Anda di halaman 1dari 18

AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2023

KEUSKUPAN MANADO
DEVOSI JALAN SALIB APP 2023
KEADILAN EKOLOGIS BAGI SELURUH CIPTAAN: MAKIN MENGASIHI-
LEBIH PEDULI
LAGU PEMBUKA (sesuai tema)
TANDA SALIB DAN SALAM
P : Dalam Nama Bapa Dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, Cinta Kasih Allah dan
Persekutuan Roh Kudus Beserta Kita.
U : sekarang dan selama-lamanya
PENGANTAR
P : Saudara-saudari terkasih! Kita berkumul untuk merenungkan dan
menghadirkan jalan salib Kristus. Melalui salib-Nya, Yesus menunjukan
kepada kita contoh kesetiaan kepada kehendak Bapa dan cinta bakti yang tulus
kepada sesama. Salib mengungkapkan situasi kehidupan yang ditandai dengan
kekerasan, kebencian bahkan ketidakadilan. Yesus melawan kebencian dan
ketidakadilan bukan dengan kekerasan, melainkan dengan kesetiaan memikul
salib-Nya. Yesus solider dengan dunia, dan bahkan dengan seluruh alam
ciptaan yang mengalami kekerasan dan ketidakadilan. Bagi kita, dengan
merenungkan jalan Salib Kristus, kita juga mau menghidupi jalan lembut dan
belas kasih bagi seluruh ciptaan. Semoga permenungan jalan salib ini
membangkitkan kesadaran dan semangat kita untuk mengusahakan keadailan
bagi segenap ciptaan Allah demi sebuah bumi yang baru.
DOA PEMBUKAAN
P : Marilah berdoa,
Allah Bapa di surga. Engkau telah mengutus Yesus Kristus Putra-Mu ke dunia
bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan nya dengan salib-
Nya. Semoga dengan merenungkan jalan salib Putra-Mu disadarkan dan
dimampukan untuk mengambil bagian di dalam karya keselamatan-Mu di
dunia ini, terutama dengan mengusahakan kehidupan yang adil dan harmonis
bagi sesama manusia, tetapi juga dengan alam lingkungan di sekitar kami.
Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
Nyanyian : Mari kita merungkan
Yesus yang menjadi korban

2
Kar’na cinta kasih-Nya
Perhentian I
YESUS DIJATUHI HUKUMAN MATI

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Hari itu adalah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus
kepada oarang-orang Yahudi : “Inilah Raja-Mu”. Maka berteriaklah mereka :
“Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia”. Kata Pilatus : “Haruskah aku
menyalibkan rajamu?” jawab para imam kepala : “Kami tidak mempunyai raja
selain daripada kaisar!”. Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka
untuk disalibkan (Yoh 19:14-16).
Kita pun menyaksikan wajah alam lingkungan yang diperlakukan tidak adil
dan disalibkan oleh keserakahan kita. Polusi dan limbah telah menyeret
manusia dan alam kepada kehancuran bahkan kematian. Polusi udara telah
mengakibatkan masalah kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin, bahkan
menyebabkan kematian kaum rentan. Bumi, rumah kita, mulai terlihat seperti
tempat pembuangan sampah. Sampah plastik berserakan dipinggir jalan.
Sungai dan selokan disalahgunakan seolah sebagai tempat sampah. Limbah
rumah tangga dan usaha produksi disalurkan bukan pada tempatnya,
menyebabkan kualitas air menjadi buruk. Tanpa sadar, kita pun turut
menyalibkan alam lingkungan kita. (Hening)
P : Allah Bapa, Kristus Putra-Mu telah menjalani hukuman mati dengan rela
demi cinta-Nya kepada manusia dan seluruh alam ciptaan. Kendati manusia
kurang menaruh kasih kepada sesama ciptaan, namun Engkau tak penah
mengabaikan rencana kasih-Mu bagi seluruh ciptaan-Mu. Bantulah kami agar
mampu melihat kasih dan kelembutan hati Bapa di dalam alam ciptaan yang
terluka dan terhina oleh keserakahan kami. Ampunilah kami yang terkadang
serakah dan tidak bertanggung-jawab memelihara ciptaan-Mu. Demi Kristus
Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : Anak Domba tak bersalah,


Ajar kami pun berpasrah

3
Taat pada Bapa-Mu

4
Perhentian II
YESUS MEMANGGUL SALIB

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Sambil memikul salib-Nya, Yesus menuju ke tempat Tengkorak, dalam
bahasa Ibrani : Golgota (Yoh 19:17). Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah
yang ditanggung-Nya, dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya, padahal kita
mengira Dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi Dia tertikam oleh
karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpahkan kepada-Nya,
oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh (Yes 52:4-5).
Dengan memanggul salib-Nya, Yesus menunjukkan komitmen pada panggilan
dan perutusan-Nya. Kesetiaan Yesus di jalan salib-Nya mengundang kita untuk
merenungkan panggilan kita sebagai citra Allah, sebagai wakil Allah di dunia
ini. Marilah kita membuka mata terhadap alam yang memikul salib
ketidakadilan manusia. Kita semua cemas karena perubahan iklim yang
drastis : suhu makin panas, cuaca ekstrim, permukaan laut naik. Perombakan
hutan untuk keperluan pertanian dan industri telah menyumbang juga bagi
pemanasan global. (Hening)
P : Allah Bapa di Surga, Engkau telah menciptakan alam semesta dengan cinta
dan kebijaksanaan. Taburkanlah anugerah cinta dan kebijaksanaan dalam hati
kami agar kami sungguh menjadi wakil-Mu yang bertanggung-jawab di dunia
ini. Ubahlah hati kami, agar kami mengganti konsumsi dengan pengorbanan,
keserakahan dengan kemurahan hati, pemborosan dengan semangat berbagi.
Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : Kayu salib Dia panggul,


Mari kita pun memikul
Salib kita di dunia

5
Perhentian III
YESUS JATUH PERTAMA KALI

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Dalam perjalan salib-Nya menuju Golgota, Yesus jatuh untuk pertama kali
tersungkur di tanah. “Tuhan telah menimpahkan kepada-Nya kejahatan kita
sekalian. Dia dianiaya, tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka
mulut-Nya seperti anak domba yang dibawah ke tempat pembantaian; seperti
induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting buluhnya, ia
tidak membuka mulutnya” (Yes 53:6b-7).
Dengan jatuh dibawah salib, Yesus solider dan turut merasakan keterbatasan
dan kelemahan manusia. Sadar akan kelemahan dan kejatuhan kita, marilah
kita merenungkan kelemahan dan keterbatasan alam ciptaan karena eksploitasi.
Saat ini sumber daya alam semakin menipis. Ketersediaan air bersih menjadi
masalah bagi sebagian masyarakat. Permintaan air bersih melebihi pasokan
yang tersedia. Kota-kota besar membutuhkan cadangan air yang lebih besar.
Air semakin langkah, semakin mahal, semakin menjadi barang dagangan yang
berorientasi keuntungan. Masyarakat miskin semakin sulit mendapatkan air
bersih. (Hening)
P : Ya Tuhan, berilah kami hikmat dan kebijaksanaan untuk menyadari
keterbatasan manusiawi kami, dan berlari kepada-Mu. Bantulah kami untuk
menemukan kekuatan ilahi-Mu melalui sumber daya alam, teutama melalui air,
yang Kau anugerahkan kepada kami sebagai penopang hidup. Semoga kami
semakin menghargai dan melindungi air sumber hidup kami, dan mau berbagi
demi kehidupan orang-orang lain, terutama mereka yang miskin.
U : Amin
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : Tuhan Yesus, tolong kami


Bila kami jatuh lagi
Kar’na salib yang berat

6
Perhentian IV
YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Ketika beban derita-Nya mulai terasa berat, Maria ibu-Nya menghampiri-
Nya, dan bahkan berjalan bersama-Nya. Yesus sendiri mengatakan: “Siapapun
melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah
saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku” (Mat 12:50). Maria melakukan apa
yang pernah dikatakannya: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah
padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:37).
Perjumpaan Yesus dengan ibu-Nya mengingatkan perjumpaan kita setiap hari
dengan bumi ini sebagai ibu kita. Dari bumi inilah kita mendapatkan udara
untuk bernafas dan tumbuhan untuk makanan. Kita bersyukur atas berbagai
usaha merawat bumi: membersihkan sungai dari sampah, penghijauan lahan
gundul, pembangunan kota yang ramah lingkungan, alat transportasi yang
bebas polusi. Mari melanjutkannya, agar ibu bumi tersenyum ceria. (Hening)
Allah Bapa kami, kami bersyukur atas Maria ibu Gereja yang memberikan
teladan bagi kami untuk setia mengikuti Yesus dalam situasi sulit. Semoga
teladan keibuan Maria mendorong kami untuk selalu menghargai, merawat dan
menjaga alam lingkungan di sekitar kami. Jauhkan kami dari kecenderungan
mengeksploitasi dan memanfaatkan alam semata-mata demi keuntungan
ekonomis. Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : O Maria Bunda Kudus


Yang setia ikut Yesus
Kau teladan hidupku

7
Perhentian V
YESUS DITOLONG SIMON dari KIRENE

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Di perjalanan Yesus berjumpa dengan Simon dari Kirene yang meringankan
beban salib-Nya. “Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang
yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu
diletakkan salib itu diatas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti
Yesus” (Luk 23:26).
Walaupun sederhana, bantuan Simon dari Kirene telah meringankan beban
Yesus. Yesus pun menghargai bantuan Simon itu. Kita pun bisa meringankan
beban alam lingkungan kita dengan hal-hal yang sederhana dan kecil: dengan
membuang sampah pada tempatnya, menghemat energi listrik, mengurangi
penggunaan kantong plastik saat berbelanja, menanami pekarangan dengan
tumbuhan hijau, mendaur ulang sampah. Ada banyak umat yang telah
membantu meringankan derita alam, melalui gerakan penghijauan, penanaman
bakau, proyek pengelolahan sampah, pemanfaatan lahan tidur. Dengan
tindakan demikian, kita telah memperlakukan alam sebagai saudara dan
saudari kita yang patut dicintai dan dihargai. (Hening)
P : Ya Tuhan, ubahlah hati kami supaya memiliki hati seperti Simon dari Kirene
yang mau meringankan derita Yesus. Semoga hati kami pun menjadi tenang
ketika kami mampu meringankan beban sesama dan derita alam semesta.
Anugerahilah kebijaksanaan-Mu agar kami mampu mendekati alam dengan
penghormatan dan rasa kagum, mendekati alam sebagai saudara, dan bukan
sebagai tuan yang mengeksploitasi alam demi keuntungan pribadi.
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : Apapun yang kau lakukan


Bagi para penderita
Pada Tuhan berkenan

8
Perhentian VI
WAJAH YESUS DIUSAP oleh VERONIKA
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : “Banyak orang akan tertegun memandang Dia. Begitu buruk rupa-Nya, tidak
seperti manusia lagi; dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi. Ia tidak
tampan dan semaraknya pun tidak ada, sehingga kita tidak tertarik untuk
memandang Dia; dan rupapun tidak, sehingga kita tidak menginginkannya. Ia
dihina dan dihindari orang; seorang yang penuh kesengsaraan, dan yang biasa
menderita kesakitan. Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya
terhadap dia” (Yes 52:14, 53:2-3). Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika
aku dinodai dan dilukai (Yes 50:6).
Yesus pun tidak menyembunyikan muka-Nya yang terluka untuk diusap oleh
Veronika di jalan salib. Bagi Veronika, wajah derita Yesus adalah undangan
untuk mengungkapkan kasih. Wajah Yesus yang menderita tampak juga di
dalam sesama yang papa dan alam yang terancam. Wajah kosmis yang terluka
menggugah hati kita untuk melihat dan menemukan keindahan kasih Allah
yang terpancar dalam diri sesama dan alam. Kita boleh belajar dari Santo
Fransiskus Asisi, seorang inspirator peduli alam ciptaan. Ia hidup dalam
kesederhanaan dan keselarasan yang indah dengan Allah, dengan sesamanya,
dengan alam dan dengan dirinya. Dia menunjukkan kepada kita ikatan yang
tak terpisahkan antara kepedulian akan alam, keadilan bagi kaum miskin,
komitmen kepada masyarakat, dan kedamaian batin. (Hening)
P : Allah Bapa, tolonglah kami untuk mampu mengungkapkan cinta bagi mereka
yang tersisih dan terlupakan di bumi ini, pemperhatikan mereka yang begitu
berharga di mata-Mu. Ajarilah kami menemukan makna dari segala yang ada,
memandang dengan rasa terpesona, memahami kesatuan kami yang mendalam
dengan setiap makhluk dalam peziarahan bersama menuju cahaya-Mu yang tak
terhingga. Mampukanlah kami mewujudkan keadilan, cinta kasih dan damai
dengan sesama ciptaan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : Bila kita meringankan


Duka orang yang sengsara
9
Tuhan Allah berkenan
Perhentian VII
YESUS JATUH KEDUA KALINYA

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Kendati sudah ditolong oleh Simon dari Kirene dan wajah-Nya sudah diusap
oleh Veronika, Yesus jatuh lagi kedua kali, karena beban salib begitu berat.
Benarlah kata pemazmur: “Tetapi aku ini ular dan bukan orang, cela bagi
manusia, dihini orang banyak. Semua orang yang melihat aku mengolok-olok
aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya. Ia berserah
kepada Tuhan; biarlah Tuhan yang meluputkannya!” (Mzr 22:7-9). Derita
Yesus dalam perjalanan salib-Nya adalah ajakan bagi kita untuk menyadari
keterbatasan manusiawi, tetapi juga keterbatasan ekologis. Perilaku tidak adil
tak jarang membuat alam terus-menerus jatuh terpuruk. Saat ini kita mulai
menyadari betapa banyaknya spesies telah hilang dari muka bumi karena
ketidakadilan ekologis. Karena rimba dan kawasan hutan makin sempit maka
ribuan spesies tanaman dan hewan mulai hilang dan tidak pernah akan kita
kenal. Anak cucu kita tidak pernah melihatnya lagi. (Hening)
P : Tuhan pencipta alam semesta, kami bersyukur kepada-Mu karena telah
memperkenankan kami hidup di bumi Indonesia yang kaya akan
keanekaragaman hayati sebagai penopang hidup kami. Bantulah agar kami
mengolah anugerah ciptaan-Mu itu dengan bertanggung-jawab, dan
memanfaatkannya secara adil. Jauhkanlah dari diri kami segala keserakahan
dan sikap sembrono terhadap alam. Sebaliknya, tumbuhkanlah dalam diri
kamipenghargaan dan kekaguman terhadap sesama ciptaan-Mu, yang saling
membutuhkan. Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa ini
P : Bapa Kami ...

Nyanyian : Bilamana kami goyah,


Dan tercampak kar’na salah,
Ya Tuhan tegakkanlah

10
Perhentian VIII
YESUS MENGHIBUR PEREMPUAN-PEREMPUAN
YANG MENANGISI-NYA

P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu


U : Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L : Sejumlah besar orang mengikuti Dia, di antaranya banyak perempuan yang
menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: “Hai
putri-putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah
dirimu sendiri dan anak-anakmu (Luk. 23:27-38)
Dalam derita-Nya Yesus masih meneguhkan dan menghibur orang lain.
Kendati sakit, hati-Nya tetap penuh belas kasihan dan mau solider. Adakah kita
solider dengan bumi kita, ibu pertiwi yang bersusah hati? Tuhan memanggil
kita menjadi kawan sekerja-Nya, agar kita peka mendengarkan suara alam dan
solider dengaan bumi yang menjerit, supaya ketidak adilan terus diperbaiki
sesuai dengan kehendak Allah. (Hening)
P : Ya Tuhan, bantulah kami untuk meratapi kelemahan-kelemahan kami,
terutama sikap kami yang terkadang kurang bersahabat dengan alam ciptaan-
Mu. Semoga dengan merenungkan jalan salib Putera-Mu, kami semakin
berkembang dalam cinta dan kepedulian bagi sesama ciptaan, sehingga rencana
kehendak-Mu, yakni perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan, sungguh
terwujud dalam kehidupan kami. Demi Kristus, Tuhan kami.
U Amin
P Tuhan kasihanilah kami.
U Allah kasihanilah kami orang berdosa ini.
Bapa kami...

Nyanyian: “Dalam tobat yang sejati


Kini akan kuratapi
Dosa dan pelanggaran”

11
Perhentian IX
YESUS JATUH KETIGA KALINYA

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Beban salibnya semakin berat. Tenaga-Nya semakin terkuras. Jalan semakin
menanjak. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya. Derita-Nya mengingatkan kita
akan kata-kata pemazmur: “Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku
terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam
dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit
mulutku; dan dalam debu mau Kauletakkan aku. Sebab anjing-anjing
mengerumuni aku, segerombolan penjahat mengerumuni aku, mereka menusuk
tangan dan kakiku” (Mzm 22: 15-17).
Sebuah derita yang amat mendalam! Apakah kita peka terhadap jeritan alam
yang jatuh tersungkur seperti ini? Apakah kita peka terhadap jeritan hutan
yang dibabat demi keuntungan ekonomis, kawasan hijau yang diubah menjadi
tempat pemukiman dan bisnis? Apakah kita punya hati untuk jeritan para
korban banjir dan longsor?
Namun Yesus berdiri lagi dan nanti Ia bangkit mulia pada hari ketiga, untuk
memperbaharui segala ciptaan dan memulihkan martabat kita sebagai putra-
putri Bapa. Apakah kita juga tekun berjuang memulihkan keadilan ekologis?
Hening
P Allah Bapa di surga, dengan penuh kebijaksanaan Engkau telah menciptakan
kami dan dalam cinta Engkau telah menebus kami. Bantulah kami untuk hidup
menurut kodrat cinta-Mu yang sejati dengan memelihara dan melindungi alam
ciptaan secara bertanggung jawab, dan melanjutkan karya penciptaan-Mu yang
sempurna. Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan, kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa
Bapa kami...

Nyanyian: “Bila hatiku gelisah karna


dosa dan derita
tangan-Mu ulurkanlah”

12
Perhentian X
PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN
P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu
U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-
Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu
bagian, dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke
bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada
yang lain: “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi
baiklah kita membuang undi siapa yang mendapatkannya”. Demikianlah
digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku
di antara mereka dan membuang undi atas jubah-Ku” (Yoh. 19:23-24).
Kendati fisiknya sakit dan martabat-Nya direndahkan, Yesus tidak mengeluh,
tidak membela diri, tidak mempersalahkan siapapun juga. Dia memberikan
diri-Nya secara utuh dan ikhlas, Dia berkorban sampai akhir. Peristiwa ini
mengingatkan kita akan alam semesta yang memberikan keperluan kita sebagai
gratis. Tetapi kita terbiasa mengambil lebih dari yang kita butuhkan. Kita
menggunakan lebih dari pada yang seharusnya. Itulah pemborosan:
pemborosan energi, pemborosan makanan, pemborosan uang, pemborosan
sumber daya alam. Mentalitas boros ini diperparah lagi dengan budaya
membuang: membuang makanan yang tersisa, padahal di tempat lain banyak
orang berkekurangan; membuang pakaian bekas karena tidak lagi sesuai
dengan selera dan mode. Kita dipanggil untuk merajut kembali jubah Yesus
yang terkoyak dengan menghidupi solidaritas, baik dengan alam maupun
dengan sesama. (Hening)
P Ya Tuhan, bebaskanlah kami dari keterikatan pada harta-benda yang kami
miliki, dan kuatkanlah kami untuk berbagi dan mempersembahkannya untuk
mereka yang berkekurangan. Ajarilah kami untuk merasa puas memiliki apa
yang kami butuhkan saja. Jauhkanlah kami dari keserakahan, ketamakan, dan
pemborosan.
Anugerahkanlah kami hikmat yang kami perlukan, hati yang peka, cinta yang
berkobar sehingga terwujud kesejahteraan dan keadilan bersama. Demi Kristus
Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan, kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa
Bapa kami...

13
Nyanyian: “Pakaian-Mu dibagikan
Martabat-Mu direndahkan
Kau tinggikan harkatku”

Perhentian XI:
YESUS DISALIBKAN
P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu
U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tempat Tengkorak, mereka
menyalibkan Yesus di situ bersama dua orang penjahat, yang seorang di
sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: “Ya
Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”
(Luk. 23: 33-34). Dan di dekat Salib Yesus, berdirilah ibu-Nya dan saudara
ibu-Nya, Maria, isteri Kleopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat
ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada
ibu-Nya: “Ibu, inilah anakmu!”. Kemudian kepada murid-Nya: “Inilah
ibumu!” Di atas kayu salib Yesus mengubah kebencian menjadi pengampunan,
permusuhan jadi perdamaian. Sabda rekonsiliasi Yesus ini, mendorong kita
pun untuk mengubah cara berpikir, cara merasa, dan bertindak kita dalam
relasi dengan alam semesta. Sebab, saat ini bumi kita seperti seorang ibu
menderita; ia “mengeluh dalam rasa sakit bersalin” (Rm. 8:22). Bumi kita pun
sementara menantikan kemuliaan anak-anak Allah dinyatakan dan hidup baru
dialami. (Hening)
P Allah Bapa di surga, ampunilah kami yang sering kali menebarkan kekerasan
terhadap alam ciptaan-Mu. Ubahlah hati, pikiran, perkataan dan perbuatan
kami karena sering kali kami belaku sebagai tuan dan penguasa yang tak adil
atas alam ciptaan-Mu. Semoga dengan merenungkan salib-Mu, cara hidup
kami diperbaharui dan diresapi oleh damai dan cinta kasih. Demi Kristus
Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
P : Tuhan, kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa
Bapa kami...
Nyanyian: “Dari salib Kau melihat
Tak terbilang yang menghujat
Berapakah yang taat”

14
Perhentian XII
YESUS WAFAT DI SALIB

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh
daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir bait Allah
terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam
tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”. Dan sesudah berkata demikian Ia
menyerahkan nyawa-Nya (Luk. 22:44-46).
Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan wafat Yesus (hening sejenak).
L Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut
ketika mereka meliaht gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata:
“Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah” (Mat. 27:54).
Lihatlah kayu salib tempat penyelamat kita tergantung. Kita boleh berbangga
akan Salib Suci Kristus dan menyembah-Nya dengan hormat. Salib bukan
lambang kebodohan, bukan juga skandal kejahatanl kita berdiri di hadapan
Salib ungkapan cinta bakti kepada Allah. Melalui dan di dalam Kristus, Tuhan
menciptakan segala sesuatu; melalui Salib-Nya pun Ia menyelamatkan segenap
ciptaan, dan menghantarnya pada kesempurnaan seturut kehendak Sang
Pencipta. (Hening)
P Ya Tuhan, Putra-Mu sendiri telah menggenapi rencana penyelamatan-Mu
dengan menyerahkan diri-Nya kepada kematian di salib. Namun, dengan
bangkit dari kematian Ia telah menghancurkan kematian dan membangun
kembali kehidupan. Bantulah kami untuk membangun kehidupan yang baru di
dunia ini bersama segenap ciptaan-Mu. Hancurkanlah budaya kematian yang
menggerogoti hati manusia, dan bangunlah budaya kehidupan yang merajut
semua makhluk ciptaan dalam ikatan persaudaraan sejati. Demi Kristus Tuhan
kami.
U : Amin
P : Tuhan, kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa
Bapa kami...

Nyanyian: “Biji mati menghasilkan


buah yang berkelimpahan
wafat-Mu menghidupkan”

15
Perhentian XIII
YESUS DITURUNKAN DARI SALIB

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Sesudah itu, Yusuf dari Arimatea, seorang murid Yesus secara sembunyi-
sembunyi karena takut pada orang-orang Yahudi, menurunkan jenazah Yesus,
setelah mendapat restu Herodes (Yoh. 19:38). Dan Maria menerima jenazah
Yesus di pangkuannya. Maria melaksanakan apa yang pernah dikatakannya:
“Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk. 1:38).
Yesus diturunkan dari salib; Ia kembali ke pangkuan manusia, ke pangkuan
pribadi-pribadi yang setia mengikuti jalan salib-Nya, termasuk Maria ibu-Nya.
Ia kembali ke bumi, bukan lagi ke bumi yang ribut dengan teriakan kebencian
“Salibkan Dia!”, tetapi ke bumi yang hening dan damai menyambut Sang
Penyelamat. Saat ini pun kita merindukan bumi itu, sebuah bumi yang baru.
Dan ini baru terwujud ketika kita mengubah konsumsi kita menjadi
pengorbanan, keserakahan menjadi kemurahan hati, pemborosan menjadi
semangat berbagi. Inilah jalan pertobatan ekologis. (Hening)
P Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk menurunkan keserakahan, pemborosan,
dan kerakusan yang menguasi diri kami, dan meninggikan semangat
pengorbanan, askese dan kerelaan berbagi bagi sesama. Semoga dengan cara
itu, kami pun boleh menyambut Yesus di dalam pangkuan hidup kami masing-
masing; menyambut Yesus bukan hanya dalam kemuliaan dan keagungan-Nya,
tetapi Yesus di dalam derita dan pengorbanan-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan
Pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U : Amin
P : Tuhan, kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa
Bapa kami...

Nyanyian: “Salib tanda kehinaan


Jadi lambang kemenangan
Kar’na Tuhan t’lah menang”

16
Perhentian XIV
YESUS DIMAKAMKAN

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Sesudah Yusuf dari Arimatea menurunkan jenazah Yesus, ia bersama
Nikodemus mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan
membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat. Dekat taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya
belum pernah dikuburkan seseorang. Karena hari itu hari persiapan Paskah
Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan mayat
Yesus ke situ (Yoh. 19:40-42).
Yesus turun ke alam maut. Ia masuk ke dalam duka jumat agung dan
keheningan sabtu suci. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan
lebih berkuasa dari kematian. Jika kita mati bersama Kristus, maka kita pun
akan hidup bersama Dia. Yesus masuk ke pangkuan bumi, menghancurkan
kuasa kejahatan yang mendiami bumi ciptaan. Dengan kematian-Nya, Yesus
menebus seluruh alam ciptaan, membaharui alam ciptaan dengan kebangkitan-
Nya. Melalui salib-Nya, kita melihat langit dan bumi yang baru, tempat
makhluk ciptaan hidup harmonis satu sama lain. (Hening)
P Ya Tuhan, kami mengagungkan misteri penyelematan-Mu melalui kurban
cinta Kristus di kayu salib. Semoga dengan merenungkan misteri salib-Nya,
kami pun semakin terdorong untuk meneladan semangat salib Kristus setiap
hari melalui pengorbanan dan pemberian diri kami. Tumbuhkanlah di dalam
diri kami kerinduan yang mendalam untuk melayani Engkau melalui ciptaan di
sekitar kami. Semoga dengan pujian yang kami kumandangkan, kami
membawa suara pujian yang tak kedengaran dari segenap ciptaan-Mu di
hadapan altar surgawi. Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin
P : Tuhan, kasihanilah kami
U : Allah kasihanilah kami orang berdosa
Bapa kami...

Nyanyian: “Yesus Tuhan dimakamkan


masuk alam kematian
sampai bangkit mulia”
DOA PENUTUP
P : Allah Pencipta, kami bersyukur boleh mengikuti jalan salib Putra-Mu,
sebagai silih dosa kami dan dosa seluruh dunia yang telah menyalahgunakan
ciptaan-Mu yang indah dan mulia. Bantulah kami agar hidup lebih sederhana
dan penuh syukur. Berilah kami keberanian yang telah Kau berikan kepada
para Rasul pada hari Pentakosta, untuk memaklumkan dan memperjuangkan
perawatan rumah kami bersama dan kesejahteraan sesama yang tersingkirkan.
Demi Kristus Tuhan kami.
U : Amin

LAGU PENUTUP

18

Anda mungkin juga menyukai