Anda di halaman 1dari 6

PAPER EKOPASTORAL

PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP

DISUSUN OLEH :

RAMITHA RIARIANTI

NIM :

IK 2018 018

SEMESTER :

IV (EMPAT)

SEKOLAH TINGGI PASTORAL TAHASAK DANUM PAMBELUM

KEUSKUPAN PALANGKA RAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB .I. PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pencemaran lingkungan hidup adalah kontaminasi komponen fisik dan biologis sehingga
lingkungan terganggu. Pencemaran lingkungan hidup merupakan salah satu masalah lingkungan
yang sedang dihadapi dunia saat ini. Pencemaran lingkungan hidup telah ada selama berabad-
abad. Meski demikian, mulai menjadi signifikan menyusul revolusi industri pada awal abad ke-
19. Pencemaran lingkungan hidup tidaklah tunggal. Tidak terdapat consensus mengenai
definisinya di antara berbagai ahli. Pencemaran lingkungan hidup adalah kontaminasi komponen
fisik dan biologis dari sistem bumi atau atmosfer sedemikian rupa dimana proses lingkungan
terganggu. Pencemaran lingkungan hidup menurut Santos (1994:44) adalah sebagai kontaminasi
habitat, permanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat terurai. Setiap penggunaan sumber
daya alam yang melebihi kapasitas alam untuk memulihkan dirinya sendiri dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Hal ini dapat dibaca dalam buku Santos yang berjudul Managing
Planet Earth: Perpesctives on polulation, Ecology, and the Law.
Pencemaran lingkungan hidup, menurut kamus Britinnica, adalah penambahan zat atau bentuk
energi, misalnya panas, suara, radioaktivitas. Terhadap lingkungan di tingkat yang lebih cepat
dibandingkan kemampuan alam untuk menguraikannya melalui disperse, penghancuran, daur
ulang atau penyimpanan dalam bentuk tidak berbahaya.
Dengan demikian, pencemaran dapat diartikan sebagai memasukkan kontaminan ke dalam
lingkungan yang menyebabkan kerugian bagi manusia atau makhluk hidup lainnya. Kontaminasi
ini dapat berupa zat alami atau energi, tetapi dianggap kontaminan ketika melebihi tingkat
alamiah, pencemaran adalah salah satu prioritas masalah lingkungan hidup.

II. Rumusan Masalah


 Bagaimana pandangan Gereja katolik mengenai pencemaran lingkungan hidup?
BAB .II. PEMBAHASAN

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup, termasuk
manusia, berupa benda, daya dan keadaan yang mempengaruhi kelansungan makhluk hidup, baik
langsung maupun tidak langsung. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem yaitu unsur-unsur
lingkungan hidup, baik yang hidup (biotik) seperti manusia, tumbuhan, hewan, maupun yang
tidak hidup (abiotik) seperti tanah, air, dan udara yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.

Manusia bersama dengan ciptaan yang lain merupakan bagian dari lingkungan hidup dan
keduanya mempunyai hubungan timbal balik yang amat erat. Lingkungan hidup menyediakan
berbagai kebutuhan manusia, menentukan dan membentuk kepribadian, budaya, pola, dan model
kehidupan masyarakat. Sedangkan manusia dengan segala kemampuannya dapat menentukan
dan mempengaruhi perubahan-perubahan dalam lingkungan hidup, kehidupannya dan kehidupan
makhluk hidup lain pun akan berlangsung dengan baik.
Pada kenyataannya, manusia sering menempatkan diri sebagai yang berkuasa terhadap alam
ciptaan dan pusat segala-galanya. Manusia juga sering beranggapan bahwa alam menyediakan
berbagai sumber daya yang tidak terbatas dan mampu tercipta kembali secara cepat. Alam
dianggap memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi dampak-dampak negatif dari eksploitasi
dan pencemaran. Pemahaman ini mendorong manusia untuk semakin berperilaku rakus dan
serakah.
Kerusakan lingkungan memang tidak semata-mata disebabkan oleh ulah manusia. Alam bisa
rusak dan hancur karena faktor alam juga seperti gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami.
Namun berperilaku manusia yang menempatkan dirinya sebagai subyek dan alam sebagai obyek
untuk dikuras kekayaanya dan dicemari menjadi penyebab terbesar kerusakan lingkungan hidup
saat ini.
Kerusakan lingkungan hidup ditandai dengan adanya perubahan langsung dan tidak langsung
terhadap ekosistem aslinya yang melampaui ukuran batas kemampuan lingkungan hidup untuk
dapat tetap berfungsi dengan baik. Kerusakan lingkungan yang saat ini terjadi lebih disebabkan
oleh aktivitas pengambilan sumber daya alam yang tidak terkendali di berbagi bidang seperti:
 Petambangan
 Perkebunan
 Kehutanan
 Pencemaran tanah
 Pencemaran udara
 Pencemaran air
 Sampah
 Perubahan iklim

Dalam kitab kejadian 1 bahwa Allah menciptakan manusia dan segala makhluk dengan kasih-
Nya. Keyakinan ini menyadarkan kita bahwa dunia dengan segala isinya sungguh dikehendaki oleh
Allah, baik adanya. Allah adalah sang pencipta. Dialah “awal dan akhir”, asal dan tujuan seluruh
alam ciptaan. Di antara segala ciptaan, manusia adalah satu-satunya makhluk yang secitra dengan
Allah (bdk. Kej 1:27). Sebagai citra Allah, manusia mempunyai martabat sebagai pribadi yang
mampu mengenali dirinya sendiri, menyadari kebersamaan dirinya dengan orang lain, dan
bertanggung jawab atas makhluk ciptaan yang lain. Manusia adalah rekan kerja Allah dalam menata,
menjaga, memelihara dan mengembangkan seluruh alam semesta ini. Allah memberikan
kepercayaan kepada manusia untuk memelihara dan mengelola dengan bijaksana alam semesta ini
serta berupaya menciptakan hubungan yang harmonis di antara semua ciptaan (bdk. Kej.2:15). Oleh
karena itu, manusia harus mengelolah bumi dengan segala isinya ini dalam kesucian dan keadilan.
Manusia tidak berhak memboroskan dan merusak alam serta sumber-sumbernya dengan alasan
apapun. Karya penebusan Allah dalam diri Yesus Kristus juga ingin menjangkau semua ciptaan.
Dengan darah salib Kristus, segala sesuatu di bumi dan di surga diperdamaikan oleh Allah tidak
hanya untuk manusia yang berdosa tetapi meliputi segala makhluk dan seluruh alam semesta. Oleh
karena itu, sikap pemberian diri yang disertai dengan kerendahan hati manusia terhadap lain
sebagaimana telah dilakukan oleh Yesus Kristus (bdk. Flp.2:1-11) di perluas untuk semua makhluk
ciptaan.

Gereja sebagai sakramen keselamatan telah menaruh kepeduliaan yang mendalam terhadap
masalah lingkungan Gereja tersebut tampak dalam pemikiran dan pandangan Bapa Gereja. Gaudium
et spes No. 69 menyatakan “Allah menghendaki supaya bumi beserta segala isinya digunakan oleh
semua orang dan sekalian bangsa, sehingga harta-benda yang tercipta dengan cara yang wajar harus
mencapai semua orang, berpedoman pada keadilan,diiringi dengan cinta kasih”. Keprihatinan dan
kepedulian Gereja Katolik Indonesia terhadap masalah lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak
lama. Gereja Katolik Indonesia telah melakukan berbagai upaya nyata untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Upaya itu bertujuan untuk menyadarkan umat akan pentingnya lingkungan hidup
untuk keberlansungan hidup semua ciptaan termasuk manusia. Keterlibatan umat Kristiani dalam
memulihkan dan melestarikan keutuhan ciptaan bukan semata-mata didorong oleh adanya kerusakan
lingkungan hidup, tetapi merupakan perwujudan iman akan Allah Sang Pencipta dan pemeliharaan
kehidupan. Iman yang hidup dan penuh kasih menjadi dasar spiritualitas segala upaya untuk
mendatangkan keselamatan bagi semua ciptaan.
BAB .III. PENUTUP
I. Refleksi

Lingkungan yang indah dan bersih mencerminkan kebahagiaan bagi manusia serta kebanggan sang
pencipta yang telah membuat semuanya itu. Sepatutnya manusia yang menghuni di bumi pertiwi senantiasa
menjaga segala tataan-Nya. Akan tetapi itu berbanding terbalik, bukannya merawat dan menjaga kelestarian
alam, manusia malah mencemari dan merusak segala tataan-Nya. Karena kerakusan serta keegoisan yang
ingin berkuasa serta saling bertindak kekerasan terhadap satu sama lain. Memang tidak bisa dipungkiri,
karena tidak selalu puas dengan apa yang dimiliki.

Dalam kitab kejadian 1 bahwa Allah menciptakan manusia dan segala makhluk dengan kasih-Nya.
Dari pernyataan kitab kejadian 1 bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa dunia dengan segala isinya
sungguh dikehendaki oleh Allah, baik adanya. Allah adalah sang pencipta. Dialah awal dan akhir, asal dan
tujuan seluruh alam ciptaan.

Kita yang masih berziarah dunia, hendaknya sadar diri dan bercermin, bahwa kita senantiasa mau
berubah diri untuk mencintai lingkungan, bukan merusak, mencemarinya. Lingkungan yang dirusak belum
tentu akan kembali indah, serta tidak bisa lagi dilihat oleh generasi kita yang keberikutnya. Maka dari itu
mulai dari sekarang kita senantiasa merawat, menjaga, dan mencintai lingkungan. Alam menjaga kita, kita
menjaga alam.
DAFTAR PUSTAKA

https://lingkunganhidup.co/pencemaran-lingkungan-hidup/

http://dokumengerejakatolik.blogspot.com/2013/04/nota-pastoral-kwi-tahun2013.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai