Tanda Salib
P : Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
U : Amin.
Ajakan Pembuka
P : Saudara saudari terkasih, Keadaan masyarakat zaman Yesus
penuh dengan ketidakadilan. Strukur sosial, ekonomi dan
budaya telah menciptakan masyarakat tertindas dan
terpinggirkan. Dari injil, kita mengetahui, bahwa Yesus
memilih keberpihakannya kepada kaum lemah dan tertindas. Ia
menentang struktur sosial, ekonomi dan budaya yang ada. Ia
menentang kelompok yang berkuasa dan membebaskan kaum
tertindas. Cara yang ditempuh Yesus mulai dari proses
penyadaran samapi pada pembebasan dan pemberdayaan.
Dengan mengikuti cara Yesus, Musyawarah Pastoral
Keuskupan Agung Ende menempuh proses yang sama untuk
umat dan fungsionaris pastoral. Sampai dengan saat ini,
hasilnya cukup menggembirakan. Namun masih ada yang
belum memuaskan karena ganjalan-ganjalan terntentu yang
kita ciptakan sendiri. Kini kita hendak merenungkan jalan salib
Tuhan yang adalah puncak karya pembebasan dan
pemberdayaan. Kita mau merenungkan sengsara Tuhan sambil
melihat usaha kita bersama dalam karya pembebasan dan
pemberdayaan diri dan hidup.
U Tuhan, semoga jalan sengsara-Mu yang kami renungkan ini
mengajak kami untuk menilai hidup dan karya kami serta
membangkitkan pembaharuan hidup baru dalam diri kami,
untuk memulai membangun kerajaan-Mu di Komunita Umat
Basis, Lingkungan dan Paroki kami.
Lagu Selingan : MB 382; do=Bes 6 7 / I 7 6 5 / 6 3
Mari kita merenungkan, penebusan umat Tuhan,
resapkanlah dalam hati, cinta kasih ilahi.
Perhentian 1
Yesus Dijatuhi Hukuman Mati
Perhentian 2
Yesus Memanggul Salib-Nya
P : Kami menyembah sujud Dikau, ya Kristus, dan memuji
Dikau.
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
P : Setelah palu rekayasa pengadilan Yahudi dijatuhkan, Yesus
digiring sambil memanggul salib menuju Kalvari. Suatu
perjalanan yang jauh dibawah terik matahari, ditempuh Yesus
seorang diri. Orang-orang dekat yang Dia didik dan latih untuk
bekerja sama menjalankan misi bersama-Nya, semua lari
menghilang menghindari salib. Akhirnya, Yesus menanggung
seorang diri.
Keprihatinan terhadap gaya kepemimpinan dari atas dengan
komando tunggal diganti dengan gaya kepemimpinan yang
mengutamakan kebersamaan. Para pemimpin kita dilatih untuk
mampu bekerja sama dan saling menyokong sebagai sebuah
tim. Dalam perjalanan waktu, seperti para murid Yesus,
mereka pun menghilang satu persatu. Banyak yang enggan
bahkan takut berkurban. Para ketua KUB,L ingkungan
terpaksa menanggung beban seorang diri seperti Yesus. Kita
belum dibebaskan dan diberdayakan dari cara pikir dan pola
kerja lama, bermental enak dan cari gampang. (Hening)
Marilah berdoa:
U : Tuhan Yesus,kami Kauajar dan Kau didik untuk bekerja
sama bahu-membahu membangun kerajaan-Mu di dalam
KUB, Lingkungan dan paroki kami. Namun, kami tidak
mampu menghadapi tantangan dalam tugas pelayanan itu. Satu
per satu di antara kami lari menghilang, meninggalkan saudara
kami bekerja sendirian. Kami enggan berkurban dan hanya
tenggelam dalam urusan pribadi kami sendiri. Semoga
sengsara-Mu membebaskan sifat ingat diri dan
memberdayakan kami untuk mampu bekerja sama
membangun kerjaan-Mu di KUB, Lingkungan dan Paroki
kami.
p : Kasihanilah, ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : (Sambil menebah dada) Ya Allah, ampunilah kami orang
berdosa.
Perhentian 3
Yesus Jatuh Pertama Kali di bawah Salib
Perhentian 4
Yesus Berjumpa dengan Ibu-Nya
Lagu Selingan:
Yesus Kristus raja sakti, pengemban amanat suci,
Penyembuh segala luka, penegak hukum cinta
Perhentian 5
Simon dari Kirene Dipaksa Memanggul Salib Yesus
Perhentian 6
Veronika Mengusapi Wajah Yesus
Perhentian 7
Yesus Jatuh Kedua Kali di bawah Salib
Perhentian 8
Yesus Menghibur Wanita-Wanita yang Menangisi Dia
P : Kami menyembah sujud Dikau, ya Kristus, dan memuji
Dikau.
U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
P : Kekuatan Yesus sesungguhnya sudah habis. Sementara kayu
palang itu masih bertengger di Pundak-Nya. Berat, capai,
Lelah,haus, dan lapar. Perjalanan terasa sangat jauh. Di antara
sejumlah besar orang yang mengikuti Dia, terdapat banyak
wanita yang menangisi dan meratapinya (Luk 23:27).
Menyaksikan wanita-wanita yang menangisi Dia, Yesus tidak
berjalan lewat. Ia berhenti sejenak dan menghibur mereka.
(Luk 23:28). Sepertinya ia tidak peduli dengan penderitaan
yang dialami-Nya.
Kita coba bertanya: Berapa orang dari antara kita, Ketika
mengalami kesulitan masih mau menghibur orang lain? Kita
tidak peduli. Malah di tengah kesulitan orang lain kita terus
memburu tidak hanya kesenangan tetapi keuntungan bagi diri
sendiri. (Hening) Marilah berdoa:
U : Tuhan Yesus, sifat ingat diri telah menutup mata dan telinga
kami untuk melihat sesama yang menderita dan mendengar
jeritan mereka yang tertindas. Semoga kekuatan salib dapat
meruntuhkan tembok dan Menara egoisme yang menjulang
dalam diri kami agar terbangun kepedulian yang dilandasi
cinta kasih yang membebaskan.
p : Kasihanilah, ya Tuhan, kasihanilah kami.
U : (Sambil menebah dada) Ya Allah, ampunilah kami orang
berdosa.
Lagu Selingan:
Diutus sebagai abdi Yesus taat sampai mati
Diperolok dan disiksa, dibunuh dengan hina
Perhentian 9
Yesus Jatuh Ketiga Kali di bawah Salib
Perhentian 10
Pakaian Yesus Ditanggalkan
Perhentian 11
Yesus Dipaku pada Salib
Lagu Selingan:
Lihatlah raja sengsara, duri jadikan mahkota
Darah-Nya mutu permata, dan saliblah takhta-Nya.
Perhentian 12
Yesus Wafat di Salib
(Umat berlutut)
Perhentian 13
Jenazah Yesus Diturunkan dari Salib
Lagu Selingan :
Hati Yesus yang terluka, kurban cinta tak terhingga,
Jadikanlah kami mampu, mengikuti cintamu.
Perhentian 14
Jenazah Yesus Dimakamkan