Anda di halaman 1dari 15

JALAN SALIB MEDITATIF

dengan teks Kitab Suci

▪ Keluarga berkumpul dan berpakaian yang pantas untuk


ibadah. Sebaiknya semua alat komunikasi dimatikan.
▪ Di atas meja diletakkan salib yang diselubungi kain ungu atau
merah atau putih, diapiti oleh lilin yang bernyala.
▪ Letakkan juga Kitab Suci di depan salib dalam keadaan
terbuka. Dianjurkan teks yang terbuka adalah Mat. 27.
▪ Bisa membagi tugas untuk membaca yaitu membaca teks
Kitab Suci (L), membaca pesan Kitab Suci (R) dan
membacakan doa (P). ATAU membagi pembacaan menurut
Perhentian.
▪ Nyanyian yang ada di sini adalah alternatif. Bisa menyanyikan
lagu yang dipilih sendiri oleh keluarga, yang penting berpusat
pada Yesus yang menderita.

NYANYIAN PEMBUKA
MARI KITA MERENUNGKAN
(Madah Bakti no. 382, ayat 1,3,5)
Mari kita merenungkan, Penebusan umat Tuhan.
Resapkanlah dalam hati, cinta kasih ilahi.
Diutus sebagai abdi, Yesus taat sampai mati,
Diperolok dan disiksa, dibunuh dengan hina.
Hati Yesus yang terluka, korban cinta tak terhingga,
Jadikanlah kami mampu, mengikuti cinta-Mu.

TANDA SALIB DAN KATA PEMBUKA


P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin
P : Kita semua berkumpul di sini untuk mengikuti dan
merenungkan perjalanan Yesus menuju Golgota,
tempat Ia disalibkan. Perjalanan salib yang dimulai dari
hadapan Pilatus, akhirnya membawa Yesus kepada
kematian-Nya di atas kayu salib. Dia rela berkorban
demi keselamatan kita.
Kita akan merenungkannya dengan mengambil
inspirasi dari teks-teks Kitab Suci. Kita tetap duduk di
tempat, sambil mendengarkan pembacaan teks Kitab
Suci dan permenungan yang dibacakan bagi kita. Pada
perhentian keduabelas, kita akan mengambil sikap
berlutut.
[Hening sejenak]
P : Marilah berdoa,
Penyelamat dan Tuhanku, kini kami berada di hadapan
salib-Mu, menyesali segala dosa kami yang menyebab-
kan Dikau menderita dan wafat. Limpahkanlah rahmat-
Mu agar kami mampu menemani-Mu di Jalan Salib ini.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN PERTAMA: YESUS DIHUKUM MATI


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:12-15)
Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada
mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat
dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"
Maka mereka berteriak lagi, katanya: "Salibkanlah Dia!"
Lalu Pilatus berkata kepada mereka: "Tetapi kejahatan
apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka
makin keras berteriak: "Salibkanlah Dia!" Dan oleh
karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu,
ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus
disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.
[Hening sejenak]
R : Kita belajar dari situasi pengadilan yang tidak adil ini.
Yesus dihukum mati bukan karena kesalahannya dan
Dia tidak mendapatkan pembelaan dari penguasa.
Hukuman Yesus terjadi karena orang banyak berteriak.
Ia diadili oleh orang banyak. Hendaknya kita tidak turut
ikut arus dengan sikap orang yang membenci atau
menghina atau memanipulasi orang lain. Kita turut
menghukum Yesus, jika kita juga menghakimi orang
lain yang tidak bersalah.Seberapa sering kita gosipkan
atau malah menyebarkan informasi yang salah tentang
sesama kita?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk selalu berusaha
mencari kebenaran dan tidak asal turut serta
menghukum orang lain, baik dengan kata-kata maupun
dengan tindakan kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KEDUA: YESUS MEMIKUL SALIB
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Matius (Mat. 27:31)
Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan
jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-
Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke
luar untuk disalibkan.
[Hening sejenak]
R : Yesus sudah lelah karena diolok dan disiksa. Ini
membuat-Nya menderita lahir-batin. Namun demikian,
Dia masih harus memikul salib yang akan menjadi
tempatnya mati tergantung.
Mungkin kita juga seringkali berlaku demikian terhadap
sesama kita. Kita tidak merasa senang kalau orang lain
berhasil; dan karenanya kita mau dia gagal atau
menderita. Kita membebani dia dengan berbagai hal
dan membuatnya amat menderita. Seberapa sering
rasa irihati dan cemburu dalam hati kita, membuat
orang lain terluka, menderita dan tertekan lahir-batin?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, Engkau menerima salib dengan penuh
cinta. Ampuni kami karena kadangkala rasa egoisme
kami membuat sesama kami menderita. Tuhan,
ampuni kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KETIGA: YESUS JATUH UNTUK PERTAMA KALI


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:3-4)
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia
sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya
terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk
hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang
ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah.”
[Hening sejenak]
R : Yesus jatuh, karena beban yang terlalu berat. Nabi
Yesaya mendaftarkan beban yang dipikul Yesus yaitu
penghinaan, pukulan dan kesakitan. Dia berusaha
memikul semua penyakit kita tersebut.
Seringkali kita juga mempraktekkan hal yang sama.
Ketika kita melakukan kesalahan, kita tidak
mengakuinya. Kita malu dan karenanya kita jatuh lagi
dalam dosa manusia pertama yaitu mempersalahkan
orang lain. Kita akan terus jatuh dalam dosa dan tidak
akan bangkit kalau kita tidak menerima kesalahan kita;
atau hanya menuding dan mempersalahkan orang lain.
P : Marilah berdoa:
Ya Yesus, Engkau memikul kesalahan dan dosa kami
semua. Semoga kami mampu memperbaiki diri kami
sendiri dan dengan rendah hati memikul salib kami
serta tidak membebani-Mu dan sesama kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KEEMPAT: YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 2:34-35)
Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada
Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang
di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata
pikiran hati banyak orang."
[hening sejenak]
R : Bunda Maria pasti tidak mengerti perkataan Simeon
tersebut, dan karenanya ia menyimpannya dalam hati.
Kini ia mengerti. Ia harus menerima kenyataan bahwa
Putranya berjuang sendirian dan tidak berdaya
diperlakukan secara tidak adil oleh banyak orang.
Kita ingat semua ibu yang berjuang membesarkan
anak-anak mereka, terutama mereka yang harus
berjuang sendirian. Yesus menghargai ibu-Nya.
Bagaimana sikap kita terhadap orang yang membantu
kita untuk hidup lebih baik? Apakah kita tahu berterima
kasih kepada mereka?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, Engkau masih memberikan penghiburan
kepada Bunda Maria di dalam penderitaan-Mu.
Bantulah kami, agar kami juga tahu mengungkapkan
rasa terima kasih kami kepada semua yang membantu
dan menolong hidup kami. Dampingilah dan
kuatkanlah semua ibu di dunia, terutama ibu yang
harus kehilangan putra atau putrinya karena perang
atau wabah. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

NYANYIAN
PUTRA ALLAH YANG KAYA
(Madah Bakti no. 385)

Putra Allah yang kaya, sudi jadi papa,


Putra Allah yang mulia, dinakan diri-Nya.
Menylamatkan manusia, menanggung derita.
Mautpun ditrima-Nya, dengan pasrah cinta.
Amat cintalah Bunda, di sisi Putranya,
Amat setialah Bunda, slalu di samping-Nya.
Menylamatkan manusia, turut menderita.
Bersama Putera-Nya, dengan pasrah cinta.

PERHENTIAN KELIMA: YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:26)
Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan
seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru
datang dari luar kota, lalu diletakkan salib itu di atas
bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
[hening sejenak]
R : Simon orang Kirene, pasti tidak menyangka bahwa ia
akan dipaksa membantu seorang bernama Yesus. Dia
kemudian memikulnya sambil mengikuti Yesus.
Seberapa sering kita membantu sesama kita yang
menderita? Ataukah kita enggan membantu karena kita
takut terhadap banyak orang yang memusuhinya?
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua mereka yang
berani mengambil beban dari orang yang menderita.
Bukalah mata dan hati kami untuk selalu bersedia
membantu sesama kami yang menderita.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KEENAM: VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 52:2-3)
Kebaskanlah debu dari padamu, bangunlah, hai
Yerusalem yang tertawan! Tanggalkanlah ikatan-ikatan
dari lehermu, hai puteri Sion yang tertawan! Sebab
beginilah firman TUHAN: Kamu dijual tanpa
pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa
pembayaran juga.
[hening sejenak]
R : Di tengah kerumunan dan himpitan orang, muncul
seorang perempuan membantu Yesus. Tindakannya itu
didorong oleh cinta. Cinta membuatnya berani
mendekati Yesus dan memberikan pertolongan sejauh
mampu. Ia mengusapi wajah Yesus dan itu sudah
merupakan sebuah bantuan yang amat berarti.
Apakah kita pernah berpikir untuk menolong sesama
atau teman atau mereka yang menderita dengan
memberikan perhatian bagi mereka? Dalam kebiasaan
kita, kita baru mendatangi yang bersangkutan ketika ia
sudah meninggal dan kita meratapinya. Pernahkah kita
berpikir untuk mengunjungi mereka ketika mereka
sakit, atau menemui mereka selagi mereka masih
hidup?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, terima kasih telah menerima perhatian
dari Veronika. Bantulah kami agar sama seperti
Veronika untuk menjumpai dan membantu orang-orang
di sekeliling kami yang menderita. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KETUJUH: YESUS JATUH KEDUA KALINYA


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Pet. 2:22-24)
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-
Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan
mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak
mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia,
yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul
dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita,
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
[hening sejenak]
R : Yesus jatuh lagi. Rasul Petrus memberikan kesaksian
bahwa Dia memikul dosa kita. Mari kita mengingat dosa
apa yang kita buat berulang kali dan kita anggap biasa
saja? Itulah luka kita sendiri. Apakah kita bisa
mematikannya agar kita bisa menyembuhkan diri kita
sendiri?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, setiap kali kami jatuh, bantulah kami
untuk bangkit lagi. Bersama Dikau, kami ingin
memperbaikinya. Tuhan, bantulah kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
PERHENTIAN KEDELAPAN: YESUS MENASIHATI WANITA-WANITA YANG
MENANGIS
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:27-29)
Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya
banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai
puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi
Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-
anakmu! Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata:
Berbahagialah perempuan mandul dan yang rahimnya
tidak pernah melahirkan, dan yang susunya tidak
pernah menyusui.
[hening sejenak]
R : Yesus masih punya hati terhadap orang lain meskipun
Dia sedang menderita. Dia mengingat nasib kita. Dia
menasihati kita semua untuk menangisi diri kita karena
Dia mau kita selamat. Menangisi Yesus yang menderita
hendaknya membuat kita sadar akan dosa-dosa kita.
Seberapa banyak kita merasa sedih atas dosa dan
kesalahan kita sendiri? Tuhan lebih menderita karena
kita tidak menyadari bahwa kita tidak menyesal dan
bertobat dari dosa-dosa kita.
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk teguran-Mu. Semoga
kami merasa malu dengan segala dosa kami dan
memperbaikinya. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
NYANYIAN
SENGSARAMU O YESUS
(Madah bakti no. 379, ayat 1,3)
Sengsara-Mu O Yesus, akibat dosaku.
Kau dihina, disiksa, dibunuh rakyat-Mu.
Gembala yang utama, mengorbankan diri,
Supaya kumpulan-Mu, luput dari mati.
Allah yang maharahim, ampunilah dosa,
Demi cinta Putra-Mu, dan korban salib-Nya.
Berilah kurnia-Mu, agar teladan-Nya,
mengobarkan hatiku, dengan cinta mesra.
PERHENTIAN KESEMBILAN: YESUS JATUH KETIGA KALINYA
P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Kitab Yesaya (Yes. 53:7,12)
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan
tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang
diam di depan orang-orang yang menggunting bulunya,
ia tidak membuka mulutnya. Ia telah menyerahkan
nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di
antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia
menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak”.
[hening sejenak]
R : Yesus jatuh untuk kesekian kalinya. Nabi Yesaya
mengungkapkan kepasrahan Sang Anak Domba. Ia
tidak membuka mulutnya. Dia tetap bangun dan
berjalan lagi.
Kadangkala kita juga merasakan hal yang sama. Kita
jatuh dan dijauhi oleh banyak orang. Yesus
mengajarkan kita untuk bangkit lagi dan berjalan terus.
Kita juga diajak untuk membantu mereka yang jatuh
untuk bangun dan berjalan maju lagi.
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk mengerti bahwa
Engkau tidak memberikan kami salib yang tidak dapat
kami pikul. Ajarilah kami untuk melihat kehadiran-Mu
dalam setiap tantangan kehidupan kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KESEPULUH: PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:23-24)
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus,
mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya
menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu
bagian dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan
saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang
lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa
potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk
menentukan siapa yang mendapatnya."
[hening sejenak]
R : Tindakan menanggalkan pakaian ini adalah tindakan
menurunkan harga diri dan martabat manusiawi.
Martabat Yesus dipermainkan. Belum puas
mempermalukan Yesus, mereka juga merampok satu-
satu hartanya yaitu pakaiannya.
Apakah kita pernah berlaku seperti para prajurit ini?
Apakah kita merendahkan orang lain dan tidak
menganggap kehadirannya? Apakah kita juga
merampok kehidupan orang lain? Jika kita tidak
menghargai sesama, kita tidak menghargai Tuhan,
karena sesama kita juga adalah ciptaan-Nya.
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, bantulah kami untuk saling menghargai
dan menerima orang lain sebagai saudara-saudari dari
Pencipta yang sama. Semoga kami saling mendukung
kehidupan kami, saling membagi apa yang kami miliki
sebagaimana Engkau memberikan hidupmu sehabis-
habisnya. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KESEBELAS: YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Lukas (Luk. 23:33-34)
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama
Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga
kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah
kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus
berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat."
[hening sejenak]
R : Inilah momen yang paling menyakitkan. Seseorang
dipaku pada kayu. Yesus dianggap sebagai benda atau
kayu. Dia bukan manusia. Meskipun demikian, Yesus
tetap mengasihi mereka semua dan mengampuni
mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa siksaan
apapun tidak menghapus cinta-Nya kepada manusia.
Apa sikap kita ketika kita diperlakukan tidak adil?
Masihkah ada cinta tersisa di dalam hati kita untuk
mereka? Untuk hal yang tidak mudah ini, mari kita
mohonkan kekuatan dari Tuhan Yesus.
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, cinta-Mu pada kami sungguh luar biasa.
Engkau tidak berpaling dari kami, meskipun Engkau
diperlakukan amat tidak adil dan tidak dihitung lagi
sebagai manusia. Bantulah kami untuk sabar, terutama
bila kami diperlakukan tidak adil. Kami mohon
kekuatan-Mu untuk menghadapi segala ketidakadilan
yang kadangkala menimpa hidup kami. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KEDUABELAS: YESUS WAFAT DI SALIB


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
[Semua berlutut merenungkan kematian Yesus]
P : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:26-30)
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-
Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu,
inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-
murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu
menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena
Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai,
berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam
Kitab Suci :"Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh
anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam,
pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut
Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan
kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
[hening sejenak]
NYANYIAN
HAI UMATKU APA SALAHKU
Madah Bakti no. 411
(solo ayat 1,3,4)

Hai umat-Ku, apa salah-Ku padamu?


Jawablah Aku, kapankah kau Ku susahkan?

Solo:
1. Engkau mati Ku hidupkan,
Engkau sakit Ku sembuhkan.
Namun kini balasanmu,
Aku sudah kau salibkan.
2. Engkau lemah Ku kuatkan,
Engkau susah Ku senangkan,
Namun kini jawabanmu,
Aku sudah kau tinggalkan.
3. Engkau salah Ku ampuni,
engkau jauh Ku dekati,
Namun kini jawabanmu,
Aku sudah kau ingkari.

Bangun dan duduk lagi.

PERHENTIAN KETIGABELAS: YESUS DITURUNKAN DARI SALIB


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Markus (Mrk. 15:43-46)
Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota
Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-
nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri
menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus
heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati.
Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya
kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah
didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan
memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusufpun
membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat
Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan
itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang
digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya
sebuah batu ke pintu kubur itu.
[hening sejenak]
R : Segalanya berakhir. Yesus yang perkasa, kini
membutuhkan bantuan orang lain untuk menurunkan-
Nya dari salib. Semuanya sunyi. Namun, sekurang-
kurangnya Yesus masih mendapatkan kasih sayang
orang yang pernah dijumpai-Nya.
Situasi seperti ini kadangkala kita alami. Kita
kehilangan orang-orang yang kita kasihi dan kita
merasa sunyi karena dia tidak ada lagi. Pernahkah kita
datang kepada Tuhan Yesus dan menyerahkan
kekosongan hati kita pada-Nya? Dia tidak diam. Dia ada
di sana merasakan hal yang sama. Sunyi dan sendirian.
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, ketika kami berada dalam kekosongan,
kesunyian dan kehampaan hati, buatlah kami kembali
ke Jumad Agung ini; ketika semua kelihatannya hilang
binasa. Semoga kami selalu melihat bahwa di balik
kelamnya Jumad Agung, selalu ada Kebangkitan
menanti kami. Tuhan, teguhkanlah selalu iman kami.
Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

PERHENTIAN KEEMPATBELAS: YESUS DIMAKAMKAN


P : Kami menyembah Dikau, ya Tuhan,
dan bersyukur kepada-Mu,
U : sebab dengan salib suci-Mu,
Engkau telah menebus dunia.
L : Bacaan dari Injil Yohanes (Yoh. 19:41-42)
Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu
taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang
di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang.
Karena hari itu hari persiapan orang Yahudi, sedang
kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakkan
mayat Yesus ke situ.
[hening sejenak]
R : Yesus pun merasakan gelapnya makam. Tidak ada
upacara agung untuk pemakaman-Nya. Tidak ada
ratapan berhari-hari, karena orang Yahudi akan
merayakan Paskah mereka. Semua dilakukan diam-
diam dan dalam keheningan. Kelihatannya, Tuhan telah
ditinggal-pergi dan manusia merayakan pestanya.
Mungkin kita juga melakukan hal yang sama. Kita
mengenyampingkan Tuhan dan menganggap-Nya tidak
ada dan kita pun meneruskan pesta kehidupan atau
kesenangan kita. Bahkan kadangkala kita merasa
Tuhan menjadi hambatan bagi kesenangan kita.
Momen pemakaman Yesus memanggil kita untuk
menyadari bahwa suatu saat kita akan kembali juga ke
tanah dan kembali kepada Tuhan. Masihkah kita
mengenyampingkan-Nya?
P : Marilah berdoa:
Tuhan Yesus, kami harus mengakui bahwa kadangkala
kami menguburkan Dikau dan tidak peduli pada
kehadiran-Mu. Semoga kami menyadari bahwa hidup
kami di dunia ini hanyalah sementara. Semoga kami
selalu mempersiapkan diri kami juga untuk hidup kekal,
di mana Engkau meraja selamanya dalam kemuliaan-
Mu. Amin.
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami,
U : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
P : Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra dan Roh Kudus,
U : Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin

DOA PENUTUP
P : Tuhan Yesus, terima kasih untuk cinta-Mu kepada
kami. Buatlah agar kami menyadari pengorbanan-Mu
ini dan belajar menghargai hidup kami dan hidup
sesama kami. Engkaulah Tuhan dan Penebus kami,
kini dan sepanjang masa.
U : Amin
[hening sejenak]
P : Setiap seruan berikut, kita menjawab:
Ampunilah kami Tuhan.
P : Karena kami memilih yang jahat,…..
P : Karena kami tidak percaya pada-Mu,…..
P : Karena kami menghakimi sesama kami,…..
P : Karena hati kami penuh dengan pikiran kotor dan
negatif,…..
P : Karena kami mementingkan diri kami sendiri,…..

Satu kali Bapa Kami….


Satu kali Salam Maria…
Kemuliaan…
MEMOHONKAN BERKAT PENUTUP
P : Marilah kita memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Jalan salib kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

NYANYIAN PENUTUP
YESUS TUHANKU
(Madah Bakti no. 416).
Yesus Tuhanku, O Yesus Tuhan, Tuhanku.
Anak Domba yang tak bernoda,
dihukum mati, bagai durjana,
O Yesus Tuhan, Tuhanku.

Solo:
1. Yesusku, Tuhan mahakasih,
Karna dosaku duri dan paku,
Menikam Tubuh, tangan kaki-Mu.
Karna dosaku, lambung-Mu kudus,
dibuka tombak kelalimanku. O….
2. Pulanglah, hati yang tersesat,
Tuhan menunggu, sepanjang waktu,
di atas salib, rindu padamu,
Buka hatimu lipurkan duka,
memohon ampun daripada-Nya. O…

Pemilihan teks Kitab Suci di setiap Perhentian mengikuti teks dari:


www.comunitacenacolo.it/official/scarica.php?file=images/pdf/VIA.pdf

***

Roma, 6 April 2020


P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

Anda mungkin juga menyukai