Anda di halaman 1dari 11

Golgota(3)

Yesus disalibkan bersama dengan 2


penjahat.
 

Mat 27:38 - “Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di
sebelah kanan dan seorang di sebelah kiriNya”.

Mark 15:27-28 - “(27) Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun,
seorang di sebelah kananNya dan seorang di sebelah kiriNya. (28) [Demikian
genaplah nas Alkitab yang berbunyi: ‘Ia akan terhitung di antara orang-orang
durhaka.’]”.

Luk 23:32-33 - “(32) Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat
untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. (33) Ketika mereka sampai di
tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga
kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kananNya dan yang lain di
sebelah kiriNya”.

Yoh 19:17-18 - “(17) Sambil memikul salibNya Ia pergi ke luar ke tempat yang
bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. (18) Dan di situ Ia
disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang
lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah”.

I) Yesus dihukum mati melalui penyaliban. 

1)  Pemikulan salib. 

a)  Dalam Matius, Markus, dan Lukas, diceritakan adanya Simon dari Kirene
yang membantu memikul salib Yesus pada saat Yesus sudah tidak kuat lagi
memikul salibNya. Dalam Yohanes hal ini tidak diceritakan. Ini bukan
kontradiksi; Yohanes tidak wajib menceritakan semua detail. 

b)       Mengambil jalan sejauh mungkin.

Matthew Henry: “To add to his misery, they obliged him as long as he was able, to
carry his cross (v. 17), according to the custom among the Romans” [= Untuk
menambah penderitaanNya, mereka mengharuskanNya sejauh yang Ia mampu,
untuk memikul salibNya (ay 17), sesuai dengan kebiasaan di antara orang-orang
Romawi]. 

c)       Ini merupakan penderitaan yang hebat.

Matthew Henry: “As a part of his sufferings; he endured the cross literally. It was a
long and thick piece of timber that was necessary for such a use, and some think it
was neither seasoned nor hewn. The blessed body of the Lord Jesus was tender, and
unaccustomed to such burdens; it had now lately been harassed and tired out; his
shoulders were sore with the stripes they had given him; every jog of the cross
would
renew his smart, and be apt to strike the thorns he was crowned with into his head;
yet all this he patiently underwent, and it was but the beginning of sorrows” (=
Sebagai bagian dari penderitaanNya; Ia menahan salib secara hurufiah. Itu
merupakan kayu / pohon yang panjang dan tebal yang perlu untuk penggunaan
seperti itu, dan sebagian orang beranggapan bahwa kayu / pohon itu tidak
dihaluskan atau dibentuk. Tubuh Tuhan Yesus yang terpuji itu lembut, dan
tidak terbiasa pada beban seperti itu; tubuh itu saat itu telah disiksa dan
diletihkan; pundakNya luka-luka dengan bilur-bilur yang mereka berikan
kepadaNya; setiap sentakan dari salib itu memperbaharui rasa sakitNya, dan
mungkin / condong untuk memukul duri-duri dengan mana Ia dimahkotai pada
kepalaNya; tetapi semua ini Ia alami dengan sabar, dan itu baru merupakan
permulaan kesedihan / penderitaanNya). 

d)       Ini merupakan teladan bagi kita, karena kita juga harus ‘memikul salib’.

Matthew Henry: “Our Master hereby taught all his disciples to take up their cross,
and follow him. Whatever cross he calls us out to bear at any time, we must
remember that he bore the cross first” (= Tuan / Guru kita dengan ini mengajar
semua muridNya untuk memikul salib mereka, dan mengikuti Dia. Apapun salib
yang Ia panggil kita untuk memikulnya pada saat manapun, kita harus ingat
bahwa Ia memikul salib lebih dulu). 

Mat 16:24 - “Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap


orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku”.

2)  Yesus digiring / dibawa ke tempat penyaliban. 

a)  Yesus digiring dan disalibkan tanpa perlawanan, dan ini menggenapi nubuat
Kitab Suci tentang hal itu.

Matthew Henry mengatakan bahwa penggiringanNya ke tempat penyaliban


tidak menunjukkan bahwa Ia melakukan perlawanan apapun, dan dengan
demikian Kitab Suci digenapi.

Yes 53:7 - “Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak
membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya”. 

b)  Kitalah yang seharusnya digiring ke tempat eksekusi, tetapi Ia digiring bagi
kita supaya kita lolos dari hal itu.

Matthew Henry: “We deserved to have been led forth with the workers of iniquity as
criminals to execution, .... But he was led forth for us, that we might escape” (=
Kita layak untuk digiring dengan pembuat-pembuat kejahatan sebagai kriminil-
kriminil ke tempat eksekusi, ... Tetapi Ia digiring bagi kita, supaya kita bisa
lolos). 

3)  Penyaliban Yesus merupakan hal terpenting dalam sejarah. 

Manford George Gutzke: “The death of Jesus of Nazareth on Calvary’s cross


considered with His resurrection is undoubtedly the most significant event that ever
occurred in the history of man” (= Kematian Yesus dari Nazaret pada salib
Kalvari
dipertimbangkan dengan kebangkitanNya, tak diragukan lagi merupakan
peristiwa yang paling penting / berarti yang pernah terjadi dalam sejarah umat
manusia) - ‘Plain Talk on Matthew’, hal 231. 

Salib / kematian Kristus dan kebangkitanNya jelas juga merupakan berita


terpenting dalam Kitab Suci.

Bdk. 1Kor 15:3-4 - “(3) Sebab yang sangat penting telah kusampaikan


kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus
telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, (4) bahwa Ia
telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang
ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

Karena itu, kalau ada gereja / pendeta / orang Kristen yang tak pernah / jarang
memberitakan hal-hal ini, itu merupakan suatu kegilaan dan kesesatan! 

4)  Penyaliban yang mengerikan menjadi berkat bagi kita yang percaya. 

Barnes’ Notes (tentang Mat 27:35): “This punishment was deemed the most
disgraceful and ignominious that was practiced among the Romans. It was the way
in which slaves, robbers, and the most notorious and abandoned wretches were
commonly put to death. ... it was the most ignominious punishment known, so it
was the most painful” (= Hukuman ini dianggap yang paling memalukan dan
tercela yang dipraktekkan di antara orang-orang Romawi. Ini biasanya
merupakan cara dalam mana budak-budak, perampok-perampok, dan orang-
orang yang terkenal dengan nama yang paling buruk, dan orang-orang buruk
yang ditinggalkan, dibunuh. ... itu merupakan hukuman yang paling tercela /
memalukan yang dikenal, dan itu juga merupakan hukuman yang paling
menyakitkan). 

Manford George Gutzke: “The scene in Matthew 27 is not beautiful from a


human point of view. ... But this picture has brought peace to countless
hearts and minds. In the presence of this picture, men’s lives have been
changed, people have been set free from sin, homes have been reunited,
friendship have been restored. ‘The Old Rugged Cross, so despised by the
world, has a wondrous attraction for me.’” (= Pemandangan dalam Matius
27 tidaklah indah dari sudut pandang manusia. ... Tetapi gambaran ini
telah membawa damai kepada hati dan jiwa yang tak terhitung
jumlahnya. Di hadapan gambaran ini, kehidupan orang-orang telah
diubahkan, orang-orang telah dibebaskan dari dosa, rumah-rumah tangga
dipersatukan kembali, persahabatan telah dipulihkan. ‘Salib Tua yang
Kasar, begitu dihina oleh dunia, mempunyai daya tarik yang luar biasa
bagiku’) - ‘Plain Talk on Matthew’, hal 232. 

II) Mengapa Yesus harus disalibkan? 

1)  Manusia tidak bisa diselamatkan melalui perbuatan baik, atau dengan cara lain
apapun juga, selain melalui penebusan Kristus. Jadi, dengan Yesus mati disalib
untuk menebus dosa / memikul hukuman dosa umat manusia, maka Ia menjadi
jalan satu-satunya melalui mana manusia bisa diselamatkan.

 
Johann Hieronymus Schroeder: “It has been the cross which has revealed to
good men that their goodness has not been good enough” (= Saliblah yang
telah menyatakan kepada orang-orang yang baik bahwa kebaikan mereka
tidak cukup baik) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 145. 

Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan


oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman
dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus
Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan
bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada
seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat. ...
(21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada
kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus”.

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang


ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6)
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil
jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan
kita sekalian”. 

1Pet 2:24 - “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu
salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh”. 

2)  Salib adalah hukuman / kematian yang terkutuk. 

a)  Salib bukan hanya merupakan hukuman mati yang menyakitkan dan
mengerikan, tetapi juga hukuman yang terkutuk.

Ul 21:22-23 - “(22) ‘Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan


dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kaugantung
dia pada sebuah tiang, (23) maka janganlah mayatnya dibiarkan
semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau
menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung
terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.’”. 

Sebetulnya, dalam Perjanjian Lama tidak dikenal hukuman salib, sehingga


Ul 21:23 sebetulnya tidak menunjuk pada penyaliban, tetapi menunjuk pada
orang yang dihukum mati pada sebuah tiang (digantung), atau orang yang
setelah dihukum mati lalu mayatnya digantungkan pada sebuah tiang (bdk.
Yos 8:29  Yos 10:26-27). 

Tetapi Ul 21:23 ini, yang menyatakan bahwa ‘orang yang digantung


terkutuk oleh Allah’, tentu juga berlaku terhadap orang yang disalib. Ini
terbukti dari:

 
1.  Permintaan orang-orang Yahudi untuk menurunkan mayat Yesus dan
kedua penjahat sebelum hari gelap.

Yoh 19:31 - “Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari
Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -
sebab Sabat itu adalah hari yang besar - maka datanglah orang-
orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki
orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan”.

Permintaan ini pasti didasarkan pada Ul 21:23a - “maka janganlah


mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi
haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga”.

2.  Kata-kata Paulus dalam Gal 3:13, yang mengutip Ul 21:23 ini dan
menerapkannya kepada penyaliban Kristus.

Gal 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat


dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:
‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.

Catatan: Kitab Suci Indonesia menggunakan kata ‘kayu salib’ dalam


Gal 3:13b tetapi menggunakan kata ‘tiang’ dalam Ul 21:22-23. Tetapi
dalam KJV/RSV/NIV/ NASB/NKJV, baik dalam Gal 3:13b maupun
dalam Ul 21:22-23, kedua kata itu diterjemahkan sama, yaitu ‘tree’ (=
pohon / tiang / salib).

b)       Mengapa Yesus harus mengalami kematian yang terkutuk? 

1.  Karena kita sebagai orang berdosa terkutuk di hadapan Allah.

Gal 3:10 - “Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum


Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah
orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam
kitab hukum Taurat.’”.

Bdk. Ul 27:26 - “Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan


hukum Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu
haruslah berkata: Amin!’”. 

2.  Karena Yesus mau menggantikan kita memikul kutuk tersebut.

Pada waktu Kristus mati di atas kayu salib, Ia telah menebus kita dari
kutuk hukum Taurat. Pada saat itu, Dia yang tidak berdosa (dan
karenanya tidak layak menerima kutuk!), telah menjadi kutuk karena kita
(Gal 3:13a). Paulus bisa berkata bahwa Kristus telah menjadi kutuk,
berdasarkan Ul 21:23 yang ia kutip dalam Gal 3:13b.

Karena itu, kematian Kristus tidak bisa terjadi dengan cara pemenggalan,
perajaman dsb, tetapi harus melalui cara yang terkutuk, yaitu
penyaliban! Kalau Ia mati melalui cara-cara lain, maka Ia tidak bisa
memikul kutuk yang ada pada kita!

Memang hukuman gantung sebetulnya juga terkutuk, tetapi Kristus tidak


boleh mati melalui hukuman gantung karena kalau Ia mati karena
hukuman gantung maka Ia tidak mencurahkan darah, sehingga tidak
cocok dengan type-type dalam Perjanjian Lama tentang Kristus. Bdk.
Ibr 9:22 - “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum
Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada
pengampunan”.

Calvin: “we ought to consider, on the one hand, the dreadful weight of


his wrath against sin, and, on the other hand, his infinite goodness
towards us. In no other way could our guilt be removed than by the
Son of God becoming a curse for us” (= kita harus
mempertimbangkan, pada satu sisi, beban yang menakutkan dari
murkaNya terhadap dosa, dan di sisi lain, kebaikanNya yang tak
terhingga kepada kita. Tidak ada cara lain melalui mana kesalahan
kita bisa disingkirkan dari pada dengan cara Anak Allah menjadi
kutuk untuk kita) - hal 226. 

c)  Karena Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, maka sekarang
kita bisa diselamatkan / dibenarkan dengan sangat mudah, yaitu hanya
dengan iman / percaya kepada Kristus.

Gal 2:16 - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh


karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman
dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus
Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan
bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada
seorangpun yang dibenarkan’ oleh karena melakukan hukum Taurat”.

Gal 3:7,9,11,14,24,26 - “(7) Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup


dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. ... (9) Jadi mereka
yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan
Abraham yang beriman itu. ... (11) Dan bahwa tidak ada orang yang
dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah
jelas, karena: ‘Orang yang benar akan hidup oleh iman.’ ... (14) Yesus
Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai
kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh
yang telah dijanjikan itu. ... (24) Jadi hukum Taurat adalah penuntun
bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena
iman. ... (26) Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman
di dalam Yesus Kristus”.

Dengan percaya kepada Kristus, kita bukan hanya dibenarkan, tetapi kita
juga pindah dari keadaan ‘terkutuk’ menjadi
keadaan ‘diberkati’ / ‘blessed’ (Gal 3:9,14), dan kita tidak bisa kembali
pada keadaan ‘terkutuk’ itu lagi! 

George Hutcheson: “he hath undergone that curse that all who flee to him
may be freed from it, and that all their conditions may be blessed, and
their very crosses turned into blessings” (= Ia telah mengalami kutuk itu
supaya semua yang lari kepada Dia bisa dibebaskan dari kutuk itu, dan
supaya semua keadaan mereka bisa diberkati, dan salib mereka diubah
menjadi berkat) - hal 400.

 
Bagi saudara yang belum pernah sungguh-sungguh percaya kepada Kristus,
sadarilah bahwa saudara adalah orang terkutuk di hadapan Allah. Kalau
saudara tidak mau percaya kepada Yesus Kristus, maka dengarlah nubuat
Kristus tentang sikap dan kata-kataNya kepada orang terkutuk pada akhir
jaman / hari penghakiman: “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-
orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia
untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya” (Mat 25:41).

Tetapi sebaliknya, kalau saudara mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat saudara, maka pada akhir jaman / hari penghakiman,
saudara akan mendengar kata-kata: “Mari, hai kamu yang diberkati oleh
BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak
dunia dijadikan” (Mat 25:34). 

Saudara adalah orang berdosa, dan sebetulnya saudaralah yang harus


mengalami penyaliban yang mengerikan ini. Tetapi Kristus sudah mengalami
penyaliban ini supaya saudara bebas dari hukuman Allah, asal saudara mau
percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara. Sudahkah
saudara percaya dan menerimaNya? 

III) Yesus disalibkan bersama 2 penjahat. 

1)  Peristiwa penyaliban Yesus di antara 2 penjahat itu merupakan penggenapan


dari Yes 53:12b - “ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak”. 

Mark 15:28 - “[Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: ‘Ia akan


terhitung di antara orang-orang durhaka.’]”.

Mark 15:28 ini terletak dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa
ayat ini diperdebatkan keasliannya. Tetapi Luk 22:37 di bawah ini asli. 

Luk 22:37 - “Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini
harus digenapi padaKu: Ia akan terhitung di antara pemberontak-
pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.’”. 

2)  Yesus dibedakan dari 2 penjahat itu.

Sekalipun Yesus disalibkan bersama 2 orang penjahat, tetapi Kitab


Suci membedakan Yesus dari kedua penjahat itu.

Bdk. Luk 23:32: “Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat
untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia”.

KJV: ‘And there were also two other, malefactors, led with him to be put to
death’ (= Dan di sana juga ada dua yang lain, penjahat-penjahat, dibawa untuk
dibunuh bersama Dia).

Adam Clarke mengatakan bahwa ada versi Kitab Suci yang membuang tanda
koma (,) setelah kata-kata ‘two other’ maupun setelah kata ‘malefactors’ dari
versi KJV sehingga bunyinya menjadi: ‘And there were also two other
malefactors led with him to be put to death’ (= Dan di sana juga ada 2 penjahat
lain yang dibawa untuk dibunuh bersama Dia).
Ini menyebabkan ayat ini seolah-olah menunjukkan bahwa Yesus juga adalah
kriminil / penjahat. Ini suatu contoh dimana perubahan / penghapusan tanda
koma bisa mengubah arti suatu ayat secara total!

Dalam bahasa Yunani untuk kata ‘other’ (= lain) tersebut digunakan kata


Yunani HETEROI, dan untuk kata itu Interlinear Greek-English memberi
catatan kaki sebagai berikut: “Luke uses e`teroi here with strict accuracy =
‘different.’ Jesus was not himself a criminal. Note the punctuation of A.
V.” [= Lukas menggunakan e`teroi (HETEROI) di sini dengan ketepatan
yang ketat = ‘berbeda’. Yesus sendiri bukanlah kriminil. Perhatikan
pemberian tanda baca dari A. V.].

Catatan: A. V. = Authorized Version = KJV / King James Version. 

Ada 2 kata bahasa Yunani yang berarti ‘yang lain’ (= another), yaitu ALLOS


dan HETEROS. Tetapi kedua kata ini ada bedanya.

W. E. Vine dalam bukunya yang berjudul ‘An Expository Dictionary of New


Testament Words’ mengatakan sebagai berikut: “ALLOS ... denotes
another of the same sort; HETEROS ... denotes another of a different
sort” (= ALLOS ... menunjuk pada ‘yang lain dari jenis yang sama’;
HETEROS ... menunjuk pada ‘yang lain dari jenis yang berbeda’).

Illustrasi: Di sini ada 1 gelas Aqua. Kalau saya menginginkan 1 gelas Aqua
lagi, yang sama dengan yang ada di sini, maka saya akan menggunakan kata
ALLOS. Tetapi kalau saya menghendaki minuman yang lain, misalnya Coca
Cola, maka saya harus menggunakan kata HETEROS, bukan ALLOS. 

Yang digunakan dalam ay 32 ini adalah HETEROI (bentuk jamak dari
HETEROS). Jadi ini menunjukkan bahwa kedua orang itu adalah ‘yang
lain dari jenis yang berbeda’ dengan Yesus. Jadi, sekalipun disalibkan
bersama-sama, tetapi Yesus dibedakan dari kedua penjahat itu; dengan kata
lain, Yesus bukanlah penjahat. 

Bandingkan juga dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang lain, yang


juga membedakan Yesus dengan kedua penjahat tersebut.

RSV: ‘Two others also, who were criminals, were led away to be put to death with
him’ (= Dua orang lain juga, yang adalah kriminil, dibawa untuk dibunuh bersama
Dia).

NIV: ‘Two other men, both criminals, were also led out with him to be executed’ (=
Dua orang lain, keduanya kriminil, juga dibawa keluar dengan Dia untuk dihukum
mati).

NASB: ‘And two others also, who were criminals, were being led away to be put to
death with Him’ (= Dan dua orang lain juga, yang adalah kriminil, dibawa untuk
dibunuh bersama Dia). 

Bandingkan juga dengan kata-kata dari penjahat yang bertobat pada waktu
menegur temannya yang terus menghujat Yesus.

Luk 23:40-41 - “(40) Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah
engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima
hukuman
yang sama? (41) Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima
balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi  ORANG INI TIDAK
BERBUAT SESUATU YANG SALAH.’”.

Ketidak-bersalahan Kristus juga dinyatakan oleh Pontius Pilatus (Luk 23:4 


Yoh 18:38  19:4,6) dan kepala tentara Romawi (Luk 23:47).

Jadi, Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus bukan penjahat. Lebih dari
itu, Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus sama sekali tidak berdosa (Ibr
4:15  2Kor 5:21). Kalau begitu mengapa Ia harus mati? Jelas bahwa Ia
mati untuk menebus dosa-dosa kita / memikul hukuman dosa-dosa kita.
Kita yang berhutang, Dia yang membayar. Dan Ia membayar seluruh
hutang kita!

3)  Yesus dihukum mati / disalibkan, bukan bersama dengan 2 muridNya, tetapi


bersama 2 orang penjahat.

Matthew Henry (tentang Yoh 19:18): “in what company he died: Two others
with him. ... Had they taken two of his disciples, and crucified them with him,
it had been an honour to him; but, if such as they had been partakers with
him in suffering, it would have looked as if they had been undertakers with
him in satisfaction. Therefore it was ordered that his fellow-sufferers should
be the worst of sinners, that he might bear our reproach, and that the merit
might appear to be his only” (= dalam kumpulan apa Ia mati: Dua lainnya
dengan Dia. ... Seandainya mereka mengambil dua dari murid-muridNya,
dan menyalibkan mereka dengan Dia, itu merupakan suatu kehormatan
bagiNya; tetapi, seandainya orang-orang seperti itu ambil bagian dengan
Dia dalam penderitaanNya, itu akan dilihat seakan-akan mereka
mengerjakan / mengusahakan dengan Dia dalam penebusan. Karena itu
diatur supaya rekan-rekan penderitaanNya harus adalah orang-orang
berdosa yang terburuk, supaya Ia bisa memikul cela / kesalahan kita, dan
supaya bisa terlihat bahwa semua jasa hanya merupakan milikNya saja).

4)  Yesus disalibkan di tengah-tengah kedua penjahat / perampok itu.

Ada penafsir yang beranggapan bahwa sebetulnya salib yang di tengah itu
adalah salib untuk Barabas, tetapi Yesus menggantikan dia, dan dia dibebaskan.

Berkenaan dengan posisi di tengah, yang seolah-olah menunjukkan bahwa


Yesus adalah yang paling jahat dari semua, perhatikan komentar-komentar di
bawah ini.

 
Calvin: “Meanwhile, we ought to consider the purpose of God, by which
Christ was appointed to be crucified, as if he had been the basest of men. The
Jews, indeed, rage against him with blinded fury; but as God had appointed
him to be a sacrifice to atone for the sins of the world, he permitted him to be
placed even below a robber and murderer. That the Son of God was reduced
so low none can properly remember without the deepest horror, and
displeasure with themselves, and detestation of their own crimes. But hence
also arises no ordinary ground of confidence; for Christ was sunk into the
depths of ignominy, that he might obtain for us, by his humiliation, an ascent
to the heavenly glory: he was reckoned worse than a robber, that he might
admit us to the society of the angels of God. If this advantage be justly
estimated, it will be more than sufficient to remove the offence of the
cross” (= Sementara itu, kita harus memikirkan tujuan Allah, dengan
mana Kristus ditetapkan untuk disalibkan, seakan-akan Ia adalah orang
yang paling jahat. Memang orang-orang Yahudi marah kepadaNya
dengan suatu kemarahan yang buta; tetapi karena Allah telah
menetapkan Dia untuk menjadi korban untuk menebus dosa-dosa dunia,
Ia mengijinkan Dia untuk ditempatkan bahkan di bawah seorang
perampok dan pembunuh. Bahwa Anak Allah direndahkan begitu rendah
tidak ada seorangpun yang bisa mengingat dengan benar tanpa kengerian
yang terdalam, dan ketidak-senangan dengan diri mereka sendiri, dan
kebencian / kejijikan terhadap kejahatan-kejahatan mereka sendiri.
Tetapi dari sana juga muncul suatu dasar yang luar biasa bagi keyakinan;
karena Kristus ditenggelamkan ke dalam suatu kedalaman yang
memalukan, supaya Ia bisa mendapatkan bagi kita, oleh perendahanNya,
suatu peninggian / pengangkatan kepada kemuliaan surgawi: Ia dianggap
lebih buruk dari seorang perampok, supaya Ia bisa menerima kita pada
perhimpunan malaikat-malaikat Allah. Jika manfaat ini dinilai dengan
benar, itu lebih dari cukup untuk menyingkirkan sandungan dari salib) -
hal 282.

5)  Sebuah komentar tentang 3 buah salib di Golgota tersebut.

Pulpit Commentary: “I. ONE CROSS IS THE SYMBOL OF DIVINE LOVE


AND OF HUMAN SALVATION. ... II. A SECOND CROSS IS THE
SYMBOL OF IMPENITENCE AND REJECTION OF DIVINE MERCY. ...
How possible it is to be close to Christ, in body, in communication, in
privilege, and yet, because destitute of faith and love, to be without any
benefit from such proximity! ... III. A THIRD CROSS IS THE SYMBOL OF
PENITENCE AND OF PARDON. ... It is possible for the vilest to repent. ...
Even in the eleventh hour salvation is not to be despaired of” [= I. Satu salib
adalah simbol dari kasih ilahi dan dari keselamatan manusia. ... II. Salib
yang kedua adalah simbol dari sikap tidak bertobat dan penolakan
terhadap belas kasihan ilahi. ... Sangat memungkinkan untuk dekat
dengan Kristus, dalam tubuh, dalam komunikasi, dalam hak, tetapi
karena tidak adanya iman dan kasih, tidak ada keuntungan / manfaat
yang didapatkan dari kedekatan tersebut! ... III. Salib yang ketiga adalah
simbol dari pertobatan dan dari pengampunan. ... Adalah mungkin bagi
orang yang paling busuk / kotor / hina / jahat / bejat untuk bertobat. ...
Bahkan pada jam yang kesebelas / pk. 5 sore (pada saat sudah dekat dengan
kematian) keselamatan masih bisa diharapkan] - hal 444.
Catatan: tentang istilah ‘jam ke 11’, bandingkan dengan Mat 20:1-16,
khususnya ay 11nya.

Penutup / kesimpulan.

Kristus sudah mengalami kematian yang begitu menyakitkan, terkutuk, rendah / hina
dan memalukan, untuk menyediakan satu-satunya jalan keselamatan bagi saudara.
Kalau saudara percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, maka
saudara bukan hanya akan diampuni dan diselamatkan / masuk surga, tetapi saudara
juga akan menjadi orang-orang yang diberkati, dan saudara akan ditinggikan ke dalam
kumpulan malaikat di sorga. 

Maukah saudara percaya kepadaNya? Kalau saudara sudah percaya kepadaNya,


maukah saudara memberitakan Injil supaya lebih banyak orang bisa percaya kepada
Kristus?

 -AMIN-

Anda mungkin juga menyukai