Anda di halaman 1dari 3

1

Memahami Makna Jumat Agung

Heru Asmoro, S. Ag

Ave Crux Spes Unica, Salam Ya Salib, Satu-Satunya HARAPANKU.

ECCE HOMO
"Ave Crux, spes unica!": Salam, ya Salib, satu-satunya harapanku! Dalam Ibadat Jumat Agung
tidak ada perayaan Ekaristi Kudus. Fokus hari ini adalah Salib. Biasanya pagi hari diadakan devosi
Jalan Salib atau banyak juga paroki yang mendoakannya dengan cara pentas tablo atau drama Golgota
yang  diadakan di dalam atau di luar gedung gereja.

Pusat devosi hari ini adalah "Ecce Homo": lihatlah manusia itu! (Yoh 19:5). Wajah-NYA
berlumuran darah sampai nubuat Yesaya menggambarkan: "Begitu buruk rupanya bukan seperti
manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi" (Yes. 52: 14). Kepala-NYA  dilingkari
mahkota duri yang sangat tajam dengan luka-luka dalam yang mengalirkan darah segar. Jubah kumel
compang-camping bagai pesakitan yang tidak ada harga kemanusiaan lagi. 

Tetapi "Ecce Homo" ini menjadi sumber inspirasi dan refleksi yang tidak pernah habis. DIA
menimbulkan berbagai kesan dan emosi yang tak bisa dilukiskan dalam kata-kata. Dari wajah-NYA
yang syahdu terpancar sinar mata-NYA yang menampakkan kesetiaan dan cinta kasih yang tiada
syarat, bahkan kemuliaan ALLAH yang menakjubkan: "Mereka akan memandang kepada DIA yang
telah mereka tikam". (Yoh 19:37 dari nubuat Nabi Zakharia 12:10). 

Memandang DIA berarti "mengkontemplasikan DIA" : menjadikan pola pikir dan cara hidup-
NYA menjadi pola pikir dan cara hidup kita. Ini berarti sangat mendesak bagi kita untuk melucuti
semua "asesoris hidup" yang masih menjerat "ego" kita hingga hati kita beku, tidak mengalami
kemajuan dalam hal rohani atau spiritual kita, seperti antara lain kekayaan terutama yang "haram", gila
titel, mabuk gengsi dan kursi dan lain-lain. Ironinya "asesoris hidup" itu yang selama ini justru menjadi
andalan pokok kita! Dengan memandang "Ecce Homo" itu, beranikah kita merombak total
ketergantungan pada "asesoris hidup" itu dan hanya andalkan pada TUHAN YESUS yang tersalib
saja? Inilah refleksi yang harus kita jawab dengan jujur.
2

Ada tiga jenis hukuman mati yang berlaku pada bangsa Israel yang dijatuhkan kepada orang-
orang jahat, yaitu:
Pertama, hukum rajam: dengan cara tangan diikat dan dilempari batu sampai mati.
Kedua, dibuang ke laut: badan penjahat itu diikat pada batu kilang dan dilemparkan ke tengah laut.
Ketiga, dipaku dan digantung di atas salib: Ini hukuman mati yang paling berat dan sangat hina
terutama kepada para penjahat kelas kakap. Hukuman mati disalib benar-benar meniadakan "harga diri
dan harga kemanusiaan". 

Dan YESUS, SANG MESIAS, PUTERA ALLAH dijatuhi hukuman mati yang paling hina!
Inilah "harga dosa" kita semua yang hanya bisa ditebus oleh seorang ANAK MANUSIA, ANAK
ALLAH sendiri! Dan YESUS bukan hanya sengsara karena IA  dipaku di kayu salib saja, melainkan
IA mengalami proses penderitaan mulai dari Taman Getsemani ketika IA berdoa dalam ketakutan
yang hebat hingga berkeringat darah!
Kemudian IA dikhianati Yudas Iskariot, ditangkap  dan disiksa oleh para perajurit, diadili
dengan tuduhan fitnah dan dijatuhi hukuman mati dan harus memikul salib itu sendiri naik ke gunung
Golgota. Dan di sanalah IA dibantai secara kejam dan disalibkan oleh para algojo Romawi.

Karena itulah Salib  bagi orang Yunani adalah suatu kebodohan besar! Sementara bagi orang
Yahudi dan Romawi merupakan batu sandungan yang sangat besar, karena salib merupakan hukuman
mati yang paling keji, kejam dan tidak berperikemanusiaan serta khusus bagi penjahat kelas kakap! 

Tetapi, berkat Kematian dan Kebangkitan-NYA, maka makna Salib itu telah diubah oleh
TUHAN YESUS. Maka bagi orang beriman khususnya para pengikut KRISTUS, Salib adalah
lambang keselamatan, kemuliaan serta sumber dari segala Rahmat. Sebab, hanya dengan salib manusia
dapat ditebus dosanya dan diselamatkan oleh ALLAH. Dan hanya melalui salib itulah manusia
dimuliakan bersama TUHAN YESUS. DIA sendiri telah menjalani penghinaan, penderitaan berat
secara pisik maupun mental, ketika IA difitnah, dicemooh, diludahi, disesah, disiksa dan dipaksa
memikul salib yang berat hingga IA dipaku dan digantung di kayu salib itu serta akhirnya ditikam
lambung-NYA dengan tombak dan mengeluarkan darah dan air. 

Keselamatan itu juga dijanjikan-NYA kepada salah seorang penjahat yang berseru kepada-
NYA: "YESUS, ingatlah akan aku, apabila ENGKAU datang sebagai Raja". Kata YESUS: "AKU
berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan AKU di dalam
Firdaus" (Luk 23:42-43). 

Demikian juga keselamatan itu diberikan kepada orang-orang yang justru menjerumuskan DIA
masuk dalam kesengsaraan dan penyaliban dengan mohon kepada ALLAH: "Ya BAPA, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". (Luk 23:34). Dari salib YESUS itulah
keselamatan ALLAH kita terima dan alami sampai saat ini.
Lalu apa balasan kita atas jasa baik YESUS KRISTUS itu?   

Hari ini kita juga menghormati salib. Yang kita hormati tentu adalah Salib YESUS, bukan salib
dari kedua penjahat itu. Di salib itulah Raja orang Yahudi, "Imam Besar Agung yang telah melintasi
semua langit" (Ibr. 4:14), ANAK ALLAH telah terpaku lunglai menyerahkan nyawa-NYA. Hanya
dengan salib itu DIA dapat menebus dosa manusia. Penghormatan kepada salib kita lakukan sebagai
ungkapan syukur, rasa terima kasih dan cinta kita kepada ALLAH yang telah menganugerahkan
keselamatan kepada manusia berdosa ini.

Selain mencium salib, nyatakanlah penghormatan kita dengan membangun niat untuk bertobat
dan dengan berpantang, berpuasa serta  bermatiraga pada hari ini. Akan lebih lengkap lagi bilamana
pantang dan puasa itu kita teruskan sampai Sabtu Suci besok, sehingga kita dapat merayakan Paskah
secara lebih lengkap dan utuh.

Ya YESUS, aku mau menggabungkan kesulitan, kekurangan, kegagalan, penyakit dan semua
beban berat hidupku menyatu dengan salib-MU, agar aku dapat kuat dalam memikul salibku itu
bersama-MU. Selamatkanlah hidupku saat ini dan kelak bila aku telah KAU-panggil. Terima kasih ya
YESUS. Amin. 

Dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai