Anda di halaman 1dari 6

Pendalaman Alkitab

Tema : YESUS MEMANGGUL SALIB

Matius 27: 27-31

TUJUAN PENDALAMAN:

 Jemaat memahami mengapa Saliblah yang menjadi hukuman yang harus diterima oleh Yesus
dan bagaimana proses hukuman tersebut diberlakukan.

 jemaat memahami apa yang dialami Oleh seseorang yang menerima hukuman mati melalui
salib, kesakitan yang harus dideritaNya. Disisi lain jemaat juga mampu merefleksikan bagaimana
mereka sebagai seorang yang menanggung salib mereka juga. Bahwa ada hal-hal yang memang
tidak dapat dielakkan, ketika kita dipanggil untuk memikul salib kita bersama Yesus yang telah
menang, dan yang akan memberikan kekuatan.

 Jemaat mau memikul salib mereka, dengan penuh kesetiaan, seperti Yesus memikul salibNya
dengan penuh kesetiaan.

Cerita cinta tidak selalu terdengar manis dan Indah. Ada kalanya cerita cinta sejati dipenuhi banyak air
mata, melewati masa-masa yang sangat berat dan sulit, namun kekuatan cinta itu sendiri yang
membawa setiap tokohnya berjalan melaluinya, hingga akhirnya kisah tersebut menjadi kisah yang
begitu mengharukan, menyentuh, menggubah dan mengisnpirasi manusia yang mendengarnya.

Kisah Paskah yang nantinya akan kita rayakan beberapa minggu kedepan merupakan kisah cinta sejati
Tuhan bagi kita. Kisah yang seharusnya membuat kita terus berdiri teguh dalam iman dan melakukan
segala sesuatu yang Ia inginkan sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Jalan salib merupakan bagian yang
paling berat dan sulit bagiNya, juga bagi saya sebagai pribadi. Jalan salib menujukan kebesaran cinta
yang tidak ada duanya di bumi maupun di sorga. Kita patut berbahagia memiliki Allah yang menunjukan
cintaNya kepada kita dengan cara yang paling hina, karena tidak akan ada manusia yang mau melakukan
hal tersebut untuk kita selain Dia.
Kita sudah mulai menghayatinya kembali sejak minggu-minggu sengsara di mulai. Ketika Yesus dihukum
mati untuk kesalahan yang tidak pernah Ia lakukan. Yesus memilih untuk diam dan seperti domba yang
hendak digiring ke pengirikan Dia memilih untuk taat. Hari ini kita akan melihat kembali apa yang
seaungguhnya dilalui ketika Ia memikul SALIB itu untuk kita .

Salib bagi umat Kristen tidak lagi menjadi simbol kehinaan. Alih-alih menjadi simbol yang menyatakan
kemenangan. Bukan hanya kemenangan Yesus, namun kemenangan setiap manusia yang percaya dan
bersandar kepadaNya. Kemenangan kita sebagai Gereja. Yesus telah menanggung salibNya hampir 2000
tahun yang lalu, begitu juga kita.

Mari kita menilik fakta-fakta di Balik salib yang Yesus pikul:

SALIB KRISTUS MERUPAKAN SIMBOL KEKERASAN UMAT YAHUDI

Mengapa salib Kristus merupakan simbol kekerasan (termasuk kekerasan hati) umat Yahudi?

Memang penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman yang diterapkan dalam Kekaisaran Romawi,
namun penyaliban Yesus adalah hasil dari kekerasan para pemimpin Agama Yahudi yang melampiaskan
dendam dan kebencian mereka kepada Kristus. Kekekasan di Balik salib Kristus berlindung di Balik
hukum Romawi. Dapat dikatakan salib Kristus adalah hasil dari kekerasan umatNya, yang menjadi
serigala bagi manusia lain.

Pertanyaan refleksi:

- apa bentuk kekerasan yang kita lakukan kepada sesama baik sadar atau tidak sadar, yang juga berarti
melakukan kekerasan kepada Tuhan?

2. RANGKAIAN KEKERASAN SEBELUM PENYALIBAN

Dalam bacaan kita Hari ini, kita menemukan bahwa ada serangkaian kekerasan yang Yesus terima
sebelum Ia disalibkan. kekerasan ini tidak hanya sekedar kekerasan fisik, namun juga kekerasan psikis,
yang tentu bukan hanya menyakiti Yesus, namun juga semua orang yang memandangnya sebagai anak,
sahabat, saudara, guru. Kekerasan tersebut berdampak bagi semua orang yang menyaksikannya dan
Amat sangat mungkin menyisakan trauma yang begitu besar bagi orang-orang terdekat Yesus, juga
masyarakat saat itu.
Yesus dikelilingi oleh *seluruh pasukan* bukan satu atau dua, namun seluruh. Yesus dijadikan tontonan
dan dipermalukan sedemikian rupa di hadapan begitu banyak orang. Pakaian Yesus ditanggalkan.
Pakaian adalah lambang kehormatan bukan hanya orang Yahudi, namun bagi manusia secara umum.
Ingat bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa, dan mereka membuat pakaian bagi mereka untuk
menutupi tubuh mereka sebab mereka merasa malu. Dipermalukan sedemikian rupa, dapat membuat
seorang manusia mengalami _mental breakdown_, yang disertai banyak respon. Marah, sedih, stress
hingga depresi, ataupun bahkan melakukan kekerasan kepada sesama dapat menjadi reaksi dari
manusia ketika mereka dipermalukan.

Hukuman cambuk

Dalam tradisi Romawi ada dua jenis hukuman cambuk, yaitu untuk yang orang Romawi dan untuk orang-
orang yang bukan Romawi, termasuk juga orang Yahudi.

Hukuman bagi orang Romawi biasanya menggunakan tongkat kayu atau ranting-ranting. Sedangkan
untuk orang non-Romawi mereka menggunakan cambuk yang pegangannya dari kayu atau besi dengan
ujung-ujungnya ada tali yang terbuat dari kulit atau tali dari kulit kayu yang dipilin. Pada ujung tali-tali itu
ada bulatan besi atau timah bergerigi atau juga tulang domba yang ditajamkan. Cambuk yang dipakai
besi atau tulang yang tajam inilah yang digunakan untuk mencambuk Yesus. 

Ada yang berasumsi Yesus dicambuk sebanyak 39 kali, sebab itulah juga yang dialami oleh Rasul Paulus
(2 Korintus 11:24). Namun Paulus menuliskan bahwa ia disesah oleh orang Yahudi, dan tradisi Yahudi
menyatakan bahwa hukuman lebih dari 40 kali cambukan itu merendahkan orang sebangsanya (Ulangan
25:3). Namun Yesus dihukum bukan oleh orang Yahudi, tapi oleh orang Romawi. Mereka tidak mengikuti
aturan Yahudi, dan cara penyiksaan mereka lebih brutal.

Hukuman cambuk jenis ini hanya diberlakukan pada para budak dan juga mereka yang bukan warga
negara Roma. Orang yang dicambuk akan diikat pada tiang dengan badan menunduk dan tanpa pakaian.
Eksekutor ada dua orang prajurit yang memukul secara bergantian. Setiap cambukan bukan hanya
melukai kulit, namun hingga mencabik daging dan merusak pembuluh darah. Salah satu penyebab
kematian para penjahat yang dicambuk adalah pendarahan tersebut.

Pendarahan yang hebat dan luka-luka dipunggungnya, itulah yang menyebabkan Yesus tidak sanggup
lagi memikul kayu salib menuju Bukit Golgota. Yesus benar-benar menggenapi nubuatan Nabi Yesaya
melalui setiap cambukan yang Ia alami seperti ada tertulis, "Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya
53:5).

Berapapun jumlah cambukan yang Yesus terima, baik 39 atau bahkan lebih dari p itu, satu hal yang
terpenting yang perlu kita ingat bahwa Dia mengalaminya untuk menanggung dosa, pemberontakan,
kutuk dan sakit penyakit kita. Yesus adalah Anak Domba yang tak bercacat cela yang dikorbankan untuk
menebus kita, manusia berdosa. 

Yesus memilih salib, Dia memilih hukuman dan siksaan, karena Dia mau taat kepada kehendak Bapa dan
karena kasih-Nya pada kita, sehingga kita tidak menerima upah dosa, yaitu maut, kematian kekal. Dia
menanggungnya agar kita dimerdekakan dari perbudakan dosa, agar kita selamat dan memperoleh
hidup yang kekal

Pertanyaan refleksi:

Yesus dipermalukan di hadapan banyak orang, adakah kita dapat menyebutkan hal-hal apa saja yang
kita dapat temukan dalam kehidupan kita, dan masyarakat kita yang justru mempermalukan dan
bukannya merangkul dan membangun?

Bagaimana Kita menolong mereka yang mendapat perlakukan demikian?

3. MAHKOTA DURI DAN JUBAH UNGU

Yesus disebut Pilatus sebagai Raja orang Yahudi. Sebagai seorang raja selayaknya mengenakan mahkota
kebesaran, tetapi pada Yesus dikenakan mahkota yang terbuat dari anyaman duri. Mahkota duri dibuat
dengan semacam tumbuhan berduri yang durinya sangat tajam, beracun, dan menyebabkan pegal
ketika tertusuk duri dan tumbuhan itu dianyam dan dipakaikan ke kepala Yesus, belum lagi durinya yang
sangat tajam seperti jarum sehingga menimbulkan luka yang sangat sakit. Anyaman duri yang
diameternya lebih kecil dari kepala Yesus sehingga menyebabkan luka dan rasa sakit yang amat sangat,
dengan panjang setiap durinya 5-10 cm tersebut menancap dalam di kepala Yesus pada saat dipukul
atau jatuh ketika memikul salib sehingga dari kepala-Nya bercucuran darah. Mahkota duri. Mahkota duri
ialah lambang kemiskinan dan merupakan bentuk penghinaan kepada seorang raja.
Pertanyaan refleksi:

apa Makna mahkota duri yang dipakai oleh Yesus buat kita?

Bagi orang Kristen, mahkota duri adalah peringatan akan dua hal: (1) Yesus memanglah raja. Suatu hari,
seluruh alam semesta akan tunduk di hadapan Yesus sebagai "Raja segala raja dan Tuan di atas segala
tuan" (Wahyu 19:16). Apa yang dimaksud para prajurit Romawi sebagai hinaan, malah mewakilkan
kedua peran Yesus, yakni hamba yang menderita (Yesaya 53), dan Sang Mesias yang Rajani (Wahyu 19).
(2) Yesus bersedia menanggung penderitaan, ejekan, dan hinaan, semuanya demi kita.

_"Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat,
yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat,
supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia" (Ibrani 2:9)_

Ketika Adam dan Hawa berdosa, mereka mendatangkan kejahatan dan kutukan di atas dunia ini, dan
salah satu bagian dari kutukan atas umat manusia berbunyi _”...terkutuklah tanah karena engkau;
dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan
rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi
makananmu…"_ (Kejadian 3:17-18). Secara tidak sadar, para prajurit Romawi mengambil obyek kutukan
itu dan menjadikannya sebagai mahkota bagi Dia yang membebaskan kita dari kutukan itu. _Kristus
telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis:
’Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’"_ (Galatia 3:13)

Jubah Ungu, melambangkan ejekan kepada Yesus. Warna ungu atau scarlet (merah tua) adalah warna
kebesaran dalam kerajaan Romawi. Biasanya hanya dari keluarga raja atau bangsawan yang diijinkan
dan mampu mempunyai jubah ungu karena harganya yang sangat mahal. Anehnya jubah ini dikenakan
kepada Yesus, mengingat fakta bahwa Yesus memang di berikan jubah (_chlamus_ = jubah seperti yang
dikenakan oleh prajurit Roma) yang berwarna (_kokkinos_: ungu atau Merah kirmizi. Mengingatkan kita
akan gambaran dosa dalam Yesaya 1: 18 _Marilah, baiklah kita berperkara firman TUHAN--Sekalipun
dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu  domba_. Warna ungu biasa digunakan dalam penderitaan
(sakit penyakit) dan perkabungan. ) dan bukan sekedar kain berwarna ungu.

apa dampaknya dalam kehidupan kekristenan kita ketika Tuhan mau kita juga memikul salib kita?
Apa yang seharusnya menjadi respon kita ketika kita juga dipermalukan sebagai anak-anak Allah ?

SALIB YANG BERAT DAN KASAR

Salib yang Yesus pikul adalah kayu yang horizontal saja. Sedangkan balok kayu vertikal sudah ada di
bukit golgota. Yesus dipaksa diikatkan ke kayu horizontal tersebut. Menurut para ahli, Yesus diikat
bersama dengan 2 penjahat lainnya.. dan Yesus berada paling belakang. Mereka bertiga diarak
memanggul salib mereka dalam posisi yang sangat menyakitkan dan membuat mereka sangat
menderita.

Yesus harus memanggul salib dengan kedua tangan diikat pada balok yang horizontal, Salib yang terbuat
dari balok kayu yang kasar, merobek tubuh Yesus yang Sudah terkoyak sedemikian rupa, dan itu
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Yesus yang kekelahan beberapa kali jatuh, dengan kondisi
tangan terikat pada balok kayu, wajah Yesus menghantam tanah berbatu dan juga tertimpa oleh balok
kayu yang terikat pada punggungnya.

Pertanyaan refleksi:

apa yang kita lihat sebagai salib dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah? Mengapa kita
menilainya sebagai salib?

Apa yang menurut saudara kriteria salib, dan bagaimana kita merespon salib yang Tuhan ingin untuk kita
pikul dalam mengikut Dia

Anda mungkin juga menyukai