Yesus ribuan tahun berikutnya.
Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang
akan menjadi korban penghapus dosa bagi
bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke
belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya
dengan darah itu seperti yang diperbuatnya
dengan darah lembu jantan, yakni ia harus
memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan
ke depan tutup pendamaian itu Dengan
demikian ia mengadakan pendamaian bagi
tempat kudus itu karena segala kenajisan orang
Israel dan karena segala pelanggaran mereka,
apapun juga dosa mereka. Demikianlah harus
diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang
tetap diam di antara mereka di tengah-tengah
segala kenajisan mereka. (Im. 16:15-16)
Dalam Kitab Imamat, tugas imam, yang
berkaitan dengan penyembelihan dan
pengorbanan binatang intuk menebus dosa
Israel digambarkan secara rinci..
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan
Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab
kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau;
berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-
Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa
berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan
taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap
orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan
tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga
dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika
seseorang dipagut ular, dan ia memandang
kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
(Bil. 21 : 7-9).
Bilangan pasal 21 merupakan gambaran yang
tidak diragukan lagi tentang nubuatan
penyaliban atau “peninggian” Anak Manusia
karena memikul dosa kita di tiang atau kayu
salib. Dan hal ini sama seperti percakapan
Yesus dengan Nikodemus.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di
padang gurun, demikian juga Anak Manusia
harus ditinggikan, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal. (Yoh. 3 : 14-15)
Gambaran yang paling jelas dalam penyaliban
adalah dalam :
Ulangan 21 : 22 – 23 "Apabila seseorang
berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman
mati, lalu ia dihukum mati, kemudian
kaugantung dia pada sebuah tiang,
maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-
malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau
menguburkan dia pada hari itu juga, sebab
seorang yang digantung terkutuk oleh Allah;
janganlah engkau menajiskan tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi
milik pusakamu."
Mazmur 22
Beberapa ahli berpendapat bahwa Yesus
kemungkinan menggenapi seluruh Mazmur
sementara Dia tergantung diatas kayu salib.
Hal ini terungkap dalam ucapan yang paling
terkenal oleh Yesus dari Mazmur ini
ditemukan dalam ayat 1. “Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku
berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak
menolong aku.”
Yesaya 53
Dalam konteks ini, pasal 53 menubuatkan
bahwa bangsa Israel akan menolak hamba
yang akan dating, yang sesungguhnya adalah
Mesias yang akan datang. Yesaya
menggambarkan hamba yang akan datang ini
sebagai hamba yang sederhanadan biasa
dalam penampilannya, yang membuat banyak
orang mengabaikan bahwa Dia memiliki nilai
penting.
Ayat yang paling kuat dan gamblang yang
berkaitan dengan penyaliban ditemukan
dalam Yesaya 53 : 5 “Tetapi dia tertikam oleh
karena pemberontakan kita, dia diremukkan
oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang
mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-
bilurnya kita menjadi sembuh.”
Zakharia 3 : 8-9
Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau
dan teman-temanmu yang duduk di
hadapanmu — sungguh kamu merupakan
suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan
mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.
Sebab sesungguhnya permata yang telah
Kuserahkan kepada Yosua — satu permata yang
bermata tujuh — sesungguhnya Aku akan
mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah
firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan
menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu
hari saja. (Zak. 3 : 8-9)
Ayat ini merujuk pada “Sang Tunas”, yaitu
Mesias. Penghapusan dosa negeri itu dalam
satu hari mungkin merujuk pada penyaliban
dan kematian Yesus.
B. Asal Usul Hukuman Salib
Dalam Ulangan 21 : 22-23 pada zaman Musa
dalam sejarah Yahudi, korbannya biasanya
dilempari batu terlebih dulu, kemudian
setelah mati digantung di pohon, sebagai
tontonan umum tentang kutukan Allah dan
manusia. Tindakan penyaliban dimana
tertuduh diikat di pohon, tiang, atau salib
sebagai sarana kematian dan kemudian
diperkenalkan oleh budaya non-Yahudi.
Pada zaman Yesus Kristus, Romawi merupakan bangsa
yang menerapkan penyaliban sebagai metode utama
hukuman mati. Romawi secara rutin menyalibkan para
pemberontak terutama orang Yahudi. Misalnya, pada 4
SM bangsa Romawi menyalibkan sekitar 2.000 orang
Yahudi. Yosephus ahli sejarah pada abad pertama
mencatat penyaliban massal yang terjadi selama
perang Yahudi, termasuk penganiayaan dibawah Kaisar
Tiberius pada 19 SM, penghancuran Yerusalem pada 70
M yang mengakhiri negara Yahudi, dan akhirnya
pemberontakan Bar-Kochba yang gagal untuk
memulihkan negara Yahudi pada 135 M. Penyaliban
massal oleh tentara Romawi juga dicatat oleh Lucius
Anneus Seneca (4 – 65 M). Dan sistem hukuman
penyaliban dihapuskan oleh kaisar Romawi Kristen
pertama, Konstantin I, pada 337 M.
Bentuk – Bentuk Salib
C. KRONOLOGI PENYALIBAN YESUS
PERJAMUAN TERAKHIR
• Malam sebelum disalibkan, Yesus berkumpul
dengan murid – murid- Nya untuk makan
Perjamuan Paskah terakhir. Dalam Perjamuan
itu Dia mengungkapkan Perjanjian Baru yang
Simbolik (Mat 26 : 26-28)
Doa di Taman Getsemani

Getsemani adalah taman kecil yang terletak di


lereng Bukit Zaitun, tepat di timur laut
Yerusalem. Kata Getsemani berarti “perasaan
minyak” dan merujuk pada perasaan minyak
dari panen zaitun. Sesungguhnya Yesus,
seperti zaitun, akan diperas dan ditekan oleh
prajurit Romawi, dan darah-Nya akan mengalir
keluar dari tubuh-Nya seperti minyak yang
keluar dari zaitun yang ditekan. (Mat. 26 : 36-
38)
PENGADILAN
Yesus mengalami masa malam terpanjang
dalam hidup-Nya. Dia menghabiskan waktu
sampai matahari terbit untuk diadili atas
kejahatan penghujatan dan pemberontakan.
Selama dipengadilan Yesus dituduh melakukan
dosa penghujatan. Dan banyak sekali saksi
palsu yang muncul. (Mat. 26 : 63-65)
MAKNA PONTIUS PILATUS DALAM
PENGAKUAN IMAN :
• Pertama, dengan tambahan “di bawah pemerintahan
Pontius Pilatus” ditetapkanlah waktunya penderitaan
dan kematian Yesus.
• Kedua, Pontius Pilatus adalah satu – satunya orang
kafir yang disebutkan didalam pengakuan Iman Gereja
Kristen. Pontius Pilatus adalah bukan berasal dari
Yahudi. Dalam hal ini Pontius Pilatus seolah –olah
mewakili dunia orang kafir, yang didalamnya kita
sendiri tergolong juga (Kis 4 : 27-28). Para Pemimpin
Yahudi sudah menyerahkan Yesus kepada orang kafir
itu, tetapi Allah membuat kejahatan ini menghasilkan
berkat bagi seluruh dunia.
MAKNA PONTIUS PILATUS DALAM
PENGAKUAN IMAN :
• Ketiga, Pontius Pilatus mewakili dunia bangsa-
bangsa pada umumnya akan tetapi ia
mewakili kuasa duniawi, yakni pemerintah
dan politik.
PENYESAHAN
Menyesah dengan cambuk khusus,
merupakan satu proses yang dikenal sebagai
hukuman penyiksaan, mendahului penyaliban
Romawi. Penyesahan dimaksudkan untuk
membuat korban lemah, bukan untuk
membunuhnya. (Mrk. 15:16-19)
Perjalanan Ke Golgota

• Yesus memulai perjalanan kurang lebih 1 km


ke Golgota dalam keadaan kehabisan tenaga
dan hampir shock. Potongan kayu yang berat,
kasar, dan penuh serpihan kayu yang pasti
menimbulkan rasa perih ketika kayu itu
menggosok luka yang terbuka. Sehingga ia
pun harus ditolong oleh Simon orang Kirene
untuk memikul salib Yesus.
PENYALIBAN YESUS
– Penyaliban dirancang untuk membuat orang yang
disalib mati perlahan-lahan karena sesak napas.
– Kedua tangan orang yang disalib diikat atau dipaku ke
balok salib, dan kedua pergelangan kakinya dipaku ke
sisi kiri dan kanan tiang salib.
• Ketika kayu salib diangkat, berat badan tertarik kebawah
dan mempersulit pernapasan. Bernapas dengan tangan
terangkat akan terasa menyakitkan. Oleh karena itu,
mereka yang disalibkan akan menekan kaki mereka
sehingga dapat membusungkan dada dan bernapas
dengan lebih lega.
PENYALIBAN YESUS
– Untuk mempercepat kematian terdakwa, para
prajurit Romawi akan mematahkan kaki mereka
sehingga mereka tidak dapat menekan kaki dan
membusungkan dada untuk bernapas.
• Karena prajurit Roma melihat Yesus sudah
meninggal, mereka tidak mematahkan kaki
Yesus. (Yohanes 19:32-36 )
PENYALIBAN YESUS
Meski demikian, seorang serdadu menikamkan
tombak ke lambung Yesus. Kemungkinan besar
tombak itu menembus jantung sehingga air dan
darah keluar. Air berasal dari cairan plasma darah
yang menumpuk di jantung Yesus karena Dia
mengalami lemah jantung. Darah berasal dari organ
tubuh yang robek tertembus tombak prajurit
Romawi tersebut.
7 PERKATAAN TERAKHIR
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat." (Lukas 23 : 34)
• Pertama, bahwa Yesus masih dapat berseru
kepada Bapa-Nya. Dalam penderitaan yang
berat Yesus masih dapat berseru memanggil
Bapa-Nya. Meskipun, Dia diperlakukan dengan
tidak adil dan menanggung derita atas
penderitaan-Nya. Sebaliknya, Dia menyerukan
permohonan pengampunan bagi mereka yang
telah menganiaya mereka.
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat." (Lukas 23 : 34)
• Pengampunan yang Yesus Ajarkan. Yesus selalu
mengajarkan pengampunan bagi para murid dan
banyak orang lainnya. Hal ini dapat kita lihat
dalam : Mat 5 : 23-24; Mat. 5:44;Mat. 6 :12; Mat.
6 :14-15. bahkan kepada Petrus, Yesus
mengajarkan pengampunan yang tak terbatas.
• Kata Pengampunan, Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia mempunyai arti pembebasan
hukuman atau tuntutan.
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-
sama dengan Aku di dalam Firdaus " (Lukas 23 : 43)

• Pertama, Mengubah arah. Orang yang hidup


dalam pertobatan harus mengubah arah
perjalanan hidupnya menjadi berfokus pada
Kristus.
• Kedua, Mengenal arti dosa dan bertobat.
Bukan hanya tahu apa itu dosa melainkan
meninggalkan dosa dan berpaling pada Allah.
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-
sama dengan Aku di dalam Firdaus " (Lukas 23 : 43)
• Ketiga, Menerima Karya Kristus. Yesus pernah
berkata bahwa Dia adalah kebangkitan dan
hidup (Yoh. 11:25). Dalam Yesus, kita beroleh
kebangkitan dan hidup.
• Keempat, Iman yang tertuju pada Yesus
Kristus. Dengan iman yang teguh, penjahat
yang bertobat itu berkata, Lalu ia berkata:
"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau
datang sebagai Raja”(Luk. 23:42).
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-
Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:
"Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu
murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh
19:26-27)
Dalam ayat ini mengajarkan bahwa Yesus
mengajarkan bagaimana teladan seorang anak
terhadap ibunya yang mempunyai kewajiban,
dan teladan murid-murid Yesus yang
bertanggung jawab.
Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu
sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan
suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku,
Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu,
beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil
Elia." (Mat. 27 : 45-47)

• Mengajarkan kepada kita bahwa tidak seorang


manusia yang pernah mengalami penderitaan
seberat yang dialami Yesus. Seruan ini juga
memiliki makna bahwa merupakan tekanan
yang berat yang Yesus alami,dimana tangan-
Nya terpaku diatas kayu salib, dan Yesus
merasa sendiri pada waktu itu.
Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala
sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya
genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--
:"Aku haus!" (Yoh. 19 : 28)

• Seruan haus tersebut merupakan amanat bagi


kita untuk memberi pertolongan kepada
sesama. Rasa haus itu menyimbolkan
kehidupan dalam persekutuan dengan Allah.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah
Ia: "Sudah selesai " Lalu Ia menundukkan kepala-Nya
dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yoh 19:30)

• Sudah diakhiri (misalnya, pekerjaan)


• Sudah dicapai (tujuan)
• Sudah dilaksanakan (perbuatan)
• Sudah digenapi (hukum,dsb)
• Sudah diselesaikan (perkara)
• Sudah dibereskan (utang).
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam
tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. " Dan sesudah berkata
demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya Ketika kepala pasukan
melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya:
"Sungguh, orang ini adalah orang benar!" Dan sesudah
seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk
tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka
sambil memukul-mukul diri. (Lukas 23 : 46 – 48)

• Makna dari perkataan ini adalah bahwa Yesus


menyerahkan nyawa-Nya , Yesus taat sampai
mati (Flp. 2 :8), kematian Yesus menjadi
jaminan (1 kor 15:54-57).
TEORI – TEORI YANG SALAH DALAM
KEMATIAN KRISTUS
Teori Accidental berpendapat bahwa salib
dalam kehidupan Kristus merupakan sesuatu
yang tidak Dia ketahui sebelumnya atau
disebut juga unforeseen. Kematian di Golgota
bukanlah sesuatu yang direncanakan Allah
bagi Anak-Nya.
TEORI – TEORI YANG SALAH DALAM
KEMATIAN KRISTUS
Teori Martir berpendapat bahwa kematian Yesus
Kristus adalah sama dengan kematian para martir
seperti rasul Yohanes, Simon Petrus, Policarpus,
dan para martir lainnya, yang rela mengurbankan
nyawa mereka bagi kebenaran.
TEORI – TEORI YANG SALAH DALAM
KEMATIAN KRISTUS

Teori teladan Moral berpendapat bahwa kematian


Kristus merupakan tindakan untuk membenarkan
kembali konsep hidup manusia. Kematian-Nya
mengubah hati manusia, serta membantu mereka
untuk bertobat sehingga manusia menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Karena melihat adanya
sedikit perubahan serta pertobatan tersebut, Allah
mengampuni mereka.
TEORI – TEORI YANG SALAH DALAM
KEMATIAN KRISTUS

Teori Kasih Allah berpendapat bahwa kematian-


Nya menunjukkan betapa besar kasih Allah
kepada manusia. Manusia tidak pernah
memahami maksud hati Allah yang sesungguhnya.
Pada masa Perjanjian Lama, jauh sebelum
kelahiran Kristus kedunia, manusia sudah
mengenal kasih Allah . Oleh karena itu, manusia
seharusnya sudah memahami maksud kasih Allah.
BAB III

PENUTUP
Makna Kematian Kristus
• Subtitusi
Penekanan dalam Perjanjian Baru bahwa
Kristus mati sebagai pengganti orang berdosa.
(Yes. 53)
• Penebusan
Kebenaran yang berkaitan adalah bahwa
kematian Kristus menyediakan penebusan.
(1 Korintus 6 : 20 )
Makna Kematian Kristus
• Pendamaian
Kematian Kristus juga menyediakan pendamaian,
artinya bahwa tuntunan dari Allah akan kebenaran dari
Allahyang kudus telah dipuaskan sepenuhnya. (Roma 3
:25).
• Pengampunan
Kematian Kristus mengakibatkan pengampunan bagi
orang berdosa. Allah tidak dapat mengampuni dosa
tanpa pembayaran yang seharusnya; kematian Kristus
menyediakan alat yang sah secara hokum, sehingga
Allah dapat mengampuni dosa. (Kol 2:13)
Makna Kematian Kristus
• Justifikasi
Hasil lebih lanjut dari kematian Kristus adalah
justifikasi bagi orang berdosa yang percaya.
Justifikasi juga merupakan tindakan hukum
Allah sebagai hakim yang mendeklarasikan
orang berdosa yang percaya sebagai orang
yang dibenarkan. (Roma 5 :1)
Kesimpulan
• Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah
imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak
berbuat dosa. (Ibrani 4:15)

• “Kematian Yesus diatas kayu Salib, merupakan


mahakarya yang agung, suatu pembuktian cinta
kasih kepada Manusia untuk beroleh hidup Kekal,
dan saatnya Kita memberitakan kabar baik ini.”

Anda mungkin juga menyukai